Friday, January 31, 2020

Indahnya Jalan Trans Kebun Kopi Sulawesi Tengah!

Sulawesi Tengah adalah sebuah Provinsi di Indonesia, bagian tengah Pulau Sulawesi yang menyimpan keindahan alam tiada tara, yang masih harus kita jelajahi, yang masih harus kita eksplorasi, yang masih harus kita berpetualang untuk menyingkap pemandangan-pemandangan keindahan alam, untuk mengungkap tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata, berpotensi membuatnya viral di media sosial, sebagai wujud kontribusi kita menjadikan Indonesia sebuah Negara yang aman dan nyaman, siap menyambut tamu-tamu dari berbagai daerah, dari berbagai negara sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.

Kebun Kopi, sebuah tempat yang tentu sangat akrab bagi orang-orang yang bermukim di Sulawesi Tengah, letaknya masuk daerah administratif Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Sebuah jalan yang melintasi gunung tinggi nan dingin sejauh kurang lebih 60 Kilometer, jalan berkelok-kelok yang penulis pernah coba menghitungnya ada sekitar 260an tikungan dari mendaki gunung sampai menuruni gunung. Sebuah jalan trans yang membentang , membelah pegunungan, mengantarkan orang-orang untuk sampai ke tujuan.


Kebun Kopi, sebuah jalan trans yang terus menerus di poles, dibenahi, dan diperbaiki oleh Pemerintah, sebagai bukti betapa penting dan vitalnya jalan trans ini. Bagi para penikmat transportasi darat dari Poso, Parigi, Luwuk, Ampana, Morowali, Tentena, Kolonodale, Bungku, yang hendak menuju ke Kota Palu sangat akrab dengan jalan trans ini. Pemandangannya begitu indah, gunung-gunung yang di ukir dan dibentuk, keramahan para pedagang sayur, kebaikan para pemilik rumah makan dan warung, betapa jalan trans ini terus berbenah diri menjadi daerah yang ramah wisata. Bahkan penulis berpendapat kelak di masa depan proyeksi kebun kopi akan seperti Cisarua Megamendung Bogor Jawa Barat. Mari nikmati Indonesia, mari nikmati Sulawesi Tengah, mari melakukan jalan-jalan produktif, mari nikmati sejuknya udara pegunungan serta keramahan masyarakat di Kebun Kopi, Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 30, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (51)

Tahukah Tuhanmu selalu hidup didalam hatimu
Cinta dariNya menjawab semua masalahmu
(Tuhan Maha Cinta, Nidji)

Sebuah tembang yang mengingatkan kita betapa sesungguhnya tak ada alasan bagi kita untuk melupakan Sang Pencipta alam semesta, sungguh kita tak sendirian, Tuhan selalu bersama kita. Perjalanan pemuda 1000 masjid kita lanjutkan di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang berada di dekat pusat keramaian di Kelurahan Daya Kecamata Biringkanaya Kota Makassar, tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat dengan Perempatan Patung Ayam Daya, Masjid Jami'Nurul Hidayat Daya.



Masjid Jami'Nurul Hidayat Daya, merupakan masjid besar, ketika sebuah masjid melekat kata Jami' maka hampir dapat dipastikan masjid tersebut adalah masjid yang besar yang dapat menampung minimal ratusan orang. Masjid ini dekat dengan pusat-pusat keramaian seperti Terminal Daya, Daya Grand Square, Kantor Angkutan Darat DAMRI, dan beberapa toko-toko serta warung kopi. Karena berada di dekat pusat keramaian, setiap hari masjid ini selalu ramai, bahkan di depan masjid selalu menjadi tempat berhenti Angkutan Kota.


Masjid adalah sarana kita mendekatkan diri kepada Ilahi, agar diri kita senantiasa sadar, agar diri kita senantiasa teringat bahwa ada kekuatan Yang Maha Besar dalam mengatur kehidupan kita, ada kekuatan Yang Maha Baik membantu menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan kita, pertanyaan selanjutnya adalah sudahkah kita mendekatkan diri kepadaNya ? Barangkali dengan sering-sering mengunjungi masjid bisa menjadi sarana kita mendekatkan diri kepada Ilahi. Perjalanan sang pemuda 1000 masjid akan terus kita lanjutkan, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 29, 2020

Membina Para Pemuda

Serial Sang Penjelajah Arus (15)

Malam sudah menunjukkan wujudnya dengan langit hitam dan kerlipan bintang-bintang di atas yang memanjakan mata, seolah-olah kerlap-kerlip Bintang tersebut menempel di kubah langit, di tambah lagi penampakan bulan yang bersembunyi di deretan Awan kelabu, tampak malu-malu menampakkan cahayanya yang bagi sebagian orang mengira cahaya bulan sangat romantis, Saking romantisnya tema tentang bulan sering dijadikan pelengkap dalam instrumen dan lirik lagu-lagu cinta. Bulan juga merupakan salah satu simbol yang sangat akrab dengan Ummat Islam, karena Bulan pernah menjadi saksi kemukjizatan Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir meminta Beliau, Rasulullah SAW, untuk membelah bulan. Adzan Isya' sudah berkumandang, terdengar begitu indah untuk memanggil para insan yang mungkin terlupa, para manusia yang mungkin lalai, untuk segera menunaikan kewajiban dan janjinya, adzan juga menjadi pengingat tentang jati diri kita, siapa sebenarnya diri kita ini. Adzan berkumandang dengan keras menara Hijau Masjid Nurul Huda, tak jauh dari tempat Adir nongkrong sejenak, Masjid dengan keindahan yang mmampu memanjakan mata dan menggoda untuk berlama-alam di dalamnya. Masjid dua lantai dengan warna hijau yang mendominasi, warna menaranya cukup unik dan apik, perpaduan antara warna hijau, emas dan kuning yang menjadi polanya. Adir segera melangkah menuju Masjid Jami Nurul Huda untuk menunaikan kewajiban, tentang bagaimana seharusnya seorang hamba Mengabdi kepada Rabbnya, tiba di serambi Masjid, dekat dengan tempat Wudhu bagian depan, ada seseorang pemuda yang menegur Adir, "Kak Adir..". Kaget bukan main, Adir bertemu dengan seorang pemuda berasal dari kampung Halaman, seorang pemuda yang juga sedang merantau di Kota Rantau, Indra namanya. Bertemu Indra di Masjid Nurul Huda merupakan sebuah peristiwa yang menambah semangat di dalam diri Adir, bagaimana tidak, Indra dulunya, kira-kira 7 tahun yang lalu adalah binaan Adir dalam program Mentoring lembaga kemahasiswaan di Kampus. Pernah menjadi binaan yang di dalam kegiatan mentoring tersebut kita belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik, bermanfaat bagi sesama manusia. Bincang-bincang ringan pun terjadi seputar merantau, bincang-bincang yang sangat singkat karena tak lama setelah itu Shalat Isya' secara berjamaah sudah akan dimulai ditandai dengan iqomat. Adir seolah-olah sedang menguatkan tekadnya untuk kembali membina para pemuda lagi, melanjutkan kegiatan-kegiatan positif, kegiatan-kegiatan yang menginspirasi, baik itu pelatihan maupun pengembangan diri. Sebab, masih banyak pemuda di luar sana yang sangat mudah terbawa arus, pergaulan bebas, seks bebas, narkotika dan obat-obatan terlarang mengintai para pemuda ini. Maka, di perlukan Konsep diri yang kuat, pondasi diri yang kokoh, Prinsip hidup yang menghujam ke dalam nurani, guna menjadi Benteng diri, guna menjadi bekal dalam bertindak dan berusaha. Sebuah kesyukuran bagi Adir pertemuannya dengan Indra malam itu, kembali membangkitkan gelora semangat untuk kembali berjuang, berjuang menyelamatkan para pemuda, lalu bersama-sama menuntut mereka  mengoptimalkan bakat dan potensinya untuk hal-hal positif, untuk negara dan bangsa ini, Indonesia menjadi Negara 5 besar dunia? Itu bukan sesuatu yang mustahil. Sungguh tak mudah menjadi penjelajah arus, mari kita lanjutkan kisahnya.

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 28, 2020

Ayo Jalan-jalan ke Pantai Losari Makassar!

Setiap tempat wisata memiki keunikan dan sensasi tersendiri saat mengunjunginya. Sebuah taman yang berada di Kota Makassar, tempat yang kemudian menjadi ikon Kota Makassar, kebanggaan masyarakat Kota Makassar, yaitu Pantai Losari. Pantai yang menjadi ciri khas Kota Makassar ini sangat indah dengan desain menariknya, desain yang artistik dan minimalis.


Terdapat beberapa spot untuk mengambil gambar, karena di pantai ini ada beberapa tugu klasik namun desainnya modern. Terdapat tugu bertuliskan Pantai Losari, terdapat tugu tulisan suku-suku yang bermukim di Makassar, bermukim di Sulawesi Selatan. Terdapat banyak hotel di sekitar Pantai Losari, biasanya ramai di sore hari dan malam hari.


Pantai Losari yang menjadi ikon Kota Makassar ini juga sering di adakan konser-konser musik, festival, da berbagai macam acara-acara lainnya seperti Shalat Shubuh berjama'ah yang diadakan oleh Pemerintah setempat. Pantai Losari Makassar menjadi tempat yang wajib kamu kunjungi ketika berada di Kota Makassar, tunggu apa lagi, ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, January 27, 2020

Memilih-milih Teman

Serial Sang Penjelajah Arus (14)

Kanal ditengah Kota Rantau airnya mengalir tenang, meskipun air yang mengalir keruh seperti keruhnya sungai besar yang membelah kampung Halaman. Jalan-jalan di tepi kanal tampak ramai dan agak padat, mobil dan motor yang melintasi memenuhi jalan, polusi udara menjadi tantangan sendiri bagi air di kanal, juga limbah-limbah dari masyarakat seperti sampah dan limbah rumah tangga lainnya, air di kota maupun air-air di Desa, atau air di samudera sekalipun akan menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Seperti air di samudera, ada kalanya ia tenang dengan sedikit gelombang yang dihembus oleh angin Utara. Kadang ia harus berhadapan dengan badai nan ganas yang berputar dari langit, bertumpu pada satu titik, lalu memutar ganas menghujam samudera.m Kadang ia harus merasakan el-nino yan membawa hawa panas, kadangpun ia menghadapi la Nina yang membawa kelembaban, begitu pula manusia, dimanapun ia berada dan kapanpun, tantangan dan rintangan tak akan pernah berhenti sampai kehidupan berakhir. Kondisi jalan sangat penuh dengan mobil dan motor yang bersesakan mencari jalan keluar dengan tujuan dan ego masing-masing,  penulis memilih menggunakan kata penuh agar ada sugesti positif. Kata seorang motivator, biasakan diri kita menggunakan kata-kata positif agar ada sugesti positif dan mengalir energi-energi positif, maka menggunakan kata jalan yang penuh baik daripada menggunakan kata macet. Ditengah-tengah arus yang membuat kita mesti berpikir keras dan menganalisa mana yang positif dan mana yang negatif serta mana yang sudah bercampur, kompleks dan rumit, hadirlah generasi yang sebenarnya merupakan Korban sistemik, generasi yang takut salah. Mereka yang takut salah ini lahir dari sebuah pengondisian yang ketika sekali melakukan kesalahan maka seisi kelas akan menertawakan dengan keras. Tanpa berusaha untuk menyampaikan, menasehati, atau mengingatkan, justru yang terjadi adalah pem-bully-an, pembunuhan karakter, penghinaan secara berlebihan, serta hal-hal negatif yang akan membuat sang pembelajar atau sang pembuat kesalahan hilang keinginan untuk belajar. Anak didik menjadi takut berpendapat, takut bereksperimen, takut berekspresi, karena satu sebab yaitu ketakutan bila berbuat kesalahan. Sampai sekarangpun penulis belum menemukan sisi positif dari menertawakan kesalahan yang diperbuat oleh anak didik, maka dengan iklim semacam ini lahirlah generasi yang takut salah, Takut mengambil resiko, takut akan tantangan, takut mengambil peran, takut berkontribusi, takut menjadi Pejuang, tak punya keinginan untuk menjadi Pahlawan. Sambil menyusuri kanal dengan aliran airnya yang tenang, meskipun jalan penuh dengan kendaraan bermotor, cerita tentang generasi yang takut salah terus menggelayuti pikiran Adir, mungkin karena ia juga pernah mengalaminya bahkan menjadi korbannya. Sungguh tak enak menjadi bagian dari sebuah sistem pendidikan yang menjadikan anak didiknya takut salah, takut bereksperimen, takut berpendapat bahkan cenderung tidak percaya diri dengan Gagasan dari dalam diri sendiri, Gagasan yang lahir dari bacaan-bacaan Cerdas, baik bacaan tekstual maupun bacaan terhadap suatu kondisi, Gagasan yang lahir dari perenungan-perenungan yang mendalam atas tak idealnya situasi dan kondisi. Maka, menjadi asing, menjadi aneh, menjadi freak dalam istilah baratnya, akan dianggap sebagai sesuatu yang negatif bahkan cenderung sedikit berbeda dengan sistem yang ada. Padahal ketika semua pemikiran dan opini itu cenderung seragam, sebuah perubahan tak akan pernah dimulai, maka memang harus ada sebagian kecil orang, tak harus banyak yang ide-idenya revolusioner, cukup sekelompok kecil saja manusia-manusia yang berkualitas, sebab mereka adalah para calon pemimpin masa depan. Petang baru saja beranjak menuju gelapnya malam, dibalur oleh udara dingin, Angin dingin Khas Kota rantau, juga menyapu permukaan air yang keruh di kanal, jalan yang penuh dengan kendaraan juga sudah mulai lengang, tepat di sebuah pertigaan jalan yang melintasi kanal, ada sebuah bangunan dengan Konsep minimalis tepat berada di dekat jembatan yang membelah kanal kota rantau. Bangunan dua lantai dengan dominasi warna kuning, juga ada warna putih, hitam, dan abu-abu berpadu dengan Konsep minimalis dan sejuknya ruangan dan karpet berwarna abu-abu yang menghampar di lantainya. Tepatnya dilantai dua bangunan tersebut, Adir, Azikin, Zainal, Zulfan, Fahmil, Agus,dan Ustadz Fathul sedang berbincang-bincang di sebuah ruangan meeting. Bincang-bincang ringan seputar capaian-capaian diri, capaian Individu, serta berbicara mengenai mimpi-mimpi yang ingin dicapai serta program-program yang akan dilaksanakan. Kebetulan malam itu sedang berbincang soal rencana untuk mendirikan usaha mikro, membalas potensi pasar dan hal-hal Teknis lainnya. Pada malam itu Zainal, pemuda yang sangat baik kemampuan bahasa Arab serta pandai membaca kitab-kitab fiqih mengajukan diri untuk mengeksekusi program tersebut, "saya InsyaaAllah bisa untuk menjalankannya.. saya melihat potensi yang bagus di tempat keramaian", Kata Zainal dengan bersemangat. Azikin kemudian juga bicara, "Saat Musim panas, bisnis Minuman memang sangat cocok dan berpeluang." Zulfan juga ikut memberi sumbangan Ide, "apalagi kalau tempatnya juga strategis."Malam yang dingin itu kemudian berubah suasananya menjadi lebih hangat karena serunya perbincangan-perbincangan yang positif, lebih spesifik tentang rencana mereka untuk menjalankan sebuah usaha, usaha mikro kecil menengah (UMKM). Fahmil yang juga pelaku Ekonomi Kreatif memberikan pandangan-pandangannya tentang usaha mikro, Agus yang merupakan seorang praktisi ekonomi kreatif juga menyampaikan ide-ide kreatifnya, Ustadz Fathul memandu diskusi yang hangat di malam yang cukup dingin itu, Adir lebih memilih banyak mendengar sambil sesekali memberikan pandangannya. Diskusi mengalir begitu deras, dari sekian banyak Ide yang tersampaikan maka memang seharusnya kita akan menemukan ujungnya yaitu eksekusi, eksekusi Ide di lapangan juga sebenarnya merupakan eksperimen dalam metodologi ilmiah, teori-teori di uji, asumsi-asumsi ingin di buktikan, sebab-akibat serta dampak akan menemukan muaranya. Begitulah ketika orang-orang beraura  positif berkumpul, maka yang akan dibicarakan dan direncanakan adalah kebaikan serta kebermanfaatan yang besar serta luas, lalu kata siapa tak baik jika kita memilih-milih teman dalam bergaul? Sebuah Kalimat yang entah dari siapa sumbernya ini rasa-rasanya perlu kita pertanyakan kembali relevansinya dengan kekinian dan kedisinian, situasi serta kondisi. Diskusi terus dilanjutkan hingga tengah malam, keakraban, persaudaraan, suatu hal yang membuat orang berlama-lama duduk bersama. Kisah ini masih akan kita lanjutkan.

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 26, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (50)

Sebuah Kota, yang berada di paling Utara Provinsi baru, Provinsi yang terus membangun sarana prasarananya, terus membangun sumber daya manusianya. Kota tersebut bernama Kota Pasangkayu, berada di Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Langit sedang mendung dan menandakan bahwa musim hujan sedang berlangsung. Meskipun begitu orang-orang yang melangkahkan kakinya ke masjid tak surut berpantang meski langit mendung, terus melangkahkan kakinya menuju masjid, terus berkendara menuju masjid.

Kota Pasangkayu adalah kota yang indah, beberapa kali pemuda 1000 masjid melintas di kota ini. Kota ini terus membangun dan membangun, terus berbenah dan berbenah, menjadi daerah yang akan mendukung laju pertumbuhan di Sulawesi Barat. Sebuah masjid tampak berdiri kokoh meski langit mendung, masjid itu bernama Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu Sulbar. Masjid yang lumayan besar, dengan desain yang indah dan menarik, profil bangunannya seolah berwarna-warni, menara masjid nya pun tinggi menjulang seolah-olah ingin mengabarkan kepada awan mendung bahwa waktu shalat sebentar lagi tiba. Inilah Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu, dimanapun engkau berada, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 25, 2020

Kualitas Kesejahteraan dan Saksi Sejarah

Serial Sang Penjelajah Arus (13)

Suara motor matic hitam berderu halus membelah kesunyian Angin menjelang sore, melintasi dan berlari diatas aspal tebal yang warnanya hampir menghitam, terkadang melintasi batu-batu kali dan tanah berdebu, melaju menuju arah selatan kota rantau, setelah cukup bosan berhadapan dengan rimba tembok, gedung menjulang tinggi hendak ingin menggapai langit, Jalanan luas dan lebar yaitu jalan tol, taman-taman kota bergaya Khas rindang nyaman nan hijau, Adir ingin menyaksikan sesuatu yang berbeda, yaitu pemandangan alam secara langsung, yang Klasik dan bersejarah. Bagaimana tak bosan, pembangunan nasional tak hendak berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sistem politik negara kita tak lagi menggunakan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang juga memandu tentang pembangunan SDM juga adalah bagian dari pembangunan nasional. Gross domestic product (GDP) menjadi Indikator utama dalam menyusun program serta kebijakan pembangunan nasional, seolah-olah GDP adalah satu-satunya Indikator kesejahteraan masyarakat. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah masyarakat kita sudah sejahtera? Dengan melihat realitas Kota Rantau yang merupakan Ibu Kota Provinsi bagian Selatan di Indonesia, apakah benar masyarakat kita sudah mengalami peningkatan kesejahteraan? Memang benar bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat 8 dunia berdasarkan capaian GDP, bahkan di perkirakan beberapa puluh tahun ke depan akan masuk ke 5 besar, bahkan 3 besar berdasarkan pencapaian GDP. Segala kebijakan bertumpu pada GDP lalu menisbikan faktor-faktor lain yang secara riil merupakan faktor penunjang kesejahteraan masyarakat, seperti kualitas hidup (sandang, pangan, ilmu pengetahuan, spiritualitas, waktu luang, dan waktu produktif). Akhirnya tentu kita akan bertanya-tanya, sudah sejahterakah kita sementara harga barang-barang terus melonjak naik? Sudah sejahterakah kita sementara upah riil masih di bawah upah minimum regional? Sudah sejahterakah kita sementara petani dan nelayan tidak diseriusi pengembangan dan pemberdayaannya (Konsep green economy & blue economy) ? Renungan-renungan semacam ini terus berkecamuk dalam pikiran Pemuda bernama Abdul Muktadir, pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, padahal bila pembangunan infrastruktur di arahkan pada sektor pendidikan dan kesehatan, ini akan menjadi hal yang baik karena secara langsung memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Motor hiam terus melaju kencang tanpa dipandu google maps, hanya bermodalkan informasi dengan bertanya, lagipula dengan bertanya, cukup baik untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial. Motor melaju kencang dan berhenti sejenak disebuah jembatan yang cukup panjang, dibawah jembatan mata dimanjakan dengan pemandangan sungai yang luas, panjang, dan nyaris horizon, sungainya sangat jernih serta tidak berwarna kecoklatan. Sejenak menghirup udara yang sedikit bebas dari polusi, segar, agak dingin karena tepat di atas sungai, Angin berhembus seolah-olah memberitahukan bahwa di hilir sungai ini ada laut yang luas dan lepas. Motor melaju lagi melintasi jembatan masuk ke sebuah perkampungan yang lumayan padat penduduknya, ternyata jalan ini bukan menuju tempat yang dituju, Adir memutar haluan menuju arah sebaliknya, awalnya jalan ini beraspal dan mulus, lalu mulai mendekati tujuan aspalnya mulai kasar dan berbatu, sampai di dekat tujuan jalannya sebagian sudah menggunakan paving block sementara sebagiannya lagi tanah. Beberapa titik ada rumah panggung dengan Khas masing-masing daerah di Bumi Selatan, menunjukkan ketinggian budaya, yang berarti majunya peradaban, bahannya dari kayu dengan ukiran-ukiran Khas Suku setempat, menandakan kepribadian dan kemauan yang kuat layaknya karakter masyarakat bumi selatan pada umumnya, karakter masyarakat kota rantau pada khususnya. Pohon-pohon yang rimbun seakan-akan daun dan rantingnya bertautan satu sama lain memunculkan nuansa yang sejuk sekaligus memancarkan kegelapan yang berlapis-lapis menjelang petang. terdapat beberapa kendaraan bermotor yang berkumpul di tepi sungai mengantri untuk menyeberang menggunakan rakit sederhana, menyeberang untuk pulang kerumahnya masing-masing atau mungkin untuk melanjutkan Aktifitas dan pekerjaannya. Tempat yang dituju Adir ini juga menjadi favorit para aktivis pemuda-pemudi, aktifis Mahasiswa, untuk mengadakan pelatihan-pelatihan, pengkaderan, pembekalan-pembekalan, dan kegiatan pengembangan diri lainnya. Sekarang keingintahuan dan rasa penasaran yang selama ini tersimpan terjawab dan terkuaklah sudah, Benteng yang sangat terkenal di kota rantau, Benteng yang sangat bersejarah di kota rantau, menjadi saksi pertempuran-pertempuran dan pertarungan serta peperangan mempertahankan eksistensi serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Individu sekaligus makhlus sosial, begitu dasar negara kita mengaturnya, maka seharusnya penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Imperialisme yang tumbuh subur di Eropa sebagai dampak dari Perjanjian Tordesilas, bahwa tanah-tanah lain itu tak bertuan dan berhak untuk dijajah. Cikal bakal imperialisme yang bergolak dibangsa kita dan membuat masyarakat kita sempat terpuruk. Maka ketika penjajahan dan imperialisme masuk ke Kota Rantau dimasa lalu, tentu saja hal ini sesuatu yang sangat tidak bisa diterima oleh Masyarakat Nusantara yang sangat Ramah, humanis, dan berkarakter pejuang. Setiap masa punya tantangan yang Khas sesuai situasi dan kondisi yang terjadi, seperti ketika masa penjajahan Jepang di Indonesia, Ummat Islam mendapat perlakuan khusus karena Jepang berharap para 'Ulama dan Santri dapat membantu Jepang menghadapi Perang Asia Timur Raya. Pada saat yang sama Jepang juga memberlakukan kebijakan Deormasisasi dan Deparpolisasi, Organisasi kemasyarakatan dan Partai Politik harus segera dibubarkan, pada Tahun 1942 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII) resmi dibubarkan, bukti bahwa Jepang sangat berhati-hati terhadap Islam Politik. Bahkan, meskipun Jepang mengharapkan bantuan para 'Ulama dan Santri dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya, strategi divide & rule juga tetap jalan yaitu dengan menempatkan orang-orang sekuler dan anti-islam didalam struktur chuo sangi in agar bisa mengimbangi (check & balances) pengaruh para 'Ulama yang mengakar di masyarakat. Simpul-simpul perbedaan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Jepang dengan strategi divide & rule untuk mengokohkan penjajahannya di Indonesia. Kelak di masa-masa persiapan Kemerdekaan Indonesia, simpul-simpul perbedaan inilah yang akan menjadi kekuatan, karena punya keinginan kebangsaan yang sama yaitu Merdeka! Dengan sesekali mengunjungi tempat-tempat bersejarah, menikmati keindahan alamnya, membaca informasi-informasi terkait didalam situs sejarahnya, merenungkan tentang kisah-kisah perjuangan, maka akan menambah rasa syukur kepada Allah SWT, menyadari dan mensyukuri nikmat kemerdekaan yang saat ini kita nikmati, semakin menambah semangat nasionalisme yang mengejawantah pada cinta tanah air, lalu mengambil peran di dalamnya, berkontribusi yang terbaik untuk bangsa ini, mengingat saat ini simpul-simpul perbedaan menjadi kelemahan kita dalam mengisi kemerdekaan dan masa-masa reformasi. Meskipun saat ini kita sedang mengalami paradoks yang besar, ibaratnya kita terbang terlalu rendah sementara langit kita masih terlalu tinggi, sementara bangsa ini punya potensi untuk bersaing dengan negara adikuasa di dunia, maka mari menikmati kisah perjalanan Adir, mari menyerap kisah lagi bersamaku disini, untuk mengisi kemerdekaan kita dengan kisah-kisah Inspiratif yang memotivasi kita untuk berbuat lebih dan terus produktif, dan perjalanan membangun bangsa ini pun harus terus dilanjutkan, bersamamu, bersamaku, bersama kita semua.

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 24, 2020

Bertualang ke Puncak Dusung Tibojong Bone!

Mobil-mobil melaju kencang memasuki Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, sebuah Kabupaten yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan. Bagi para petualang, tentu menjelajahi kabupaten terluas memiliki tantangan tersendiri yang tiada taranya, ia akan terus mencari, ia akan terus menjelajah, ia akan terus bertualang, menikmati Indonesia, melakukan jalan-jalan produktif, bersyukur setinggi-tingginya. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Puncak Dusung Tibojong Bone.

Puncak Dusung Tibojong Bone tak begitu jauh dari Terowongan Sumpang Labbu, kira-kira setelah terowongan tersebut kita akan melewati 5 masjid, atau agar lebih mudah hitung saja 2 lapangan di bagian kiri jalan. Setelah mendapati lapangan Marroanging, belok kiri masuk ke dalam, jalan tak mulus sekitar 2 Kilometer. Begitu mendapat sebuah masjid mungil ditengah perjalanan, dari situlah jalan mendaki kita menuju Puncak Dusung Tibojong Bone Sulawesi Selatan.





Puncak Dusung Tibojong Bone menyajikan pemandangan bukit-bukit kecil berjejer sejauh mata memandang, bukit kecil berwarna hijau. Puncak Dusung Tibojong Bone adalah sebuah bukit yang tanahnya dari bebatuan keras berwarna putih. Udara segar menyambut anda ketika tiba di Puncak Dusung Tibojong, birunya langit serta mendungnya awan, memandang dari ketinggian, menikmati Puncak Dusung Tibojong Bone, menikmati Indonesia, ayo ke Bone! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 23, 2020

Dari Kota Pantai Menuju Kota Rantau

Serial Sang Penjelajah Arus (12)

Hari ketiga di Kota Pantai, Adir bersama rekan-rekan seperjuangannya, yaitu Zulfan yang mensponsori Tenda untuk berkemah, Fahmil Sang Pemilik Mobil Suzuki Ertiga berwarna putih yang membawa mereka menuju kota Pantai, Azikin pemuda Cerdas yang sangat cepat menyelesaikan pascasarjananya, dan Zainal seorang yang tegas dan keras serta mampu membaca kitab-kitab fiqih berjilid-jilid. Mereka berkumpul dalam satu tenda dan bersiap melakukan sesuatu yang mencengangkan bagi orang-orang awam, berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, menyisir kompleks tempat tinggal warga, menawarkan visi dan Misi, memperkenalkan calon pemimpin masa depan serta program-programnya, berkenalan satu per satu dengan masyarakat kota Pantai, menanyakan nama, kabar, juga di selingi ngobrol tentang masa depan kota pantai yang tak lama lagi akan mengadakan pesta demokrasi. Cara ini disebut dengan direct selling, bukan menjual barang atau menawarkan suatu produk, tetapi yang ditawarkan adalah calon pemimpin beserta Gagasan dan program-programnya, meskipun belakangan penulis menyadari bahwa direct selling akhirnya adalah cara yang sudah kuno dan kurang Relevan dengan perkembangan zaman. Selama Bunga shaqayeq tumbuh mekar, hidup harus terus berjalan, begitu pepatah kuno Persia mengatakan. Tak peduli penolakan yang terjadi, tetap santun dalam berucap dan bersikap, semangat seperti ini patut di contohi, meskipun belakangan setelah memahami secara riil bahwa semangat saja tak cukup. Selain semangat, yang di perlukan dan tak kalah penting adalah ilmu pengetahuan, sebab pemimpin di masa depan adalah mereka memiliki ilmu pengetahuan di atas rata-rata, agar dapat memahami kemana bangsa ini kan menuju, kemana arah baru bangsa ini, bukan sekedar kerja, kerja, dan kerja, atau sekedar taat dan tsiqoh saja tanpa memahami secara utuh persoalan yang sedang terjadi. Terkesan agak memaksa sih, tetap akan ada pengaruhnya meskipun kecil, begitu pikir Adir, langsung membagi-bagikan stiker, kartu, serta menawarkan Gagasan yang terlalu Umum, entah apakah cara-cara ini masih Berlaku bagi masyarakat yang semakin Cerdas dan melek teknologi, kita lihat saja nanti. Sampai di hari keempat setelah beberapa kegiatan dan materi, sesi terakhir dari rangkaian kegiatan selamma 3 hari 2 malam ditutup dengan penampilan seni dari masing-masing grup. Agar suasana tak serius melulu, agar suasana menjadi sedikit lebih santai dan mencair, memang kestabilan dan keseimbangan adalah kondisi ideal bagi manusia. Kira-kira seperti Fungsi check and balance yang ada pada sistem pemerintahan kita, agar eksekutif tak otoriter, maka hadirlah legislatif sebagai penyeimbang yang mengkritisi dan berbicara lantang ketika ada sistem yang tak berjalan sebagaimana mestinya, Fungsi lain legislatif adalah penganggaran dan menghasilkan undang-undang. Manusia itu butuh keseimbangan, maka ia pun butuh faktor yang menyusun keseimbangan tersebut, yaitu penyeimbang. Karena persiapan yang cukup matang di tambah jiwa-jiwa kreatif para anggota kelompok, maka pada malam itu kelompok Adir dan rekan-rekannya menjadi penampilan terbaik yang cukup menghibur dan menumpahkan gelak tawa hampir seluruh peserta. Karena tema yang dibawakan dalam penampilan seni tersebut adalah tema yang cukup menarik, yaitu parodi tentang Pemilihan Kepala Daerah Kota Pantai, dibawakan dengan sederhana dan apa adanya dengan sedikit sentuhan humor politik oleh Zulfan dan Zainal lalu diselingi lagu Perjuangan yang di nyanyikan oleh Fahmil, ternyata cara ini ampuh untuk menjelaskan kondisi kekinian serta cara yang ampuh untuk menertawakan diri sendiri Tatkala muncul fanatisme buta terhadap satu tokoh atau suatu golongan/kelompok, agar kita lebih berpikiran terbuka dan santai saja dalam menghadapi persoalan sepelik apapun itu. Makanan Khas yang di dominasi oleh daging, aroma Khas kuahnya yang terdiri dari bumbu-bumbu pilihan yang tak sembarang orang bisa meraciknya menjadi kelezatan yang Khas, hidangan lezat ini menjadi semacam hadiah bagi Adir, Zulfan, Fahmil, Azikin, dan Zainal. Saat peserta yang lainnya mungkin makan seadanya saja, Adir, Zulfan, Fahmil, Azikin, dan Zainal makan makanan yang bisa di katakan agak mewah, rupanya ini menggunakan hadiah bagi grup dengan penampilan seni terbaik pada kegiatan tersebut. Sekarang waktunya bergegas kembali ke Kota Rantau setelah beberapa hari menyerap ilmu, Mencerap pengalaman dan hikmah, mengakrabkan diri bersama sahabat seperjuangan, menguji persaudaraan dengan makan dan berbincang bersama-sama, sungguh sebuah episode yang takkan terlupakan bagi Adir pribadi. Adapun penolakan, gertakan, cacian, Motivasi, Inspirasi, ilmu, transfer semangat, sampai kekecewaan adalah tempaan agar diri semakin matang dan seimbang dallam menjalani kehidupan, life must go on, kehidupan harus terus berlanjut, sebentar lagi petang akan tiba, senja jingga mengalir lembut di ufuk rindu bersama pemandangan putaran kincir Angin pembangkit listrik tenaga bayu, lagu-lagu perjuangan dan senandung-senandung semangat positif berdetak mengisi heningnya mobil putih, membawa berbagai suasana kepada lelah dan penatnya berjuang membentuk diri, daun-daun serta batang pohon bergerak cepat ke arah belakang lalu hilang seketika dari jendela kaca bening, perjuangan harus terus berlanjut sebagaimana hidup berjalan, sekarang waktunya kembali ke kota rantau.

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 22, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (49)

Jalanan begitu padat, kendaraan berturut-turut berbelok, harus bersabar satu demi satu melintas karena kondisi jalan yang padat. Jalanan menjadi padat karena ukuran jalan yang terlalu kecil atau jumlah kendaraan yang semakin banyak? Entahlah, semua bisa menjadi faktor penyebab. Pemuda 1000 masjid pun melanjutkan perjalanannya di sekitar jalanan yang padat ini, terlihat sebuah masjid berdiri anggun di pinggir jalan, berdiri dengan kokoh di antara pemukiman padat penduduk, Masjid Al-Quddus Mandala namanya.


Masjid Al-Quddus Mandala, terletak di Jalan Banta-bantaeng Makassar, masjid yang di dominasi oleh warna hijau, mempunyai area parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua. Sang pemuda 1000 masjid pernah sekali di undang di masjid ini, menyapa jama'ah, berinteraksi dengan pengurus masjid, merasakan keramahan para pengurus masjid. Seharusnya seperti ini modal dasar karakter bangsa kita, ramah kepada siapapun, kepada penduduk asli, kepada pendatang, kepada tamu, kepada siapapun yang berinteraksi dengan kita. Di masjid karakter ini terus di bangun, terus di biasakan, saling peduli, saling menolong, yang semoga budaya ini bisa mengakar pada masyarakat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ikuti terus ya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 21, 2020

Manusia-manusia Berkualitas

Serial Sang Penjelajah Arus (11)

Angin berhembus membawa kabar-kabar, membawa suasana sejuk di tepi kulit. Bangunan-bangunan Perumahan serta pertokoan yang tak begitu tinggi kokoh berdiri siap menerima pergantian hari di iringi desiran daun-daun yang bergesekan karena hembusan Angin, tampak harmoni kondisinya, ada yang statis dan ada yang dinamis mengiringi perjalanan hidup kita. Orang-orang mulai bergerak mempersiapkan diri, burung-burung bercicitan seakan-akan sedang bercakap-cakap, mungkin saja cicitan burung-burung ini adalah Dzikir kepada Allah. Hidup harus terus berjalan, meski kendaraan berlalu lalang di simpang jalan dan jalan Poros, padi akan tetap tumbuh di sawah-sawah pinggir kota dan tampak sejumlah petani sedang bekerja dengan Tekun. Langit dibagian selatan Kota Pantai tampak berawan namun tetap cerah, masyarakat lalu lalang di lapangan pemuda yang merupakan icon kota Pantai, masyarakat yang sedang berolahraga, jalan-jalan, sedang berdagang, sedang jajan, dan Aktifitas lainnya. Kota Pantai berjarak 3 jam perjalanan darat dari Kota Rantau, cukup naik mobil saja, bila naik motor mungkin bisa lebih cepat lagi sekitar setengah jam. Di Kota Pantai ini ada sungai yang cukup besar dan panjang, cukup keruh, butuh perhatian serius dan kerja-kerja bertahap agar sungai itu jernih kembali. Mobil Suzuki Ertiga melaju kencang melintasi jalan Poros yang merupakan jalan nasional, peningkatan dan perbaikan jalan adalah tanggung jawab Pemerintah Pusat. Jalan yang biayai oleh APBN ini mulus dan halus, bagai jalan yang tak pernah putus dan tak pernah diketahui dimana ujungnya, mobil melaju kencang membawa 5 orang pemuda bersemangat daan bergairah untuk melakukan perubahan, menyiapkan diri untuk turun langsung ke lapangan memengaruhi opini Publik kota Pantai, bagaimana caranya? Mungkin dengan mengunjungi rumah warga satu persatu dari pintu ke pintu, bertemu dan bercakap dengan warga, menawarkan beberapa program kerakyatan agar mereka mendukung Gerakan perbaikan ini. Tapi, apakah itu semua cukup? Kelak anda akan bisa menebaknya sendiri, tentang mana yang lebih efektif, bayangkan itu terjadi pada diri anda, ketika masyarakat di Tawari program beserta perangkat pendukung program dibandingkan dengan anda memberi sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya atau memodali ia dengan sejumlah uang lalu membimbing cara membangun bisnis serta membentuk mental kewiraausahaannya, sekarang perbandingan ini lebih realistis dan pasti anda bisa menjawabnya bukan? Mobil putih nan anggun itu terus meluncur dengan tujuan menuju Kota Pantai, melaju dengan kencang sambil membawa beberapa pemuda Cerdas serta punya banyak Ide serta banyak karya, Adir merasa sangat beruntung bisa bergabung bersama mereka, para pemuda-pemuda unggul. Kini mobil yang melaju seolah-olah memburu deru Angin itu telah tiba di batas kota, tak jauh dari gerbang selamat datang, rombongan ini singgah melepas lelah di Islamic center kota pantai, lalu melaksanakan Shalat di tempat indah nan sejuk ini. Bagaimana tak indah, di bagian utaranya sawah hijau terhampar bertingkat-tingkat seakan-akan tanpa batas membentang dan hanya di batasi oleh birunya gunung serta kaki-kaki Angin. Dibagian selatan Islamic center ini pelatarannya sangat indah dan penataannya sangat baik. Sebagian besar tamannya sudah dipenuhi dengan paving block sampai di pinggir jalan, berpadu dengan beberapa Taman kecil di tepi jalan masuk depan tangga menuju tempat shalat di lantai dua. Bunga-bunga di Taman Islamic center ini berwarna-warni layaknya Taman Bunga pada umumnya, terlihat begitu harmoni berpadu dengan warna bangunan islamic center yang di dominasi oleh warna biru, pada tepian tiangnya berwarna putih, berkolaborasi dengan garis-garis keemasan, serta warna biru tua melengkapi kolaborasi warna indah tersebut. Selesai melaksanakan kewajiban dan istirahat sejenak, para pemuda Tangguh ini kemudian melanjutkan perjalanan ke pusat kota Pantai, sebentar lagi akan tiba di lokasi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang akan di ikuti berupa kegiatan pelatihan dan pengembangan diri, di dalamnya di latih hal-hal yang terkait life skill, kepemimpinan, dinamika kelompok, manajemen organisasi, manajemen konflik, pemberdayaan, dan materi pengembangan diri lainnya. Tak lain dan tak bukan tujuannya adalah membentuk manusia-manusia berkualitas, berkapasitas, serta mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan mampu menjadi pemimpin di masa depan. Ketika krisis kepemimpinan sedang terjadi pada bangsa kita, pelatihan-pelatihan semacam ini sangat dibutuhkan. Manusia-manusia berkualitas bila tidak diupayakan dan diusahakan maka tidak akan terwujud, begitulah Rasulullah SAW membentuk para keluarga dan sahabat nya menjadi manusia-manusia berkualitas. Adir teringat sebuah kisah tentang salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat berkualitas dan di akui Khalid Bin Walid Sang pedang Allah. Adalah Al-Qa'qa' Ibnu 'Amr At-Tamimi, seseorang yang datang sebagai jawaban atas surat Al-Mutsanna kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Siapakah Al-Mutsanna? Siapa pula Al-Qa'qa'? Mungkin yang sering kita dengar dan kita baca adalah kisah tentang Lelaki lembut yang merupakan sahabat utama Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Pedang Allah yang terhunus kepada musuh-musuh Allah, yakni Khalid Bin Walid. Agar runut, kita mulai dari siapa itu Al-Mutsanna, Al-Mutsanna adalah seorang Lelaki Arab yang sangat berpengaruh di antara kaumnya, Bani Bakr Bin Wa'il. Sewaktu Rasulullah SAW hidup, Rasulullah pernah meminta jaminan keamanan dari Al-Mutsanna dan Al-Mutsanna memberikannya. Sebuah peristiwa sejarah yang membuktikan kecerdasan Rasulullah SAW dalam hal geopolitik, kesadaran geopolitik yang luar biasa, Al-Mutsanna dan kaumnya bermukim di perbatasan Arab dan Negeri Persia, betapa Sang Nabi menjaga dan melindungi keamanan Kota Madinah dari Invasi yang kapan saja bisa terjadi dari arah Persia. Al-Mutsanna adalah Lelaki yang orasi nya di dengarkan oleh 8000 Kesatria Arab di perbatasan Persia, seorang Lelaki yang Islamnya sepadan dengan Islamnya 8000 Lelaki Bani Bakr Bin Wa'il. Sampai pada masa Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-Mutsanna mulai gelisah dengan nasib petani dan rakyat kecil di sekitaran Perbatasan Arab dan Persia, mereka harus membayar pajak yang tinggi kepada penguasa Persia, lalu hasil kerja keras mereka juga sebagian besar tak bisa mereka nikmati karena harus menyetornya kepada Gubernur perwakilan Kaisar Negeri Persia. Kezholiman dan kesewenang-wenangan ini membuat Al-Mutsanna, Lelaki berkualitas ini menuangkan kegelisahannya pada sebuah Surat yang ditujukan kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kira-kira isi suratnya adalah tentang kegelisahan akan ketidak adilan negeri Persia kepada Masyarakat di Perbatasan Arab dan Persia lalu meminta pasukan bantuan untuk melakukan ekspansi agar rakyat Persia bisa merasakan indahnya Islam dan betapa adilnya Pemimpin Kaum Muslimin. Sebelum Surat itu di respon oleh Khalifah Abu Bakar, Khalid Bin Walid Sang Pedang Allah sudah mendapatkan instruksi untuk mem-back-up pasukan Al-Mutsanna, para Sahabat Nabi SAW ini pun bertemu dan merancang beberapa strategi perang untuk membebaskan penindasan yang ada di depan mata mereka, di perbatasan Arab dan Negeri yang saat itu sedang carut marut memperebutkan tahta, Negeri Persia. Alangkah ngerinya negeri ini ketika Khosrou menerima Surat ajakan dari Baginda Nabi untuk masuk Islam namun surat tersebut dirobek-robek, terkoyak-koyak di hadapan para pembesar Persia, siapa yang sanggup merobek-robek sebuah surat ajakan kebaikan dari Manusia Terbaik di Muka Bumi ini? Pinta Nabi dalam doanya, semoga Allah merobek-robek Kekuasaannya, dan doa yang menyejarah ini pun mulai terwujud di masa ketika Khalid Bin Walid dan Al-Mutsanna bertemu. Al-Mutsanna keheranan ketika bersama Khalid Bin Walid, Di antara para Tentaranya, ada satu orang yang dijelaskan Khalid sebagai bantuan dari Khalifah Abu Bakar kepada Al-Mutsanna. Al-Mutsanna meminta sepasukan bantuan dari Madinah, namun yang dikirim Khalifah hanya satu orang, ia adalah Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Orang macam apakah Qa'qa' ini? Sekualitas apakah dia? Sampai-sampai sepasukan bantuan dari Madinah hanya di wakili oleh Qa'qa' seorang diri? Khalid dan Al-Mutsanna pun seakan-akan ingin bertanya-tanya dalam hati, tetapi mereka yakin tak akan mungkin Khalifah mengirimkan orang yang tak berkualitas, berkapasitas, dan berkompetensi. Bahkan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq memberi garansi dengan menitipkan pesan kepada mereka berdua, "Tak akan kalah Pasukan yang didalamnya ada orang seperti Qa'qa'. Singkat cerita Manusia-manusia berkualitas ini akhirnya berhadapan dengan bala Tentara Persia yang lengkap dengan persenjataan serta pasukan Gajahnya berada di seberang sungai dipimmpin oleh Pangeran Hurmuz. Di seberang dari sisi yang berlawanan, kaum Muslimin yang sedang menghadapi Tentara yang tidak biasa menggunakan taktik bertempur yang membuat Tentara Persia gentar. Tentara Kaum Muslimin datang dalam tiga gelombang pasukan dan dalam waktu yang berbeda-beda, gelombang pertama dipimpin oleh Al-Mutsanna. Gelombang pasukan kedua dipimpin oleh 'Adi Bin Hatim. Gelombang pasukan ketiga disertai Oleh Pemegang Komando pasukan kaum Muslimin secarah keseluruhan Khalid Bin Walid ditemani oleh Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Gemuruh Takbir yang menggetarkan tampak menggentarkan para Tentara Persia dan berpikir, Orang-orang Arab ini terus mendapatkan bantuan! Psywar sudah terlebih dahulu di menangkan oleh kaum Muslimin dengan Surat yang di layangkan oleh Panglimanya kepada Pangeran Hurmuz. Pangeran Hurmuz terkejut dengan Kalimat penutup Surat dari Khalid Bin Walid, "Aku membawa untukmu Pasukan yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan". Sosok dan prestasi perang Khalid sudah lebih dahulu sampai kepada para Tentara Persia dibandingkan wujud fisiknya, dan tiba saatnya mereka akan bertemu dengan sosok pedang Allah itu, pedang Allah yang terhunus bagi orang-orang kafir. Titik bertemu kedua pasukan adalah sungai, seperti tradisi peperangan pada umumnya, yang pertama dilakukan adalah mengadu Tentara terbaiknya dalam pertarungan one on one. Pangeran Hurmuz yang seolah tak ingin menunjukkan ketakutannya dihadapan tentaranya maju lebih dulu menantang Khalid Bin Walid, tentu saja ini adalah hal yang sangat disukai Oleh Khalid, Khalid pun maju tanpa ragu menyambut tantangan itu. Jalannya pertarungan tentu saja sangat mudah di tebak, Khalid Bin Walid yang dimasa mudanya pernah mengalahkan 'Umar Bin Khaththab dalam adu gulat menguasai pertarungan dengan cepat, Pangeran Hurmuz pun terdesak. Tak di sangka Pangeran Hurmuz melakukan sesuatu yang licik, ia sudah menyiapkan 3 algojo dari tentaranya untuk menghabisi Khalid dari arah belakang punggungnya. Sebelum sempat menyerbu Khalid, 3 algojo terbut ternyata tumbang lebih dulu tanpa nyawa di tangan Al-Qa'qa', Khalid menyaksikan langsung ketangguhan sosok Lelaki yang dipercayai Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, ialah Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Sehingga tentu anda bisa menebak jalannya peperangan bukan? Bagaimana psikologis pasukan yang pimpinannya sudah kalah terlebih dahulu dalam duel satu Lawan satu, kaum Muslimin menang dalam pertempuran melawan Tentara Persia yang dipimpin oleh Pangeran Hurmuz ini, meski sempat kesulitan dan mmemutar Otak untuk mencari strategi mengalahkan pasukan gajah. Sekelumit kisah singkat ini adalah kisa para Manusia Berkualitas, ada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat paling dekat Rasulullah SAW, seorang yang Imannya tidak diragukan lagi, menginfaq-kan seluruh hartanya pada perang Tabuk, memeluk Islam dan membela Rasulullah SAW saat awal-awal dakwah, menemani Baginda Nabi tercinta saat bersembunyi di gua dalam perjalanan hijrah, salah satu Sahabat yang terjaminkan masuk Surga. Ada Khalid Bin Walid, Lelaki Tangguh nan perkasa, Sang Pedang Allah yang terhunus bagi orang-orang kafir, yang strategi dan taktik perangnya lihai nan cerdik, Pejuang Islam yang Gagah Berani meluaskan ekspansi dan menumpas kesewenang-wenangan. Ada Al-Mutsanna, Lelaki yang sangat berpengaruh di kaumnya, Bani Bakr Bin Wa'il, Lelaki yang gelisah dengan penindasan dan ketidakadilan, menjadi Pahlawan dan idola nak-anak kaum Muslimin dalam kisahnya membantu menaklukkan Persia. Ada Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi, Lelaki kekar nan perkasa, juga berkontribusi dalam penaklukkan Persia dan menahan gempuran Tentara Romawi, lelaki dengan kemampuan bertempur yang luar biasa! Mereka adalah Manusia-manusia berkualitas, generasi-generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini, kira-kira seperti inilah tujuan dari pelatihan-pelatihan yang di ikuti Adir dan kawan-kawannya di Kota Pantai. Membentuk manusia-manusia berkualitas, dengan turun langsung berhadapan dengan masyarakat, menularkan kebiasaan-kebiasaan dan karakter yang baik, menawarkan Gagasan. Membangun bangsa lalu mengajaknya untuk bergabung minimal bersimpati, melakukan bakti sosial, kira-kira seperti itulah tujuan dari kisah perjalanan ini, mari nikmati terus arus dan kisahnya.

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, January 20, 2020

5 Tips Melintasi dan Mendaki Air Terjun!

Hai para petualang, hai para penjelajah, bagi kamu yang ingin berpetualang atau menjelajah sebuah air terjun, berikut beberapa tips menarik untuk kita ketahui bersama.

Tips yang pertama adalah siapkan mentalmu sebaik mungkin sebelum mendaki atau melintasi sebuah air terjun, siapkan mentalmu akan dinginnya air, akan cadasnya bebatuan, akan derasnya aliran air, dan betapa kita akan terpukau tetapi harus tetap fokus ketika menikmati keindahan sebuah air terjun.



Tips yang kedua, siapkan perlengkapan terbaik yang bisa kita siapkan. Gunakan sandal gunung yang anti selip, dan stabil berpijak meski dalam keadaan basah, agar tubuh tetap seimbang saat melintasi air terjun, bahkan bila perlu segala perlengkapan sangat membantu kita ketika keadaan memaksa harus berenang melintasi air terjun.




Tips ketiga, pastikan air terjun yang dilintasi atau dijelajahi pernah juga dilintasi sebelumnya, sehingga akan ada orang yang ahli atau pernah melintas untuk membimbing kita, semacam instruktur yang memberi arahan ketika kita melintasi air terjun.





Tips keempat, pakaian yang kita gunakan adalah pakaian yang siap basah. Mau tidak mau, suka tidak suka, yang kita lintasi adalah air terjun, maka harus siap basah seluruh badan, jangan lupa antisipasi berbagai barang elektronik agar tidak masuk air.

Tips kelima, jangan lupa berdoa dan berniat terbaik dalam petualangan kita, dalam jalan-jalan produktif kita, niatkan untuk menikmati keindahan alam, memuja-muji Sang Pencipta, betapa kita adalah HambaNya yang hendak mencari RidhaNya.

Demikian 5 tips yang dapat membantu kita melakukan petualangan di air terjun, menjelajahi dan melintasi air terjun, menikmati keindahan alam Indonesia, semoga bermanfaat.

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 19, 2020

Generasi Peredam

Serial Sang Penjelajah Arus (10)

Sebuah kisah nyata yang terjadi di Kampung halaman, kisah tentang beberapa Siswa, yang menjadi Korban karena tidak sehatnya iklim belajar mengajar di sebuah institusi pendidikan. Dari beberapa Siswa ini, kira-kira ada dua orang Siswa yang kemudian menginspirasi penulis untuk menceritakan kembali kisah ini. Dua Siswa di kampung Halaman ini sudah terbiasa dengan kata-kata kotor, makian, dan cacian. Bagaimana tidak, teman-teman sebayanya tak segan-segan menghiasi percakapan sehari-hari dengan cacian, makian, dan kata-kata tak pantas, tampak menyedihkan bukan kisah ini? Ya, memang seperti itulah kisah kali ini, Adir pun mengetahui kisah ini. Setiap hari berinteraksi dengan orang-orang berwajah suram, tak pandang bulu mencaci maki sambil tertawa-tawa, bahkan terpingkal-pingkal. Seperti tanpa akhlak dan Etika, kedua Siswa tadi yang terceritakan di awal harus menghadapi hari-hari yang kelam dengan lingkungan orang-orang negatif. Aaah, apa yang ada dalam benak kedua Siswa tadi ya? Uniknya kedua Siswa di kampung Halaman ini memutuskan untuk tidak terpengaruh, berupaya sedapat mungkin tidak menjadikan cacian, makian, serta kata-kata tak pantas aktifitas sehari-hari. Sungguh amat berat komitmen ini, sungguh amat sangat berat, ibarat sedang menantang arus, bukan menjelajah arus. Tentu saja konsekuensi logis nya adalah, kedua Siswa dalam kisah nyata ini pasti akan menjadi Korban bully-an teman-teman sebayanya, ooh sungguh malang. Betapa menjadi asing itu sungguh tak enak rasanya, tetapi itulah jalan yang di pilih oleh kedua Siswa tadi. Kedua Siswa dalam kisah nyata ini tak disangka begitu Tangguh, Tangguh dalam hal mental, meskipun setiap hari menerima kata-kata yang tak pantas, mereka tetap paadaa prinsipnya untuk tak terpengaruh, berupaya sekuat tenaga agar tak mendapat pengaruh negatif. Kata-kata yang mereka keluarkan Tetaplah kata-kata yang santun, kata-kata yang baik, sangat menghargai Lawan bicara. Pernahkah mereka berdua menangis? Sering, sering kedua orang ini mendapat perlakuan tak pantas dari lingkungan yang boleh di bilang penuh dengan aura negatif. Generasi peredam, begitulah sebutan bagi mereka, meredam segala benturan-benturan serta bentakan-bentakan negatif lalu mengeluarkannya dalam bentuk positif, meredam segala caci maki lalu menjadikannya kata-kata santun nan indah, meredam segala bentuk perlakuan tak pantas serta bersabar atasnya lalu tetap berperilaku baik kepada sesama, inilah mereka generasi peredam! Kisah mereka ini cukup legendaris di kalangan teman-teman setingkatnya, seolah-olah mereka meredam segala keburukan yang terjadi lalu tetap berbuat baik dan berbuat yang terbaik, meski berat untuk menjalaninya, kisah generasi peredam juga Turut menghiasi kisah-kisah dalam buku ini sebagai wujud refleksi perenungan yang mendalam terhadap kondisi anak-anak sekolah zaman sekarang yang tak segan berbuat buruk dan tak menyesal. Inilah kisah generasi peredam, mereka yang terus bersabar dan terus bersabar sambil menyimpan keyakinan dalam hati bahwa suatu saat mereka akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki aura positif serta bersemangat untuk mengubah kelamnya setiap kisah, tentu tak mudah untuk mengubahnya, maka perlu orang-orang dalam jumlah yang banyak, generasi peredam yakin suatu saat mereka akan dipertemukan dalam bingkai perjuangan yang sama. Kelak harapan ini akan menjadi Kenyataan dan melejitkan potensi anak-anak generasi peredam. Kisah ini dituliskan kembali agar dunia tahu, agar orang-orang tahu, bisa mengambil pelajaran serta hikmah yang berlapis-lapis di dalamnya, agar kisah ini tak perlu terulang lagi, berikanlah salam kepada mereka jika kita bertemu dengannya, sampaikan rasa Salut dan jabat tangannya erat-erat lalu dengarkan ide-ide besar serta Gagasan tanpa batas mereka, penyerap informasi dan ilmu terbaik, bukan sekedar. Meresap tetapi juga ada proses penetrasi di dalamnya. Elaborasi ide-ide Brilian tentang membangun dan memberdayakan, nantinya bisa searah dengan semangat kolaboatif dan kontributif para Aktifis peradaban. Generasi Peredam, punya rekayasa-rekayasa menarik dalam rencana kehidupan, tetapi tetap yakin rencana Allah yang terbaik. Pikirannya melintasi zaman dan peradaban, menggali hikmah sebagai bahan renungan. Fisiknya pun demikian, melanglang-buana melintasi berbagai Provinsi dan Negeri, mengarumkan nama bangsa. Generasi peredam seolah-olah menyerap dentuman-dentuman, Mencerap benturn-benturan peradaban, bisakah ia? Tentu tak bisa sendirian, sebab ummat ini butuh sekelompok orang, miripkah generasi peredam dengan generasi pemikul beban? Ya, sangat mirip, mengubah tantangan menjadi peluang adalah titik tolaknya, merekalah anak-anak Generasi Peredam, yang suatu saat akan mengubah dunia, inilah mereka Generasi Peredam!

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 18, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (48)

Angin pantai berhembus dengan sempurna, menyelusup ke dalam sel-sel kulit para pekerja teknis di pelabuhan, yang berhadapan langsung dengan peti-peti kemas, yang berhadapan langsung dengan mesin-mesin kapal, yang berhadapan langsung dengan industri transportasi kelautan, angin tersebut menimbulkan kesejukan yang khas, membuat kondisi tubuh menjadi santai, dan terkadang kita dapat mengeluarkan potensi terbaik pada diri kita dalam keadaan santai. Angin pantai terus berhembus, membelai sebuah masjid di pinggir pantai, dekat Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Masjid Darussalam Makassar namanya.

Sang pemuda 1000 masjid berkesempatan melihat masjid ini, melihat kondisinya, melihat posisinya. Sangat strategis di dekat Pelabuhan kebanggaan Kota Makassar Sulawesi Selatan. Tentu para karyawan, wirausaha, pegawai, yang berada di sekitar Pelabuhan dan dekat dengan masjid ini akan mengunjungi masjid ini setiap hari. Masjid Darussalam Makassar, di dominasi oleh warna krem, atapnya berwarna merah terbuat dari genteng, kubah utamanya berbentuk limas mengikuti dengan bentuk atap dan satu kubah puncak berwarna silver. Kubah pendukung juga berwarna silver, dengan sedikit warna hijau dan kuning, terletak di bagian kanan dan kiri menyatu dengan bangunan masjid, lalu satu menara yang tinggi dan indah berdiri sebagai penanda.


Masjid Darussalam Makassar, bersama angin pantai, memberikan kesejukan lahir dan batin. Tempat yang nyaman untuk beristirahat sejenak, meski terdapat rambu dilarang parkir, orang-orang tetap memarkirkan kendaraan saking banyaknya orang-orang yang singgah sejenak di masjid ini, masjid yang berhasil menjadi tempat favorit masyarakat sekitar. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan berlanjut, mari kita ikuti bersama, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 17, 2020

Penemuan Lepas Landas dan 5 Kilometer

Serial Sang Penjelajah Arus (9)

Langit sepanjang pekan ini nampak cerah dan sangat biru. Langit sepanjang pekan ini juga menjadi bahan renungan terfavorit, Adir menengadah ke atas untuk melakukan renungan-renungan Inspiratif. Sampai terbersit pikiran dimanakah Adir akan pergi bila ia ingin menghidupkan tradisi membaca yang sudah sering dilakukan sewaktu di kampung Halaman? Ia harus segera mencari tempat-tempat agar bisa melanjutkan Hobi produktif tersebut. Terlintas didalam benak untuk mencari toko-toko Buku dan pusat perbelanjaan yang mempunyai toko buku lengkap. Jalanan seperti biasa sangat ramai, kendaraan lalu lalang di jalan Poros seperti tanpa henti dan tiada putus. Untuk menyeberang jalan memang dibutuhkan keberanian, karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang. Untuk menuju toko buku yang hendak dituju, cukup sekali naik mobil angkot berwarna merah atau berwarna biru. Toko buku yang dituju terlihat dari jalan Poros, dengan posisi yang masuk agak kedalam, setelah trotoar dan lahan parkir yang cukup luas. Sebagai penanda, di bagian kiri jalan terdapat training centre dan Fakultas Kedokteran salah satu Universitas Islam Negeri terkemuka di Kota rantau, begitu megah dan bergaya Arsitektur Khas Eropa. Bukan berarti Universitas Islam Negeri tersebut pro terhadap Eropa, tetapi memang tidak bisa kita pungkiri orang-orang Eropalah yang kemudian membuat berbagai penemuan dapat 'lepas landas'. Penemuan teknologi robot memang dari kalangan Kaum Muslimin, yaitu Ismail Al-Jazary. Tetapi Teknologi tersebut tidak berarti apa-apa bagi kaum Muslimin sebab di zaman itu prasyarat kondisi yang tek begitu mendukung teknologi. Kaum Muslimin di Masa Kekhalifahan Utsmani tengah menikmati puncak peradaban Islam sehingga cenderung konsumtif, sebagian besar masyarakat adalah Muslimm Kosmopolitan alias Muslim Kelas menengah ke atas, "lantas, untuk apa penemuan Al-Jazary? Apa pentingnya bagiku?", begitulah kira-kira yang akan di katakan para Muslim Kosmopolitan yang hidup di masa Dinasti Utsmani. Sementara penemuan Al-Jazary yang merupakan cikal bakal robot, cikal bakal mesin uap, begitu penting bagi orang-orang Eropa. Penemuan ini menjadi 'lepas landas' di Eropa karena prasyarat kondisi sosial di Eropa saat itu sangat mendukung perkembangan penemuan tersebut. Alhasil, kita bisa lihat perjalanan sejarah bahwa yang mengawali revolusi Industri adalah Prancis, dan dengan segera terduplikasi pada orang-orang Eropa yang lain. Ketika mesin uap mampu menggerakkan Kereta barang, mampu memproduksi sendok, mampu memproduksi sepatu, dan perkakas lainnya, Eropa memimpin dari aspek Industri dan teknologi. Mungkin dari sinilah kita sebagai Muslim pun tak ada salahnya mengambil hikmah-hikmah dari kemajuan teknologi yang di pelopori oleh bangsa-bangsa Barat. Mungkin ini juga yang mengilhami Universitas Islam Negeri di Kota rantau membangun gedungnya sedikit bergaya Khas Eropa, mungkin juga bisa meniru semangatnya untuk memimpin kemajuan teknologi, agar bisa di duplikasi dan di kembangkan untuk kemajuan serta kepentingan Ummat Islam. Di depan Gedung Kebanggaan Universitas Islam Negeri Kota rantau ini tampak jejeran ruko, dan di bagian tengahnya-sedikit kekanan lebih tepatnya, berdiri sebuah toko buku sederhana dengan koleksi buku yang cukup lengkap. Mulai dari buku-buku fiksi, non-fiksi, hukum, sejarah, politik, Motivasi, pernikahan, dan berbagai tema penting lainnya memenuhi rak-rak sederhana di toko buku itu. Adir memasukinya dan 'woooow', selamat datang di jendela ilmu pengetahuan, selamat melahap lembaran-lembaran Inspirasi, selamat membaca motivasi-motivasi, selamat menyerap pemikiran-pemikiran lalu menyaringnya, yang terpenting selamat mendekati sumber-sumber ilmu! Kampus Biru Kota Rantau begitu memukau dengan Gedung tingginya, yang konon merupakan hotel unit usaha kampus, terkonfirmasi kebenarannya saat Adir menjadi salah seorang panitia kegiatan pelatihan di kampus biru. Tak jauh dari Kampus biru ada pertigaan yang belokannya mengarah ke arah Utara, jalannya sempit dan tidak dilandasi dengan aspal, melainkan dengan beton berlapis. Bagi pengendara mobil harus berhati-hati bila ada pejalan kaki atau kendaraan bertemu dua arah, harus melewatinya secara perlahan dan sebaiknya mengalah agar lalu lintas tetap lancar. Tak jauh dari pertigaan, mungkin sekitar 500 meter ke arah Utara ada sebuah ruko yang digunakan oleh para Aktifis untuk menjalankan Aktifitas rutin, yaitu diskusi, bertemu, membincangkan persoalan ummat, dan isu-isu kekinian, serta persoalan kebangsaan. Satu pesan masuk di handphone sederhana milik Adir yang isinya adalah mengundangnya untuk Turut juga menghadiri pertemuan di tempat tersebut. Ini kesempatan yang sangat baik untuk bertemu orang-orang sevisi, orang-orang yang berpikiran positif, orang-orang optimis yang terus bergerak dan berjuang menuju tujuannya melampaui batas-batas Individualisme, ini adalah kesempatan emas! Segera saja Adir meluncur menuju lokasi dengan harapan semoga menemukan ruko tersebut dengan mudah. Berjalan kaki dari kampus biru menuju lokasi cukup melelahkan, mengingat jaraknya yang lumayan jauh, sekitar 5 Kilometer. Tapi langkah tak boleh berputus asa, langkah harus mulai diayun, kaki harus segera bergerak, memapah harapan, bergerak dengan optimis dan dengan seluruh tenaga yang ada. Berkeringat tak jadi masalah, panas pun tak jadi masalah, lingkungan akan membentuk seseorang, sebab lingkungan punya pengaruh besar dalam pembentukan karakter. Seperti apa engkau 5 tahun ke depan adalah dengan siapa engkau bergaul dan buku apa yang kau baca. Kira-kira itulah yang menjadi semacam rambu-rambu bagi seorang perantau seperti Adir. Berkumpul bersama orang-orang positif akan memberikan dampak positif baginya. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat tinggi akan menularkan sepercik semangat pula bagi dirinya. Berkumpul dengan orang-orang Visioner akan membuat diri kita menjadi orang yang Visioner. Benar saja, sesampainya di lokasi, orang-orang ini adalah Komunitas kecil yang memimpikan Komunitas Muslim Universal, visinya jauh menempuh batas-batas realitas, dan malam itu adalah agenda meretas kembali jejak-jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat itu memang sedang pemutaran film sejarah di bioskop-bioskop pusat perbelanjaan kota rantau. Dan pada saat itu sedang pemutaran film berjudul "H.O.S Tjokroaminoto", sebuah film yang di rekomendasikan oleh para penikmat sejarah. Malam itu menjadi malam yang begitu nikmat, menikmati Alur sejarah pergerakan Nasional pra-kemerdekaan Indonesia, dimana Tjokroaminoto menjadi tokoh utamanya. Dari sepak terjangnya mendirikan Sarikat Dagang Islam, kemudian menjadi Sarikat Islam, hingga peran sang guru bangsa ini meng-kader para calon pemimpin bangsa Indonesia masa depan di rumah sederhananya. "Setinggi-tinggi Ilmu, Semurni-murni Tauhid, sepintar-pintar siasat", satu quotes dari Beliau sebagai pengungkit semangat untuk terus mencari ilmu, tetap mengokohkan Aqidah, dan semangat untuk terus berjuang serta bersiasat demi kemaslahatan Ummat. Memang benar kata orang-orang, tak rugi bila berkumpul dengan orang-orang yang bersemangat belajar dan berjuang!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 16, 2020

Ayo ke Celebes Canyon Barru!

Berpetualang bersama teman-teman atau sahabat tentu memiliki keseruan tersendiri saat menjalaninya, setiap perjalanan akan betul-betul kita nikmati sambil mengobrol, bercanda, dan saling berbincang-bincang serta berfoto-foto. Jalan-jalan produktif kita kali ini adalah Celebes Canyon Barru Sulawesi Selatan! Sebuah tempat wisata yang sedang terus berbenah, baik pemerintah setempat maupun warga masyarakat sekitar terus mengondisikannya menjadi daerah siap wisata.

Celebes Canyon, sepintas seperti nama sebuah daerah di luar negeri, tepatnya di Benua Amerika, terdengar mirip dengan Grand Canyon. Celebes Canyon adalah tempat wisata yang menyajikan kesegaran udara, bunyi air deras yang mengalir, bunyi air deras ini konon bisa menjadi terapi. Menuju ke Celebes Canyon kita harus melewati sebuah jalan yang telah di benahi, melewati sawah, membelah hutan, menikmati keindahan alam. 




Setibanya di Celebes Canyon, engkau bisa menikmatinya dengan berenang sesuka hati, jangan lupa mengabadikan momen indahmu disini, sebab keindahan Celebes Canyon sangat khas, dan jangan lupa membawa pakaian renang atau pakaian ganti. Buat kamu para petualang, para penjelajah, ajak teman-temanmu, ajak sahabat dekatmu, untuk berpetualang menuju Celebes Canyon Barru Sulawesi Selatan, Ayo ke Barru! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 15, 2020

Era Disruptif

Serial Sang Penjelajah Arus (8)

Hari berganti hari, memberikan pelajaran bagi orang-orang yang maau mengambil pelajaran, betapa pentingnya menjadi pribadi yang berpikiran terbuka (open minded). Berpikiran terbuka tidak mesti menghilangkan filter pada pikiran kita, tidak mesti juga menganggap bahwa akal adalah segalanya, apalagi bila menganggap akal adalah satu-satunya alat ukur suatu kebenaran. Bagi Adir pribadi, cukup dengan menjadi pribadi yang rendah hati dan terus mau untuk belajar maka diri kita bisa di kategorikan seebagai pribadi yang berpikiran terbuka. Dahulu Kekhilfahan Utsmani di Turki mengalami kemandegan generasi karena mulai merasa aman, tenteram, dan nyaman karena tengah di puncak peradabannya, mereka bisa di katakan adalah salah satu kekuatan adidaya di zaman itu. Istambul, Ibu Kota Kekhalifahan Utsmani adalah Kota yang sangat terbuka dari sisi perdagangan, sistem, maupun pemikiran. Tetapi sesungguhnya para Sultan penerus Muhammad Al-Fatih belum mempersiapkan situasi dan kondisi tersebut, bahkan belum begitu sempurna menyiapkan perangkat sistem serta sarana prasarana yang di butuhkan untuk menunjang Kekhalifahan ini benar-benar menjadi Rahmatan lil'alamin dalam Konteks yang sebenarnya. Mereka kedatangan tamu-tamu dari Eropa dengan Inovasi dan cita rasa seni yang luar biasa. Orang-orang ini datang dari Venesia, Florence, dan sekitarnya, memang saat itu orang-orang Italia tengah berada pada puncak peradaban seni yang tinggi. Orang-orang Italia ini datang membeli bahan baku, dan mencoba masuk ke dalam sistem ekonomi yang cukup ketat di dalam Kekhalifahan Utsmani. Apakah orang-orang Italia ini adalah penyebab kehancuran kekhalifahan Utsmani? Adir secara pribadi merasa bukan, mungkin Orang-orang Italia ini datang pada saat Orang-orang Turki Utsmani baru saja menikmati puncak kejayaannya lalu seperti gelombang sejarah pada umumnya, setelah puncak kejayaan peradaban kekhalifahan mengalami penuaan dan penurunan. Ini adalah konsekuensi dari zaman yang terus berubah, sebab perubahan akan terus terjadi. Juga merupakan konsekuensi dari Terbukanya pikiran orang-orang untuk menerima arus perubahan yang kaya akan inovasi dan kreatifitas. Apakah menjadi orang-orang yang open minded merupakan masalah? Boleh jadi ya, boleh jadi tidak, tinggal cara pandang kita saja memandangnya secara objektif. Rhenald Khasali yang terinspirasi oleh teori dari Christensen mengatakan bahwa kita tengah hidup di Era Disruptif. Segala sesuatu berubah begitu cepat, para incumbent yang enggan untuk berubah dan bertahan pada cara-cara lama akan menghadapi arus serta gelombang tak tertahankan. Era disruptif dengan keunggulan Konsep sharing economy membuat para pelaku usaha berpuluh-puluh tahun serta yang sudah mapan dalam hal branding terkejut dengan kemunculan pelaku usaha pendatang baru yang tak terdeteksi oleh survey dan statistik. Mereka adalah para pesaing tak terlihat yang menciptakan pasar sendiri merebut konsumen di pasar-pasar yang sudah ada dengan cara yang etis, sebab mereka menawarkan kemudahan, berorientasi pada pelayanan, serta memiliki harga yang lebih terjangkau di bawa harga pasar. Adir harus menyiapkan diri menghadapi Era ini, selamat datang di Era Disruptif!

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 14, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (47)

Perjalanan pemuda 1000 masjid kali ini adalah sebuah masjid di Kota Palu Sulawesi Tengah, sebuah masjid yang berada di tengah kota, masuk dalam kompleks sebuah sekolah negeri, merupakan masjid sekolah pada saat yang sama juga adalah masjid tempat beribadah masyarakat sekitar masjid. Masjid tersebut adalah Masjid MAN 2 Model Kota Palu, terletak di Jalan Muhammad Thamrin. Sebuah tempat yang juga memiliki kesan bagi sang pemuda 1000 masjid, saat masih aktif sebagai pengurus Organisasi Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Fakultas.


Masjid MAN 2 Model Kota Palu adalah masjid yang juga terbuka terhadap kegiatan-kegiatan islami, apapun organisasinya. Sungguh pengurus masjid ini adalah orang-orang yang sangat inklusif dan ramah kepada orang-orang atau organisasi-organisasi yang hendak memakmurkan masjid ini. Bahkan bila kegiatannya adalag kegiatan bermalam di masjid, pengurus masjid pun sangat terbuka dan menerima, sungguh masjid yang penulis rekomendasikan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan besar.


Masjid MAN 2 Model Kota Palu pun memiliki Taman Pengajian Al-Qur'an yang setiap sore di ramaikan oleh para santri-santri cilik. Dari aspek pengembangan SDM, pelatihan, pengembangan diri, keterbukaan, keramahan pengurus, strategisnya lokasi, Masjid MAN 2 Model Kota Palu adalah masjid yang unggul. Lantas, engkau masih enggan melangkahkan kakimu ke masjid ? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

HIJAUNYA SAWAH