Showing posts with label Kabupaten Donggala. Show all posts
Showing posts with label Kabupaten Donggala. Show all posts

Tuesday, September 29, 2020

Melampaui Individualisme

 

Melampaui Individualisme itu nyata adanya..

Saya menjadi saksi hidup bagaimana Saudara-saudari Muslim kami dari Jerman, Inggris, & Malaysia datang untuk meringankan beban korban gempa, tsunami, & Likuefaksi di Sulteng..

Saya menjadi saksi hidup, bagaimana Saudara-saudari Muslim kami di Sulawesi Barat membuka posko di rumah-rumahnya lalu memberikan pakaian & makanan gratis kepada korban bencana di Sulteng September 2018 silam..

Saya menjadi saksi hidup bagaimana relawan-relawan dari seluruh Indonesia, bahkan aktivis kemanusiaan dari berbagai penjuru negeri datang ke Palu, Sigi, & Donggala untuk memberi bantuan serta menyemangati agar bangkit dan tak berlama-lama dalam keterpurukan..

Foto ini adalah foto pada tahun 2018, tepatnya di Balaroa, salah satu lokasi Likuefaksi di kota Palu Sulteng, tanah beserta segala yang ada di atasnya amblas ke arah bawah sekitar 10 meter..

#bencana #kemanusiaan #gempa #palubangkit #palukuat #likuefaksi #tsunami #sigi #donggala #palu #sulteng 

Thursday, October 10, 2019

Disini Kami Bermula, Pantai Bambarano Donggala!

Motor hitam meluncur dengan kecepatan yang tinggi, melaju mencoba mengejar ketertinggalannya dari motor lainnya, mungkin kecepatan rata-rata saat itu adalah 90-100 Kilometer per jam. Dua orang pemuda dengan keberanian yang masih patut di uji menggeber motor hitam sampai sandar gas. Ya, sandar gas adalah istilah anak muda di Sulawesi Tengah, sandar gas berarti menggeber gas sampai batas maksimal sehingga tak bisa ditambah lagi tarikan gasnya.

Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah pantai yang saat ini sudah sangat banyak yang mengunjunginya, dulunya pantai ini belum terlalu terkenal. Sekitar 8 orang pemuda, dengan 4 buah motor berlomba menuju sebuah pantai yang sangat eksotis, sebuah pantai yang sangat indah di Kabupaten Donggala, Bumi Tadulako Sulawesi Tengah. Untuk menuju pantai pantai ini, kita harus menempuh jarak sekitar 147 Kilometer dalam waktu kurang lebih 3 jam 9 menit.

Delapan orang pemuda ini berasal dari satu almamater yang sama, satu kampus negeri yang sama, Universitas kebanggaan Sulawesi Tengah. Mereka bersepakat untuk singgah sejenak di Desa Talaga terlebih dahulu, Desa indah dan asri di tepi Danau Talaga Sulawesi Tengah. Disini ada rumah seorang pemuda yang juga sahabat mereka, pemuda Desa Talaga yang kebaikannya menembus batas-batas individualisme, keluarganya pun sangat baik menerima kami dirumah besar nan sederhana. Maka perjalanan pun dimulai dari Kota Palu.

Awalnya keempat motor ini berjalan beriringan, bersama-sama, tapi kemudian jalanan yang mulus dan halus terlalu menggoda untuk tak melakukan balapan, apatah lagi semuanya adalah pemuda dengan semangat yang berapi-api, pemuda yang semuanya sangat ingin bersegera melakukan kebaikan, maka melajulah keempat motor seolah-olah sedang melakukan balapan siapa cepat sampai di Desa Talaga!

Motor hitam yang ditumpangi penulis pun awalnya ketinggalan, sampai dipertengahan perjalananpun kami masih merasa tertinggal dari tiga motor lainnya. Memasuki Desa Dalaka Kabupaten Donggala singgah sejenak dirumah keluarga sekedar untuk menyapa dan minum teh sambil ngobrol dengan Paman penulis, sepupu dari Ayah Penulis. Lalu kamipun melanjutkan perjalanan dengan kecepatan yang sangat tinggi, seolah-olah motor hitam itu akan terbang lepas landas dari aspal.

Karena merasa tertinggal, maka motor hitam segera di geber dengan kecepatan yang luar biasa! Waktu tempuh yang tadinya 3 jam menjadi hanya 2 jam saja! Akhirnya motor hitam tiba di Desa Talaga, hanya bermodalkan bertanya pada penduduk lokal kami tiba di Desa Talaga, ternyata kami tiba paling awal, padahal sebelumnya motor hitamlah yang tertinggal di belakang, rombonganpun menginap di Desa Talaga Kabupaten Donggala malam itu.




Keesokan paginya kami menuju Pantai Bambarano Kabupaten Donggala, tempat yang sebenarnya kami tuju untuk berlibur, pagi-pagi sekali kami sudah sarapan dan meluncur ke Pantai Bambarano. Pantai yang sangat indah, batu-batu karang yang lumayan besar muncul di dekat pantai pasir putih, air lautnya sangat jernih perpaduan warna hijau dan birunya laut, langit biru dan cerah berpadu dengan sedikit awan putih, maka persaudaraan dimulai dari sini. Semenjak liburan itu, persaudaraan kami semakin kokoh, sampai hari ini perasaan itu masih mengakar, bahwa kami bersaudara meskipun tak sedarah. Disini kami bermula, disini kami memulai, Pantai Bambarano Kabupaten Donggala.


Oleh : Mohamad Khaidir

AIR SURUT