Showing posts with label Gelora. Show all posts
Showing posts with label Gelora. Show all posts

Tuesday, December 5, 2023

FAKTOR PEMERSATU




Sedang serius menyimak, dalam rapat koordinasi, sambil menyadari bahwa menjadi anak Bupati, anak Gubernur, anak Ketua Majelis Syuro, dan menjadi anak Presiden itu adalah takdir. Seberapapun kita mengusahakannya, kita hanya bisa mencapai dengan segala sumber daya yang kita punya. Ada yang berhasil, ada yang tidak, ada yang masih berproses, namun tak perlu kata menyerah dan berseloroh mencemburui takdir  menjadi pemimpin yang mungkin tidak memilih kita, mungkin juga memilih kita suatu saat.


Sedang serius menyimak, sambil menyadari bahwa seaktif apapun kita di organisasi, sesenior apapun kita dalam pengkaderan, sekali lagi takdir kepemimpinan dan kemuliaan itu Tuhan yang berikan. "Engkau muliakan orang yang Engkau Kehendaki, Engkau hinakan orang yang Engkau Kehendaki."


Sedang serius menyimak pemaparan dan penyaluran implementasi donasi untuk Palestina, sambil menyadari dalam politik tiada yang pasti. Media yang dulu menghinakan umat Islam kini menjadi teman, yang dulu menjadi pelaku pembubaran kajian-kajian kini jadi koalisi, yang dulu kekiri-kirian kini bergerak ke tengah dengan harapan persatuan. Ya, setiap manusia bisa berubah, maka benci dan suka itu harus sewajarnya, karena politik bukan ilmu eksakta.


Sedang serius menyimak, sambil meyakini pembelahan-pembelahan seperti saat ini salah satu solusinya adalah kolaborasi. Bukan menghina, mencaci, mencari celah, sebab jika dicari celah, maka dapatlah semua calon memiliki kekurangan, karena manusia sejatinya makhluk yang diingatkan saja bisa lupa, apalagi tidak diingatkan? Maka sambil menyimak, di dada dan pikiran terus menyalakan harapan, bahwa siapapun yang jadi pemimpin nantinya, ia harus menjadi faktor pemersatu, bukan orang-orang yang terus memelihara pembelahan serta perbedaan. Sampaikan salamku kepada mereka yang hadir pada deklarasi, sembari berbisik halus pada deklarasi, "Jenderal, jangan lupa doakan Palestina."

Sunday, September 11, 2022

MENYUNTING BUKU PAK BUPATI




Bila ingin mencari pemimpin yang peduli pada literasi, pada saat yang sama mempunyai kemampuan berpidato, bernarasi, serta kemampuan menulis yang sangat baik, maka saya tak akan segan menyebut Bupati Takalar Bapak Syamsari Kitta orangnya. Beliau juga adalah ketua DPW Partai Gelora Indonesia Sulawesi Selatan, baru-baru saja menyelesaikan program Doktor Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor. Menyunting gagasan atau tulisan bukanlah suatu hal yang mudah, kurang lebih sama dengan membaca atau ingin menamatkan suatu buku atau jurnal ilmiah. Bila membaca sesuai kepentingan dan niat masing-masing, maka menyunting adalah memastikan setiap kata sesuai dengan KBBI dan kalimat tersusun rapi sesuai dengan maksud penulis. Ada satu hal yang menarik sewaktu kami mewawancarai Pak Bupati tentang bukunya yang berjudul "Yakin Indonesia Mampu", yaitu tentang kebijakan pemerintah yang merupakan inti dari ekosistem kreativitas. Pandangan seorang Bupati yang sangat kritis, ekosistem pemerintahan kita bukannya menumbuhkan kreativitas dan kewirausahaan, justru terlalu banyak aturan yang menghambat kedua hal tersebut. Contoh bila kita melaut maka harus ada izin berlayar serta izin penangkapan ikan yang hanya berlaku 24 jam, yang kita butuhkan justru izin selama setahun. Terlalu singkat bila dibandingkan dengan para nelayan Taiwan yang produktif di Samudera Hindia. Selain itu, pembagian urusan kelautan juga menjadi dilema, Pemerintah Kabupaten mengurus penduduk, sementara laut diurus oleh Pemerintah Provinsi. Bila ingin melaut harus ke DKP Provinsi, selain berbelit-belit juga bertingkat-tingkat. Ini baru soal kelautan, sungguh masih ada segudang ide-ide kritis Pak Syamsari yang menginspirasi kita di dalam buku ini. Mari membaca, bila ingin naik level, mari menulis dan beranikan diri untuk menyunting, terutama menyunting tulisan diri sendiri. Salam literasi! 👍🏻🙏🏻😊


#literasi #narasi #Indonesia #Takalar #pemerintah #kritis #membaca #menulis

PENUH PERHATIAN