Showing posts with label Kabupaten Sigi. Show all posts
Showing posts with label Kabupaten Sigi. Show all posts

Tuesday, September 29, 2020

Melampaui Individualisme

 

Melampaui Individualisme itu nyata adanya..

Saya menjadi saksi hidup bagaimana Saudara-saudari Muslim kami dari Jerman, Inggris, & Malaysia datang untuk meringankan beban korban gempa, tsunami, & Likuefaksi di Sulteng..

Saya menjadi saksi hidup, bagaimana Saudara-saudari Muslim kami di Sulawesi Barat membuka posko di rumah-rumahnya lalu memberikan pakaian & makanan gratis kepada korban bencana di Sulteng September 2018 silam..

Saya menjadi saksi hidup bagaimana relawan-relawan dari seluruh Indonesia, bahkan aktivis kemanusiaan dari berbagai penjuru negeri datang ke Palu, Sigi, & Donggala untuk memberi bantuan serta menyemangati agar bangkit dan tak berlama-lama dalam keterpurukan..

Foto ini adalah foto pada tahun 2018, tepatnya di Balaroa, salah satu lokasi Likuefaksi di kota Palu Sulteng, tanah beserta segala yang ada di atasnya amblas ke arah bawah sekitar 10 meter..

#bencana #kemanusiaan #gempa #palubangkit #palukuat #likuefaksi #tsunami #sigi #donggala #palu #sulteng 

Sunday, November 24, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna

Bangkitlah Negeriku Harapan itu masih ada
Berjuanglah Bangsaku Jalan itu masih terbentang

Sebuah senandung yang menggema di dalam hati, ingin terus menerus di senandungkan dalam perjalanan menuju puncak. Senandung ini bercerita tentang semangat dan optimisme, pemantik semangat bahwa harapan itu masih ada, pemantik semangat bahwa kita harus bangkit dan berjuang, pemantik semangat bahwa jalan itu masih terbentang. Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah puncak di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah perjalanan yang membangkitkan semangat berjuang untuk bangsa dan negeri tercinta, Indonesia.

Sekelompok pemuda bersepakat untuk menyewa angkutan kota, mobil angkutan umum yang mungil untuk membawa kami menuju jalan yang bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat. Sebab perjalanan menuju ke puncak harus ditempuh dengan berjalan kaki dan mendaki serta menembus belantara hutan dan semak-semak. Hari mulai menuju petang, tak lama lagi senja tiba, saat mobil yang mengangkut kami tengah mendaki, tiba-tiba mobil ini mogok!

Maka para pemuda segera melakukan upaya terbaiknya untuk mendorong mobil ini di jalan mendaki. Lelah dan berkeringat, tapi itu tak seberapa dibandingkan dengan kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan yang kokoh. Sesekali ada gelak tawa ketika sedang mendorong mobil, jingganya senja tak nampak di daerah ini, sebab kami berada di kaki gunung bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah, gunung menjulang tinggi dibagian barat sehingga jingganya senja tak terlihat dengan mata.

Perjalanan terus dilanjutkan, kali ini dengan berjalan kaki, sambil membawa tenda serta perlengkapan berkemah lainnya seperti kompor, penerangan, bahan mentah, ember tempat penampungan air, saat itu penulis masih sangat polos, melakukan pendakian dan petualangan dengan menggunakan celana kain, celana yang biasanya digunakan karyawan atau pegawai di kantor! Sempat pula menjadi bahan tertawaan, namun penulis sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik, orang-orang yang memiliki semangat untuk bangkit dan berjuang untuk bangsa dan negeri, menyingkirkan ego, melampaui individualisme.

Menelusuri aliran air di kaki gunung untuk menuju Puncak Kanuna Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, bahkan sempat berhenti beberapa kali karena pemimpin rombongan sempat ragu dengan jalur yang dilalui. Bertanya kepada penduduk lokal, lalu kembali melanjutkan perjalanan mendaki Puncak Kanuna. Hari semakin petang, langit semakin gelap, dan jalan semakin penuh dengan semak-semak, bahkan jalanan semakin mendaki, nyaris 90 derajat! Harus berpegangan pada pohon kecil atau semak-semak yang dirasa memiliki akar yang kuat.


Petang sudah menjelang, tibalah rombongan pemuda pejuang ini di Puncak Kanuna, lumayan gelap, sewaktu membangun tenda hanya menggunakan penerangan seadanya. Dari Puncak Kanuna terlihat gemerlapan lampu-lampu dari Kota Palu Sulawesi Tengah, sangat indah! Malam itu menjadi malam yang lumayan hangat meskipun hawanya terasa dingin, hangat karena perbincangan, hangat karena api unggun, hangat karena persaudaraan. Malam akhir tahun yang luar biasa! Ditengah malam kembang api meluncur dari gemerlapan lampu Kota Palu, terlihat indah bergantian naik kelangit, terlihat indah dari Puncak Kanuna. Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna sangat mengesankan, perjalanan ini masih akan berlanjut.

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, September 16, 2019

Pelangi Kecil di Air Terjun Wera Sigi!

Bunyi gemericik air, bunyi derasnya air menghantam bebatuan, jernihnya air berkilau diterpa sinar matahari, pemandangan lazim yang kita saksikan bila berkunjung ke air terjun. Tunggu, bagaimana bagi mereka yang belum pernah ke air terjun? Santai saja, suatu saat kalian akan kesampaian juga berlibur dan berekreasi ke air terjun. Kali ini jalan-jalan produktif kita berlokasi di Bumi Tadulako Sulawesi Tengah.

Kota Palu adalah kita tiga dimensi, begitu kata seorang teman, ada gunung yang menjulang di bagian timur dan barat, ada lembah yang datar, dan laut beserta pantainya yang indah terbalut dalam Teluk Palu. Dari Kota Palu Sulawesi Tengah, kita akan menuju ke Air Terjun Wera Kabupaten Sigi. Penulis punya pengalaman yang tak terlupakan tentang air terjun ini, penulis pernah berjalan kaki dari Air Terjun Wera Kabupaten Sigi menuju Taman GOR Kota Palu. Perjalanan yang tak terlupakan  dan sangat berkesan, sekitar 9 jam perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki.

Jalan dari Kota Palu menuju Kabupaten Sigi sangat mudah untuk kita temukan, karena jalanannya sudah bagus dan beraspal mulus. Dari bundaran palupi, kita belok kiri ke arah selatan Kota Palu. Cukup mengikuti saja Jalan Poros Palupi menuju Kabupaten Sigi, kita akan melintasi beberapa desa, pemandangan yang akan kita saksikan juga sangat memukau dan membuat kita kagum. Sepanjang perjalanan kita melintasi kaki gunung, tampak gunung berwarna biru di sebelah barat berkonfigurasi dengan bukit-bukit kecil berwarna krem beserta pepohonan dan tumbuhan khas tanah tandus.

Agar tidak tersesat, aktifkan google maps dan ketik "Air Terjun Wera Sigi", kita jugs akan mendapatkan pemandangan sawah hijau yang terbentang luas, gunung biru yang kini tampak hijau karena jaraknya semakin mendekat ke jalan poros. Rumah-rumah khas pedesaan, kantor desa, masjid, ternak-ternak, inilah Indonesia, asli Indonesia! Tampak dari kejauhan, kita akan melihat air terjun tersebut, berwarna putih dari kejauhan, muncul di antara hijaunya tampilan gunung dan kaki gunung, membuat para petualang yang sedang melakukan jalan-jalan produktif nya tergerak untuk bergegas menuju kesana.

Penunjuk jalannya tampak sudah kusam, kita belok kanan ke arah barat menuju gunung, menuju air terjun tersebut. Penanda jalan yang masih jelas adalah Sekolah Tinggi Teologia, bila menemukan penanda jalan tersebut artinya anda berada di jalan yang benar menuju Air Terjun Wera Kabupaten Sigi.  Jalanan mulai tidak mulus, yang tadinya aspal mulus mulai berbatu, mulai dari berbatu halus menjadi berbatu kasar sampai memang benar-benar menjadi tanah. Melewati gereja, kendaraan kita parkirkan tak jauh ke depan, tepatnya di rumah warga.




Berjalan kaki mulai di lakukan dari sini, kita melintasi jalan setapak yang penuh dengan semak, melintasi jembatan gantung, harus berhati-hati dengan keberadaan larva kaki seribu yang berwarna putih sepanjang jalan dan hinggap di dedaunan. Kita juga akan mendapati dataran dan pos yang tampak tua, dataran ini biasanya digunakan untuk berkemah. Lereng yang akan kita lintasi nyaris miring 90 derajat, harus benar-benar berhati-hati dan berpegangan pada tumbuhan atau batu.




Jalan setapak menuju air terjun panjang, naik turun, berbatu. Untuk yang suka tantangan bisa mencoba melintasi jalur air terjun, melewati air dan bebatuan, tetapi harus dalam pengawasan profesional, sebab ada beberapa arus yang cukup kencang di jalaur air terjun dan berpotensi membuat kita hanyut. Ketika sampai di puncak air terjun, ada kepuasan tersendiri yang kita dapatkan, mencintai negeri ini dengan bertualang, menikmati keindahan alam, paduan pancaran air dan sinar matahari membentuk sebuah pelangi kecil di puncak Air Terjun Wera Kabupaten Sigi. Buat kamu para petualang, harus menyempatkan diri mengunjungi tempat ini, Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!





Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, September 12, 2019

Petualangan di Air Terjun Tara Sigi!

Perjalanan kali ini, akan melintasi provinsi, Jalan-jalan Produktif kali ini, berada di Bumi Tadulako Provinsi Sulawesi Tengah. Tepatnya di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuaj kabupaten yang secara geografis nyaris mengelilingi Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Bagaimana tidak, batas barat Kota Palu adalah Kabupaten Sigi, batas Selatan Kota Palu juga adalah Kabupaten Sigi. Perjalanan kali ini sangat seru, mari kita simak.

Pagi yang cerah di Desa Porame Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, ayam jantan bersahut-sahutan dengan bunyi khas nya masing-masing, petani sudah berada di sawah memulai aktivitasnya, para pegawai sudah bersiap-siap menuju ke kantornya, begitu pula siswa sekolah dan para mahasiswa, sedang bersiap-siap menuju Sekolah dan Kampusnya masing-masing. Pagi yang begitu segar, aktivitas sudah dilakukan oleh masyarakat, mencari rezeki untuk penghidupan yang layak, bergerak mencari Ridha Ilahi.

Sejumlah pemuda sedang bersiap-siap di Kantor Desa Porame Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Bersiap dengan sandal gunungnya, bersiap dengan topi birunya, ransel kecil, bahkan ada yang tidak mengenakan ransel, titik berkumpul adalah kantor desa. Maka perjalanan pun di mulai dengan kendaraan roda dua, beberapa kendaraan roda dua sudah melaju menuju arah barat Desa Porame, melintasi kantor Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi, melintasi Puskesmas Kecamatan, melintasi lapangan desa yang juga merupakan pusat kegiatan masyarakat desa, melintasi Masjid kedua yang berdiri di Desa Porame.

Tak berapa lama sejumlah pemuda ini tiba di Desa Uwemanje Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Memarkirkan kendaraannya di sebuah rumah panggung lalu perjalanan sebenarnya pun dimulai. Menurut pemuda desa, tempat ini masih sangat alami, jadi persiapkan diri dengan baik. Benar saja informasi tersebut, jalan yang dilalui bukan benar-benar jalan, harus memangkas semak-semak terlebih dahulu baru bisa lewat.


Air Terjun Tara Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, itu tempat yang akan dituju. Menerabas semak-semak sepanjang sungai kecil agar bisa melewatinya adalah pengalaman yang mendebarkan bagi beberapa pemuda ini. Ketika jalan buntu, yang dilakukan adalah menyeberangi sungai dan menyusurinya, wooow! Ternyata bagian terbaik dari perjalanan ini adalah menyusuri anak sungai dan berbasah-basah!


Selanjutnya melintasi tebing yang harus berhati-hati ketika melewatinya karena di bawah ada anak sungai yang tak dangkal dan berarus, luar biasa! Seluruh tubuh nyaris menempel di tebing agar bisa lewat! Setelah menyusuri sungai, jalan kembali buntu karena ketinggian sungai. Beberapa pemuda desa mengambil beberapa kayu dan membuatnya menjadi tangga darurat agar bisa memanjat, luar biasa! Hampir di ujung perjalanan, sekujur tubuh telah basah, kita telah sampai di Air Terjun Tara Sigi, bunyi air deras yang mengalir, udara khas sugai begitu sejuk, ternyata masih ada lagi jalan menuju puncak air terjun ini di atas sana, mungkin di lain kesempatan kita akan menelusurinya lagi. Air Terjun Tara Kabupaten Sigi, kamu harus kesini menikmatinya, masih sangat alami dan sejuk. Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

BACALAH BUKU