Tuesday, June 28, 2022

BERNIAGA & BANGKIT



Berniaga adalah sektor yang sangat menyokong perekonomian masyarakat Malaysia. Termasuk penduduk Malaysia yang merupakan keturunan Indonesia. Di Tenom yang merupakan kota kecil, perniagaan begitu hidup. Bahkan sebagian pedagang di Tenom tinggal jauh dari tempat berniaga, ada yang berjarak hingga 40an Kilometer yang mengharuskan mereka sudah harus bergegas untuk berangkat sebelum azan subuh. Tempat saya berfoto adalah salah satu pasar tradisional yang berdampingan dengan pasar modern kota Tenom, meski kota kecil punya daya sokong luar biasa bagi kebangkitan perekonomian Provinsi Sabah Malaysia pasca pandemi.

Saturday, June 25, 2022

PROJEK MESRA RAKYAT



Setiap hari, kita terus berkontribusi untuk bangsa kita tercinta, Indonesia. Disadari atau tidak, meski kita tak suka pada kebijakan Pemerintah. Mulai dari mengurus KTP, membayar pajak kendaraan, belanja keperluan sehari-hari juga masuk dalam pajak pertambahan nilai dan pajak perdagangan. Lalu dikemanakan semua kontribusi kita oleh pemerintah? Tentu saja untuk mendanai fasilitas umum seperti jalan, jembatan, pengairan, drainase, dan lain-lain. Bahkan pendanaan yang bersumber dari pajak digunakan untuk menggaji pegawai pemerintah yang semestinya menjadi pelayan dan pengayom masyarakat. Dalam beberapa pos anggaran, juga digunakan untuk program-program pelatihan, pengembangan diri, serta pemberdayaan masyarakat. Hadirlah gagasan Trias politika agar pengaturan dan mekanismenya menjadi rapi, terstruktur, bisa tepat sasaran. Di belakang saya ini adalah salah satu contoh yang ada di negeri Jiran, tepatnya di Malaysia. Sesuai namanya, projek mesra rakyat, karena bersumber dari rakyat maka sudah seharusnya proyek yang dikerjakan juga buat kepentingan umum dan masyarakat. Kata orang Melayu, Projek mustilah mesra rakyat. 👍🏻🙏🏻😊

Sunday, June 12, 2022

MEMANDANG PERBEDAAN



Perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap diri kita adalah hal yang normal..

Bahkan kembar identik pun punya perbedaan secara personal serta karakternya..

Maka, mari mengelola setiap perbedaan dengan terus belajar, baik belajar melalui referensi yang ada maupun belajar langsung dalam pergaulan kita..

Cukuplah perbedaan Metodologi pengikut Imam Ahmad Bin Hanbal dan Imam Syafi'i di masa lalu yang menyebabkan konflik sampai saling bunuh, tak perlu berulang lagi masa sekarang..

Cukuplah perbedaan cara pandang Imam Malik dan Imam Syafi'i tentang Ibnu Ishaq yang menyebabkan kata-kata tak elok tak terbendung lagi, bila berulang lagi di masa sekarang mari kita sadari betapa Nabi SAW menjaga Akhlaknya juga dengan kata-kata serta kalimat baik..

Maka, mari kita belajar, terus belajar, sebab belajar adalah instrumen utama bagi kaum yang berpikir..

Wednesday, June 8, 2022

TERIMA KASIH ANRE GURUTTA

 



Sekali lagi kita adalah titik di semesta, meskipun titik tak berarti kita harus underestimate terhadap diri kita, dan tak berarti pula kita jumawa akan karya yang sudah mewujud nyata. Kita harus terus belajar, sebab proses pembelajaran itu berlangsung sepanjang nyawa dikandung badan. Sebagai seorang Muslim, maka kita dianjurkan untuk bersahabat dengan orang-orang Soleh. Meski boleh bergaul dengan siapa saja, kita harus punya satu komunitas positif yang akan membantu diri kita untuk berkembang ke arah yang lebih baik. Saya merasa bersyukur bisa berteman dengan orang-orang Soleh dan bergabung dengan organisasi serta komunitas positif, mampu memaksa diri kita untuk terus bergerak dan belajar. Hari ini pun atas izin Allah kami yang terus bergerak dan belajar bertemu dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Selatan, AG Prof. Dr. H. Najamuddin H. Abd. Shafa, M.A. Sosok yang bijaksana, mengajar kami banyak hal, di antaranya Sastra Dalam Al-Qur'an. Dari Beliau kami juga belajar menjadi orang terdidik dan menjadi pendidik itu adalah sesuatu yang mulia.
Terima kasih Anre Gurutta 🙏🏻😊

Tuesday, June 7, 2022

TITIK DI SEMESTA



Kita memang hanya titik di semesta ini, baik yang memercayai bumi bulat maupun bumi datar..

Namun seharusnya hal itu tidak mengurangi semangat kita untuk berkarya dan bermanfaat..

Sering sekali saya memerhatikan tulisan singkat atau komentar dangkal yang cenderung ambisius dan subjektif..

Padahal terhadap suatu persoalan kita harus terbiasa menalar secara kritis, membaca berbagai referensi, dan melakukan riset..

Seperti itulah seorang Muslim seharusnya, menalar segala sesuatu dengan mengoptimalkan pikirannya, tidak terjebak dengan simplifikasi ambisius dan subjektif yang tidak mempunyai referensi..

Tidak terjebak dengan simplifikasi persoalan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi, lalu dijawab dengan jargon atau beberapa kalimat singkat saja..

Mari berpikir, mari bernalar, mari membaca, mari melakukan riset, sebab dengan berpikirlah kita menjadi mulia di hadapan Allah SWT dan di hadapan makhluk..

PENUH PERHATIAN