Showing posts with label Remaja. Show all posts
Showing posts with label Remaja. Show all posts

Monday, June 28, 2021

CERITA CINTA YANG INSPIRATIF


 

❤️ Sebuah Novel Inspirasi Cinta ❤️

>>> BUKU BARU (BISA PESAN SEKARANG) <<<
Judul: Derasnya Cinta di Tanah Gersang
Penulis: Mohamad Khaidir
Jenis: Novel
Tebal: 268 hlm
Ukuran: 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-623-204-661-0
Terbit: November 2020
Sunting: Ananda Dwi Rahma
Layout: Rosalita
Sampul: Yuris Anindya Kurniawan
Harga: Rp65.000

PEMESANAN
Line (at)ellunar (dg @)

Ada cinta, benarkah ada cinta? Benarkah cinta itu ada? Benarkah cinta itu berwujud? Benarkah cinta itu dapat terlihat dengan mata kepala kita sendiri? Derasnya cinta, benarkah cinta dapat mengalir deras? Seperti apa aliran cinta yang deras? Bagaimana aliran derasnya cinta dapat mengalir di tanah gersang? Entahlah, semoga melalui kisah ini pula perlahan kita mengetahui makna dan hakikat cinta.

Makna dan hakikat cinta versi tokoh dalam kisah ini tentunya dan semoga menginspirasi kita untuk menemukan makna dan hakikat cinta yang sesungguhnya, karena tentu setiap dari kita punya kisah cinta yang berbeda, bukan?

#EllunarBooks #Novel #Buku #Penerbit #Ellunar #Cinta #InspirasiCinta #Inspirasi #NovelBaru #BukuBaru #KisahCinta #Kisah #Inspiratif #Cerita #CeritaCinta #Remaja #Perundungan #Semangat #Masjid

Friday, June 11, 2021

CERITA CINTA

❤️ Sebuah Novel Inspirasi Cinta ❤️



>>> BUKU BARU (BISA PESAN SEKARANG) <<<
Judul: Derasnya Cinta di Tanah Gersang
Penulis: Mohamad Khaidir
Jenis: Novel
Tebal: 268 hlm
Ukuran: 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-623-204-661-0
Terbit: November 2020
Sunting: Ananda Dwi Rahma
Layout: Rosalita
Sampul: Yuris Anindya Kurniawan
Harga: Rp65.000

PEMESANAN
Line (at)ellunar (dg @)

Ada cinta, benarkah ada cinta? Benarkah cinta itu ada? Benarkah cinta itu berwujud? Benarkah cinta itu dapat terlihat dengan mata kepala kita sendiri? Derasnya cinta, benarkah cinta dapat mengalir deras? Seperti apa aliran cinta yang deras? Bagaimana aliran derasnya cinta dapat mengalir di tanah gersang? Entahlah, semoga melalui kisah ini pula perlahan kita mengetahui makna dan hakikat cinta.

Makna dan hakikat cinta versi tokoh dalam kisah ini tentunya dan semoga menginspirasi kita untuk menemukan makna dan hakikat cinta yang sesungguhnya, karena tentu setiap dari kita punya kisah cinta yang berbeda, bukan?

#EllunarBooks #Novel #Buku #Penerbit #Ellunar #Cinta #InspirasiCinta #Inspirasi #NovelBaru #BukuBaru #KisahCinta #Kisah #Inspiratif #Cerita #CeritaCinta #Remaja #Perundungan #Semangat #Masjid

Friday, April 30, 2021

BENARKAH ADA CINTA?



❤️ Sebuah Novel Inspirasi Cinta ❤️

>>> BUKU BARU (BISA PESAN SEKARANG) <<<


 Judul: Derasnya Cinta di Tanah Gersang
 Penulis: Mohamad Khaidir
 Jenis: Novel
 Tebal: 268 hlm
 Ukuran: 14.8 x 21 cm
 ISBN: 978-623-204-661-0
 Terbit: November 2020
 Sunting: Ananda Dwi Rahma
 Layout: Rosalita
 Sampul: Yuris Anindya Kurniawan
 Harga: Rp65.000
 
PEMESANAN
WA 0896-8530-9651
Line (at)ellunar (dg @)

Ada cinta, benarkah ada cinta? Benarkah cinta itu ada? Benarkah cinta itu berwujud? Benarkah cinta itu dapat terlihat dengan mata kepala kita sendiri? Derasnya cinta, benarkah cinta dapat mengalir deras? Seperti apa aliran cinta yang deras? Bagaimana aliran derasnya cinta dapat mengalir di tanah gersang? Entahlah, semoga melalui kisah ini pula perlahan kita mengetahui makna dan hakikat cinta.



Makna dan hakikat cinta versi tokoh dalam kisah ini tentunya dan semoga menginspirasi kita untuk menemukan makna dan hakikat cinta yang sesungguhnya, karena tentu setiap dari kita punya kisah cinta yang berbeda, bukan?



#EllunarBooks #Novel #Buku #Penerbit #Ellunar #Cinta #InspirasiCinta #Inspirasi #NovelBaru #BukuBaru #KisahCinta #Kisah #Inspiratif #Cerita #CeritaCinta #Remaja #Perundungan #Semangat #Masjid 


Monday, April 19, 2021

MENCINTAI ITU TAK MUDAH

Mencintai itu tak mudah, sebab akan selalu ada pengorbanan, perjuangan, dan saling pengertian. Apa mungkin hal-hal itu akan mudah dipahami oleh seorang remaja? Tentu tidak, semuanya melalui proses yang panjang.



❤️ Sebuah Novel Inspirasi Cinta ❤️

>>> BUKU BARU (BISA PESAN SEKARANG) <<<
Judul: Derasnya Cinta di Tanah Gersang
Penulis: Mohamad Khaidir
Jenis: Novel
Tebal: 268 hlm
Ukuran: 14.8 x 21 cm
ISBN: 978-623-204-661-0
Terbit: November 2020
Sunting: Ananda Dwi Rahma
Layout: Rosalita
Sampul: Yuris Anindya Kurniawan
Harga: Rp65.000

PEMESANAN
Line (at)ellunar (dg @)

Ada cinta, benarkah ada cinta? Benarkah cinta itu ada? Benarkah cinta itu berwujud? Benarkah cinta itu dapat terlihat dengan mata kepala kita sendiri? Derasnya cinta, benarkah cinta dapat mengalir deras? Seperti apa aliran cinta yang deras? Bagaimana aliran derasnya cinta dapat mengalir di tanah gersang? Entahlah, semoga melalui kisah ini pula perlahan kita mengetahui makna dan hakikat cinta.

Makna dan hakikat cinta versi tokoh dalam kisah ini tentunya dan semoga menginspirasi kita untuk menemukan makna dan hakikat cinta yang sesungguhnya, karena tentu setiap dari kita punya kisah cinta yang berbeda, bukan?

#EllunarBooks #Novel #Buku #Penerbit #Ellunar #Cinta #InspirasiCinta #Inspirasi #NovelBaru #BukuBaru #KisahCinta #Kisah #Inspiratif #Cerita #CeritaCinta #Remaja #Perundungan #Semangat #Masjid


Sunday, January 5, 2020

Kala itu, Di Tahun 2006

Serial Sang Penjelajah Arus (3)

Bel berbunyi keras, "teeeet!!! Teeet!!! Teeet!!!" menandakan perpindahan jam, yang secara alami para pemuda-pemudi berseragam putih abu-abu paham bahwa saatnya bersua dengan teman-teman yang berbeda kelas, entah bertemu di kantin, di lapangan, di depan kelas, ataupun di "dego-dego" yang merupakan tempat nongkrong favorit para Lelaki. Dahulu di zaman SMA, ketika selesai masa Orientasi Siswa Baru, ada satu momen yang mungkin tak terlupakan bagi Adir si anak kampung dan anak ingusan. Memang di zaman SMA, Adir harus menerima Kenyataan pahit akibat tak pandai berinteraksi sosial, tak pandai memahami beragam karakter manusia, tahunya Jalani hidup saja seperti air yang mengalir, tanpa perencanaan tanpa visi masa depan, kondisi ini membuat Adir terombang-ambing dalam kerancuan proses memahami diri sendiri, proses pencarian jati diri, dan proses bersosialisasi dengan orang lain. Suatu ketika, selesai pengarahan masa Orientasi Siswa, kami para Siswa baru berjalan diarahkan ke Masjid Sekolah untuk kegiatan selanjutnya. Adir dengan begitu percaya diri maju paling depan, seolah-olah memimpin siswa-siswi yang lain, mungkin jiwa kepemimpinan dalam diri Adir mulai menunjukkan tanda dan ciri-cirinya, bergejolak menjadi sebentuk tindakan, berjalan dengan cepat melampaui langkah para Siswa baru yang mungkin masih malu-malu untuk mengekspresikan ekspresi itu sendiri, masih segan untuk mengaktualisasikan diri selaku pemuda dengan semangat berapi-api. Tiba-tiba, dengan semangat yang bergemuruh berjalan ke depan layaknya pemimpin muda, seorang senior menegur dengan nada mengejek dan merendahkan, "Hei, kamu ini pemimpin disini ya?", lalu dengan santai senior itu tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya melihat ke arah Adir yang tengah membangun kepercayaan dirinya, mereka berlalu sambil tertawa-tawa. Aah, sungguh malang Adir seorang anak muda yang sedang membangun karakter positif dalam dirinya tiba-tiba runtuh dalam sekejap, untunglah kepercayaan dan semangat dalam diri Adir belum runtuh sepenuhnya, masih menyisakan pondasi yang kapan saja masih siap untuk dibangun, pondasi diri yang kelak harus di kokohkan dengan Ilmu, yang memang harus di kuatkan dengan badai dan terpaan Angin, agar ia menjulang tinggi namun tetap rendah hati dan memberi manfaat serta menebar kebaikan bagi siapapun yang berada di sekitarnya. Adir masih harus belajar lagi! Adir masih harus lebih sabar lagi! Adir harus lebih kuat lagi! Entah kapan pondasi itu kuat, Adir harus siap menghadapi tantangan-tantangan hidup yang setiap manusia memiliki jatah akan tantangan-tantangan itu.

Ranting-ranting pohon mangga bertautan dengan ciri Khas warna cokelat Gelap memadu dengan warna tekstur batang yang keras dan membentuk jalan-jalan kecil bagi serangga-serangga kecil untuk bersimbiosis dengan pohon mangga tersebut. Pohon-pohon yang di tanam di setiap Taman depan kelas, karena sudah tumbuh besar, daun-daun dan ranting-rantingnya saling terhubung dan bertautan, di Sepanjang Kelas XII (Dua Belas) jejeran Pohon mangga ini memberikan kesejukan dan keteduhan bagi Siswa, guru, serta warga di lingkungan sekolah. Kesejukan dan keteduhan ini memang harus dibayar dengan rutinnya Siswa-siswi piket menyapu Halaman dan Taman depan sekolah, ini konsekuensinya. Tidak setiap Kesejukan dan keteduhan dapat dinikmati tanpa usaha menjaga kebersihan, daun-daun yang jatuh dan berguguran serta ranting-ranting yang jatuh karena terpaan Angin juga harus dibersihkan setiap harinya, hal ini memberikan kita pelajaran bahwa di bumi yang tengah kita pijak hari ini, kesejukan dan keteduhan yang ingin kita nikmati pun kita harus berusaha jua, tak ada yang instan. Untuk sesuatu yang menyenangkan di dunia pun kita harus berusaha, berjuang dan berkorban, apalagi untuk sesuatu yang sangat besar dan nikmat di akhirat nanti? Butuh perjuangan tak kenal lelah, butuh pengorbanan yang melampaui batas-batas Individualisme, seperti apakah itu? Tenang, akan kuceritakan kepadamu secara bertahap dan perlahan. Duduklah, mari mengurai kisah bersamaku.

Kantin-kantin di bagian selatan Sekolah mulai ramai, siswa-siswi sekolah yang merupakan salah satu sekolah unggulan di kota, di kampung Halaman Adir, mulai berkunjung ke masing-masing kantin favoritnya untuk menunaikan hajat makan siangnya. Kantin-kantin berjejer dan berhadap-hadapan, beragam warna cat, ada yang mengecatnya dengan warna biru, krem, kuning, putih, sesuai selera dan sebagai daya tarik bagi siswa-siswi yang sedang mencari tempat nongkrong sekaligus tempat makan. Saat para siswa-siswi sedang hilir mudik, dan siswa-siswi yang lainnya sedang menikmati santap siangnya di dalam kantin tiba-tiba atap kantin yang beralaskan seng berbunyi keras ditimpuk batu yang besar, "Brak..!!". Sontak saja para siswa-siswi kaget bukan kepalang lalu menghentikan aktivitasnya, lalu mendatangi sumber suara. "Brak..!!", belum habis kehebohan dari batu pertama, ada satu lagi batu yang menimpa kantin di tengah. Siswa-siswi semakin berhamburan lalu pergi menuju sumber suara, sebagian Siswa Senior mulai gusar dan emosi berlari ke dekat kantin sasaran batu misterius dari arah barat sekolah. "Brak..!!", Batu ketiga datang lagi, emosi sudah tak tertahankan, mana ada yang sanggup menahan emosi anak muda yang sedang meluap-luap, darah panas para pemuda bergejolak, tangan mulai bergerak mengambil batu, bersiap untuk melakukan pembalasan, mulai ramai terucap kata-kata yang kasar nan kejam, kata-kata picik dan kotor, sungguh tak tertahankan lagi bagi anak-anak muda yang nyaris kehilangan akal sehat ini, dalam pikirannya saat ini lebih baik segera membalas! Agar tidak di pandang enteng oleh anak-anak sekolah sebelah! Ternyata bunyi batu melayang yang ketiga dari arah barat sekolah tepat mendarat di atap kantin sekolah itu adalah pengantar bagi batu keempat, kelima, keenam, dan seterusnya hingga tak terhitung lagi. Pembalasan sudah di mulai, senior maupun junior yang tak dapat menahan emosinya segera membalas, tak tanggung-tanggung batu yang lebih besar dari ukuran telapak tangan pun di ambil lalu di lemparkan. Segera saja terjadi saling melempar, tak terpikirkan apa dampaknya ke depan, emosi sudah menguasai diri, Adir pun terdiam dan menyaksikan, tak ingin berbicara dan banyak berkommentar, terbersit sedikit keinginan untuk ikut melempar juga, tetapi Adir memilih tak mengambil tindakan karena berpikir tentang akibat yang akan terjadi setelah insiden ini. Dalam hati kecil Adir, untuk apa bertengkar dan saling melempar seperti ini? Masih Relevan kah tawuran semacam ini bagi para intelektual muda generasi penerus bangsa? Bangsa ini telah Merdeka, berbagai macam Suku mengikhlaskan diri, meredam egosentris, dengan semangat memperjuangkan kemerdekaan Melebur menjadi satu entitas politik, entitas negara bernama Indonesia, sesuatu yang pernah di cita-citakan Gajah Mada di Era 1300-an meskipun pada saat itu motivasinya adalah ekspansi secara teritori. Untuk apa kita saling menyakiti,? Padahal para Pendiri bangsa kita pernah membangun semangat yang sama, merasakan penderitaan dan penistaan akibat penjajahan memicu hasrat untuk bebas, Merdeka, dan sejahtera. Lalu saat kemerdekaan itu telah tercapai, kita dengan mudahnya tersulut emosi dan ter-provokasi. "Aah, atau Mungkin aku saja yang merasakan kegelisahan seperti ini? Tidak! Pasti bukan cuma aku yang berpikiran seperti ini", Adir berbicara dalam pikirannya sendiri, berbicara pada dirinya sendiri. "Pasti ada cara lain untuk menyelesaikan persoalan ini tanpa kekerasan, mungkin kedua pihak sekolah di wakili oleh Unsur pimpinan Sekolah bisa saling berdiskusi dan mencari jalan tengahnya, duduk bicara bersama membicarakan solusi, tapi untuk penyelesaian masalah semacam ini tak bisa hanya aku seorang diri yang menyampaikannya", gumam Adir. "Harus ada sekumpulan orang-orang berpikiran yang sama, berpikir tenang dan objektif, karena kebaikan memang harus terorganisir agar dengan lantang mencegah kemungkaran, namun untuk saat ini aku belum bisa melakukannya, untuk saat ini aku belum bertemu orang-orang semacam ini", Adir Berdiskusi dengan dirinya sendiri. Dalam diskusi panjangnya, Adir masih menyimpan optimisme, suatu saat akan bertemu dengan orang-orang seperti ini, Adir sangat yakin akan masa depannya, suatu saat ia akan bertemu dengan orang-orang baik yang sevisi dengannya.

Oleh : Mohamad Khaidir

AIR SURUT