Pemuda harus berbicara bila menyaksikan ketidaksesuaian antara ide dan kenyataan, berbicara dengan gagasan yang valid dan teruji, berbicara membawa perubahan, berbicara dengan adab karena mengetahui jalur resmi maupun tak resmi namun tetap memberi dampak. Bicaralah wahai pemuda!
Dalam buku "Pemuda Produktif 4.5", saya menulis soal sekelompok pemuda yang menggelar konser amal karena wujud kepeduliannya yang menembus batas geografis dan juga rasa kemanusiaan serta persaudaraan meski jauh dari Indonesia. Ahmad Thoha Faz dalam bukunya "Titik Ba" juga menyampaikan tentang lingkar peduli yang jauh lebih luas melampaui lingkar pengaruh seseorang. Setiap kita tentu bisa melampaui individualisme sesuai dengan peran kita masing-masing, ada yang menanam pohon, menyumbangkan harta kepada korban bencana, sedekah beras, konser amal, urunan, dan lain-lain. Mengenai melampaui individualisme, selengkapnya saya tulis dalam buku "Pemuda Produktif 4.5"..
Menyelam ke dalam diri adalah cara kita mengenal diri sendiri. Dalam buku pemuda produktif, saya coba menjadikan teori konsep diri Brian Tracy tentang konsep diri. Yaitu gambaran diri, ideal diri, dan harga diri. Anda ingin menyelam ke dalam diri? Buku ini adalah jawabannya!