Showing posts with label Dokter Muda. Show all posts
Showing posts with label Dokter Muda. Show all posts

Friday, January 3, 2020

Pemuda Rantau dan Dokter Muda

Serial Sang Penjelajah Arus (2)

Merantaulah! Begitulah Imam Syafi'i berkata, sebuah seruan yang seharusnya menjadi titik tolak bagi kita semua. Untuk berhijrah dari kondisi tidak ideal menuju kondisi yang ideal dan berdaya, hijrah dari pesimis menjadi optimis dan menginspirasi, hijrah dari kontra-produktif menuju produktif dan mandiri. Mungkin ini juga menjadi makna terdalam, yang bisa terus kita gali dari peristiwa Hijrah Rasulullah SAW. Betapa kisah perjalanan Hidup Rasulullah SAW dan para sahabat adalah mata air Inspirasi serta Motivasi yang tak pernah habis. Mentari pagi di tanah rantau terbit dengan perlahan, menandakan semangat harus terus terbarukan di pagi hari, meski kantuk masih menyerang, engkau harus bangkit menyambut hari, menerima birunya langit dan putihnya Awan mengkonfigurasikan cahayanya di retina mata, wah ternyata hari sudah pagi! Bergegaslah dengan semangat yang gegap gempita, minumlah segelas air agar segar dan sirna dahaga, diawali dengan sedikit pemanasan dan peregangan badan, sebentar lagi kita akan menyerap makna dari setiap gerak, mencari rezeki dari setiap pekerjaan, mendulang hikmah dari setiap kisah termasuk kisah ini. Kendaraan mulai lalu lalang memenuhi jalan-jalan pemandangan selanjutnya yang terlihat adalah belantara perkotaan, tembok-tembok beserta front office dan neon box tampak unik dan cerah warnanya, gedung-gedung menjulang tinggi dengan angkuh seolah-olah ingin menggapai Awan, poster-poster iklan produk Turut menyemarakkan suasana padatnya perkotaan di tanah rantau. Sungguh berbeda dengan kondisi kampung Halaman, kemajuan peradaban di tanah rantau sempat membuat anak muda ini mengalami culture shock, yang mengakibatkan sang anak muda bengong atau kebingungan beberapa saat karena megahnya sarana prasarana serta budaya yang sama sekali berbeda dengan yang selama ini dirasakannya di kampung Halaman. Untuk menyeberang jalan saja, menurut sang perantau, arus lalu lintas kendaraan terlalu deras, sangat sulit untuk menyeberang jalan tanpa mengumpulkan keberanian terlebih dahulu. Akhirnya sang anak muda ditegur oleh sahabat SMA waktu di kampung, "Dir, kalau takutki, nda menyeberang-menyeberangki itu..", Kata Vania, Kandidat Dokter di salah satu Perguruan Tinggi terkenal di Tanah rantau tersebut. Ya, Siapa lagi yang harus dihubungi pemuda culun yang tengah merantau ini selain teman yang memang sudah di kenalnya sejak SMA, Vania sang kandidat Dokter muda yang cantik, Ramah, dan baik hati, siapa yang tak terpikat dengan keanggunan serta kebaikan Vania sang kandidat dokter muda ini. Tapi, pada saat itu pikiran dan arah gerak sang anak muda perantau bernama Adir mungkin belum terpikat dan tertuju pada kecantikan dan kebaikan Vania sang kandidat dokter muda yang dulu pernah bersekolah di SMA yang sama di kampung Halaman, Adir masih harus fokus menata masa depannya, meningkatkan kapasitas dirinya, serta menyiapkan segala bekal yang harus dipersiapkan untuk mengarungi samudera kehidupan. Betapa Kecemerlangan sosok Vania bagi Adir hanya bisa dinikmati dengan obrolan-obrolan ringan seputaran masa SMA dan sedikit kisah tentang suka dukanya merantau, sambil menikmati bubur ayam di depan kampus biru tanah rantau, tanah rantau yang sempat membuat Adir mengalami culture shock karena sangat maju peradabannya, dari sisi pembangunan fisik dan budaya menghargai pendatang dari manapun jua ia datang merantau. Lalu anak muda energik dan semangat bernama Adir ini teringat beberapa kenangannya di masa SMA.

Oleh : Mohamad Khaidir

PENUH PERHATIAN