Showing posts with label Petualangan. Show all posts
Showing posts with label Petualangan. Show all posts

Wednesday, February 8, 2023

MENARA BERKEMBAR MALAYSIA

TIPS MENGUNJUNGI TWIN TOWER PETRONAS KUALA LUMPUR MALAYSIA !



https://youtu.be/WrNQw0U8JvU


#jalanjalanproduktif #kualalumpur #malaysia #twintower #menarakembar #tips #ChannelInspirasi #jalanjalan #wisata #iconMalaysia

Monday, December 26, 2022

PUSAT KRAFTANGAN SABAH MALAYSIA



Kraftangan bila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah kerajinan tangan. Tak mudah memiliki skill di bidang ini, menyulap segala bahan yang ada dengan tangan kosong serta bantuan alat menjadi sesuatu yang lebih bernilai, kreatif, dan menghasilkan. Majelis Daerah Sabah menseriusi Kraftangan yang menandakan Kerajaan Malaysia turut memerhatikan industri ekonomi kreatif. Sementara Indonesia? Juga melakukan hal yang sama meski belum semua Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukannya. Beberapa foto kami ketika berkunjung ke Pusat Kraftangan Sabah Malaysia pada Juni 2022.

Saturday, November 19, 2022

Friday, July 16, 2021

JALAN-JALAN PRODUKTIF

 JALAN-JALAN PRODUKTIF



https://youtu.be/isyrJDAR_0o


#pemudaproduktif45 #pemuda #jalanjalan #produktif #petualang #perjalanan #keindahanalam #Indonesia

Wednesday, July 14, 2021

INILAH TIPS MELINTASI AIR TERJUN !

5 TIPS MELINTASI AIR TERJUN!

Simak video ini



https://youtu.be/e7nvuBHm2Jo


#airterjun #keindahanalam #Indonesia #jalanjalan #jalanjalanproduktif

Thursday, June 3, 2021

Thursday, April 29, 2021

TERNYATA DI TOL BISA MACET JUGA!

TERNYATA DI TOL BISA MACET JUGA



https://youtu.be/s3zL1G7f3gE


#Tol #jalanjalan #produktif #sarana #jalanjalanproduktif

Wednesday, April 21, 2021

Thursday, April 15, 2021

5 TIPS MELINTASI AIR TERJUN!

5 TIPS MELINTASI AIR TERJUN!



https://youtu.be/e7nvuBHm2Jo


#airterjun #keindahanalam #Indonesia #jalanjalan #jalanjalanproduktif

Friday, December 18, 2020

Petualangan menuju Timur Indonesia

Mobil bus besar yang kami tumpangi melaju kencang di jalan yang semakin melebar, kami telah tiba di Sulawesi Barat. Ruas jalannya cukup luas, karena luas maka sopir bus memacu semakin kencang laju bus yang sebagian besar penumpangnya adalah mahasiswa-mahasiswi dari kota Palu Sulawesi Tengah. Tiba-tiba, sebuah mobil kecil tak terlihat oleh jangkauan jendela bus yang tinggi. “Brak!”, mobil kecil itu menyenggol badan bus bagian tengah yang tentu saja membuat lari bus menjadi tidak stabil beberapa detik. Beruntung sopir bus yang kami tumpangi dengan sigap membuat kendaraan kembali stabil lalu memutuskan untuk mengejar mobil kecil yang menyenggol tadi. Mobil kecil itu adalah mobil boks berwarna hitam, sekarang mobil itu menepi lalu bus kami ikut menepi tepat didepannya. Aku melihat sopir mobil boks kecil itu turun dan tampak emosi, ia saja emosi, lalu bagaimana kami yang merupakan korban? Sopir bus kami dan beberapa kernet nya juga bersiap-siap turun dan tampak emosi. Kami yang masih berstatus mahasiswa segera mengenakan almamater biru kebanggaan kami dan siap untuk turun sambil menahan sedikit gejolak emosi juga. Bagaimana kami para penghuni bus besar ini tidak emosi, baru saja tadi malam kami mengalami insiden juga. Semalam kaca jendela bus kami tembus dilempari batu besar, tak tanggung-tanggung, batu itu melesat menembus dua kaca jendela bus bagian belakang. Kaca jendela bus bagian belakang di sisi kiri dan kanan tentu saja menandakan bahwa batu yang dihempaskan ke bus memang ada unsur kesengajaan. Dan lebih parahnya lagi kejadian itu berlangsung di tengah malam, hampir saja batu tersebut mengenai salah seorang mahasiswi kami bernama Sundari. Sundari kebetulan duduk berdampingan dengan Cici. Sopir bus dan beberapa kernet bus yang terlanjur emosi segera mengambil parang besar lalu mencoba mengejar pelaku yang melempar bus kami semalam. Namun sang pelaku tidak ditemukan dan kami tetap melanjutkan perjalanan. Setelah semalam mengalami insiden, kini siang harinya bus kami disenggol oleh mobil boks kecil berwarna hitam.


            Kami para mahasiswa dari Universitas Pemuda di Sulawesi Tengah telah menggunakan almamater biru dan bersiap untuk turun, sengaja kami belum turun untuk melihat bagaimana sopir bus bertemu dengan sopir mobil boks kecil berwarna hitam. Melihat reaksi sopir mobil boks kecil yang tampaknya tidak terima disalahkan dan malah menyalahkan, kami segerombolan mahasiswa beralmamater biru pun turun dari bus diikuti oleh penumpang laki-laki yang lain lalu berjalan dengan langkah yang tegas sambal menahan emosi lalu mengerumuni mobil boks kecil berwarna hitam. Segera setelah melihat jumlah kami sopir mobil boks kecil berwarna hitam tampak melunak dan nada bicara yang tadinya tinggi kemudian menjadi tampak gemetar.

“Sabar Pak, semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Saya tidak berani melawan pak, dan saya mengaku salah.”

“Nah, begitu dong pak, Bapak yang menabrak maka bapak yang mengaku salah. Mari kita bicarakan ini baik-baik lalu kita laporkan ke pihak yang berwenang agar adil dalam penyelesaiannya.”

    Beruntung sopir bus kami mampu meredam amarahnya dan mau memberi kami kode untuk kembali ke dalam bus sambil tersenyum dan tampak mengerlingkan matanya kepada kami para mahasiswa. Kejadian tak terduga ini segera diselesaikan di pos polisi lalu lintas terdekat, tentu saja mobil boks kecil berwarna hitam itu harus ganti rugi kerusakkan bus yang kami tumpangi.  Dua insiden, yaitu insiden pelemparan batu semalam dan penabrakan tadi siang cukup membuat diriku terkejut karena ini pertama kalinya. Namaku Muflih, mahasiswa baru Universitas Pemuda di Sulawesi Tengah. Aku terpilih sebagai salah satu perwakilan dari lembaga kemahasiswaan untuk menghadiri sebuah pertemuan besar mahasiswa-mahasiswi muslim bertempat di salah satu kampus besar di Indonesia Timur. Aku satu-satunya mahasiswa baru yang terpilih di fakultas ekonomi Universitas Pemuda untuk bersama-sama para pengurus lembaga kemahasiswaan lainnya menghadiri pertemuan nasional tersebut. Seluruh perwakilan dari Universitas Pemuda Sulawesi Tengah disubsidi oleh pihak kampus untuk biaya transportasi dan registrasi acara sebesar 50%. Jadi para mahasiswa-mahasiswi perwakilan Universitas Pemuda Sulawesi Tengah ini harus menggunakan biaya pribadi 50% untuk hadir di pertemuan nasional tersebut. Bisa dibilang para mahasiswa-mahasiswi perwakilan ini harus berjuang untuk mencukupi biaya transportasi dan registrasinya nanti. Sehingga rute yang dipilih adalah rute yang paling hemat dan terjangkau kantong mahasiswa.

            Rute yang pertama ditempuh adalah perjalanan darat dari kota Palu menuju kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Perjalanan darat yang paling cepat adalah menyewa bus, total mahasiwa-mahasiswi yang berangkat dari Palu adalah 17 orang, maka bus yang berkapasitas 33 orang pun didominasi oleh para mahasiswa-mahasiswi. Aku yang berada di dalam rombongan ini merasa bahwa seolah-olah kami para mahasiswalah yang menyewa seluruh bus ini. Beruntung sopir dan kernet bus cukup korporatif dengan mahasiswa sehingga ketika tiba waktu salat bus berhenti sejenak. Perjalanan dari kota Palu menuju Makassar melewati Donggala, sengaja kami memilih bus dengan rute tersebut karena jalanannya cukup bagus dan tidak terlalu banyak tikungan tajam yang ditemui. Rute ini menyisir pantai bagian Barat Sulawesi Tengah lalu masuk ke Provinsi Sulawesi Barat. Sebelum masuk ke Provinsi Sulawesi Barat, perjalanan kami dihiasi dengan pemandangan laut yang begitu indah di sisi kanan bus dan pemandangan bukit-bukit hijau di sisi kiri bus. Saat memasuki Sulawesi Barat di malam hari kami dikejutkan oleh insiden pelemparan batu yang menembus beberapa jendela kaca bus, Sundari dan Cici yang paling dekat dengan jendela yang pecah juga menjadi dua orang yang paling trauma di antara kami. Syukurlah mereka berdua tidak terluka. Ada pemandangan menarik ketika bus melintasi Provinsi Sulawesi Barat, yaitu pemandangan bendera-bendera dari negara-negara asing. Aku sedikit heran namun baru kemudian menyadari bahwa di tahun yang sama pada saat pertemuan nasional yang hendak kami hadiri adalah tahun dimana piala dunia diselenggarakan. Aku melihat bendera Inggris, Argentina, Spanyol, Brazil, Jerman, Italia, Prancis, dan Uruguay berkibar di pagar rumah, berkibar di atap rumah, dan dipohon-pohon yang tumbuh di depan rumah. Sebenarnya ada sedikit rasa heran di dalam benakku, mengapa mereka dengan mudahnya mengibarkan bendera bangsa asing di rumah-rumah mereka? Bukankah dulu para pejuang bangsa kita berjuang agar merah putih saja yang berkibar? Tetapi pada akhirnya Aku mencoba memandangnya dari perspektif lain, bahwa memang sekarang adalah eranya kolaborasi. Bahkan sepakbola bisa menembus sekat-sekat geografis dan nasionalis, berkompetisi sekaligus menghibur para penikmat sepakbola di seluruh dunia. Aku menyimak pemandangan bendera-bendera asing ini sambal sesekali mencuri pandang kepada Sundari yang manis itu. Ya, Sundari adalah mahasiswi yang cukup manis bagiku. Dan Aku adalah lelaki normal yang juga tertarik pada lawan jenis. Semenjak kejadian insiden pelemparan batu semalam Aku jadi lebih memerhatikan dan mengkhawatirkan Sundari, sampai kemudian senyum manis terbit di wajahnya sehingga Aku tak perlu khawatir lagi.

            Sesampainya di Makassar kami melanjutkan perjalanan menuju bandara Sultan Hasanuddin, bandara bertaraf Internasional di Indonesia Timur. Aku sedikit mengalami culture shock karena kaget melihat gedung-gedung tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, dan peradaban masyarakat di Makassar. Pantas saja banyak yang bilang Makassar adalah salah satu kota paling maju di kawasan Indonesia Timur, meski sebenarnya Makassar masuk dalam kawasan Indonesia Tengah. Sampai beberapa tahun kemudian Aku paham bahwa Makassar memang sedang dipersiapkan menjadi kota dunia, terbukti dari acara-acara resminya yang mengundang sekitar 40an walikota di negara-negara maju dan berkembang. Tujuan kami sebenarnya adalah kota Ambon, maka dari bandara Sultan Hasanuddin kami bertolak terbang ke kota Ambon di Indonesia Timur. Setibanya di kota Ambon, Aku menyaksikan pemandangan yang juga sama dengan yang kusaksikan di Sulawesi Barat. Bendera-bendera asing berkibar di pinggir pantai, tepatnya di rumah-rumah warga yang berada di sepanjang pantai. Sungguh piala dunia saat itu membuktikan bahwa olahraga sepakbola semakin mendunia. Tibalah kami di Universitas Pattimura Ambon, sebuah kampus peradaban di Indonesia Timur. Kampus yang akan mengadakan acara Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Nasional. Sebuah pertemuan nasional yang bergengsi, menghadirkan pemateri-pemateri nasional sampai internasional, sebuah pertemuan yang Aku bangga bisa hadir di dalamnya mewakili kampusku, mewakili daerahku. Sebuah pertemuan yang penuh perjuangan kami bisa hadir di dalamnya, untuk membicarakan masa depan bangsa Indonesia dan apa yang bisa kami kontribusikan selaku mahasiswa-mahasiswi yang katanya adalah agen perubahan. Sebuah pertemuan nasional yang mengajari kepadaku dan kepada kami semua bahwa hidup itu adalah perjuangan. Tak ada yang instan, tak ada yang mudah, untuk sampai ke Ambon saja kami masih harus berjuang mencukupi biaya transportasi dan biaya registrasi bahkan sampai harus memilih rute termurah. Tak sia-sia perjuangan kami hadir di tempat ini, di Universitas Pattimura Ambon. Mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan diri, mengikuti kelas-kelas kecil, serta menghadiri sebuah rapat besar untuk membicarakan hal-hal strategis terkait peran mahasiswa Indonesia dalam memajukan bangsa Indonesia. Sebuah pertemuan yang akan kukenang seumur hidupku, sebab dari sinilah Aku memulai berorganisasi, dari pertemuan inilah untuk pertama kalinya Aku mengetahui istilah aktivis dakwah kampus dan perannya dalam memajukan bangsa Indonesia. Setiap kisah mempunyai pelajaran, setiap kisah sekalipun kisah itu ada hal-hal yang buruk terjadi tetap akan membawa kebaikan dan pelajaran kepada kita. Inilah kisahku, Muhammad Muflih dari Palu Sulawesi Tengah, seorang pemuda yang tengah mencari jati diri dan memburu hidayah lalu menemukannya di dalam aktivitas-aktivitas lembaga kemahasiswaan.





Friday, November 20, 2020

Bertualanglah!


8 Tahun Silam

Bertualang di ibu kota dari pagi sampai sore..

Dari satu bus ke bus yang lain..

Dari satu halte ke halte yang lain..

Monumen Nasional, Masjid Istiqlal, & Book Fair menjadi tempat-tempat yang cukup menarik untuk dikunjungi..

Bertualang memang punya kenikmatan tersendiri bagi para petualang..

Bahkan orang-orang hebat dengan karya-karya peradaban adalah mereka yang sering bertualang..

Menyesuaikan bahasa, melihat bukti peradaban, mempelajari budaya setempat, mempelajari sejarah, melihat-lihat luasnya setiap jengkal bumi lalu mengambil pelajaran..

Bertualanglah!

#petualangan #perjalanan #pemuda #pemudaproduktif45 #hebat #bumi #bertualang

DESA CINGKANG BONE