Showing posts with label Jakarta. Show all posts
Showing posts with label Jakarta. Show all posts

Sunday, August 28, 2022

TAMU & MELAYANI

 


Awal Juli lalu kami sekeluarga berkesempatan liburan di rumah mertua di Sabah Malaysia dengan segala keindahan alam dan keramahan penduduknya. Keramahan penduduk Malaysia tak jauh beda dengan Indonesia karena masihlah didominasi ras yang sama yaitu ras Melayu yang sangat ramah kepada tamu, mungkin buah dari pemahaman ajaran Islam tentang memuliakan tamu yang sudah menyatu dengan akar budaya Melayu. Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta menjadi tempat kami mendarat di negeri tercinta, tampak telah dipoles dan dipersiapkan sebaik mungkin persiapan menyambut pertemuan G20. Mulai dari desain interior yang artistik, sampai kepada pelayanan yang maksimal kepada penumpang kapal terbang yang berada di bandara, tak ada ruang kosong akan karya di setiap sudut koridor dan ruangan di dalam Terminal 3 tempat penerbangan Internasional ini, wujud dari keseriusan pemerintah menyambut tetamu dari negara-negara yang tergabung dalam G20. Saya memuji kesungguhan memuliakan tamu oleh para pemegang kebijakan negara kita, namun bisakah di tengah gegap gempita penyambutan para tamu Internasional ini, pemerintah mau berbenah untuk juga memuliakan rakyatnya? Misalnya dengan menunda kenaikan Pertalite? Saya yakin penundaan bahkan pembatalan kenaikan Pertalite akan membantu Pemerintah menjaga wibawanya. Kita memang tengah menghadapi krisis, maka dibutuhkan pertimbangan yang sangat matang dalam pengambilan setiap keputusan.

Friday, November 20, 2020

Bertualanglah!


8 Tahun Silam

Bertualang di ibu kota dari pagi sampai sore..

Dari satu bus ke bus yang lain..

Dari satu halte ke halte yang lain..

Monumen Nasional, Masjid Istiqlal, & Book Fair menjadi tempat-tempat yang cukup menarik untuk dikunjungi..

Bertualang memang punya kenikmatan tersendiri bagi para petualang..

Bahkan orang-orang hebat dengan karya-karya peradaban adalah mereka yang sering bertualang..

Menyesuaikan bahasa, melihat bukti peradaban, mempelajari budaya setempat, mempelajari sejarah, melihat-lihat luasnya setiap jengkal bumi lalu mengambil pelajaran..

Bertualanglah!

#petualangan #perjalanan #pemuda #pemudaproduktif45 #hebat #bumi #bertualang

Sunday, December 8, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (35)

Welcome to Paris Van Java! Begitu sebutan populer dari Kota Bandung Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Dari Jakarta, kira-kira sekitar 2 jam perjalanan menuju Bandung via darat, via jalan tol. Beruntung saat itu 2 orang pemuda dari Sulawesi Selatan mendapati kondisi jalan poros Jakarta - Bandung di jalan tol tak terlalu padat, mulai padat ketika memasuki Kota Bandung. Kota Bandung beserta fly over serta pusat-pusat keramaian di dalamnya, cukup padat namun saat itu lumayan lancar.

Pemuda 1000 masjid untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di kota ini, Kota Bandung Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Pertama kali saat tahun 2012, mengikuti sebuah acara yang juga bertemakan pemuda di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kali ini pemuda 1000 masjid mendapati dirinya berada di tengah-tengah Kota Bandung, salah satu hotel terkenal, mungkin berbintang 4. Hotel ini terintegrasi dengan sebuah Mall yang sangat besar, taman bermain yang juga besar, yaitu Mall Trans Studio Bandung.

Tak disangka, ditengah-tengah pusat keramaian ini, ada sebuah masjid besar yang berdiri di tengahnya, seolah-olah ingin berkata kepada para pengunjung untuk tidak melupakan keberadaannya. Masjid yang dimaksud adalah Masjid Trans Studio Bandung, pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini. Masjid Trans Studio Bandung menyajikan pemandangan masjid bak istana berkubah emas, tangga-tangga yang elok dan bertingkat seperti gedung mahkamah di Jakarta.




Masjid Trans Studio Bandung juga rutin mengadakan kegiatan-kegiatan keislaman, kegiatan-kegiatan pengembangan diri, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Dibagian bawah terdapat aula besar, aula serbaguna masjid yang memungkinkan orang-orang dapat menggunakannya untuk acara-acara selebrasi atau pelatihan-pelatihan. Karpet merah menghampar di Masjid Trans Studio Bandung, jendela kaca berpadu indah dengan kubah emas, benar-benar mirip dengan istana. Masjid yang hadir dari membangkitkan kesadaran kepada orang-orang di sekitarnya untuk tidak melupakan masjid. Angin sejuk berhembus di Kota Paris Van Java, terasa dingin dan lembut membelai sel kulit, perjalanan harus terus dilanjutkan, pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, maukah kau ikut? Ayo ke masjid!



Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, October 1, 2019

Jalan-jalan Produktif di Gedung DPR-MPR!

Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa! Tolak RUU! Tolak RUU! Jangan lemahkan KPK! Begitulah teriakan-teriakan para agen perubahan yang bersepakat untuk turun ke jalan. Tak di bayar, tak diberi makan, menggunakan biaya sendiri, makan pun biaya masing-masing. Rela berpanas-panas, rela menghirup debu jalanan, hanya untuk menuntut tak adilnya paket rancangan undang-undang yang akan di sah kan, kesadaran yang lahir dari dalam diri karena pembacaan terhadap situasi dan kondisi.

Jalan-jalan poros sudah di blokir, menimbulkan kemacetan yang luar biasa, masyarakat pun mulai jengah dengan tingkah laku para Mahasiswa, tetapi inilah mereka, agen perubahan, yang kritis, yang nalarnya ilmiah, punya sensitifitas yang tinggi terhadap kondisi, punya semangat yang berapi-api, layaknya pemuda. Bagi mereka, ada unsur ketidak-adilan dalam penetapan undang-undang, hal ini harus di kritisi, maka dilakukanlah beberapa aksi secara simbolik. Mulai dari bakar ban, dorong-dorong kepada aparat, ini hanya simbol ketidaksetujuan akan paket regulasi yang di sahkan. Ya, ini hanyalah simbol, sebab jika saja mereka ingin masuk ke dalam gedung, mudah saja dengan menyelinap, ke Gedung DPR mereka menuju, ke Gedung DPR mereka bergerak, meneriakkan ketidaksetujuan, dengan aksi, narasi, dan orasi yang kokoh.


Gedung DPR-MPR yang sangat megah desainnya sangat unik, berbentuk seperti kubah, berwarna hijau, jumlahnya 2, ada kombinasi dengan warna putih, berdiri dengan kokoh di pusat Kota Jakarta. Sekelompok pemuda, yang mewakili Provinsinya, ingin menduduki Gedung DPR-MPR ini, tetapi bukan dalam rangka aksi, hanya jalan-jalan sebentar, jalan-jalan yang produktif.


Para pemuda yang belum pernah menginjakkan kaki di Gedung DPR-MPR ini begitu kagum dengan tempat ini, maklum pengalaman pertama berkunjung ke gedung ini. Awalnya mendapat penolakan oleh bagian keamanan gedung, sampai kemudian beberapa pemuda ini menyampaikan maksud dan tujuan sebenarnya serta menitip dan menjaminkan kartu identitas. Halamannya sangat luas, tamannya sangat indah, tak mengangka akhirnya bisa benar-benar menduduki gedung ini, dalam artian benar-benar duduk didalam gedungnya.

Menjelajah Ruang Nusantara 1, melihat berbagai fasilitasnya, kursi yang bila di duduki nyaris membuat tertidur karena nyamannya, karpet ruangan yang sangat tebal dan lembut nyaris membuat kaki sampai di mata kaki tenggelam di dalam karpet, ukiran Burung Garuda Pancasila yang merupakan simbol negara terbuat dari kayu yang kokoh berwarna cokelat, buat kamu para petualang jalan-jalanlah kesini. Menejelajah di Gedung DPR-MPR akan menghadirkan inspirasi yang baru bagimu, tentang bagaimana keputusan di buat, tentang bagaimana produk hukum di buat, tentang bagaimana dinamika hukum dan ketatanegaraan, tentang tempat sidang paripurna yang sangat nyaman. Ayo jalan-jalan produktif ke Gedung DPR-MPR!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, August 12, 2019

Bone Im In Love

Kali ini perjalanan yang Ke-5 (Lima) dalam setahun, perjalanan yang ingin memecah kebuntuan berpikir, menarik diri dari riuhnya Aktivitas Perkotaan. Perjalanan yang menembus ketidaknyamanan menuju kenyamanan, begitu Harapannya, padahal kehidupan tidak seperti itu, Dinamika kehidupan memaksa kita untuk belajar menikmati kenyamanan serta menerima ketidaknyamanan. Kita harus menuliskannya, menuliskan sebaik mungkin, dengan tinta suci nan murni, bait-bait kehidupan harus kita tuliskan.

Bermula dari Kota Daeng, Kota Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota yang baru-baru saja merayakan kemenangan dalam pertandingan Sepak Bola, melawan Tim Sepakbola kebanggaan Ibu Kota Indonesia. Setelah sebelumnya kalah 1-0 saat bertandang di Jakarta, Kesebelasan Persatuan Sepakbola Makassar (PSM) membalas kekalahan tersebut di Stadion Andi Matalatta, Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta (Persija) harus mengakui keunggulan 0-2 dari PSM. Gelar Juara bagi PSM setelah 19 Tahun puasa Gelar, sungguh membanggakan! Beberapa sektor sekitaran stadion sempat merayakan selebrasi, luapan kegembiraan, semangat para pemuda, bergelora memenuhi atmosfer penggila bola di Kota Makassar! Selamat buat PSM!

Dari Makassar, menuju Kota Watampone, tak terlampau jauh, apalagi yang sudah terbiasa melintasinya. Jalannya berkelok-kelok cukup ekstrim ketika memasuki Camba Kabupaten Maros, namun tak beberapa lama melewati jalan yang cukup ekstrim ini semenjak jalan layang keren yang menggunakan APBN selesai dirampungkan. Cukup indah jalan layang tersebut, lumayan menghemat sekitar 1 Jam, lebih cepat menuju perbatasan Kabupaten dan Kabupaten Bone. Tak sedikit pula kita akan menyaksikan segerombolan Monyet Hutan muncul di pinggir jalan. Ada beberapa papan petunjuk yang menunjukan Leang, penulis sendiri masih penasaran keindahan alam macam apakah di ujung papan penunjuk tersebut.

Ketika masuk di Kabupaten Bone, kita juga akan menyaksikan pemandangan alam yang menarik dan tidak membosankan. Ada beberapa rest area yang menjadi Favorit para Musafir dari Makassar menuju Bone atau dari Bone menuju Makassar, yaitu Jabal Nur dan Beberapa Rumah Makan yang ada di Cijantung. Pemandangan menakjubkan sawah hijau berpadu dengan Gunung dan langit biru serta awan putih begitu Indah ketika masuk di Lappariaja dan Bengo Kabupaten Bone, sayang penulis belum melihat Rumah Makan, Rest Area, atau Tempat Wisata daerah Tersebut.

Setiap perjalanan tentu mengandung hikmah dan menyimpan kenangan yang tak terlupakan. Seperti ketika penulis pertama kali melakukan perjalanan menuju ke Bone dari Makassar, dengan modal seadanya, hendak melamar sang Pujaan Hati, kejadiannya sekitar 3 tahun yang lalu. Sangat mendebarkan, sekaligus mengharukan, menggembirakan sekaligus menegangkan, aduhai, siapa yang tak berkesan ketika melamar Sang Pendamping Hidup yang akan berjuang bersamamu, membantumu dalam suka dan duka. Kota Beradat yang menyejarah, pusatnya Kerajaan Besar, Kerajaan Bone di masa lampau. Kota Kelahiran JK.

Oleh : Mohamad Khaidir

HIJAUNYA SAWAH