Tujuan, menjadi sesuatu yang amat penting bagi manusia. Manusia tanpa tujuan kebanyakan akan merasakan kehidupan yang tidak terlalu bergairah meski ia berjuang keras. Setidaknya itu pengamatan pribadi saya yang tidak melakukan riset, hanya sebatas mengamati lalu menuliskan hikmah-hikmah kehidupan.
Dakwah menjadi tujuan hidup itu suatu keunggulan, itulah yang saya rasakan sejak terlibat dalam organisasi dakwah di kampus hingga saat ini. Meski bukan berlatar sarjana keagamaan atau dakwah, saya yang justru mengambil jurusan akuntansi (itu juga karena pengaruh seorang rekan dakwah juga) mau tak mau harus rela dan ikhlas belajar dari nol. Tetapi sejatinya, jika ia seorang muslim yang mendaku sebagai dai, harus mau belajar dari dasar, harus mau membaca kitab Bulughul Maram kulit demi kulit, harus mau membaca kitab Riyadhus Shalihin kulit demi kulit, harus mau membaca Tafsir Ibnu Katsir kulit demi kulit. Bahkan bila ia adalah seorang dai yang menjadi rujukan masyarakat, bukan hanya membaca tetapi juga menguasainya sangat disarankan.
Awalnya saya mengira para sarjana non keagamaan itu cukup baca terjemahan saja, tak perlu kitab gundulnya. Saat bergaul dengan orang-orang hebat di tanah rantau, ternyata tidak seperti itu gelora semangat belajarnya dai. Semua berhak belajar, semua sarjana bidang apa saja baik yang masih melakukan dikotomi ilmu dunia dan ilmu akhirat, semua punya hak yang sama bahkan mendekati wajib untuk belajar melalui kitab-kitab gundul yang ditulis oleh para Ulama agar umat tak tersesat. Jadi jika ada seorang sarjana sains, sarjana ekonomi, sarjana sastra, bisa membaca kitab gundul lalu juga bisa mensyarahnya itu adalah hal yang lumrah di tanah rantau apalagi jika ia mendaku diri sebagai dai.
Saya yang juga terus belajar, memberanikan diri masuk ke barisan para dai ini pun mulai setuju menjadikan dakwah tujuan hidup. Meski belum pandai baca kitab gundul, kitab-kitab yang sudah diterjemahkan menjadi asupan harian saya yang mulai paham dakwah itu sebaiknya menjadi tujuan hidup siapapun dia. Mau dia sarjana ekonomi, sarjana pendidikan, sarjana bahasa Arab, sarjana komunikasi, sarjana kependidikan, maka jika ia seorang muslim alangkah baiknya menjadikan dakwah sebagai tujuan hidup. Berkat waktulah yang mengondisikan semuanya, menyadarkan semuanya, dan yang Maha Pemegang Waktu adalah Allah SWT semata. Berkat waktu, semua pengalaman dan pemikiran dakwah, semua gagasan perubahan dan gagasan progresif perubahan khas aktivis dakwah, yang saya baca, ikuti pelatihannya, pembinannya, seminarnya, dan seterusnya. Saya putuskan untuk dituliskan dalam Buku Berkat Waktu ini. Meski masih jauh dari kata sempurna, apalagi paripurna, semoga buku ini bisa menjadi peneman hidupmu yang terus berjuang di jalan dakwah.
Link Pemesanan :
https://bit.ly/BRWaktu