Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

Thursday, October 26, 2023

CELAH SEJARAH




https://youtube.com/shorts/n0_p-zctT2k?si=xm2DgFt-xMUZtbhp


#inspirasipemuda #bungkhaidir #narasi #celahsejarah #sejarah #reels #tiktok #pengembangandiri #gagasan #short #ide #selfdevelopment #narasi #kebaikan #bangsaIndonesia #shorts #pemudaproduktif #inspirasi #motivasi #opini #youtube #snackvideo #pemuda #produktif

Sunday, April 9, 2023

ASAL-USUL INDONESIA




📣📚Hai semua! Saya ingin mengajak kamu semua untuk membeli buku yang sangat penting ini! Dari Pemuda untuk Indonesia, karya Mohamad Khaidir.


🤔Kamu tahu nggak sih asal-usul nama Indonesia? Nah, buku ini membahas semuanya, mulai dari penyebutan Nusantara, Hindia Belanda, Insulinde, Nasional, sampai kemudian nama Indonesia yang digunakan.


💡Wah, pasti seru banget kan buat nambah pengetahuan kita tentang sejarah Indonesia.


📖Buku ini sudah tersedia di Toko Buku Al-Farabi Makassar, jadi kesempatan untuk memilikinya sangat terbatas! Jangan sampai kelewatan ya!


Link Pemesanan:

http://bit.ly/BukuDPUI

 #BacaBukuSejarahIndonesia #DariPemudaUntukIndonesia #MohamadKhaidir 🇮🇩

Sunday, January 30, 2022

SHALAHUDDIN, RICHARD, & ELIZABETH MUDA

 


Bagaimana mulianya jiwa Shalahuddin Al-Ayyubi dan bijaksananya Richard The Lion Heart beradu ketangkasan dan jiwa kesatria meski dalam peperangan?

Bagaimana kejelian Elizabeth muda melihat situasi dan kondisi lalu mampu meminimalisir konflik dan membuat Inggris bersatu?

Saya menulis inspirasi kisah-kisah tersebut dalam buku ini.. 👍🏻🙏🏻😊

‼️ BUKU BARU BUAT PEMUDA‼️
_________________________________________

Judul: Pemuda Produktif 4.5
Penulis:  Mohamad Khaidir
Jenis: Non-fiksi, Pengembangan diri
Tebal: 352 hlm
Ukuran: 15 x 23 cm
ISBN: 978-623-204-537-8
Terbit: Juli 2020
Penerbit: Ellunar Publisher
Harga: Rp.106.000,-

CARA ORDERNYA GIMANA?
Bisa lewat WA, ketik pemudaproduktif4.5-jumlah-nama-alamat-hp kirim ke 0896 8530 9651

#pemudaproduktif45 #buku #preordernow #bukubaru #bukupemuda #pemuda #produktif #salampemuda #literasi #narasi #gagasan #ide #Indonesia

Thursday, June 17, 2021

TULISKAN SEJARAHMU SENDIRI!



Mengapa kita harus menuliskan sejarah kita sendiri? Karena kisah kita ini akan diceritakan bukan hanya oleh anak cucu kita, tetapi orang-orang yang kemudian merasakan kebermanfaatan kehadiran kita..


Lalu mengapa kita harus menuliskannya dengan tinta emas? Paling tidak ini adalah upaya agar kisah yang kita tuliskan adalah kisah yang menginspirasi, memotivasi, mencerahkan, bahkan bisa menggerakkan!


Tuliskanlah kisah masa depan kita, bagaimana caranya? Dengan terus belajar & berkontribusi, untuk saat ini mimpi-mimpi besar adalah tujuan kisah kita dituliskan, maka tuliskanlah kisah kita dengan prestasi & kontribusi..


Tak mudah memang, tetapi bila kita terus berusaha serta mengulang-ulang kebiasaan baik & produktif, lalu dihiasi dengan karakter positif serta semangat pantang menyerah, kisah kita akan menjadi indah nan heroik..


Foto kisah indah ini diambil pada tahun 2014 di Gedung Kementerian Pemuda & Olahraga Republik Indonesia, saat itu saya merasa bangga & bersemangat mewakili Provinsi Sulawesi Tengah serta bertemu para pemuda-pemudi hebat perwakilan seluruh Provinsi di Indonesia


#pemudaproduktif45

#gagasan #pemuda #ide #kontribus #produktif #kisah #sejarah #tintaemas #kebaikan #inspirasi #motivasi


Saturday, January 25, 2020

Kualitas Kesejahteraan dan Saksi Sejarah

Serial Sang Penjelajah Arus (13)

Suara motor matic hitam berderu halus membelah kesunyian Angin menjelang sore, melintasi dan berlari diatas aspal tebal yang warnanya hampir menghitam, terkadang melintasi batu-batu kali dan tanah berdebu, melaju menuju arah selatan kota rantau, setelah cukup bosan berhadapan dengan rimba tembok, gedung menjulang tinggi hendak ingin menggapai langit, Jalanan luas dan lebar yaitu jalan tol, taman-taman kota bergaya Khas rindang nyaman nan hijau, Adir ingin menyaksikan sesuatu yang berbeda, yaitu pemandangan alam secara langsung, yang Klasik dan bersejarah. Bagaimana tak bosan, pembangunan nasional tak hendak berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sistem politik negara kita tak lagi menggunakan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang juga memandu tentang pembangunan SDM juga adalah bagian dari pembangunan nasional. Gross domestic product (GDP) menjadi Indikator utama dalam menyusun program serta kebijakan pembangunan nasional, seolah-olah GDP adalah satu-satunya Indikator kesejahteraan masyarakat. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah masyarakat kita sudah sejahtera? Dengan melihat realitas Kota Rantau yang merupakan Ibu Kota Provinsi bagian Selatan di Indonesia, apakah benar masyarakat kita sudah mengalami peningkatan kesejahteraan? Memang benar bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat 8 dunia berdasarkan capaian GDP, bahkan di perkirakan beberapa puluh tahun ke depan akan masuk ke 5 besar, bahkan 3 besar berdasarkan pencapaian GDP. Segala kebijakan bertumpu pada GDP lalu menisbikan faktor-faktor lain yang secara riil merupakan faktor penunjang kesejahteraan masyarakat, seperti kualitas hidup (sandang, pangan, ilmu pengetahuan, spiritualitas, waktu luang, dan waktu produktif). Akhirnya tentu kita akan bertanya-tanya, sudah sejahterakah kita sementara harga barang-barang terus melonjak naik? Sudah sejahterakah kita sementara upah riil masih di bawah upah minimum regional? Sudah sejahterakah kita sementara petani dan nelayan tidak diseriusi pengembangan dan pemberdayaannya (Konsep green economy & blue economy) ? Renungan-renungan semacam ini terus berkecamuk dalam pikiran Pemuda bernama Abdul Muktadir, pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, padahal bila pembangunan infrastruktur di arahkan pada sektor pendidikan dan kesehatan, ini akan menjadi hal yang baik karena secara langsung memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Motor hiam terus melaju kencang tanpa dipandu google maps, hanya bermodalkan informasi dengan bertanya, lagipula dengan bertanya, cukup baik untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial. Motor melaju kencang dan berhenti sejenak disebuah jembatan yang cukup panjang, dibawah jembatan mata dimanjakan dengan pemandangan sungai yang luas, panjang, dan nyaris horizon, sungainya sangat jernih serta tidak berwarna kecoklatan. Sejenak menghirup udara yang sedikit bebas dari polusi, segar, agak dingin karena tepat di atas sungai, Angin berhembus seolah-olah memberitahukan bahwa di hilir sungai ini ada laut yang luas dan lepas. Motor melaju lagi melintasi jembatan masuk ke sebuah perkampungan yang lumayan padat penduduknya, ternyata jalan ini bukan menuju tempat yang dituju, Adir memutar haluan menuju arah sebaliknya, awalnya jalan ini beraspal dan mulus, lalu mulai mendekati tujuan aspalnya mulai kasar dan berbatu, sampai di dekat tujuan jalannya sebagian sudah menggunakan paving block sementara sebagiannya lagi tanah. Beberapa titik ada rumah panggung dengan Khas masing-masing daerah di Bumi Selatan, menunjukkan ketinggian budaya, yang berarti majunya peradaban, bahannya dari kayu dengan ukiran-ukiran Khas Suku setempat, menandakan kepribadian dan kemauan yang kuat layaknya karakter masyarakat bumi selatan pada umumnya, karakter masyarakat kota rantau pada khususnya. Pohon-pohon yang rimbun seakan-akan daun dan rantingnya bertautan satu sama lain memunculkan nuansa yang sejuk sekaligus memancarkan kegelapan yang berlapis-lapis menjelang petang. terdapat beberapa kendaraan bermotor yang berkumpul di tepi sungai mengantri untuk menyeberang menggunakan rakit sederhana, menyeberang untuk pulang kerumahnya masing-masing atau mungkin untuk melanjutkan Aktifitas dan pekerjaannya. Tempat yang dituju Adir ini juga menjadi favorit para aktivis pemuda-pemudi, aktifis Mahasiswa, untuk mengadakan pelatihan-pelatihan, pengkaderan, pembekalan-pembekalan, dan kegiatan pengembangan diri lainnya. Sekarang keingintahuan dan rasa penasaran yang selama ini tersimpan terjawab dan terkuaklah sudah, Benteng yang sangat terkenal di kota rantau, Benteng yang sangat bersejarah di kota rantau, menjadi saksi pertempuran-pertempuran dan pertarungan serta peperangan mempertahankan eksistensi serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Individu sekaligus makhlus sosial, begitu dasar negara kita mengaturnya, maka seharusnya penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Imperialisme yang tumbuh subur di Eropa sebagai dampak dari Perjanjian Tordesilas, bahwa tanah-tanah lain itu tak bertuan dan berhak untuk dijajah. Cikal bakal imperialisme yang bergolak dibangsa kita dan membuat masyarakat kita sempat terpuruk. Maka ketika penjajahan dan imperialisme masuk ke Kota Rantau dimasa lalu, tentu saja hal ini sesuatu yang sangat tidak bisa diterima oleh Masyarakat Nusantara yang sangat Ramah, humanis, dan berkarakter pejuang. Setiap masa punya tantangan yang Khas sesuai situasi dan kondisi yang terjadi, seperti ketika masa penjajahan Jepang di Indonesia, Ummat Islam mendapat perlakuan khusus karena Jepang berharap para 'Ulama dan Santri dapat membantu Jepang menghadapi Perang Asia Timur Raya. Pada saat yang sama Jepang juga memberlakukan kebijakan Deormasisasi dan Deparpolisasi, Organisasi kemasyarakatan dan Partai Politik harus segera dibubarkan, pada Tahun 1942 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII) resmi dibubarkan, bukti bahwa Jepang sangat berhati-hati terhadap Islam Politik. Bahkan, meskipun Jepang mengharapkan bantuan para 'Ulama dan Santri dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya, strategi divide & rule juga tetap jalan yaitu dengan menempatkan orang-orang sekuler dan anti-islam didalam struktur chuo sangi in agar bisa mengimbangi (check & balances) pengaruh para 'Ulama yang mengakar di masyarakat. Simpul-simpul perbedaan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Jepang dengan strategi divide & rule untuk mengokohkan penjajahannya di Indonesia. Kelak di masa-masa persiapan Kemerdekaan Indonesia, simpul-simpul perbedaan inilah yang akan menjadi kekuatan, karena punya keinginan kebangsaan yang sama yaitu Merdeka! Dengan sesekali mengunjungi tempat-tempat bersejarah, menikmati keindahan alamnya, membaca informasi-informasi terkait didalam situs sejarahnya, merenungkan tentang kisah-kisah perjuangan, maka akan menambah rasa syukur kepada Allah SWT, menyadari dan mensyukuri nikmat kemerdekaan yang saat ini kita nikmati, semakin menambah semangat nasionalisme yang mengejawantah pada cinta tanah air, lalu mengambil peran di dalamnya, berkontribusi yang terbaik untuk bangsa ini, mengingat saat ini simpul-simpul perbedaan menjadi kelemahan kita dalam mengisi kemerdekaan dan masa-masa reformasi. Meskipun saat ini kita sedang mengalami paradoks yang besar, ibaratnya kita terbang terlalu rendah sementara langit kita masih terlalu tinggi, sementara bangsa ini punya potensi untuk bersaing dengan negara adikuasa di dunia, maka mari menikmati kisah perjalanan Adir, mari menyerap kisah lagi bersamaku disini, untuk mengisi kemerdekaan kita dengan kisah-kisah Inspiratif yang memotivasi kita untuk berbuat lebih dan terus produktif, dan perjalanan membangun bangsa ini pun harus terus dilanjutkan, bersamamu, bersamaku, bersama kita semua.

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, September 17, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (4)

Betapa dirimu akan merindukan masjid di masa kecil, banyak kenangan yang tersimpan disana, mengaji bersama teman-teman, shalat tarawih di Bulan Ramadhan, bermain dan bercanda di masjid meski ujung-ujungnya akan dimarahi, betapa engkau merindukannya bukan? Aku juga seperti itu, merindukan masjid yang menyimpan banyak kenangan. Bukan soal besar atau megahnya masjid, tapi ini soal momentum, ini soal apa yang pernah terjadi, dan bersama siapa kita lalui masa-masa itu.

Masjid di masa kecil ini sepertinya akan diceritakan dalam sesi tersendiri. Ada sebuah masjid kecil, masjid sederhana, Masjid Al-Muhajirin Tomposappa Barombong Tamalate Makassar. Sebuah masjid sederhana yang berada di tengah perumahan warga. Meskipun sederhana tetapi memiliki kenangan yang tak terlupakan. Sang Pemuda yang ingin mengunjungi 1000 Masjid juga sempat mampir sebentar di masjid ini. Sebab ide mengunjungi 1000 masjid ini adalah juga untuk mengambil inspirasi dari masjid manapun yang dikunjungi.

Suatu ketika sang pemuda sedang menuju ke Barombong, dari jalan poros Barombong, melintasi jalan yang padat perumahan warga, melintasi sawah-sawah hijau yang terhampar luas, melintasi dan menikmati sejuknya udara di Barombong, sebuah daerah yang menjadi semacam poros Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Takalar. Karena Barombong merupakan bagian dari Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang sangat dekat dengan perbatasan menuju Kabupaten Gowa dan perbatasan menuju Kabupaten Takalar.

Melintasi jalan poros Barombong, menikmati udara dan keindahan alamnya berupa sawah dan drainase yang di aliri air jernih, irigasi lebih tepatnya, sambil melihat rombongan sepeda yang sedang berkeliling dalam programnya, program mengurangi polusi dan hidup sehat. Jalan-jalan produktif ini adalah untuk menghadiri akad seorang sahabat, akad nikah, sebuah ikrar suci yang keren dan mulia, menseriusi hubungan, berjuang bersama dan berumah tangga, mengikat ikatan suci, janji setia untuk bersama. Aduhai, momentum sakral ini sangat dinantikan oleh para pemuda-pemudi yang belum melepas masa lajangnya.




Ketika tiba di lokasi acara, sang pemuda berhenti sejenak untuk mengamati masjid ini, mencoba mengambil inspirasi, memang tak ada ruginya untuk menghadiri undangan. Sebuah masjid sederhana berwarna kuning, di kombinasikan dengan warna hijau, dan kubah kecilnya menjulang tinggi, seolah-olah sedang memantau sawah di sekitarnya, seolah-olah sang kubah tengah menatap rumah-rumah di sekitarnya, rumah para penduduk yang selalu memakmurkannya. Masjid sederhana yang seketika membuat sang pemuda yang mempunyai mimpi mengunjungi 1000 masjid, teringat sejenak kampung halamannya. Tempat sang pemuda belajar mengaji juga adalah masjid sederhana yang tak terlalu besar, tapi memiliki nilai sejarah yang luar biasa. Sang pemuda harus melanjutkan perjalanan lagi, tujuan utama yaitu menghadiri undangan, jadi sampai disini dulu ya narasi tentang masjid dan inspirasinya, jangan lupa yang sedang berada di Tomposappa Barombong, agar mengunjungi masjid ini, Masjid Al-Muhajirin Tomposappa Barombong Makassar. Ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

AIR SURUT