Bunyi gemericik air, bunyi derasnya air menghantam bebatuan, jernihnya air berkilau diterpa sinar matahari, pemandangan lazim yang kita saksikan bila berkunjung ke air terjun. Tunggu, bagaimana bagi mereka yang belum pernah ke air terjun? Santai saja, suatu saat kalian akan kesampaian juga berlibur dan berekreasi ke air terjun. Kali ini jalan-jalan produktif kita berlokasi di Bumi Tadulako Sulawesi Tengah.
Kota Palu adalah kita tiga dimensi, begitu kata seorang teman, ada gunung yang menjulang di bagian timur dan barat, ada lembah yang datar, dan laut beserta pantainya yang indah terbalut dalam Teluk Palu. Dari Kota Palu Sulawesi Tengah, kita akan menuju ke Air Terjun Wera Kabupaten Sigi. Penulis punya pengalaman yang tak terlupakan tentang air terjun ini, penulis pernah berjalan kaki dari Air Terjun Wera Kabupaten Sigi menuju Taman GOR Kota Palu. Perjalanan yang tak terlupakan dan sangat berkesan, sekitar 9 jam perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki.
Jalan dari Kota Palu menuju Kabupaten Sigi sangat mudah untuk kita temukan, karena jalanannya sudah bagus dan beraspal mulus. Dari bundaran palupi, kita belok kiri ke arah selatan Kota Palu. Cukup mengikuti saja Jalan Poros Palupi menuju Kabupaten Sigi, kita akan melintasi beberapa desa, pemandangan yang akan kita saksikan juga sangat memukau dan membuat kita kagum. Sepanjang perjalanan kita melintasi kaki gunung, tampak gunung berwarna biru di sebelah barat berkonfigurasi dengan bukit-bukit kecil berwarna krem beserta pepohonan dan tumbuhan khas tanah tandus.
Agar tidak tersesat, aktifkan google maps dan ketik "Air Terjun Wera Sigi", kita jugs akan mendapatkan pemandangan sawah hijau yang terbentang luas, gunung biru yang kini tampak hijau karena jaraknya semakin mendekat ke jalan poros. Rumah-rumah khas pedesaan, kantor desa, masjid, ternak-ternak, inilah Indonesia, asli Indonesia! Tampak dari kejauhan, kita akan melihat air terjun tersebut, berwarna putih dari kejauhan, muncul di antara hijaunya tampilan gunung dan kaki gunung, membuat para petualang yang sedang melakukan jalan-jalan produktif nya tergerak untuk bergegas menuju kesana.
Penunjuk jalannya tampak sudah kusam, kita belok kanan ke arah barat menuju gunung, menuju air terjun tersebut. Penanda jalan yang masih jelas adalah Sekolah Tinggi Teologia, bila menemukan penanda jalan tersebut artinya anda berada di jalan yang benar menuju Air Terjun Wera Kabupaten Sigi. Jalanan mulai tidak mulus, yang tadinya aspal mulus mulai berbatu, mulai dari berbatu halus menjadi berbatu kasar sampai memang benar-benar menjadi tanah. Melewati gereja, kendaraan kita parkirkan tak jauh ke depan, tepatnya di rumah warga.
Berjalan kaki mulai di lakukan dari sini, kita melintasi jalan setapak yang penuh dengan semak, melintasi jembatan gantung, harus berhati-hati dengan keberadaan larva kaki seribu yang berwarna putih sepanjang jalan dan hinggap di dedaunan. Kita juga akan mendapati dataran dan pos yang tampak tua, dataran ini biasanya digunakan untuk berkemah. Lereng yang akan kita lintasi nyaris miring 90 derajat, harus benar-benar berhati-hati dan berpegangan pada tumbuhan atau batu.
Jalan setapak menuju air terjun panjang, naik turun, berbatu. Untuk yang suka tantangan bisa mencoba melintasi jalur air terjun, melewati air dan bebatuan, tetapi harus dalam pengawasan profesional, sebab ada beberapa arus yang cukup kencang di jalaur air terjun dan berpotensi membuat kita hanyut. Ketika sampai di puncak air terjun, ada kepuasan tersendiri yang kita dapatkan, mencintai negeri ini dengan bertualang, menikmati keindahan alam, paduan pancaran air dan sinar matahari membentuk sebuah pelangi kecil di puncak Air Terjun Wera Kabupaten Sigi. Buat kamu para petualang, harus menyempatkan diri mengunjungi tempat ini, Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!
Oleh : Mohamad Khaidir
saya penasaran dengan pelangi kecil itu
ReplyDeletepelangi kecil
ReplyDelete