Showing posts with label Sinjai. Show all posts
Showing posts with label Sinjai. Show all posts

Saturday, February 8, 2020

Menikmati Wisata Kebun Strawberry Malino Gowa!

Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan menyimpan keindahan dan keramahan alam yang luar biasa! Bagi para penikmat wisata alam, bagi para petualang, bagi para pecinta air terjun, bagi para pendaki gunung, bagi penjelajah alam, bagi para penyuka outbond, bagi para pencari spot yang instagramable, bagi para penikmat dingin dan sejuknya udara pegunungan, bagi para pencari tempat bulan madu, bagi para pencari pohon pinus, bagi para penikmat hiking, bagi yang ingin mencoba menaiki kuda, atau sekedar ingin berfoto-foto dengan pemandangan alam yang menakjubkan. Inilah tempatnya, Malino Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan!

Selamat datang di Malino Kota Bunga, begitu tertulis di gerbangnya, begitu banyak Villa, rumah makan, pasar murah, penjual makanan khas, namun pada tulisan kali ini kita akan fokus pada Wisata Kebun Strawberry Malino Gowa Sulawesi Selatan! Tak jauh dari beberapa penginapan terkenal di Malino, Wisata Kebun Strawberry Malino terletak pas di tikungan tajam jalan poros Gowa menuju Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.


Wisata Kebun Strawberry Malino ini menyediakan pasar kecil penjual sayur-sayur segar, menyediakan rumah makan yang harganya lumayan murah. Bila sedang bertualang di Malino, jangan lupa singgah sejenak di tempat ini, Wisata Kebun Strawberry Malino Gowa. Menjelajah kebun sambil memetik buah Strawberry bersama keluarga adalah kenikmatan tersendiri yang jarang didapatkan. Ingin tahu rasanya? Ingin merasakan jalan-jalan produktif di Malino? Ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 6, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (34)

Daun-daun berguguran, jatuh satu per satu berwarna hijau dihembus oleh angin, birunya langit tertutup oleh sejuknya daun-daun serta batang pepohonan, begitu sejuk, begitu sederhana namun membahagiakan. Maka perjalanan yang begitu indah tak elok rasanya bila tak singgah sejenak ke masjid, rombongan yang sejak 3 jam yang lalu meninggalkan Kota Makassar akhirnya singgah sejenak di Desa Buareng Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.

Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone, adalah tempat yang di singgahi sejenak untuk merapikan pakaian, memakai parfum, bersolek seadanya, menyisir rambut, bersiap menuju sebuah acara di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone didominasi oleh warna krem, penanda nama masjid di bagian depan pagat masjid berbahan alumunium sehingga terbaca sangat jelas.


Pemuda 1000 masjid yang bersama rombongan menyempatkan diri pula untuk istirahat sejenak di masjid ini, Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone, meluruskan badan sejenak, kebanyakan para petualang atau penjelajah yang berasal dari Bone menuju Sinjai singgah di masjid ini, masjid yang begitu ramah, sampai tengah malampun tak mengunci rapat pagarnya agar orang-orang yang melintas tak segan untuk berkunjung sekaligus istirahat. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan berlanjut, maukah kau ikut? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, November 10, 2019

Segarnya Udara di Puncak Kahayya!

There’s traffic in the sky and it doesn’t seem getting much better.
There’s kids playing game on the pavement; drawing waves on the pavement
Shadow of the planes of the pavement.
(Traffic In The Sky, Jack Johnson)

Indonesia selain sebagai negara kepulauan juga terkenal dengan keindahan alamnya, pegunungan hijau yang membentang, tentu niat yang tiada tara bagi negeri kita. Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah puncak di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Kita memulai perjalanan dari Kota Bulukumba, Ibu Kota Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, tepatnya dari Jembatan Teko.

Tempat yang kita tuju adalah Puncak Kahayya, dari Jembatan Teko Kota Bulukumba menuju Puncak Kahayya jaraknya 40 Kilometer, ditempuh dalam waktu 1 Jam 17 Menit. Puncak Kahayya menyajikan pemandangan pegunungan hijau yang indah, meski jalan menuju ke sana sangat berliku melintasi Kindang Bulukumba. Segarnya Udara di Puncak Kahayya juga memberikan sensasi tersendiri bagi para petualang dan penjelajah.


Bagi yang ingin menikmati keindahan puncak dam segarnya udara, Puncak Kahayya merupakan tempat wisata yang cocok. Menikmati keindahan alam, pegunungan hijau, jalan yang berliku, birunya langit berpadu dengan putihnya awan. Tunggu apa lagi, Puncak Kahayya Sinjai adalah tempat yang tepat untuk kita tuju, Ayo ke Sinjai! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, October 24, 2019

Lepaskan Kepenatan di Bukit Abdul Latief!

Arittakeno yume o kakiatsume
Sagashi mono sagashini yuku no sa
Pocket no coin soreto You Wanna be my friend?
We are, we are on the cruise! We are!

Kumpulkan impian sebanyak mungkin
Hal yang dicari ayo pergi mencarinya
Kantung berisi koin dengan itu apakah kau ingin menjadi temanku?
Kita semua, kita semua dalam perjalanan! Kita semua!
(We Are! , Hiroshi Kitadani)

Sejatinya kita semua sedang dalam perjalanan, perjalanan mencari sesuatu yang harus dicari, apakah itu? Kita harus menjelajah, kita harus berpetualang untuk mencarinya. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju sebuah bukit, sebuah bukit yang menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA)! Sebuah tempat yang berada di ketinggian, tepatnya di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan.



Kota Sinjai merupakan Ibu Kota Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan, kota yang begitu sejuk dan tenteram, dari pusat kota kita akan melakukan perjalanan mendaki, karena tujuan kita berada di ketinggian. Dari pusat Kota Sinjai jaraknya 33 Kilometer menuju Bukit Abdul Latief, ditempuh dalam waktu 1 Jam 4 menit. Jalanannya relatif lancar dan mulus.




Taman Hutan Raya Abdul Latief atau Bukit Abdul Latief Sinjai Barat Sulawesi Selatan, adalah tempat yang bagus untuk melepaskan kepenatan, lepaskan kepenatanmu disini. Bukit Abdul Latief juga tempat yang sangat cocok untuk berkemah atau sekedar menjelajahi alam, sensasi dinginnya luar biasa. Bila engkau sedang berada di Sinjai mampirlah ke tempat ini sejenak, melepaskan kepenatan dan kekalutan. Ayo ke Sinjai! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, September 18, 2019

3 Cahaya Bening di Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao!

Perjalanan kali ini kita akan menuju Puncak Malino Kabupaten Gowa, tetapi tujuan utamanya adalah sebuah air terjun. Lagi-lagi air terjun, air terjun dengan kesegaran airnya, kejernihan airnya, kesejukan dan kebersihan udaranya, hijaunya tumbuhan disekitarnya. Jalan-jalan produktif kali ini melintasi Puncak Malino, sebuah daerah yang dicanangkan sebagai tempat wisata di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Keindahan alamnya luar biasa!

Menuju Malino, dari Kota Makassar, kita cukup mengikuti jalan poros Sultan Alauddin, terus menuju perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Memasuki Jalan Sultan Hasanuddin, kita cukup mengikuti jalan poros Kota Gowa, melintasi 3 lampu lalu lintas, belok kiri ke arah Malino sebelum Jembatan Kembar Gowa. Ikuti jalan poros dan penunjuk arah yang ada, atau bisa mengetiknya di google maps "Malino". Jalan yang dilintasi termasuk mulus, melintasi cukup banyak pertambangan, beberapa desa, juga melintasi 2 tempat rekreasi di dekat Bendungan Bili-bili Kabupaten Gowa.

Jalan yang dilalui selanjutnya adalah jalan beton yang berbelok-belok, cukup banyak belokan yang akan kita lintasi, selama pengerjaan dan penyempurnaan jalan, mobil yang melintas harus bergantian lewat. Begitu tiba di Malino, kita akan menyaksikan pemandangan hijaunya tumbuh-tumbuhan, pohon pinus, serta menikmati segarnya udara pegunungan. Benar-benar udara pegunungan yang orisinil, rasanya segar, suhunya dingin, serta terlihat kabut-kabut yang menyelimuti beberapa tempat.

Kota Bunga Malino, begitu yang tertulis di gerbang masuknya, kita lanjutkan perjalanan melewati perkemahan Lembanna, belok ke arah Kanrapia, lalu kita akan sampai di Tombolo Pao, dekat dengan perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Sinjai. Air Terjun Bantimurung di Tombolo Pao sungguh indah, menikmati pemandangan sekitar air terjun, menikmati udara segar dan hijaunya pepohonan, bunyi air yang deras turun. Jalan-jalan produktif di Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao adalah perjalanan yang seru dan menantang, sekitar 2-3 jam dari Kota Makassar bila kondisi lalu lintas tak terlalu padat.

Pemandangan di Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao Kabupaten Gowa punya ciri khas tersendiri, berbeda dengan Air Terjun Bantimurung Kabupaten Maros. Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao memiliki 3 aliran air dari atas, seolah-olah 3 Cahaya Bening. 3 aliran air tersebut, terdiri dari 2 aliran air yang besar, dan 1 aliran air yang kecil, batu besar yang berlumut, hijaunya pepohonan dan tumbuhan serta birunya langit dan segarnya udara melengkapi kunjungan anda ke air terjun ini. Ayo ke Malino! Ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, September 2, 2019

Indahnya Taman Batupake Gojeng Sinjai!

Perjalanan kali ini tak kalah seru, tempat yang kita tuju adalah salah satu tempat wisata di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Dari Kota Makassar menuju Kota Sinjai sekitar 4 jam perjalanan darat. Dari jalan poros, Jalan Perintis Kemerdekaan lurus saja sampai di simpang 5 Bandara Sultan Hasanuddin, tak jauh dari Bandara kita akan memasuki Gerbang perbatasan Kota Makassar dan Kota Maros. Sampai di Kota Maros, kita cukup mengikuti jalan poros Maros saja sampai di dekat Taman PTB Maros, kita belok kanan mengikuti jalan poros Maros - Bone.

Kabupaten Maros menyimpan beberapa tempat wisata dengan keindahan alam yang luar biasa, namun kita simpan dulu untuk perjalanan selanjutnya. Jalan poros Maros - Bone yang kita lalui akan mengantarkan kita ke jalan layang, jalan layang tersebut semacam gerbang untuk masuk ke jalan berlika-liku di Camba. Jalan poros di Camba berkelok-kelok dan butuh konsentrasi penuh untuk melaluinya, sebab jalannya lumayan sempit, dekat dengan tebing dan jurang yang memaksa kendaraan roda empat dari dua arah yang berlawanan harus melambat sejenak agar bisa saling melintas.

Setelah melewati Camba Kabupaten Maros, kita akan tiba di Malawa Kabupaten Maros. Di Malawa jalan berkelok-kelok sudah berkurang, lebih banyak jalan lurus. Tetapi harus tetap berhati-hati karena di jalan lurus kendaraan cenderung memacu lajunya dengan sangat cepat.  Di Malawa Kabupaten Maros inilah gerbang masuk kita menuju Kabupaten Bone. Tak jauh setelah perbatasan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone, lurus saja mengikuti jalan poros hingga tiba di Tanabatue. Di Tanabatue inilah kita akan menemukan tugu penanda jalan pintas menuju Kabupaten Sinjai, ada lapangan di dekat tugu tersebut.

Jalan poros Tanabatue inilah yang menjadi jalan alternatif agar cepat tiba di Kabupaten Sinjai. Jalannya lumayan ramai dan padat penduduk, tetapi sesekali kita juga mendapatkan pemandangan bukit, hutan, dan sawah, serta padang rumput yang sangat alami, bila ada waktu luang, berfotolah sejenak di sajian keindahan alam ciptaan Tuhan, bukti kesyukuran kita sebagai manusia. Ujung dari jalan poros ini adalah Kajuara Kabupaten Bone, Kajuara Kabupaten Bone berbatasan langsung dengan Kabupaten Sinjai. Memasuki Kota Sinjai, ditandai dengan tugu beberapa ekor kuda yang berlari, seolah-olah sedang bergerak menyesuaikan diri dengan lajunya mobil yang melintas.



Memasuki Kota Sinjai, kita melaju saja di Jalan Petta Ponggawae, sampai menemukan pertigaan berbentuk segitiga, belok kanan ke Jalan Bulu Manyurung. Telusuri saja Jalan Bulu Manyurung yang mendaki tersebut, karena lokasi tujuan kita adalah Taman Batupake Gojeng Sinjai ada di ketinggian, tepatnya di Jalan Kiyai Haji Achmad Dahlan Kota Sinjai Sulawesi Selatan. Pemandangan alamnya sangat indah, karena berada di ketinggian, hampir seluruh bagian Kota Sinjai terlihat, lautnya, pelabuhannya, bahkan Pulau Sembilan yang berada di seberang, Pulau dengan Gunung yang tinggi. Sangat disayangkan bila anda mampir ke Kota Sinjai namun tidak mengunjungi Taman Batupake Gojeng Sinjai Sulawesi Selatan. Ayo ke Sinjai! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, August 13, 2019

Begini Perjalanan Darat dari Sinjai ke Bulukumba!

Kota Sinjai merupakan Ibu Kota Kabupaten Sinjai, Sinjai Bersatu, begitu tertulis di Gerbangnya, tampak patung beberapa Ekor Kuda seolah-olah sedang berlari tepat berada di Gerbang. Udaranya sejuk dan dingin, Mobil Minibus yang baru saja membelai mesra Jalan poros Bone Sinjai telah tiba di perbatasan. Singgah sebentar di Sebuah Rumah sederhana, rumah Tembok berwarna Krem tampak begitu sederhana berdiri dengan anggun di antara Pohon-pohon rindang serta bunga-bunga kecil. Halaman depan rumah krem tersebut cukup luas, ternyata halaman luas tersebut adalah bekas rumah panggung yang terbakar, bahkan beritanya sempat viral karena Al-Qur'an yang tersimpan di jendela Rumah panggung sama sekali tidak tersentuh api ketika merah membara melahap rumah panggung tersebut.

Sinjai terkenal dengan beberapa Objek Wisata yang cukup menarik dan memanjakan jiwa petualang anda. Ada Taman Mangrove Tongke-tongke yang sangat Instgramable, sangat indah perpaduan Mangrove, jernihnya lautan, langit yang digantungi sedikit awan mendung, ditambah lagi ada kafe terapung yang cukup unik. Bahkan diseberang lautan sana ada Pulau Sembilan yang juga terkenal. Adapula tempat Pelelangan Ikan populer di Sinjai, yaitu Lelong. Kalau mampir ke Sinjai, agendakanlah waktu khusus untuk menjelajahinya, jadi Backpacker pun nikmat.

Kali ini perjalanan akan menuju Bulukumba, Bumi Panritta lopi, Tempat Perahu Phinisi yang terkenal itu dirakit dan dibuat. Dari Sinjai menuju Bulukumba tak terlampau jauh mungkin sekitar 1 jam perjalanan darat. Melintasi bukit dan gunung yang tak terlalu tinggi, pemandangannya juga sangat indah, Sawah yang berundak-undak di balik bukit, langit yang seolah-olah bertemu dengan permukaan bukit dan pepohonan. Ditambah lagi pohon-pohon yang menghasilkan buah-buahan unggul tak jauh dari tepi jalan, seperti pohon durian dan pohon rambutan, tikungan yang di lewati tak terlalu tajam, hanya saja lengkungannya lebih luas dan panjang, sehingga ketika berbelok seolah-olah sedang di ayun perlahan tapi pasti sekitar 180 derajat lingkaran. Yang beruntung mendapatkan pemandangan Sunset atau sunrise akan lebih takjub lagi sepanjang jalan dari Sinjai Ke Bulukumba, sungguh indah ciptaan Tuhan.

Sekitar 40 menit, tanpa masuk ke Kota Bulukumba, kita bisa berbelok kiri masuk ke jalan alternatif menuju Pantai Bira Bulukumba, Pantai Wisata yang sangat tersohor sampai ke luar negeri, Salah satu Tempat Wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Belok kiri di daerah Tanete, kita akan memasuki desa-desa dengan jalanan yang agak kecil, nyaris hanya bisa di lewati 2 Mobil. Masuk sekitar 8 Kilometer, kita akan menemukan satu tempat yang juga sangat indah untuk berfoto ria disini, tempat yang sangat Instagramable, Kebun Karet di Daerah Allu Bulukumba. Menurut cerita, pohon tersebut ditanam dengan sangat rapi saat Inggris sempat mengeksplorasi daerah ini, alhasil kita akan menyaksikan Perkebunan Karet yang rapi jejeran pohonnya, lalu dibalik itu ada padang rumput hijau beratapkan langit, sangat indah.

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, August 8, 2019

Begini Perjalanan Darat dari Bone menuju Sinjai!

Mobil minibus melaju Kencang menerabas kaki-kaki angin di pelupuk mata, memacu lajunya menembus jenggala polusi udara, mengantarkan para penumpang menuju tujuannya secepat mungkin. Dari Kota Beradat, Kota Bone menuju Kabupaten Bulukumba rombongan ini melaju dengan kecepatan yang lumayan cepat, mendahului mobil-mobil besar serta kepulan asap polusinya.

Jalanan lumayan lancar tanpa macet yang berarti, kecuali beberapa mobil besar yang seolah-olah berkonvoi, membuat beberapa kendaraan kecil memakan beberapa waktu jika ingin mendahuluinya, tapi pada dasarnya jalanannya mulus tanpa lubang di jalan yang berarti. Ada seorang Sahabat yang bilang, jika jalannya tak mulus, siap-siap saja Joget tanpa musik. Apa maksudnya? Mungkin maksudnya jalanan yang tak mulus membuat penumpang berguncang hebat ketika melewatinya, mungkin itu maksudnya.

Sebelum menuju Kabupaten Bulukumba, dari Arah Kabupaten Bone, harus melalui Kabupaten Sinjai terlebih dahulu. Tidak terlalu banyak belokan atau tikungan tajam, kebanyakan jalan yang lurus. Bilapun para penumpang kelelahan, akan banyak tertidur ketika melewati jalan yang mulus, lurus, dan lancar ini. Begitu pengalaman pribadi penulis saat sedang tak menjadi Driver, lebih banyak tertidur saat melewati jalur Bone menuju Sinjai, Hehehe. Pemandangannya pun di dominasi oleh sawah-sawah yang menenangkan pikiran ketika memandangnya, tak sedikit juga tampak Bangunan-bangunan menjulang tinggi yang merupakan sarang Burung Walet, ini menandakan bahwa Masyarakat suku Bugis adalah pekerja keras serta punya tekad yang kuat dalam mencari nafkah. Tampak pula pohon-pohon yang tertanam di pinggir jalan, miring ke arah jalanan, seolah-olah membentuk terowongan alami yang sangat indah, sangat Instagramable.

Sebelum sampai ke Kabupaten Sinjai, di ujung perbatasan Bone dan Sinjai, ada sebuah Pondok Pesantren yang sangat terkenal di Sulawesi Selatan. Pondok Pesantren Darul Huffadz, Terletak di Desa Tuju-tuju, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Tokoh yang sangat terkenal di Pondok Pesantren ini adalah KH.Landre Said, tak sedikit Masyarakat Sulawesi Selatan serta Para Santrinya yang menganggap Beliau adalah Seorang Wali Allah, warga disekitaran Desa Tuju-tuju, para santri, serta Alumni maupun alumnus Pondok Pesantren Darul Huffadz sering menyaksikan kejadian-kejadian yang ajaib, yang mungkin hanya orang-orang yang diberi Karomah oleh Allah yang dapat melakukannya, atas izin Allah tentunya. Salah satu Tokoh terkenal yang merupakan alumni Pondok Pesantren ini adalah Ustadz Bachtiar Natsir, salah satu Tokoh Sentral 212, Tokoh Nasional yang berpengaruh. Semakin meningkat popularitasnya ketika aksi 411 dan 212 yang merupakan sejarah berharga bagi Ummat Islam di Indonesia. Suatu Gelombang Besar serta arus nan kuat, Menorehkan tinta emas dalam sejarah Bangsa Indonesia.
(Bersambung).

Oleh : Mohamad Khaidir

DESA BACU BONE