Showing posts with label Makassar. Show all posts
Showing posts with label Makassar. Show all posts

Saturday, October 30, 2021

TOL LAYANG

MELINTASI TOL LAYANG AP PETTARANI



https://youtu.be/tdT4xdeyot8


#jalanjalan #jalanlayang #jalantol #jalantollayang #jalanlayangmakassar #makassar #sulsel #jalanjalanproduktif #channelinspirasi #pettarani

Friday, September 10, 2021

PANTAI LOSARI DARI UDARA

PEMANDANGAN DARI UDARA PANTAI LOSARI



https://youtu.be/PqJB4skKpa0


#PantaiLosari #Makassar #jalanjalan #wisata #perjalanan #petualangan #sulsel #pemudaproduktif45

Monday, July 19, 2021

APA ITU SINRILIK ?



Sinrilik merupakan jenis sastra lisan yang berasal dari suku Makassar di Sulawesi Selatan. Salah satu sinrilik yang memiliki kedudukan yang istimewa di antara sinrilik lainnya adalah Sinrilik Kappalak Tallumbatua (SKT) karena di dalamnya terdapat informasi tentang kebesaran raja dan kerajaan Gowa, sikap heroisme, ajaran moral, adat-istiadat, serta kepercayaan yang merupakan pencerminan masyarakatnya.

(Dra. Inriati Lewa, M.Hum., Prof.Dr.Marsono, S.U. ; Prof.Dr. Rachmat Djoko Pradopo, 2015)

Monday, July 12, 2021

TERNYATA DI TOL BISA MACET JUGA !

TERNYATA DI TOL BISA MACET JUGA !


Berikut Videonya



https://youtu.be/s3zL1G7f3gE


#Tol #jalanjalan #produktif #sarana #jalanjalanproduktif

Friday, July 9, 2021

TOL LAYANG AP PETTARANI MAKASSAR

SEPERTI APA RASANYA MELINTASI TOL LAYANG AP PETTARANI ?

BERIKUT VIDEONYA



https://youtu.be/tdT4xdeyot8


#jalanjalan #jalanlayang #jalantol #jalantollayang #jalanlayangmakassar #makassar #sulsel #jalanjalanproduktif #channelinspirasi #pettarani

Wednesday, June 2, 2021

MELINTASI JALAN LAYANG AP PETTARANI

MELINTASI TOL LAYANG AP PETTARANI



https://youtu.be/tdT4xdeyot8


#jalanjalan #jalanlayang #jalantol #jalantollayang #jalanlayangmakassar #makassar #sulsel #jalanjalanproduktif #channelinspirasi #pettarani

Thursday, May 20, 2021

MENIKMATI SENJA DI JALAN LAYANG

MENJELANG SENJA DI JALAN LAYANG MAKASSAR



https://youtu.be/OutW7zEaUn4


#Jalantollayang #jalanlayang #jalanjalan #jalanjalanproduktif #channelinspirasi #inspirasi #tol

Friday, December 18, 2020

Petualangan menuju Timur Indonesia

Mobil bus besar yang kami tumpangi melaju kencang di jalan yang semakin melebar, kami telah tiba di Sulawesi Barat. Ruas jalannya cukup luas, karena luas maka sopir bus memacu semakin kencang laju bus yang sebagian besar penumpangnya adalah mahasiswa-mahasiswi dari kota Palu Sulawesi Tengah. Tiba-tiba, sebuah mobil kecil tak terlihat oleh jangkauan jendela bus yang tinggi. “Brak!”, mobil kecil itu menyenggol badan bus bagian tengah yang tentu saja membuat lari bus menjadi tidak stabil beberapa detik. Beruntung sopir bus yang kami tumpangi dengan sigap membuat kendaraan kembali stabil lalu memutuskan untuk mengejar mobil kecil yang menyenggol tadi. Mobil kecil itu adalah mobil boks berwarna hitam, sekarang mobil itu menepi lalu bus kami ikut menepi tepat didepannya. Aku melihat sopir mobil boks kecil itu turun dan tampak emosi, ia saja emosi, lalu bagaimana kami yang merupakan korban? Sopir bus kami dan beberapa kernet nya juga bersiap-siap turun dan tampak emosi. Kami yang masih berstatus mahasiswa segera mengenakan almamater biru kebanggaan kami dan siap untuk turun sambil menahan sedikit gejolak emosi juga. Bagaimana kami para penghuni bus besar ini tidak emosi, baru saja tadi malam kami mengalami insiden juga. Semalam kaca jendela bus kami tembus dilempari batu besar, tak tanggung-tanggung, batu itu melesat menembus dua kaca jendela bus bagian belakang. Kaca jendela bus bagian belakang di sisi kiri dan kanan tentu saja menandakan bahwa batu yang dihempaskan ke bus memang ada unsur kesengajaan. Dan lebih parahnya lagi kejadian itu berlangsung di tengah malam, hampir saja batu tersebut mengenai salah seorang mahasiswi kami bernama Sundari. Sundari kebetulan duduk berdampingan dengan Cici. Sopir bus dan beberapa kernet bus yang terlanjur emosi segera mengambil parang besar lalu mencoba mengejar pelaku yang melempar bus kami semalam. Namun sang pelaku tidak ditemukan dan kami tetap melanjutkan perjalanan. Setelah semalam mengalami insiden, kini siang harinya bus kami disenggol oleh mobil boks kecil berwarna hitam.


            Kami para mahasiswa dari Universitas Pemuda di Sulawesi Tengah telah menggunakan almamater biru dan bersiap untuk turun, sengaja kami belum turun untuk melihat bagaimana sopir bus bertemu dengan sopir mobil boks kecil berwarna hitam. Melihat reaksi sopir mobil boks kecil yang tampaknya tidak terima disalahkan dan malah menyalahkan, kami segerombolan mahasiswa beralmamater biru pun turun dari bus diikuti oleh penumpang laki-laki yang lain lalu berjalan dengan langkah yang tegas sambal menahan emosi lalu mengerumuni mobil boks kecil berwarna hitam. Segera setelah melihat jumlah kami sopir mobil boks kecil berwarna hitam tampak melunak dan nada bicara yang tadinya tinggi kemudian menjadi tampak gemetar.

“Sabar Pak, semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Saya tidak berani melawan pak, dan saya mengaku salah.”

“Nah, begitu dong pak, Bapak yang menabrak maka bapak yang mengaku salah. Mari kita bicarakan ini baik-baik lalu kita laporkan ke pihak yang berwenang agar adil dalam penyelesaiannya.”

    Beruntung sopir bus kami mampu meredam amarahnya dan mau memberi kami kode untuk kembali ke dalam bus sambil tersenyum dan tampak mengerlingkan matanya kepada kami para mahasiswa. Kejadian tak terduga ini segera diselesaikan di pos polisi lalu lintas terdekat, tentu saja mobil boks kecil berwarna hitam itu harus ganti rugi kerusakkan bus yang kami tumpangi.  Dua insiden, yaitu insiden pelemparan batu semalam dan penabrakan tadi siang cukup membuat diriku terkejut karena ini pertama kalinya. Namaku Muflih, mahasiswa baru Universitas Pemuda di Sulawesi Tengah. Aku terpilih sebagai salah satu perwakilan dari lembaga kemahasiswaan untuk menghadiri sebuah pertemuan besar mahasiswa-mahasiswi muslim bertempat di salah satu kampus besar di Indonesia Timur. Aku satu-satunya mahasiswa baru yang terpilih di fakultas ekonomi Universitas Pemuda untuk bersama-sama para pengurus lembaga kemahasiswaan lainnya menghadiri pertemuan nasional tersebut. Seluruh perwakilan dari Universitas Pemuda Sulawesi Tengah disubsidi oleh pihak kampus untuk biaya transportasi dan registrasi acara sebesar 50%. Jadi para mahasiswa-mahasiswi perwakilan Universitas Pemuda Sulawesi Tengah ini harus menggunakan biaya pribadi 50% untuk hadir di pertemuan nasional tersebut. Bisa dibilang para mahasiswa-mahasiswi perwakilan ini harus berjuang untuk mencukupi biaya transportasi dan registrasinya nanti. Sehingga rute yang dipilih adalah rute yang paling hemat dan terjangkau kantong mahasiswa.

            Rute yang pertama ditempuh adalah perjalanan darat dari kota Palu menuju kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Perjalanan darat yang paling cepat adalah menyewa bus, total mahasiwa-mahasiswi yang berangkat dari Palu adalah 17 orang, maka bus yang berkapasitas 33 orang pun didominasi oleh para mahasiswa-mahasiswi. Aku yang berada di dalam rombongan ini merasa bahwa seolah-olah kami para mahasiswalah yang menyewa seluruh bus ini. Beruntung sopir dan kernet bus cukup korporatif dengan mahasiswa sehingga ketika tiba waktu salat bus berhenti sejenak. Perjalanan dari kota Palu menuju Makassar melewati Donggala, sengaja kami memilih bus dengan rute tersebut karena jalanannya cukup bagus dan tidak terlalu banyak tikungan tajam yang ditemui. Rute ini menyisir pantai bagian Barat Sulawesi Tengah lalu masuk ke Provinsi Sulawesi Barat. Sebelum masuk ke Provinsi Sulawesi Barat, perjalanan kami dihiasi dengan pemandangan laut yang begitu indah di sisi kanan bus dan pemandangan bukit-bukit hijau di sisi kiri bus. Saat memasuki Sulawesi Barat di malam hari kami dikejutkan oleh insiden pelemparan batu yang menembus beberapa jendela kaca bus, Sundari dan Cici yang paling dekat dengan jendela yang pecah juga menjadi dua orang yang paling trauma di antara kami. Syukurlah mereka berdua tidak terluka. Ada pemandangan menarik ketika bus melintasi Provinsi Sulawesi Barat, yaitu pemandangan bendera-bendera dari negara-negara asing. Aku sedikit heran namun baru kemudian menyadari bahwa di tahun yang sama pada saat pertemuan nasional yang hendak kami hadiri adalah tahun dimana piala dunia diselenggarakan. Aku melihat bendera Inggris, Argentina, Spanyol, Brazil, Jerman, Italia, Prancis, dan Uruguay berkibar di pagar rumah, berkibar di atap rumah, dan dipohon-pohon yang tumbuh di depan rumah. Sebenarnya ada sedikit rasa heran di dalam benakku, mengapa mereka dengan mudahnya mengibarkan bendera bangsa asing di rumah-rumah mereka? Bukankah dulu para pejuang bangsa kita berjuang agar merah putih saja yang berkibar? Tetapi pada akhirnya Aku mencoba memandangnya dari perspektif lain, bahwa memang sekarang adalah eranya kolaborasi. Bahkan sepakbola bisa menembus sekat-sekat geografis dan nasionalis, berkompetisi sekaligus menghibur para penikmat sepakbola di seluruh dunia. Aku menyimak pemandangan bendera-bendera asing ini sambal sesekali mencuri pandang kepada Sundari yang manis itu. Ya, Sundari adalah mahasiswi yang cukup manis bagiku. Dan Aku adalah lelaki normal yang juga tertarik pada lawan jenis. Semenjak kejadian insiden pelemparan batu semalam Aku jadi lebih memerhatikan dan mengkhawatirkan Sundari, sampai kemudian senyum manis terbit di wajahnya sehingga Aku tak perlu khawatir lagi.

            Sesampainya di Makassar kami melanjutkan perjalanan menuju bandara Sultan Hasanuddin, bandara bertaraf Internasional di Indonesia Timur. Aku sedikit mengalami culture shock karena kaget melihat gedung-gedung tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, dan peradaban masyarakat di Makassar. Pantas saja banyak yang bilang Makassar adalah salah satu kota paling maju di kawasan Indonesia Timur, meski sebenarnya Makassar masuk dalam kawasan Indonesia Tengah. Sampai beberapa tahun kemudian Aku paham bahwa Makassar memang sedang dipersiapkan menjadi kota dunia, terbukti dari acara-acara resminya yang mengundang sekitar 40an walikota di negara-negara maju dan berkembang. Tujuan kami sebenarnya adalah kota Ambon, maka dari bandara Sultan Hasanuddin kami bertolak terbang ke kota Ambon di Indonesia Timur. Setibanya di kota Ambon, Aku menyaksikan pemandangan yang juga sama dengan yang kusaksikan di Sulawesi Barat. Bendera-bendera asing berkibar di pinggir pantai, tepatnya di rumah-rumah warga yang berada di sepanjang pantai. Sungguh piala dunia saat itu membuktikan bahwa olahraga sepakbola semakin mendunia. Tibalah kami di Universitas Pattimura Ambon, sebuah kampus peradaban di Indonesia Timur. Kampus yang akan mengadakan acara Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Nasional. Sebuah pertemuan nasional yang bergengsi, menghadirkan pemateri-pemateri nasional sampai internasional, sebuah pertemuan yang Aku bangga bisa hadir di dalamnya mewakili kampusku, mewakili daerahku. Sebuah pertemuan yang penuh perjuangan kami bisa hadir di dalamnya, untuk membicarakan masa depan bangsa Indonesia dan apa yang bisa kami kontribusikan selaku mahasiswa-mahasiswi yang katanya adalah agen perubahan. Sebuah pertemuan nasional yang mengajari kepadaku dan kepada kami semua bahwa hidup itu adalah perjuangan. Tak ada yang instan, tak ada yang mudah, untuk sampai ke Ambon saja kami masih harus berjuang mencukupi biaya transportasi dan biaya registrasi bahkan sampai harus memilih rute termurah. Tak sia-sia perjuangan kami hadir di tempat ini, di Universitas Pattimura Ambon. Mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan diri, mengikuti kelas-kelas kecil, serta menghadiri sebuah rapat besar untuk membicarakan hal-hal strategis terkait peran mahasiswa Indonesia dalam memajukan bangsa Indonesia. Sebuah pertemuan yang akan kukenang seumur hidupku, sebab dari sinilah Aku memulai berorganisasi, dari pertemuan inilah untuk pertama kalinya Aku mengetahui istilah aktivis dakwah kampus dan perannya dalam memajukan bangsa Indonesia. Setiap kisah mempunyai pelajaran, setiap kisah sekalipun kisah itu ada hal-hal yang buruk terjadi tetap akan membawa kebaikan dan pelajaran kepada kita. Inilah kisahku, Muhammad Muflih dari Palu Sulawesi Tengah, seorang pemuda yang tengah mencari jati diri dan memburu hidayah lalu menemukannya di dalam aktivitas-aktivitas lembaga kemahasiswaan.





Sunday, November 1, 2020

Senja di Wisata Mangrove Lantebung Makassar

 













Makassar atau kota daeng tidak hanya perkotaan saja, bila Sinjai punya taman mangrove Tongke-tongke, maka Makassar punya wisata mangrove Lantebung. Jaraknya tak terlalu jauh dari jalan tol Makassar. Dari Jalan tol Ir.Sutami, kita bisa keluar dari jalan tol di gerbang tol dekat pom bensin. Sesudah keluar dari jalan tol, masuk ke Jl.Lantebung. Kamu tak perlu khawatir tersesat, sebab sejak dari pertigaan Jl.Lantebung sudah ada tanda menuju wisata Mangrove.

Dari Pertigaan, terus saja di Jl.Lantebung sekitar 1,1 Km sampai di ujung jalan yaitu pertigaan dan masjid. Tersedia parkiran buat mobil dan motor. Biaya masuk wisatawan lokal Rp.5.000,-/Orang, sedangkan turis Rp.10.000,-/Orang. Biaya wisata dengan perahu Rp.10.000,-/Orang. Tarif-tarif tersebut adalah nominal saat tulisan ini dibuat, bisa saja akan berubah untuk kepentingan pengembangan wisata. Tersedia pula gazebo untuk rapat kecil, Musala, toilet, serta kantin yang menjual makanan ringan.









Pemandangan di wisata mangrove Lantebung sangat indah, kita bisa bertualang disini saat pagi, siang, atau sore hari. Bila ingin menikmati senja, datanglah di sore hari. Terdapat lebih dari 10 foto spot yang tidak akan membuat mu kecewa. Mulai dari jembatan pelangi, gembok cinta, sila ke-4, sampai info-info terkait tempat wisata. Ayo jalan-jalan kesini, menikmati senja di kota Makassar. Ayo ke Makassar, ayo ke Sulsel!

#senja #Makassar #Sulsel #wisatamangrove #wisataIndonesia #wisatalantebung #wisatalantebungmangrove #mangrove #Indonesiaindah #alamIndonesia #Tamalanrea #senyum 

Oleh : Mohamad Khaidir


Tuesday, March 3, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (67)

Masjid yang ramai selalu punya program-program yang menarik untuk dilaksanakan. Apalagi bila jama'ah yang datang selalu berbondong-bondong menuju masjid. Sang pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid tersebut dan singgah didalamnya. Masjid Wal Ashri Rappocini Makassar Sulawesi Selatan. Sebuah masjid besar tepat berhadapan dengan Kantor Kelurahan.


Masjid Wal Ashri adalah masjid yang ramai, berada di tengah-tengah perumahan warga, juga disekitarnya terdapat warung-warung makan dan hotel-hotel. Masjid Wal Ashri memiliki pengelolaan taman pengajian Al-Qur'an yang baik, terbukti dari banyaknya santri yang mengaji di masjid ini. Sajadah karpet masjid juga sangat lembut serta sejuk udaranya di dalam. Para pelintas jalan menjadikan masjid ini tempat favorit untuk singgah sejenak. Suara Imam Masjid Wal Ashri juga merdu, menjadi daya tarik tersendiri bagi jama'ah dan ciri khas masjid. Buat kamu yang masih ragu atau malu-malu ke masjid ayo kita ke masjid, perjalanan sang pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, March 1, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (66)

Perjalanan pemuda 1000 masjid kembali dilanjutkan meski hujan, meski dingin. Siapa yang tak merasa tenang bila mengunjungi masjid lalu berkontemplasi di dalamnya? Masjid semacam menjadi tempat yang bersinar bagi para pencari petunjuk, bagi para pencari kebenaran, bagi orang-orang yang haus akan siraman rohani. Kali ini perjalanan pemuda 1000 masjid kembali ke Kota Makassar Sulawesi Selatan, sebuah masjid yang cukup unik sebab atapnya tidak berbentuk kubah.


Masjid Baitul Amaliyah PU, adalah sebuah masjid dengan desain unik dan minimalis, cukup luas, dan berada di posisi yang strategis. Terletak di Kantor PU, dekat Warung Kopi, jalan masuknya di Jalan Sungai Saddang Baru. Tempat Wuduhnya terletak diluar, di dekat taman masjid yang cukup menarik. Atapnya tak berbentuk kubah tetapi desainnya cukup unik, berwarna orange, bagian luar masjid di dominasi warna hijau. Bagian dalam terdapat tempat yang terpisah antara jama'ah laki-laki dan jama'ah perempuan, lokasi jama'ah perempuan terletak di depan taman masjid, ruangan yang tersendiri. Sementara ruangan jama'ah laki-laki cukup luas mengambil ruangan yang sangat luas. Menara masjid yang berwarna hijau dan orange tampak indah dan unik, pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, February 26, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (64)

Pemuda dan masjid selalu menyajikan cerita-cerita yang menginspirasi dan cerita-cerita kebaikan. Seperti cerita pemuda 1000 masjid yang senang bertualang berkeliling Indonesia serta mengunjungi masjid, dari masjid ke masjid, untuk menggali inspirasi menyebarkan kebaikan meski hanya lewat cerita dan tulisan. Pemuda 1000 masjid terus melanjutkan perjalanannya dan mengunjungi sebuah masjid berwarna jingga di Kota Makassar Sulawesi Selatan.


Masjid Nurul Muslimin adalah masjid yang sempat dikunjungi oleh sang pemuda 1000 masjid. Sebuah masjid di daerah yang cukup banyak penduduk, berada di pemukiman yang padat, sehingga jama'ahnya cukup banyak. Masjid Nurul Muslimin memiliki menara yang sangat tinggi yang akan menyebarkan suara-suara panggilan, memanggil orang-orang untuk mengunjungi masjid. Masjid Nurul Muslimin yang berwarna jingga tampak bercahaya dan berbeda dengan warna bangunan yang lain di sekitarnya. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan dilanjutkan, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, February 22, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (62)

Masjid itu tampak tegar berdiri dengan dua menaranya yang besar dan kokoh menjulang seolah ingin menerobos awan mendung yang menggelayuti langit Kota Makassar. Rintik-rintik hujan juga masih menerpa bersama udara dingin, namun pemuda 1000 masjid masih terus melanjutkan perjalanannya. Mengunjungi masjid untuk menggali inspirasi lalu menuliskan setiap perjalanan agar menjadi motivasi agar orang-orang semakin tertarik untuk berkunjung pula ke masjid.


Masjid Miftahul Khayr tampak begitu kokoh berdiri, di tepi jalan, menaranya menjulang ke atas melebihi ketinggian sebagian besar ruko sebagai penanda bahwa ada masjid di daerah ini. Menara Masjid Miftahul Khayr juga berfungsi agar suara-suara panggilan terdengar seluas-luasnya, tersebar sejauh-jauhnya jangkauan. Berada di pinggir jalan kecil, Masjid Miftahul Khayr tampil sebagai penyejuk hati, pikiran, dan pandangan. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan terus kita lanjutkan, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, February 20, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (61)

Bila tersesat, ayo ke masjid. Bila bingung, ayo ke masjid. Bila suntuk, ayo ke masjid. Bila merasa hampa, ayo ke masjid. Bila merasa resah, ayo ke masjid. Bila galau, ayo ke masjid. Mungkin dengan mengunjungi masjid bosa menjadi solusi agar hati dan pikiran kita terpimpin dalam kebenaran, agar hati dan pikiran kita terbimbing. Begitulah keyakinan yang dibangun oleh sang pemuda 1000 masjid, begitulah semangat yang dibangun oleh pemuda 1000 masjid.


Perjalanan pemuda 1000 masjid kali ini adalah Masjid Al-Umar Jalan Sunu Makassar. Sebuah masjid bertingkat yang di dominasi oleh warna jingga. Sebuah masjid yang dapat menjadi sarana agar kita bisa memiliki hati dan pikiran yang terbimbing, masjid yang menjadi sarana agar kita senantiasa berada dalam kebaikan, dengan bertemu orang-orang berpikiran positif akan memantik kembali semangat kita yang mungkin sedang lesu. Jadi, tunggu apa lagi, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, February 18, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (60)

Kembalilah ke masjid kawanku, bila engkau sudah jauh berjalan dan membutuhkan tempat untuk singgah sejenak.  Kembalilah ke masjid kawanku, kita cari bersama-sama tentang makna hidup yang sesungguhnya. Perjalanan pemuda 1000 masjid akan kita lanjutkan, kali ini kita akan menjelajah Kota Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang berada di Karuwisi.


Masjid Nurul Yaqin Karuwisi Makassar, sebuah masjid yang dominan berwarna putih dan berada di tengah dua jalan beraspal. Sehingga masyarakat yang berasal dari arah Utara maupun Selatan masjid akan dengan mudah mengunjunginya. Sebuah model masjid yang terbuka bagi semua kalangan, masjid yang juga banyak mengagendakan kegiatan-kegiatan keislaman dan kajian, tak lain dan tak bukan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar 1945. Perjalanan penuh inspirasi sang pemuda 1000 masjid akan terus kita lanjutkan, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, February 13, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (58)

Sudah semakin baik kah kondisi dunia kita? Atau semakin buruk? Jawaban apa kira-kira yang akan menjadi jawaban dominan? Pertanyaan ini pernah ditanyakan kepada para jurnalis, kepada para akademisi, maka kurang dari 30% jawaban mereka tidak sesuai dengan data faktual kondisi dunia seutuhnya. Mungkin terlalu asyik dengan dramatisnya media memoles setiap berita, sehingga membuat persepsi kita tentang dunia ter-distorsi. Maka, mari membangun kembali optimisme tersebut, dengan melakukan melihat dunia seutuhnya, pengamatan langsung, mungkin dengan melakukan jalan-jalan produktif ke masjid engkau bisa membangun kembali rasa optimis itu.



Perjalanan dari masjid ke masjid masih akan kita lanjutkan, pemuda 1000 masjid berkesempatan melintasi Jalan Cendrawasih Kota Makassar, sebuah jalan poros yang cukup padat, padat pemukiman dan perumahan penduduk, padat pula tempat-tempat perbelanjaan, padat pula dengan kegiatan-kegiatan ekonomi. Sebuah masjid berdiri anggun di antara kepadatan penduduk serta aktivitasnya, tepat di tepi jalan, masjid tersebut adalah Masjid Darul Ikhlas Cendrawasih. Masjid berwarna hitam, berkombinasi dengan warna emas, berdiri anggun, unik, dan begitu indah, menggoda para pelintas jalan untuk singgah sejenak, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, February 9, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (56)


Musim hujan telah tiba, termasuk Kota Makassar, namun perjalanan harus terus dilanjutkan, perjalanan yang mengantar kita untuk hijrah. Hijrah dari baik menjadi lebih baik, hijrah dari tak sadar menjadi sadar, hijrah dari tak berdaya menuju berdaya, hijrah dari kemalasan menuju tekun dan ulet, hijrah dari tak tahu menuju paham, hijrah dari sekedar hafal menuju mampu mengimplementasikan, begitu pula perjalanan sang pemuda 1000 masjid.


Sebuah masjid di dekat Kawasan Industri Makassar (KIMA), masjid berwarna hijau yang begitu anggun, meski hujan, meski angin, masjid ini hadir sebagai penyejuk. Masjid Nurut Tauhid namanya, masjid yang terletak di pinggir jalan, tepatnya di tepi jalan poros menuju KIMA bila kita dari arah Barat menuju Timur. Layaknya sebuah bangunan yang harus terus berubah agar relevan dengan zaman, begitupun bangunan masjid, begitu pula seorang manusia. Manusia harus berpikiran terbuka dan siap untuk berubah, suka tidak suka, mau tidak mau, agar selalu relevan dengan zaman.

Perjalanan pemuda 1000 masjid adalah perjalanan hijrah, perjalanan untuk mengambil hikmah, perjalanan penuh inspirasi, membagi inspirasi bagi pelaku, membagi inspirasi bagi para pembaca dan penyimak kisah ini. Masjid Nurut Tauhid menjadi saksi perjalanan sang pemuda 1000 masjid ini. Siapapun kita, dimanapun kita, kemanapun kita, jangan lupa untuk terus mengingat jati diri kita, mungkin dengan mengunjungi masjid bisa menginspirasi kita, dengan mengunjungi masjid bisa membantu kita dalam proses hijrah, dengan mengunjungi masjid kita bertemu orang-orang dari berbagai latar belakang, dengan mengunjungi masjid kita akan bertemu orang-orang positif, tunggu apa lagi, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, February 7, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (55)

Dalam perjalanan yang sangat jauh, belasan kilometer bahkan sampai puluhan kilometer, tentu akan membuat badan kita sedikit merasakan letih. Bahkan memasuki musim hujan mata kita akan segera mencari tempat berteduh bila tak membawa mantel hujan. Langit mendung di Kota Makassar, sang pemuda 1000 masjid terus melanjutkan perjalanannya, perjalanan kali ini menyusuri jalan pinggir jalan tol Insinyur Sutami Makassar.

Sebuah masjid berada di pinggir jalan, jalanan pinggir jalan tol, masjid yang sangat strategis bagi para musafir untuk singgah sejenak. Sebuah masjid sederhana dengan menaranya yang cukup tinggi, ialah Masjid Fatimah Tamala'lang Makassar. Masjid Fatimah Tamala'lang Makassar adalah masjid sederhana yang bagian depannya di balut oleh tegel berwarna putih berukuran kecil namun menutupi hampir seluruh bagian depan masjid, persis seperti desain bangunan-bangunan mewah di sekitaran Tahun 80-90an.


Masjid Fatimah Tamala'lang Makassar, adalah masjid yang menjadi favorit bagi para pekerja-pekerja perusahaan di sekitaran Kawasan Industri Makassar (KIMA), juga menjadi tempat favorit para pelintas jalan untuk singgah beristirahat sejenak. Bagian depan pagar masjid tersedia parkiran sekitar 5-6 Mobil, tepat di pinggir jalan, tersedia pula tempat berwudhu bagian depan dan belakang masjid. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, February 5, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (54)

Bangunlah Jiwanya
Bangunlah Badannya
Untuk Indonesia Raya..!
(Indonesia Raya, W.R.Supratman)

Apa yang muncul di dalam benakmu ketika mendengar lagu kebangsaan sekaligus lagu kebanggaan bangsa kita? Tentu merasa bangga, bahkan mungkin akan terharu ketika karena prestasimu di tingkat nasional maupun tingkat Internasional membuat Sang Merah Putih di kibarkan diiringi lagu Indonesia Raya. Bangunlah Jiwanya, memang ini yang mungkin luput dari perhatian kita, bangun jiwa lebih di dahulukan daripada bangun badan, maka perjalanan pemuda 1000 masjid adalah salah sati upaya kita membangun jiwa!

Perjalanan pemuda 1000 masjid kita lanjutkan lagi di Kota Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang berada di Jalan Batara Bira Baddoka, masjid yang desainnya cukup unik, di dominasi oleh warna cokelat dan krem yang berkombinasi apik dan indah. Masjid yang berada di tepi jalan tentunya memiliki daya tarik bagi pelintas jalan untuk singgah sejenak merasakan kenikmatan berkunjung di masjid, masjid ini bernama Masjid Nurul Falah.



Masjid Nurul Falah Baddoka menghadirkan kesejukan lahir maupun batin bagi orang-orang di sekitarnya, kantor-kantor di sekitarnya, unit-unit usaha di sekitarnya, dan masyarakat sekitar yang berdomisili di dekatnya. Pemuda 1000 masjid pun berkesempatan mengunjungi Masjid Nurul Falah dan menikmati kesejukan di dalamnya, dan masih akan melanjutkan perjalanannya. Membangun jiwa dengan berkunjung ke masjid, agar muncul semangat-semangat positif, semangat memakmurkan masjid, semangat memberdayakan masyarakat, bahkan semangat berkontribusi untuk bangsa ini di mulai dari masjid, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, February 2, 2020

Ayo Jalan-jalan ke Fort Rotterdam Makassar!

Sebuah benteng berdiri kokoh di dekat Pantai Losari Makassar, bangunan yang merupakan saksi sejarah, bangunan bersejarah yang menjadi tempat yang harus kamu kunjungi bila berada di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam, terinspirasi dari nama sebuah Kota di Belanda, Benteng ini dulunya adalah kantor pemerintahan Pemerintah Kolonial Belanda di tanah Makassar.



Fort Rotterdam menjadi destinasi wisata yang sangat menarik dengan bangunan-bangunan klasiknya, berwarna krem kekuning-kuningan, dan beratap merah. Di sekitar benteng terdapat pula bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang modern, sehingga ketika kita menatap dan membandingkannya dengan bangunan di benteng, akan terasa nuansa historisnya.



Fort Rotterdam adalah sebuah tempat yang harus kamu kunjungi, buka dari pagi hingga petang, kecuali ada acara di malam hari. Destinasi wisata yang edukatif, bersejarah, dan pantas untuk kamu kunjungi. Tersedia pula beberapa spot berfoto yang menarik dan indah, bagian depan benteng juga ada gong perdamaian dunia, gong yang sangat besar berwarna emas, berkilau. Tunggu apa lagi, ayo berkunjung kesini, Fort Rotterdam Makassar Sulawesi Selatan, ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

AIR SURUT