Saturday, November 30, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (31)

Bus melaju kencang menjelang petang meninggalkan kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan, bus melaju dengan membawa kenangan yang indah, kenangan sang pemuda 1000 masjid mengunjungi Kota Yogyakarta. Kali ini perjalanan terus berlanjut, jalan-jalan produktif sang pemuda 1000 masjid, kali ini perjalanan mengarah ke sebuah kota yang juga terkenal di Pulau Jawa. Bus melaju tanpa ragu, melewati stasiun kereta api, melewati rumah-rumah penduduk, melewati jalan poros, lalu jalan mulai mendaki.

Bus melintasi gunung, melintasi pohon-pohon pinus, agak mendebarkan sebenarnya, sebab ini kali pertama sang pemuda 1000 masjid menuju Kota Surakarta, atau lebih akrab di sebut Kota Solo Jawa Tengah. Tujuan kali ini menuju Kota Solo adalah menghadiri pelatihan relawan tanggap bencana, dihadiri oleh hampir seluruh perwakilan pemuda di Indonesia. Saat itu pemuda polos yang mencintai masjid belum menggunakan google maps, hanya bermodalkan pengetahuan tentang UNS, lalu melapor kepada karyawan bus bahwa tujuan sang pemuda adalah UNS. Bahkan saat itu sang pemuda tak tahu kepanjangan dari UNS, hanya menebak-nebak saja, mungkin Universitas Negeri Solo. Bahkan lebih parah lagi, sang pemuda tak tahu bahwa Solo adalah Surakarta, Surakarta adalah Solo!

Cukup menggelikan, modal keberanian dan dana seadanya, berencana untuk mengunjungi sebuah kota besar! Tapi selalu ada jalan bagi pejuang kebaikan, ketika tiba di Kota Solo, akhirnya sang pemuda 1000 masjid mengetahui bahwa Solo adalah Surakarta dan Surakarta adalah Solo! Dan akhirnya sang pemuda tahu bahwa UNS bukan singkatan dari Universitas Negeri Solo, tetapi Universitas Negeri Sebelas Maret! Masjid di Kampus UNS menjadi pilihan utama untuk menginap di Solo, lalu kemudian melanjutkan perjalanan.

Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo, masjid kampus yang besar dan unik, bagian luarnya bergaya minimalis, tepat di depan masjid ada huruf hijaiyah nun dan ha, merupakan inisial dari nama masjid ini, Nurul Huda. Masjid kampus yang luas, dan memiliki sekretariat yang juga tak kalah keren, sekretariat buat para mahasiswa mahasiswi yang merupakan pengurus masjid kampus. Memiliki lembaga zakat, sekretariat ini juga menjadi tempat istirahat para mahasiswa mahasiswi muslim UNS untuk beristirahat, pemuda 1000 masjid pun menginap semalam di masjid ini.


Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo, menyimpan kenangan yang sangat indah untuk dikenang. Para mahasiswa pengurus masjid kampus ini melayani sang pemuda 1000 masjid layaknya tamu spesial, keliling-keliling kampus UNS pun mereka menemani, menyaksikan daun-daun berguguran di sepanjang jalan kampus menorehkan kenangan manis ditempat ini. Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo juga menghidupkan kegiatan kajian-kajian dan berbagai program lainnya yang membuat mahasiswa mahasiswi UNS betah untuk berlama-lama di masjid, benar-benar menghidupkan dan memakmurkan masjid dalam artian yang sebenarnya. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, menggali inspirasi, mencari makna, di masjid-masjid yang ia kunjungi, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 29, 2019

Kolaborasi Pantai dan Gunung di Gorontalo!

Tenda berguncang keras! Bergetar, di iringi sirene darurat dan teriakan-teriakan, seolah-olah menggelegar, mengagetkan, mengejutkan! Para pemuda yang sedang tertidur lelap di tenda kaget bukan main, berhamburan, berlari, segera bergegas menuju lapangan mendengarkan instruksi dari komandan. Tengah malam yang sangat gelap, kelam, dan para pemuda positif yang sedang mengikuti kegiatan sangat mengantuk. Tetapi seberat apapun langkah, seberat apapun badan, harus kemudian di acuhkan dan bergegas mengikuti instruksi komandan untuk menuju tengah lapangan.

Begitulah sekelumit kisah dan dinamika di pelatihan para pemuda-pemudi yang dilatih untuk menjadi relawan tanggap bencana. Para pemuda positif ini dilatih langsung oleh Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia yang bermarkas di Gorontalo. Hari terakhir pelatihan, para pemuda positif ini langsung melakukan simulasi penyelamatan di air, Pantai Kurenay Gorontalo menjadi pilihan tempat.



Pantai Kurenay Gorontalo adalah pantai yang sangat indah, tempat wisata yang harus kamu kunjungi di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.  Pantai yang indah dengan pemandangan hijau dan biru yang berkalibrasi, nyaris menyatu dan berpadu indah. Buat para petualang kamu akan menikmati segarnya udara di pantai ini, keramahan penduduknya, keramahan nelayannya, kejernihan airnya, dan pemandangan gunung yang berkolaborasi dengan pantai indah, ayo ke Gorontalo!


Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, November 28, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (30)

Malam menjelang di Pantai Barat Sulawesi Tengah, begitu orang-orang menyebutnya, banyak kecamatan, puluhan desa, hingga perbatasan Provinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Pantai Barat semacam simplifikasi penyebutan, tetapi pada umumnya masyarakat Sulawesi Tengah sudah paham ketika disebut Pantai Barat. Malam itu di rumah Kepala Desa, para pemuda positif istirahat sejenak, ada yang sudah merebahkan badannya, ada yang masih berbincang-bincang terkait program yang akan di eksekusi di desa.

Tiba-tiba anak kepala desa menawarkan para pemuda positif ini untuk tanding memainkan game winning eleven di Play Station 2! Jadi malam itu terasa panjang karena keasyikan bermain game! Para pemuda positif ini adalah para pemuda yang sering melakukan kegiatan di masjid, diantara para pemuda positif ini ada seorang pemuda yang bercita-cita mengunjungi 1000 masjid, dan kebetulan pemuda 1000 masjid inilah yang ditunjuk sebagai pimpinan rombongan.

Program-program yang dijalankan di desa adalah program keagamaan, pelatihan, buka puasa bersama, dan menghidupkan serta memakmurkan masjid. Sentra peregerakan para pemuda positif ini adalah Masjid Raya Baiturrahim Sindue Donggala Sulawesi Tengah. Para pemuda positif ini membaur dan bekerja bersama warga desa untuk setiap programnya, salah satu program unggulan adalah Safari Ramadhan. Para pemuda positif ini menyiapkan sebaik mungkin setiap programnya dengan masjid sebagai pusat komunikasi dan tempat rapat-rapat perencanaan program, Masjid Raya Baiturrahim Sindue Donggala.


Para pemuda positif mengakhiri program produktifnya di desa ini dengan mengadakan buka puasa bersama warga desa dan safari ramadhan di Masjid  Raya Baiturrahim Sindue Donggala bersama dosen-dosen serta pimpinan kampus dari kampus negeri yang para pemuda positif ini berstatus sebagai mahasiswa di kampus tersebut. Sekitar 10 masjid ke arah utara Masjid Raya Baiturrahim Sindue juga menjadi sasaran program para pemuda positif, karena masjid selalu menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi mereka. Jadi, apakah engkau ingin membuktikannya? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, November 27, 2019

Jalan-jalan Produktif di Malioboro

Kali ini Kita akan membaca kisah di Kota Pendidikan! Ya! Jalan-jalan produktif kali ini di Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam. Baru-baru saja para pemuda hampir dari seluruh Indonesia yang mewakili kampusnya datang ke kota ini, untuk bermusyawarah, melakukan rapat, merencanakan program-program strategis nasional untuk mewujudkan Indonesia Madani, Indonesia Madani bukan hanya mimpi.

Sejumlah pemuda produktif dari daerah mengikuti agenda sarasehan tersebut di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, mengikuti agenda tersebut sampai akhir. Beberapa agenda dalam rangkaian acara produktif tersebut adalah Seminar, Studium General, Rapat, Rapat Komisi, Mabit di Masjid Kampus UGM, dan di akhiri dengan konser kemanusiaan yang mengharubiru dan membangkitkan semangat perjuangan. Sungguh acara produktif seperti ini harus sering-sering diadakan, dan sekelompok pemuda dari Sulawesi merasa ini seperti jalan-jalan yang produktif.

Seperti para pendatang baru pada umumnya tak sah rasanya mengunjungi sebuah kota bila  tak mengunjungi tempat yang terkenal di kota tersebut. Maka dengan sedikit keberanian, banyak bertanya, sambil menguji nyali, berjalanlah para pemuda ini menuju Malioboro. Tempat perbelanjaan yang terkenal di Yogyakarta, bahkan terkenal di Indonesia, tak sah rasanya bila tak belanja di Malioboro. Tibalah para pemuda ini di Malioboro, sebuah jalan panjang yang sepanjang jalannya adalah toko-toko, kafe-kafe, pedagang kaki lima, serta menyajikan jualan-jualan lainnya. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan bagi para pemuda yang berasal dari kampung, sangat senang bisa mengunjungi kota pendidikan, sangat riang bisa jalan-jalan di Kota Yogyakarta. Bila engkau berkesempatan mengunjungi Kota Yogyakarta, jangan lupa ke Malioboro ya, ayo ke Yogyakarta!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, November 26, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (29)

Semilir angin sejuk di pagi hari membelai sel-sel kulit, membuat tubuh rileks dan perasaan tenang, lebih konkretnya membuat rasa kantuk luar biasa melanda menjelang fajar. Tetapi rasa kantuk itu seharusnya bisa dikalahkan oleh para pemuda, demi melangkahkan kaki menuju masjid. Para pemuda 1000 masjid melangkahkan kaki dengan mantap menuju sebuah tempat yang sejuk di Kota Bandung Jawa Barat.

Perjalanan pemuda 1000 masjid kita lanjutkan di Kota Bandung Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, sebuah Provinsi yang kira-kira 40% penduduk Indonesia ada disini. Kota Bandung yang kata Gubernur Provinsi Jawa Barat saat ini, sebuah kota yang diciptakan Tuhan sambil tersenyum. Para pemuda 1000 masjid berkesempatan berkunjung ke Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat, kebetulan sudah janjian dengan salah seorang teman dekat yang saat ini adalah kandidat Doktor.


Masjid Daarut Tauhid Bandung adalah masjid yang berada ditengah-tengah perumahan warga, tak jauh dari Masjid Al-Furqon UPI Bandung. Berbagai kegiatan pelatihan, pengembangan diri, pengkaderan, pengajian, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya rutin dilaksanakan di masjid ini. Bahkan pada kesempatan saat itu, para pemuda 1000 masjid sempat bertemu dengan KH.Abdullah Gymnastiar, atau sapaan akrabnya adalah Aa Gym.

Masjid Daarut Tauhid Bandung menyajikan sebuah konsep pengelolaan masjid yang berkolaborasi dengan masyarakat sekitar, warga sekitar Masjid Daarut Tauhid dan sekitar Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung terwarnai dengan nilai-nilai islam. Busana masyarakat sekitar sangat syar'i serta sopan, begitupun karakter masyarakatnya yang sangat ramah. Pedagang-pedagang sekitar juga ikut terwarnai oleh aktifnya kegiatan-kegiatan di Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, November 25, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna (2)

Puncak Kanuna Kinovaro Sigi Sulawesi Tengah, berada di ketinggian yang bisa memandang hampir seluruh bagian dari Kota Palu, terletak di bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah. Fajar sebentar lagi menyingsing, pagi yang indah setelah melakukan refleksi akhir tahun di Puncak Kanuna semalam.

Puncak Kanuna berada diatas Desa Kanuna Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, Puncak Kanuna menyajikan pemandangan yang indah, sekelilingnya berwarna hijau, gunung-gunung kecil disekitarnya, lembahnya, berwarna hijau dan menyegarkan, udara di sekitarnya pun sangat segar, rombongan pemuda yang sedang melakukan refleksi akhir tahun di puncak ini pun menikmati keindahannya.


Mengabadikan gambar di Puncak Kanuna, berfoto bersama, berfoto hampir sepanjang perjalanan turun dari puncak. Rombongan pemuda petualang ini mengakhiri jalan-jalan produktifnya di Puncak Kanuna, persahabatan dan persaudaraan yang luar biasa, kebersamaan yang begitu hangat, kenangan dan perjalanan yang luar biasa! Perjalanan menuruni Puncak Kanuna pun dilakukan dengan mengambil rute yang berbeda dengan rute ketika mendaki, menelusuri persawahan, kebun-kebun, irigasi, semak-semak, dan sebuah jembatan yang unik, rute tersebut membuat perjalanan ini sangat berkesan. Buat para Petualang atau para pendaki, sangat direkomendasikan untuk menjelajah di Puncak Kanuna, Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, November 24, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna

Bangkitlah Negeriku Harapan itu masih ada
Berjuanglah Bangsaku Jalan itu masih terbentang

Sebuah senandung yang menggema di dalam hati, ingin terus menerus di senandungkan dalam perjalanan menuju puncak. Senandung ini bercerita tentang semangat dan optimisme, pemantik semangat bahwa harapan itu masih ada, pemantik semangat bahwa kita harus bangkit dan berjuang, pemantik semangat bahwa jalan itu masih terbentang. Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah puncak di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah perjalanan yang membangkitkan semangat berjuang untuk bangsa dan negeri tercinta, Indonesia.

Sekelompok pemuda bersepakat untuk menyewa angkutan kota, mobil angkutan umum yang mungil untuk membawa kami menuju jalan yang bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat. Sebab perjalanan menuju ke puncak harus ditempuh dengan berjalan kaki dan mendaki serta menembus belantara hutan dan semak-semak. Hari mulai menuju petang, tak lama lagi senja tiba, saat mobil yang mengangkut kami tengah mendaki, tiba-tiba mobil ini mogok!

Maka para pemuda segera melakukan upaya terbaiknya untuk mendorong mobil ini di jalan mendaki. Lelah dan berkeringat, tapi itu tak seberapa dibandingkan dengan kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan yang kokoh. Sesekali ada gelak tawa ketika sedang mendorong mobil, jingganya senja tak nampak di daerah ini, sebab kami berada di kaki gunung bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah, gunung menjulang tinggi dibagian barat sehingga jingganya senja tak terlihat dengan mata.

Perjalanan terus dilanjutkan, kali ini dengan berjalan kaki, sambil membawa tenda serta perlengkapan berkemah lainnya seperti kompor, penerangan, bahan mentah, ember tempat penampungan air, saat itu penulis masih sangat polos, melakukan pendakian dan petualangan dengan menggunakan celana kain, celana yang biasanya digunakan karyawan atau pegawai di kantor! Sempat pula menjadi bahan tertawaan, namun penulis sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik, orang-orang yang memiliki semangat untuk bangkit dan berjuang untuk bangsa dan negeri, menyingkirkan ego, melampaui individualisme.

Menelusuri aliran air di kaki gunung untuk menuju Puncak Kanuna Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, bahkan sempat berhenti beberapa kali karena pemimpin rombongan sempat ragu dengan jalur yang dilalui. Bertanya kepada penduduk lokal, lalu kembali melanjutkan perjalanan mendaki Puncak Kanuna. Hari semakin petang, langit semakin gelap, dan jalan semakin penuh dengan semak-semak, bahkan jalanan semakin mendaki, nyaris 90 derajat! Harus berpegangan pada pohon kecil atau semak-semak yang dirasa memiliki akar yang kuat.


Petang sudah menjelang, tibalah rombongan pemuda pejuang ini di Puncak Kanuna, lumayan gelap, sewaktu membangun tenda hanya menggunakan penerangan seadanya. Dari Puncak Kanuna terlihat gemerlapan lampu-lampu dari Kota Palu Sulawesi Tengah, sangat indah! Malam itu menjadi malam yang lumayan hangat meskipun hawanya terasa dingin, hangat karena perbincangan, hangat karena api unggun, hangat karena persaudaraan. Malam akhir tahun yang luar biasa! Ditengah malam kembang api meluncur dari gemerlapan lampu Kota Palu, terlihat indah bergantian naik kelangit, terlihat indah dari Puncak Kanuna. Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna sangat mengesankan, perjalanan ini masih akan berlanjut.

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, November 23, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (28)

Langit sudah mulai gelap, lantunan ayat suci Al-Qur'an mulai bersahut-sahutan di setiap menara-menara masjid. Orang-orang mulai beranjak dan bersiap menuju ke masjid, kesadaran yang meningkat dan terus akan meningkat, itulah semangat positif yang ingin penulis bagikan. Narasi pemuda 1000 masjid kali ini adalah mengunjungi sebuah masjid yang berada di tengah Kota Makassar Sulawesi Selatan, dan yang lebih mencengangkan lagi masjid ini berada ditengah-tengah penjara!

Masjid Da'watul Ihsan Lapas Kelas I Makassar, adalah masjid yang berada ditengah-tengah kompleks penjara di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang sangat ramai ini ibarat oase di tengah-tengah penjara, oase keimanan, oase ketenangan, oase ketenteraman, oase ketenteraman, mata air inspirasi, mata air kebahagiaan. Pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini, berfoto bersama para jama'ahnya, yang dipenuhi semangat-semangat positif, semangat untuk berhijrah, semangat untuk berubah.


Masjid Da'watul Ihsan Lapas Kelas I Makassar menghadirkan suasana yang berbeda, pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini bersama para pemuda lainnya, berbincang bersama para tahanan, menggali hikmah dan inspirasi, mendengar kisah dan penyebab serta kemauan untuk kembali kepada jalan yang benar, jalan yang penuh kebaikan, tentunya jalan ini penuh onak dan duri. Ketika seseorang memutuskan untuk hijrah, ia harus siap untuk menghadapi ujian-ujian selanjutnya, walaupun begitu, perjalanan pemuda 1000 masjid akan kita lanjutkan, ayo ke Masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 22, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu! (2)

Pagi sudah menyapa, para relawan kemanusiaan akan melanjutkan perjalanan menuju lokasi terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Sigi, tempat yang terpencil, tak ada sinyal bagi pengguna handphone saat itu. Kami para relawan sudah begitu percaya diri bahwa kamilah mungkin salah satu rombongan yang akan pertama kali melakukan asesmen di Desa Tomado dekat Danau Lindu.

Maka berjalan kaki 4 jam semalam harus dilanjutkan setelah menikmati teh hangat dari warga lokal. Kira-kira para relawan dengan rasa percaya diri tinggi ini sangat yakin bahwa kamilah pahlawan yang secara dramatis membawa bantuan yang benar-benar dibutuhkan. Perjalanan dilanjutkan  dengan berjalan kaki lagi, sampai di sebuah tempat yang merupakan tujuan utama orang-orang berwisata ke Taman Nasional Lore Lindu Sigi Sulawesi Tengah, Danau Lindu.

Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah adalah salah satu wisata unggulan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah danau luas dan berada di ketinggian yang akan membuatmu terpesona ketika menatapnya langsung. Perjalanan dengan berjalan kaki para relawan kemanusiaan dilanjutkan, melintasi padang rumput hijau yang luas, gunung yang biru, beberapa pandangan mengharukan juga kami saksikan. Rumah-rumah yang rubuh akibat gempa yang keras, bangunan-bangunan, rumah ibadah, fasilitas-fasilitas umum, sekitar 60% rubuh.



Akhirnya para relawan tiba di Desa Tomado, desa yang berada di tepi Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah. Dan ternyata, Voila! Ekspektasi kedatangan kami bak pahlawan sirna, sebab ditempat ini sudah sangat banyak relawan berkemah dan bermukim, bahkan membangun rumah ibadah darurat. Ada relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan, tim bantuan medis mahasiswa dari Makassar, luar biasa! Kepedulian dan semangat kemanusiaanlah yang membuat mereka datang dari jauh-jauh menuju tempat terpencil ini. Ada pula relawan dari aparat, bahkan relawan dari partai politik berwarna biru sudah berada di lokasi ini, jadi tak relevan lagi bila ada sebuah partai politik yang mengaku paling duluan turun ke lokasi bencana, karena ketika bencana terjadi yang kita butuhkan adalah kolaborasi.



Kolaborasi, kerja sama, dari berbagai pihak, pemerintah, swasta, aparat, mahasiswa, relawan, partai politik, LSM, penting semua perbedaan yang ada kita lebur menjadi satu tujuan, yaitu membangun kembali lokasi yang terdampak bencana alam, selain membangun sarana prasarananya, juga membangun kembali mental masyarakat yang mungkin mengalami trauma. Segala perbedaan akan menjadi indah ketika kita berkolaborasi, berkerjasama, bangsa ini akan kuat dan bersinar, kuat kita bersinar! Indahnya Danau Lindu menjadi saksi setiap aksi, danau yang terletak di ketinggian, di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Buat petualang sejati, kamu harus jalan-jalan kesini ya, ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, November 21, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu!

Ayo bangun dunia didalam perbedaan
Kita satu kuat bila kita bersinar
Harus percaya tak ada yang sempurna
Dan dunia kembali tertawa
(Kuat Kita Bersinar, Superman Is Dead)

Berbeda-beda tetap satu jua, Bhinneka Tunggal Ika, begitulah jargon bangsa kita tercinta, Indonesia. Berbagai macam sudut pandang, berbagai macam profesi, berbagai macam golongan, ribuan suku, ratusan bahasa daerah, semuanya melebur ego, agar bangsa ini kuat, agar ibu pertiwi tersenyum, agar negara ini bersinar terang!

Maka, ketika terjadi bencana alam, seharusnya perbedaan-perbedaan itu tak menjadi masalah bagi kita bukan? Kita harus meyakini kepedulian yang kita miliki dapat menembus batas-batas jarak, dapat melampaui individualisme, sebab kita bangsa yang kuat! Ketika terjadi gempa di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sekelompok pemuda yang mencoba melampaui individualisme berencana untuk melakukan asesmen di lokasi bencana sampai lokasi yang paling terpencil.

Daerah yang menjadi tujuan sekelompok pemuda tersebut adalah Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Jaraknya 143 Kilometer dari Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu tempuh sekitar 3 Jam 35 Menit untuk sampai kesana. Setibanya di gerbang Taman Nasional Lore Lindu, kita masih harus menaiki kendaraan roda dua agar bisa menjangkau desa-desa terpencil. Saat itu petang menjelang, dan ojek untuk menembus belantara hutan Taman Lore Lindu akan beroperasi pada keesokan harinya.

Pada detik itu juga ketua tim relawan memutuskan untuk tetap maju ke lokasi tujuan meski tanpa naik kendaraan, walaupun harus berjalan kaki menuju lokasi terdampak bencana gempa untuk melakukan asesmen, meski hari semakin gelap. Maka dimulailah perjalanan menembus belantara Lore Lindu dengan berjalan kaki, menembus sebuah jalan yang nyaris setapak, sebelah kiri tebing sebelah kanan jurang. Sekitar 3 jam berjalan kaki baru kemudian berganti sebelah kanan tebing sebelah kiri jurang.



Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, menyajikan pemandangan yang sangat indah, padang hijau yang luas menghampar, pedesaan dengan udara segarnya, binatang ternak makan dengan tenangnya, gunung-gunung berwarna biru, alat komunikasi tak berfungsi dengan baik disini. Segala aktvitas baru bisa di upload ketika sampai di gerbang masuk Taman Nasional Lore Lindu. Bagi para petualang harus berhati-hati dengan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Petualangan ini akan terus kita lanjutkan, sebab ada sesuatu yang menarik menunggu di ujung perjalanan menembus belantara Lore Lindu, bersama para relawan kemanusiaan, perbedaan membuat kuat kita bersinar! Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, November 20, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (27)

Nothing Impossible
Its Possible If You Know How

Fajar tak lama lagi menyingsing, jalanan masih sepi, tampak para petugas penyapu jalan sedang menjalankan tugasnya memastikan Kota Penerima banyak penghargaan Adipura itu tetap tampak bersih di jalan-jalan porosnya. Shubuh baru saja berlalu, udara masih terasa sedikit dingin, seorang pemuda yang sedang bertualang di Kota Gorontalo Ibu Kota Provinsi Gorontalo memantapkan langkah-langkahnya untuk sekedar melihat kondisi kota ini di pagi hari.

Jalanan masih tampak sepi, orang-orang mungkin sedang menyiapkan segala sesuatunya untuk mendukung aktivitas seharian penuh. Toko-toko belum buka, pemuda 1000 masjid berjalan melewati toko-toko yang tutup itu, mengamatinya secara saksama, memerhatikan seolah-olah pendatang baru di kota tersebut. Sebenarnya ini kali kedua berkunjung ke Kota Gorontalo, menyusuri pertokoan, jalan poros, lalu pemuda 1000 masjid memutuskan untuk berjalan lebih jauh lagi sampai menemukan masjid.


Mesjid Darul Arqam Kota Gorontalo, singgah sejenak di depan masjid ini, masjid yang di dominasi oleh warna putih, berkombinasi dengan warna biru. Perjalanan pemuda 1000 masjid untuk mengunjungi 1000 masjid masih akan terus berlanjut, melintasi nusantara, melintasi pulau-pulau, bahkan boleh jadi perjalanan ini akan lintas negara, perjalanan mengunjungi masjid antar negara, bisakah? Tak ada yang tak mungkin, jika kita punya tekad, dan kita mengetahui caranya. Ayo ke Masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, November 19, 2019

Nantikan Senja di Pantai Enu

Negeri kita begitu indah, negeri kepulauan bernama Indonesia, ketika negeri ini terdiri dari belasan ribu pulau maka hampir dapat dipastikan negeri indah ini mempunyai garis pantai yang sangat panjang. Pada jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju sebuah pantai yang indah di Provinsi Sulawesi Tengah Indonesia.

Pantai yang akan kita tuju yaitu Pantai Enu, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Pantai yang sangat layak bagi para wisatawan, bagi para petualang dan penjelajah, untuk mengunjungi dan menikmati  keindahannya. Jaraknya tak terlalu jauh dari Kota Palu Ibu Kota Sulawesi Tengah, bila di ukur dari Tugu Nol Kilometer Palu jaraknya sekitar 45 Kilometer, ditempuh menggunakan kendaraan roda dua sekitar 1 Jam 2 Menit, menggunakan kendaraan roda empat sekitar 1 Jam 14 Menit.


Nikmati sejenak keindahan pantai ini, Pantai Enu Sindue, nikmati kejernihan air lautnya, pasir-pasirnya, tumbuh-tumbuhan disekitar pantai, nantikan pula senja di pantai ini. Nantikan senja di Pantai Enu Sindue Donggala Sulawesi Tengah, senja yang berwarna jingga, bersama teman-teman, bersama kerabat, bersama handai taulan, sambil menikmati minuman segar, seperti air kelapa muda. Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, November 18, 2019

Pantai Timur Selayar Menjadi Saksi

Daun-daun berguguran, udara begitu segar, pemandangan indah di pantai bagian Timur Pulau Selayar Sulawesi Selatan. Setelah melakukan jalan-jalan produktif di Air Terjun Jammeng Selayar, kita lanjutkan petualangan dan perjalanan kita. Sebuah perjalanan, sebuah petualangan yang kelak akan kita ceritakan, sebuah jalan-jalan produktif yang akan kita banggakan.




Pantai Timur Selayar menjadi saksi, saksi tentang petualangan kita, saksi tentang perjalanan kita, saksi tentang jalan-jalan yang produktif. Perjalanan yang produktif bukan sekedar pamer akan tempat wisata, ada yang lebih penting dari itu jika kita mau merenunginya, kita ingin menggali nilai dari setiap perjalanan, kita ingin mengambil inspirasi dengan jalan-jalan, bagaimana mungkin? Itu mungkin saja terjadi.

Kita tak pernah membayangkan kualitas hidup Bangsa Swedia di Tahun 1950-an akan sama dengan kualitas hidup bangsa Mesir di Tahun 2017, mulai dari teraturnya saluran air, tata kota, tata pabrik serta limbahnya, ternyata semuanya semakin baik. Ya, jalan-jalan produktif juga hendak mengajak kita untuk merenung bahwa hidup kita semakin baik dalam siklus 20 tahunan, tak percaya? Silahkan buka data-data validnya, statistik tentang kualitas hidup berbagai bangsa.

Pantai Timur Selayar menyajikan keindahan alam yang terlebih dahulu kita harus melintasi, kita menyebrang dari Bira Bulukumba menuju Pulau Selayar. Setibanya di Kota Benteng, 15-20 menit berjuang untuk bisa sampai di Pantai Timur Selayar Sulawesi Selatan. Pantai Timur Selayar bisa menjadi tempat perenungan inspiratif akan setiap makna kehidupan, tentang siapa sebenarnya kita ini, dan kemana kita kan menuju, Ayo ke Selayar! Ayo ke Sulsel!





Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, November 17, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (26)

Suara-suara kendaraan meraung di jalanan, baik kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, mengiringi padatnya aktivitas perkotaan. Hari ini kita menjadi pesimis karena ada penggolongan negara kaya dan negara miskin, ada penggolongan negara maju dan negara berkembang, ada penggolongan orang kaya dan orang miskin, simplifikasi yang berdampak negatif bagi cara kita memandang dunia. Apakah seperti itu realitasnya? Saya mengajak anda untuk berhenti berpikir dengan cara pandang seperti itu, sebab dunia sebenarnya lebih baik dari yang kita kira selama ini, tak percaya? Saya sarankan untuk membuka data-data valid yang ada dan turun langsung ke lapangan dengan pikiran yang lebih jujur dan terbuka.

Sekelompok pemuda baru saja tiba di Kota Bone, Ibu Kota Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Hendak menghadiri sebuah undangan, melintasi jalan poros Kota Bone Sulawesi Selatan, ada sebuah masjid yang anggun berdiri kokoh di depan Kantor Bupati Bone Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang sangat bersejarah, sebuah masjid yang menjadi ikon Kota Bone Sulawesi Selatan, Masjid Al-Markaz Al-Ma'arif Bone.

Sebua masjid yang indah, terletak di depan Kantor Bupati Bone, dekat perempatan, dekat dengan perkantoran-perkantoran, dekat dengan rumah warga, masjid yang menjadi tempat singgah sejenak melakukan perenungan-perenungan mendalam tentang siapa kita ini, apa tujuan kita, dan kemana kita kan menuju.

Pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini, bersama-sama orang yang dicintai dan disayanginya, menikmati masjid ini secara utuh. Masjid dengan dominasi warna krem, berpadu dengan warna hijau, serta memiliki kubah yang indah dan besar, menaranya tampak tinggi menjulang ke langit, seolah-olah ingin menggapai awan, bersiap mengumandangkan panggilan kepada para pemenang kehidupan.




Masjid Al-Markaz Al-Ma'arif Bone adalah tempat yang harus kamu kunjungi ketika sedang berada di Kota Bone Sulawesi Selatan. Nikmatilah sajian desain bangunannya yang artistik, desain interior masjid ini pun juga artistik dan sejuk. Batu marmer berwarna abu-abu serta ornamen-ornamen menarik di langit-langit masjid serta di gerbang-gerbang kecil masjid membuatmu akan terpukau sejenak dan tak menyesal pernah singgah ke masjid ini. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke Masjid!




Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, November 16, 2019

Berayun di Hadapan Senja Pantai Sunari!

Kapal sudah lepas dari pelabuhan, akan melintasi lautan yang luas, membawa harapan untuk sampai di seberang, membawa harapan semua orang yang menaikinya. Kapal telah bertolak menuju sebuah pulau yang direncanakan akan menjadi tempat wisata unggulan. Ombak menderu memukul-mukul badan kapal, kapan berguncang dengan teratur menyesuaikan dengan ombak dan terpaan angin, langit biru cerah bersinar bersama putihnya awan. Para penjelajah, para petualang, yang terlahir dari Negeri bernama Indonesia akan terbiasa dengan hal-hal tersebut.

Jalan-jalan produktif kita kali ini adalah menuju sebuah pantai yang indah. Sebuah pantai yang berada di seberang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Menyeberang dari Bira menggunakan kapal feri, cukup membayar Rp.60.000,- anda sudah bisa menyebrang bersama kendaraan roda dua, menyebrang menuju Pulau Selayar. Tujuan jalan-jalan produktif kali ini adalah sebuah Pantai di Pulau Selayar, Pantai Sunari Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan.





Setibanya di Pulau Selayar kita harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam untuk menuju Kota Benteng Ibu Kota Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan, dari Kota Benteng sekitar 15 menit untuk menuju Pantai Sunari. Pantai Sunari Selayar menyajikan pemandangan matahari terbenam terbaik yang sayang untuk kamu lewatkan, berayunlah di hadapan senja Pantai Sunari Selayar agar engkau merasakan pantai yang benar-benar romantis ini. Tunggu apa lagi, Ayo ke Selayar! Ayo ke Sulsel!





Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 15, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (25)

Hujan baru saja reda, jalan-jalan mulai mengering namun masih ada sedikit genangan air. Sekelompok pemuda-pemuda tangguh baru saja melakukan jalan-jalan produktif di Kota Ambon Maluku, jalan-jalan dalam artian yang sebenarnya karena mengelilingi beberapa tempat strategis di Kota Ambon dengan berjalan kaki. Setelah sebelumnya para pemuda ini mengikuti acara deklarasi, deklarasi untuk lebih peduli, deklarasi sebuah gerakan untuk melampaui individualisme, bertempat di Gong Perdamaian Kota Ambon.

Berjalan kaki ke sebuah lapangan, ke jalan poros di dekat perkantoran, pasar, dan pusat-pusat perbelanjaan di Kota Ambon. Kini setelah letih berjalan kaki, para pemuda ini memutuskan untuk menyudahi petualangannya di Kota Ambon Maluku, tak lama lagi senja akan tiba menyapa, menyapa mereka dan kita yang seharian bermandikan cahaya matahari. Senja tiba dan sebentar lagi azan akan berkumandang, berkumandang memanggil orang-orang untuk bergegas, termasuk para pemuda, termasuk para pemuda yang punya cita-cita mengunjungi 1000 masjid.


Masjid Raya Al-Fattah Kota Ambon menjadi masjid pilihan para pemuda produktif ini, untuk singgah sejenak, beristirahat, melakukan perenungan-perenungan. Masjid Raya Al-Fattah Ambon memberikan kenangan yang tak terlupakan, masjid yang begitu indah dengan kombinasi warna hitam dan emas, teras masjid pun seperti itu. Kubah besar kombinasi warna emas pun begitu memikat siapapun yang sedang melewatinya, lapangan parkir pun cukup luas. Kesadaran pemuda untuk mengunjungi masjid harus terus kita bangun, harus terus kita pupuk. Pemuda 1000 masjid mengunjungi Masjid Raya Al-Fattah Ambon dan akan terus melanjutkan perjalanannya, ayo ke Masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, November 14, 2019

Menginjak Angin di Air Terjun Jammeng!

Perjalanan dan petualangan adalah sesuatu yang sangat seru, memacu adrenalin, memicu keingintahuan, menghibur pandangan akan segarnya pemandangan alam sekitar, yang akan kita ceritakan, yang akan kita tuliskan, agar memberi inspirasi, itulah salah satu tujuan dari jalan-jalan produktif. Maka jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju ke Arah Tenggara dari Sulawesi Selatan, sebuah Kabupaten yang terletak di seberang Kabupaten Bulukumba.

Siapa tak kenal Bira Bulukumba Sulawesi Selatan? Para petualang, para penjelajah, para penikmat perjalanan pasti mengenalnya, pantai pasir putih terkenal di Sulawesi Selatan, juga merupakan tempat wisata unggulan bagi Provinsi ini. Dari pelabuhan Bira kira-kira 2 jam menyeberang menuju Pulau Selayar Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan. Siapkan biaya Rp.60.000,- bila melakukan penyeberangan bersama kendaraan roda dua.

Setibanya di Pulau Selayar, sekitar 2 jam menuju Kota Benteng, Ibu Kota Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan. Dari Kota Benteng, kira-kira sekitar 30 menit untuk menuju air terjun yang indah ini, Air Terjun Jammeng Selayar Sulawesi Selatan! Sebuah air terjun yang indah, yang kita harus melakukan tracking untuk menuju kesana. Air terjun dengan paduan batu-batu raksasa dan hijaunya tumbuh-tumbuhan serta birunya langit.








Cukup meningkatkan detak jantung ketika berjalan kaki bertualang di Air Terjun Jammeng Selayar Sulawesi Selatan. Pastikan anda ditemani oleh penduduk lokal agar tak tersesat. Didepan Air Terjun Jammeng Selayar juga ada spot menarik untuk berfoto, berjalan sedikit ke bagian depan air terjun yang di dekat rumah warga kita akan menemukan batu besar, beserta pemandangan horizon birunya laut dan birunya langit, dikelilingi pepohonan dan tumbuh-tumbuhan kecil berwarna hijau yang menyejukkan. Berfotolah diatas batu seolah-olah sedang menginjak angin. Ya! Menginjak angin di Air Terjun Jammeng Selayar Sulawesi Selatan! Ayo ke Selayar! Ayo ke Sulsel!









Oleh : Mohamad Khaidir

PENUH PERHATIAN