Showing posts with label Pantai Bira. Show all posts
Showing posts with label Pantai Bira. Show all posts

Tuesday, October 8, 2019

Surga Dunia Tersembunyi, Dego-dego Bulukumba!


Sou sa kanashimi wo yasashisa ni
Jibun rashisa wo chikara ni
Mayoi nagara demo ii aruki dashite
Mou ikkai mou ikkai

Mengubah kesedihan menjadi kebaikan
Dan kepribadianmu menjadi kekuatan
Tak masalah jika tersesat, mulailah melangkah
Sekali lagi, sekali lagi

Sou da daiji na mono wa itsumo
Katachi no nai mono dake
Te ni iretemo nakushite mo
Kizukanu mama

Hal yang paling berharga itu adalah
Hal yang tak memiliki bentuk saja
Meski kau memiliki atau kehilangannya
Kau takkan pernah tahu
(Kanashimi wo Yasashisa ni, Little by Little, Naruto)

Perjalanan akan terus kita lanjutkan, karena begitulah sejatinya sebuah perjalanan, dengan perjalanan kita akan mengubah kesedihan menjadi kebaikan, meski kita tersesat, perjalanan akan mengajari kita bagaimana memilih jalan yang benar, jalan menuju kebahagiaan yang hakiki. Begitu inspirasi yang bisa kita dapatkan dari lirik lagu yang mengawali tulisan ini.

Pada perjalanan kali ini, pada jalan-jalan produktif episode kali ini, kita akan kembali mengunjungi Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Sebuah Kabupaten yang menjadi unggulan Sulawesi Selatan dalam hal wisata dan berharap kedepannya sektor ekonomi kreatif juga berkembang di Kabupaten tempat membuat Kapal Legendaris, Kapal Phinisi.

Bagi yang menggunakan kendaraan roda dua, siapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan, seperti sarung tangan, masker, kaca mata, jaket, dan topi. Pastikan kendaraan dan diri anda dalam kondisi yang prima, bawa pakaian renang, bawa pula pakaian ganti, tata sebaik mungkin di dalam tas agar tak menjadi beban yang terlampau berat, siapkan pula dana untuk bahan bakar kendaraan dan konsumsi anda pribadi. Bagi para petualang sejati, perangkat dokumentasi menjadi hal yang wajib untuk disiapkan.

Tujuan kita adalah Desa Darubiah, Kecamatan Bira, Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Bila lalu lintas tak terlalu padat, dalam waktu kurang lebih 4 jam kita bisa sampai disana, jaraknya kurang lebih 172 Kilometer. Ada apa di Desa ini? Desa ini sangat dekat dengan salah satu tempat wisata unggulan Kabupaten Bulukumba, yaitu Tebing Apparalang. Mengenai tebing Apparalang akan kita bahas di lain waktu.




Desa Darubiah, Kecamatan Bira, Kabupaten Bulukumba, menyajikan pemandangan yang tak kalah indah dengan Tebing Apparalang Bulukumba. Dego-dego nama tempatnya, sebuah tebing yang sangat dekat dengan pantai, pantainya sangat indah, batu-batu karangnya, ombak lembutnya, lautan yang berwarna hijau dan biru, konfigurasi alam yang sangat indah! Ibarat Surga Dunia, Dego-dego Bulukumba menyajikan petualangan dan kenyamanan pada saat yang sama.





Mari berpetualang di tempat ini, mari jalan-jalan ke Dego-dego Bulukumba, untuk menikmati Surga Dunia yang tersembunyi, kibarkan bendera Negeri ini, kibarkan Sang Merah Putih di Dego-dego Bulukumba, agar orang-orang tahu masih ada Surga Dunia yang tersembunyi di negeri kita Indonesia. Nikmati alamnya, syukuri nikmat, segarkan pikiran, rilekskan dirimu. Ayo ke Dego-dego! Ayo ke Bira! Ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, August 2, 2019

Tak Berapa Lama..

Angin berhembus menembus kulit-kulit kering seperti tak terawat, menerabas maju mencari tekanan udara yang lebih rendah, sampai saat gagasan ini dituliskan, arah yang akan dituju masih belum jelas. Konsep sudah jelas, semua bermula dari inspirasi, inspirasi didapatkan dari ilmu, ilmu di dapatkan dari pengamatan lapangan serta eksperimen. Tak lama lagi, ya, tak berapa lama lagi, arahnya akan semakin jelas. Berkumpulnya ide-ide untuk maju bersama, untuk memperbaiki, untuk membangun, adalah hal-hal positif yang harus terus dibiasakan. Zaman ketidakpercayaan butuh para pemuda yang dalam alam pikirannya di dominasi oleh hal-hal positif, sebab zaman ketidakpercayaan ini terus mengurangi bahkan mereduksi mimpi-mimpi anak muda.

Pantai pasir putih sudah menunjukan kilau tak bersinarnya, namun sempat mengalihkan perhatian mata-mata yang terbiasa dengan pantai berpasir hitam. Kombinasi warna hijau dan biru yang begitu bening berpadu dengan ombak yang bergelombang menambahkan keelokan Pantai Bira Bulukumba. Tak ada yang tahu ada hal-hal negatif apa yang tersembunyi dibalik keindahan panorama alam tersebut, akan tetapi keindahan tempat ini sangat bagus untuk berkontemplasi, merenung langkah-langkah gontai kita yang masih terus mencari arah baru.



Tak berapa jauh, tak berapa lama dari Pantai Bira, ada tebing Apparalang yang juga memanjakan mata. Begitu banyak orang-orang yang berkunjung dan ingin mengabadikan pemandangan alam tersebut, tak sedikit pula yang ingin menunjukan keakuannya dengan melakukan swafoto. Tak ada yang salah dengan hal tersebut, itu adalah hal yang manusiawi. Beberapa pengalaman menjelajah ini semacam menginspirasi untuk segera bergerak, tapi ingat jangan bergerak sendirian ya. Sebab bersendirian membuatmu lemah, berkumpullah dengan teman-temanmu, berkolaborasilah dengan mereka, lakukan hal positif sekecil apapun itu. Agar hal positif memenuhi relung hati, dan tak muat lagi bergelora didalam hati, lalu ia melimpah ruah dalam ucapan dan aksi.

Tak berapa lama, ya, tak berapa lama lagi, ketika arahnya jelas, ketika mulai berkolaborasi, engkau harus ikut bergabung, minimal kebangkitan pemikiran itu lahir dari hasil diskusi kita.

Oleh : Mohamad Khaidir

Ditulis sambil menikmati renyahnya kesibukan beton perkotaan.

HIJAUNYA SAWAH