Showing posts with label Semangat Kemanusiaan. Show all posts
Showing posts with label Semangat Kemanusiaan. Show all posts

Saturday, January 20, 2024

MANUSIA UPHOLDER

 


https://youtube.com/shorts/MCLL6X7Ox-E?si=TKGu22vsVjG-wMlD


#inspirasipemuda #bungkhaidir #narasi #reels #short #motivasi #gagasan #opini #shorts #pengembangandiri #pemudaproduktif #selfdevelopment #pemuda #manusia #produktif #upholder #ide

Sunday, November 12, 2023

LEBIH KUAT




"Aan Java's Stranden verdrigen zich de volken. Ze volgen elkander gelijk aan het zwerk de wolken. Steeds komen nieuwe meesters over her Meer. De Javaan alleen is nooit zijn heer".


Artinya : Di pantai-pantai Jawa bangsa-bangsa berdesak-desak. Mereka berganti-ganti seperti awan-awan di langit. Terus-menerus, berdatangan mereka dari seberang lautan. Hanya orang Jawa tidak pernah menjadi tuan di rumah sendiri.


Sebuah syair lama dari VETH yang termuat di surat kabar Belanda Het Nieuws Van den Dag. Sebuah syair lama di tahun 1927 yang menyindir bahwa orang Jawa secara khusus, bangsa Indonesia secara umum (Sebab penyatuan identitas Indonesia kelak terjadi di 28 Oktober 1928 pada momentum Kongres Pemuda II) tidak akan pernah merdeka. Meski syairnya seakan menyepelekan perjuangan pergerakan persatuan nasional untuk merdeka, setahun kemudian di bulan Oktober semangat para pemuda Indonesia justru semakin kuat menginginkan penyatuan identitas menuju kemerdekaan.


Lalu bagaimana dengan Netanyahu yang terus memberikan keterangan kepada pers bahwa tak akan berhenti untuk terus menyerbu Gaza karena salah satu sebab Hamas menginginkan kemenangan? Pernyataan-pernyataan negatif dari Netanyahu meski terus didesak oleh dunia internasional untuk melakukan genjatan senjata, pernyataan ini kelak akan ada batasnya. Justru narasi-narasi negatif itu akan memperkuat semangat perjuangan kemerdekaan Palestina, lahirnya generasi baru yang lebih kuat di Palestina kelak akan mengubah keadaan. Mari semuanya berdoa untuk kemerdekaan Palestina!


Mohamad Khaidir

Penggerak Pemuda, Pendukung Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.

Monday, November 8, 2021

3 TIPE MANUSIA HADAPI MASALAH

3 TIPE MANUSIA MENGHADAPI MASALAH



https://youtu.be/MtpclbIDxos


#Masalah #3Tipe #PengembanganDiri #PemudaProduktif45

Sunday, May 23, 2021

PENANTANG ARUS

SIAPA PARA PENANTANG ARUS ?



Mereka juga adalah anak bangsa yang harus kita rangkul. Karena Pemimpin Indonesia di masa depan adalah yang dapat berkolaborasi dengan semua golongan maupun kelompok.

Klik Link ini :


https://youtu.be/iTfdzt2VirU

https://youtu.be/iTfdzt2VirU

https://youtu.be/iTfdzt2VirU


#pemuda #pemudaproduktif45 #produktif #penantangarus #arus

Saturday, May 8, 2021

MENEMBUS BATAS

Saat itu adalah saat-saat berharga dan penuh pelajaran bagi saya pribadi, kami para relawan memutuskan untuk menembus batas, menuju daerah terisolir dan terpencil yang juga merupakan daerah terdampak bencana gempa.




Ketika memutuskan seperti itu, praktis tak ada satupun kendaraan yang bisa menuju ke sana. Mobil ataupun motor, bakal sulit melintas karena waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Kami para relawan lalu memutuskan untuk menggunakan kendaraan 'terbaik' kami, yaitu kaki yang sehat!

Kami berjalan kaki menembus batas, membelah pegunungan dan jurang, melintasi sungai-sungai kecil. Agar amanah dari para donatur tersampaikan kepada masyarakat yang terdampak bencana. Maka peristiwa ini langsung menjadi peristiwa yang saya kenang seumur hidup, bahkan saya menuliskannya dalam situs dakwah ( https://www.google.com/amp/www.dakwatuna.com/2015/11/07/76626/menembus-belantara-lore-lindu/ ) dan blog pribadi saya (PART 1 : https://gen-zjourney.blogspot.com/2019/11/kuat-kita-bersinar-di-taman-nasional.html?m=1

PART 2 : https://gen-zjourney.blogspot.com/2019/11/kuat-kita-bersinar-di-taman-nasional_21.html )

Apapun itu, dalam setiap peristiwa, kita diminta untuk menembus batas, memberikan upaya terbaik dari dalam diri dan jasmani kita, untuk kontribusi terbaik, amal terbaik, dan tentu saja untuk menggapai ridaNya.

Tuesday, April 27, 2021

SEMANGAT PERTANGGUNGJAWABAN MEMULIAKAN KITA

SEMANGAT PERTANGGUNGJAWABAN MEMULIAKAN KITA..



https://youtu.be/a7aVj2rrIdM


#Semangat #Pertanggungjawaban #PengembanganDiri #Karya #Passion #Pemuda #Produktif #Pemudaproduktif45

Monday, August 26, 2019

Misi Kemanusiaan di Bumi Tadulako (6)

Kota Mamuju adalah kota yang terletak di antara bukit hijau, gunung yang tak terlalu tinggi, kota yang terletak di lembah. Bagian barat Kota Mamuju adalah Pantai, pantai yang indah dan desain arsitektur nya cukup menarik, Pantai Manakarra namanya. Setelah santap siang di rumah Anggota DPRD Sulawesi Barat, Pak Hajrul, rombongan kami melanjutkan perjalanan ke Kota Palu. Kurang lebih sekitar 8 jam perjalanan lagi dari Kota Mamuju ke Kota Palu.

Pak Hajrul menitipkan salam kepada para relawan Makassar yang ada di posko Relawan Palu. Pak Hajrul dan para relawan Sulawesi Barat berjanji akan menyusul beberapa hari kemudian bergabung dengan kami di posko Palu, letak posko induk di Kota Palu yaitu di dekat Bandara Mutiara SIS Al-Jufri. Kami pun berangkat, kesan yang cukup baik kami dapatkan dari kebaikan Pak Hajrul, seorang yang low profile, pada saat yang sama juga memiliki kemampuan orasi dan komunikasi yang sangat baik, mampu menyihir orang-orang yang bertemu agar setuju dengan ide-idenya. Seorang Anggota Dewan yang layak untuk maju sekali lagi!

Perjalanan kami lanjutkan, dari Mamuju kita akan menuju Pasangkayu, Ibu Kota Kabupaten Mamuju Utara. Tetapi sebelum sebelum menuju Pasangkayu, kita akan melewati Topoyo terlebih dahulu, Topoyo adalah Ibu Kota Kabupaten Mamuju Tengah. Perjalanan dari Mamuju menuju Topoyo juga membelah gunung-gunung kecil, jalannya berkelok-kelok sekaligus naik dan turun, dinamisasi jalan yang cukup menantang. Ketika jalan tak mampu membelah gunung atau menemukan lembah, maka gunung tersebut pun di daki dan dilintasi. Mobil truk kami dan ratusan mobil truk bantuan logistik lainnya melintasi jalan indah ini, pemandangannya indah. Sesampainya di Topoyo, kami singgah untuk makan siang sekaligus menunggu rombongan  truk bantuan logistik lainnya.

Topoyo adalah kota dagang yang lumayan ramai dan hidup perekonomiannya, jalan poros Topoyo yang kami lintasi, hampir tak ada satupun bangunan atau rumah yang tidak berdagang, semangat berwirausaha yang luar biasa! Singgah di salah satu ruko untuk menyantap makan siang yang sangat lezat, bekal makanan pemberian Pak Hajrul dan keluarga, kami nikmati dengan lahap. Rupa-rupanya ada beberapa titik rawan atau daerah rawan penjarahan di antara jalan poros antara Topoyo dan Pasangkayu, maka tak ada pilihan lain selain harus bersama-sama truk bantuan logistik lainnya yang di kawal mobil patroli dari Kepolisian. Yang membuat penulis kaget, ada dua Mobil kepolisian bertuliskan "Polres Gowa" dan "Polres Maros" mengawal kami melintasi daerah dan titik-titik rawan, bravo POLRI! Jauh-jauh dari Kabupaten Gowa dan Kabupaten Maros mengawal ratusan truk bantuan logistik menuju Kota Palu Sulawesi Tengah, semangat kemanusiaan yang luar biasa!

Perjalanan menuju Pasangkayu tidak terlalu banyak belokan, dan jalannya datar. Dihiasi padang rumput yang tidak terlalu tinggi, terkadang melintasi sawah yang begitu hijau, dengan saluran irigasi beserta air jernih diiringi bunyi alirannya. Terdengar indah bunyi aliran air jernih tersebut, membuat pikiran dan perasaan segar, birunya gunung, hijaunya padang dan sawah, sesekali ada rumah yang bersembunyi di padang hijau yang pendek, ternyata truk kami sudah memasuki Pasangkayu. Rumah-rumah mulai padat dan menjadi pengganti pemandangan padang dan sawah yang hijau. Gerbang selamat datang di Kota Pasangkayu pun kami lewati dan lurus mengikuti jalan poros. Tunggu sebentar, ada apa ini?! Setibanya di depan Kantor Bupati Mamuju Selatan hampir semua truk rombongan berhenti?! Ada apa ini?! Halaman Masjid Pasangkayu pun terparkir ratusan truk bantuan logistik untuk korban bencana, lalu tiba saatnya truk kami diberhentikan oleh aparat setempat, ada apa ini?!

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, August 24, 2019

Misi Kemanusiaan di Bumi Tadulako (3)

Misi di Pinrang Sulawesi Selatan selesai! Kemudian perjalanan kami lanjutkan, menembus gelapnya malam di Kota Pinrang, mobil truk melaju dengan kecepatan yang stabil dan menyesuaikan dengan kondisi jalan. Sering sekali mobil kami berjalan bersama rombongan mobil truk dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Kami mendapatkan informasi, rupanya di hari yang sama dengan keberangkatan kami, ada sekitar 200 Truk juga berangkat dari Makassar menuju Kota Palu Sulawesi Tengah, terdiri dari  bantuan beras Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan partner Kementerian Pertanian dari sektor swasta. Hari-hari yang kami lalui selanjutnya, seolah-olah ratusan mobil truk adalah penguasa jalan poros dari Kota Makassar Sulawesi Selatan menuju Kota Palu Sulawesi Tengah.

Melintasi perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, kami tiba di Polman Sulawesi Barat. Sepanjang Polman berjejer rumah makan, sebagian rombongan mobil truk dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia memilih untuk singgah ke beberapa rumah makan atau sekedar melepas penat dan beristirahat sejenak. Tetapi kami memilih untuk terus melanjutkan perjalanan menembus malam-malam yang gelap tapi suasananya tak kelam karena semangat kemanusiaan dan semangat berbagi. Tidak terlalu banyak tikungan sepanjang jalan poros Polman - Majene Sulawesi Barat. Perjalanan menembus malam lumayan menegangkan karena jalanan mulai sunyi, hanya bukit-bukit, pepohonan, rumah-rumah warga di desa, serta jalanan yang tak terlalu mulus, tepatnya bergelombang, sekian hal itulah yang menemani perjalanan kami. Tiba di perbatasan Polman dan Majene Sulawesi Barat, akhirnya sopir truk kami kelelahan dan memutuskan istirahat sejenak.

Lelah menghampiri, rasa kantuk sudah tak tertahankan, mobil truk yang kami tumpangi singgah di salah satu rumah makan sederhana, warung makan lebih tepatnya, dan ditempat tersebut tersedia tempat tidur sederhana yang keseluruhannya terbuat dari kayu, sepertinya memang sengaja disiapkan oleh pemilik warung untuk tempat beristirahat para musafir. Mata dengan rasa kantuk serta lelah yang tak tertahankan akhirnya cukup telak untuk membuat kami tumbang dan tertidur cukup pulas malam itu. Sebelum tertidur kami juga sempat menyaksikan rombongan truk pengangkut air bersih dari Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia juga singgah melepas lelah dan rasa kantuk ditempat yang sama.

Sekitar 10-15 menit berbaring, terdengar suara seperti angin, bukan ternyata ini bukan angin. Terdengar berpola lalu menghantam sesuatu. Bunyinya dari pelan secara perlahan semakin cepat, dari kecil secara perlahan semakin membesar dan menghantam daratan! Laut! Ternyata warung yang kami singgahi berada tepat di pinggir laut! Kaget bukan main, karena sepanjang jalan poros tadi adalah desa, hutan, bukit, tebing, pepohonan yang menjadi serba gelap! Lalu sekarang kami berada tepat di pinggir laut!

Perjalanan harus terus di lanjutkan, misi belum selesai. Tetapi mungkin baiknya kami beristirahat sejenak, sebab ini juga merupakan pembuktian bahwa relawan kemanusiaan juga adalah manusia dengan segala kemanusiaannya. Setelah istirahat misi ini harus terus berlanjut, ada cerita seru menanti di Kota Mamuju Sulawesi Barat! Mari beristirahat sejenak!

Oleh : Mohamad Khaidir

AIR SURUT