Showing posts with label Ayo ke Sulteng. Show all posts
Showing posts with label Ayo ke Sulteng. Show all posts

Saturday, February 29, 2020

Nyaris Seperti Lukisan, Pantai Oyama Balut!

Pantai Oyama Banggai Laut Sulawesi Tengah adalah pantai dengan keindahan yang sangat alami, putihnya pasir dan birunya air laut. Bukan biru sembarang biru tetapi benar-benar biru nyaris bening. Bagi yang ingin menikmatinya bersama keluarga, sahabat, dan handai taulan, Pantai Oyama adalah tempat yang sangat cocok. Berenang dan berlari di tepi pantai, bermain ombak dan buih, menikmati hangatnya mentari.


Pantai Oyama Banggai Laut nyaris seperti lukisan, lukisan di kanvas dengan warna yang sempurna. Lukisan alam ciptaan Yang Maha Kuasa. Bagi para penikmat pantai, kami wajib jalan-jalan kesini, Pantai Oyama Banggai Laut Sulawesi Tengah. Tempat wisata unggulan Banggai Laut, tempat wisata unggulan Sulawesi Tengah. Menghilangkan penat dan segala lelah, menikmati pantai yang masih sangat alami. Ayo ke Pantai Oyama, ayo ke Banggai Laut, Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, February 17, 2020

Biru dan Jernihnya Pantai Oyama!

Pernahkah engkau melihat laut biru jernih berpadu dengan langit biru dan putihnya pasir di pantai? Pantai yang masih sangat alami tersebut salah satunya ada di Provinsi Sulawesi Tengah. Pantai tersebut bernama Pantai Oyama Banggai Laut. Terletak di Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten paling Timur dari Provinsi Sulawesi Tengah, menyeberang ke arah Timur sekitar 3 jam lagi kita akan berlabuh di Pulau Taliabu Ternate Maluku Utara.



Pantai Oyama Banggai Laut benar-benar menyajikan kejernihan air laut yang sesungguhnya, benar-benar berwarna biru cerah! Buat para petualang sejati, buat para penjelajah sejati, buat para penikmat Indonesia, kamu harus kesini menikmati meindahan Pantai Oyama Banggai Laut. Dari Kantor Bupati Banggai Laut jaraknya 20 Kilometer ke arah Utara, ditempuh dalam waktu 35 Menit. Bila engkau tiba di pantai ini, nikmatilah biru dan jernihnya Pantai Oyama! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, February 16, 2020

Pesona Air Terjun Talokan Buol Sulteng!

Perjalanan menikmati Indonesia serta keindahan alamnya telah sampai di Kabupaten Buol Sulawesi Tengah, sebuah kabupaten yang berada bagian utara Sulawesi Tengah dan berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo. Bagi para petualang dan penikmat air terjun tentu akan terpana melihat air terjun ini, nama air terjunnya adalah Air Terjun Talokan Paleleh Barat Buol Sulawesi Tengah.


Dari Kota Buol, tepatnya dari Kantor Bupati Buol jaraknya 71 Kilometer, ditempuh dalam 1 Jam 43 Menit menggunakan kendaraan. Bila engkau menyaksikan secara langsung keindahan air terjun ini, maka mungkin engkau akan takjub. Air Terjun Talokan Paleleh Barat Buol menyajikan pemandangan air terjun yang unik, air dalam volume yang besar muncul di antara 2 bukit kecil, lalu melintas mengguyur batu besar secara teratur membuat para petualang akan berdecak kagum melihat keindahannya. Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, February 14, 2020

Ayo ke Pantai Oyama Balut Sulteng!

Berlari-lari di tepi pantai
Bermain ombak dan buih
(Gadis Kecil, Wayang)

Kita lanjutkan jalan-jalan produktif kita di Provinsi bagian tengah Pulau Sulawesi, sebuah Provinsi yang komposisi penduduknya  terdiri dari hampir semua suku di Pulau Sulawesi, ditambah suku dari luar Pulau Sulawesi, yaitu Provinsi Sulawesi Tengah. Keindahan alam yang akan kita jelajahi kali ini adalah sebuah pantai di Kabupaten paling Timur Provinsi Sulawesi Tengah, sebuah pantai di Kabupaten Banggai Laut, yaitu Pantai Oyama Banggai Laut Sulawesi Tengah.


Pantai Oyama menyajikan pasir putih yang sangat alami, birunya langit, birunya air laut, masih bersih dan jernih, penginapan yang dibangun masih sedikit. Bila ingin benar-benar menikmati pantai yang alami, Pantai Oyama Banggai Laut lah tempatnya. Ayo jalan-jalan ke sini, Pantai Oyama Banggai Laut. Ayo ke Balut! Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, February 12, 2020

Tanjakan yang Menyapa di Napu Sulawesi Tengah!

Indonesia yang begitu indah ini masih harus kita jelajahi, masih harus kita nikmati. Kita masih harus melakukan petualangan agar bertambah rasa syukur kita. Kita masih harus bertebaran di muka bumi, melakukan jalan-jalan yang produktif, menggali inspirasi, menikmati keindahan alam, menyesap sejuknya udara, menikmati hijaunya pepohonan, bertemu dengan orang-orang banyak, karena mungkin suatu saat kita akan menjadi pemimpin yang mengelola alam dan orang-orangnya.

Kali ini jalan-jalan produktif kita adalah di Napu Sulawesi Tengah, sebuah dataran tinggi yang cukup luas membentang, di antara gunung-gunung tinggi. Bahkan kabut-kabut yang menyelimuti Napu menambah keindahan alamnya di samping hutan pinusnya. Sekarang, jalan dari Napu menuju Kabupaten Poso sudah terbuka dan kita dapat menempuhnya dalam waktu 2-3 jam. Adapula tanjakan yang terkenal, tanjakan selalu menyapa kata pelintas jalan yang sering melaluinya, tanjakan "Hae" Napu Sigi Sulawesi Tengah. Jadi, masih yakin tak ingin jalan-jalan menikmati keindahan alam? Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 31, 2020

Indahnya Jalan Trans Kebun Kopi Sulawesi Tengah!

Sulawesi Tengah adalah sebuah Provinsi di Indonesia, bagian tengah Pulau Sulawesi yang menyimpan keindahan alam tiada tara, yang masih harus kita jelajahi, yang masih harus kita eksplorasi, yang masih harus kita berpetualang untuk menyingkap pemandangan-pemandangan keindahan alam, untuk mengungkap tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata, berpotensi membuatnya viral di media sosial, sebagai wujud kontribusi kita menjadikan Indonesia sebuah Negara yang aman dan nyaman, siap menyambut tamu-tamu dari berbagai daerah, dari berbagai negara sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.

Kebun Kopi, sebuah tempat yang tentu sangat akrab bagi orang-orang yang bermukim di Sulawesi Tengah, letaknya masuk daerah administratif Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Sebuah jalan yang melintasi gunung tinggi nan dingin sejauh kurang lebih 60 Kilometer, jalan berkelok-kelok yang penulis pernah coba menghitungnya ada sekitar 260an tikungan dari mendaki gunung sampai menuruni gunung. Sebuah jalan trans yang membentang , membelah pegunungan, mengantarkan orang-orang untuk sampai ke tujuan.


Kebun Kopi, sebuah jalan trans yang terus menerus di poles, dibenahi, dan diperbaiki oleh Pemerintah, sebagai bukti betapa penting dan vitalnya jalan trans ini. Bagi para penikmat transportasi darat dari Poso, Parigi, Luwuk, Ampana, Morowali, Tentena, Kolonodale, Bungku, yang hendak menuju ke Kota Palu sangat akrab dengan jalan trans ini. Pemandangannya begitu indah, gunung-gunung yang di ukir dan dibentuk, keramahan para pedagang sayur, kebaikan para pemilik rumah makan dan warung, betapa jalan trans ini terus berbenah diri menjadi daerah yang ramah wisata. Bahkan penulis berpendapat kelak di masa depan proyeksi kebun kopi akan seperti Cisarua Megamendung Bogor Jawa Barat. Mari nikmati Indonesia, mari nikmati Sulawesi Tengah, mari melakukan jalan-jalan produktif, mari nikmati sejuknya udara pegunungan serta keramahan masyarakat di Kebun Kopi, Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 12, 2020

Bukti bahwa Kota Palu 3 Dimensi!

Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah adalah Kota 3 Dimensi ? Kata siapa ? Mari kita buktikan bersama-sama. Kata orang-orang terdiri dari laut, gunung, dan lembah, bila berada di ketinggian engkau akan lebih mudah untuk membuktikannya. Salah satu tempat wisata yang sangat baik untuk memandang pemandangan laut, gunung, dan lembah ini adalah Monumen Nosarara Nosabatutu Kota Palu Sulawesi Tengah.

Monumen Nosarara Nosabatutu adalah sebuah monumen, sebuah tugu, sebuah menara, sebuah tempat wisata, sebuah tempat berfoto, sebuah bangunan, sebuah gong perdamaian, yang mungkin berfilosofi semangat persatuan, sesuai dengan sila ke-3, Persatuan Indonesia. Kita bersama, kita bersaudara, kita satu tanah air, kita hidup di langit yang sama, lantas mengapa saling membenci ? Mengapa saling berkonflik ? Mungkin seperti itulah perenungan-perenungan dari makna filosofis Nosarara Nosabatutu.


Monumen Nosarara Nosabatutu Palu, adalah salah satu tempat terbaik untuk membuktikannya, membuktikan bahwa Kota Palu Sulawesi Tengah terdiri dari laut, gunung, dan lembah. Pemandangan yang begitu indah bisa kita amati dari atas monumen ini, bagaimana gunung di pancangkan, gunung yang berwarna biru di seberang lautan. Bagaimana laut menjadi terlihat tenang dari atas, padahal sebenarnya sedang bergelombang. Serta bagaimana sebuah lembah hijau dihiasi oleh perumahan, rumah-rumah warga masyarakat Kota Palu. Ayo segera ke monumen ini untuk membuktikannya! Ayo ke Palu! Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 3, 2020

Bertualang dan Berkemah di Puncak Matantimali!

Ketika engkau berada di sebuah tempat, atau sebuah daerah, jangan lupa dekati pemudanya. Sepertinya pesan itu sangat cocok buat para petualang, buat para penjelajah dan penyuka tantangan baru. Ya, bila engkau sudah akrab atau berteman dengan mereka, para pemuda tersebut akan mengajakmu jalan-jalan ke suatu tempat, jalan-jalan yang produktif, perjalanan yang berkesan dan tak terlupakan, menikmati keindahan alam, percayalah! Aku sudah pernah mencobanya!

Mengabdi di Desa Porame Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah selama 2 bulan, merupakan pengabdian yang sangat berkesan. Terutama ketika para pemuda setempat mengajak kami berkunjung ke suatu tempat untuk berkemah, sebuah puncak yang terkenal bahkan terkenal di Kota Palu Sulawesi Tengah, terkenal di kalangan pecinta alam, terkenal di kalangan para petualang, tersohor di kalangan wisatawan, populer di kalangan para atlit paralayang, tempat itu adalah Puncak Matantimali. Kira-,kira jaraknya 17 Kilometer dari Desa Porame, karena medannya lumayan berat maka perjalanan memakan waktu sekitar 45 Menit untuk sampai di puncak.

Jalan menuju Puncak Matantimali lumayan menantang dan terjal, pendakiannya nyaris 70an derajat kemiringan, maka keprimaan tubuh dan kondisi kendaraan harus dalam keadaan baik bahkan sangat baik. Jalannya berbelok-belok agar mudah mendaki ke atas, pemandangan yang kita nikmati adalah pepohonan, pegunungan, serta Kota Palu yang tampak indah dari ketinggian. Puncak Matantimali menyajikan pula kabut yang tebal pada waktu-waktu tertentu, ingin rasanya berdendang begitu kita berhasil tiba sampai disana. Buat kamu para petualang, kamu harus berkunjung dan berkemah disini, Puncak Matantimali, tunggu apa lagi, ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 1, 2020

Bumi Perkemahan Anoa Paneki

Hutan rimba, pepohonan, begitu rindang, begitu pula tanahnya, hampir sekelilingnya dibatasi pagar kecyali dibagian sungai, sebuah tempat yang sangat terkenal di Provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Bumi Perkemahan Anoa Paneki, Sigi Sulawesi Tengah. Sebuah tempat yang menjadi favorit para pecinta alam, tempat favorit untuk berkemah berbagai organisasi kepemudaan, kepanduan, atau kepramukaan. Bahkan Bumi Perkemahan Anoa Paneki juga menjadi tempat yang penuh kenangan bagi para pemuda-pemudi yang pernah menjalani pelatihan atau kemah pengembangan diri di tempat ini.


Bumi Perkemahan Anoa Paneki Sigi hanya berjarak 15 Kilometer dari pusat Kota Palu Sulawesi Tengah, membuatnya menjadi salah satu tempat kemah favorit untuk pelatihan, pengaderan, dan kegiatan alam lainnya, hanya sekitar 31 Menit dari Kota Palu. Bumi Perkemahan Anoa Paneki menyajikan pemandangan alam yang benar-benar alam, hutan, sungai untuk kebutuhan mendasar, padang rumput, semak-semak, dan air terjun dibagian dalamnya, sebuah tanah lapang untuk bermain bola atau sekedar melakukan permainan-permainan serta kompetisi sangat bisa dilakukan disini. Buat kamu para penikmat kemah, para pecinta alam, ayo jalan-jalan kesini, jalan-jalan yang produktif tentunya, ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, November 25, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna (2)

Puncak Kanuna Kinovaro Sigi Sulawesi Tengah, berada di ketinggian yang bisa memandang hampir seluruh bagian dari Kota Palu, terletak di bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah. Fajar sebentar lagi menyingsing, pagi yang indah setelah melakukan refleksi akhir tahun di Puncak Kanuna semalam.

Puncak Kanuna berada diatas Desa Kanuna Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, Puncak Kanuna menyajikan pemandangan yang indah, sekelilingnya berwarna hijau, gunung-gunung kecil disekitarnya, lembahnya, berwarna hijau dan menyegarkan, udara di sekitarnya pun sangat segar, rombongan pemuda yang sedang melakukan refleksi akhir tahun di puncak ini pun menikmati keindahannya.


Mengabadikan gambar di Puncak Kanuna, berfoto bersama, berfoto hampir sepanjang perjalanan turun dari puncak. Rombongan pemuda petualang ini mengakhiri jalan-jalan produktifnya di Puncak Kanuna, persahabatan dan persaudaraan yang luar biasa, kebersamaan yang begitu hangat, kenangan dan perjalanan yang luar biasa! Perjalanan menuruni Puncak Kanuna pun dilakukan dengan mengambil rute yang berbeda dengan rute ketika mendaki, menelusuri persawahan, kebun-kebun, irigasi, semak-semak, dan sebuah jembatan yang unik, rute tersebut membuat perjalanan ini sangat berkesan. Buat para Petualang atau para pendaki, sangat direkomendasikan untuk menjelajah di Puncak Kanuna, Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 22, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu! (2)

Pagi sudah menyapa, para relawan kemanusiaan akan melanjutkan perjalanan menuju lokasi terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Sigi, tempat yang terpencil, tak ada sinyal bagi pengguna handphone saat itu. Kami para relawan sudah begitu percaya diri bahwa kamilah mungkin salah satu rombongan yang akan pertama kali melakukan asesmen di Desa Tomado dekat Danau Lindu.

Maka berjalan kaki 4 jam semalam harus dilanjutkan setelah menikmati teh hangat dari warga lokal. Kira-kira para relawan dengan rasa percaya diri tinggi ini sangat yakin bahwa kamilah pahlawan yang secara dramatis membawa bantuan yang benar-benar dibutuhkan. Perjalanan dilanjutkan  dengan berjalan kaki lagi, sampai di sebuah tempat yang merupakan tujuan utama orang-orang berwisata ke Taman Nasional Lore Lindu Sigi Sulawesi Tengah, Danau Lindu.

Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah adalah salah satu wisata unggulan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah danau luas dan berada di ketinggian yang akan membuatmu terpesona ketika menatapnya langsung. Perjalanan dengan berjalan kaki para relawan kemanusiaan dilanjutkan, melintasi padang rumput hijau yang luas, gunung yang biru, beberapa pandangan mengharukan juga kami saksikan. Rumah-rumah yang rubuh akibat gempa yang keras, bangunan-bangunan, rumah ibadah, fasilitas-fasilitas umum, sekitar 60% rubuh.



Akhirnya para relawan tiba di Desa Tomado, desa yang berada di tepi Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah. Dan ternyata, Voila! Ekspektasi kedatangan kami bak pahlawan sirna, sebab ditempat ini sudah sangat banyak relawan berkemah dan bermukim, bahkan membangun rumah ibadah darurat. Ada relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan, tim bantuan medis mahasiswa dari Makassar, luar biasa! Kepedulian dan semangat kemanusiaanlah yang membuat mereka datang dari jauh-jauh menuju tempat terpencil ini. Ada pula relawan dari aparat, bahkan relawan dari partai politik berwarna biru sudah berada di lokasi ini, jadi tak relevan lagi bila ada sebuah partai politik yang mengaku paling duluan turun ke lokasi bencana, karena ketika bencana terjadi yang kita butuhkan adalah kolaborasi.



Kolaborasi, kerja sama, dari berbagai pihak, pemerintah, swasta, aparat, mahasiswa, relawan, partai politik, LSM, penting semua perbedaan yang ada kita lebur menjadi satu tujuan, yaitu membangun kembali lokasi yang terdampak bencana alam, selain membangun sarana prasarananya, juga membangun kembali mental masyarakat yang mungkin mengalami trauma. Segala perbedaan akan menjadi indah ketika kita berkolaborasi, berkerjasama, bangsa ini akan kuat dan bersinar, kuat kita bersinar! Indahnya Danau Lindu menjadi saksi setiap aksi, danau yang terletak di ketinggian, di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Buat petualang sejati, kamu harus jalan-jalan kesini ya, ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, November 21, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu!

Ayo bangun dunia didalam perbedaan
Kita satu kuat bila kita bersinar
Harus percaya tak ada yang sempurna
Dan dunia kembali tertawa
(Kuat Kita Bersinar, Superman Is Dead)

Berbeda-beda tetap satu jua, Bhinneka Tunggal Ika, begitulah jargon bangsa kita tercinta, Indonesia. Berbagai macam sudut pandang, berbagai macam profesi, berbagai macam golongan, ribuan suku, ratusan bahasa daerah, semuanya melebur ego, agar bangsa ini kuat, agar ibu pertiwi tersenyum, agar negara ini bersinar terang!

Maka, ketika terjadi bencana alam, seharusnya perbedaan-perbedaan itu tak menjadi masalah bagi kita bukan? Kita harus meyakini kepedulian yang kita miliki dapat menembus batas-batas jarak, dapat melampaui individualisme, sebab kita bangsa yang kuat! Ketika terjadi gempa di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sekelompok pemuda yang mencoba melampaui individualisme berencana untuk melakukan asesmen di lokasi bencana sampai lokasi yang paling terpencil.

Daerah yang menjadi tujuan sekelompok pemuda tersebut adalah Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Jaraknya 143 Kilometer dari Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu tempuh sekitar 3 Jam 35 Menit untuk sampai kesana. Setibanya di gerbang Taman Nasional Lore Lindu, kita masih harus menaiki kendaraan roda dua agar bisa menjangkau desa-desa terpencil. Saat itu petang menjelang, dan ojek untuk menembus belantara hutan Taman Lore Lindu akan beroperasi pada keesokan harinya.

Pada detik itu juga ketua tim relawan memutuskan untuk tetap maju ke lokasi tujuan meski tanpa naik kendaraan, walaupun harus berjalan kaki menuju lokasi terdampak bencana gempa untuk melakukan asesmen, meski hari semakin gelap. Maka dimulailah perjalanan menembus belantara Lore Lindu dengan berjalan kaki, menembus sebuah jalan yang nyaris setapak, sebelah kiri tebing sebelah kanan jurang. Sekitar 3 jam berjalan kaki baru kemudian berganti sebelah kanan tebing sebelah kiri jurang.



Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, menyajikan pemandangan yang sangat indah, padang hijau yang luas menghampar, pedesaan dengan udara segarnya, binatang ternak makan dengan tenangnya, gunung-gunung berwarna biru, alat komunikasi tak berfungsi dengan baik disini. Segala aktvitas baru bisa di upload ketika sampai di gerbang masuk Taman Nasional Lore Lindu. Bagi para petualang harus berhati-hati dengan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Petualangan ini akan terus kita lanjutkan, sebab ada sesuatu yang menarik menunggu di ujung perjalanan menembus belantara Lore Lindu, bersama para relawan kemanusiaan, perbedaan membuat kuat kita bersinar! Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, November 19, 2019

Nantikan Senja di Pantai Enu

Negeri kita begitu indah, negeri kepulauan bernama Indonesia, ketika negeri ini terdiri dari belasan ribu pulau maka hampir dapat dipastikan negeri indah ini mempunyai garis pantai yang sangat panjang. Pada jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju sebuah pantai yang indah di Provinsi Sulawesi Tengah Indonesia.

Pantai yang akan kita tuju yaitu Pantai Enu, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Pantai yang sangat layak bagi para wisatawan, bagi para petualang dan penjelajah, untuk mengunjungi dan menikmati  keindahannya. Jaraknya tak terlalu jauh dari Kota Palu Ibu Kota Sulawesi Tengah, bila di ukur dari Tugu Nol Kilometer Palu jaraknya sekitar 45 Kilometer, ditempuh menggunakan kendaraan roda dua sekitar 1 Jam 2 Menit, menggunakan kendaraan roda empat sekitar 1 Jam 14 Menit.


Nikmati sejenak keindahan pantai ini, Pantai Enu Sindue, nikmati kejernihan air lautnya, pasir-pasirnya, tumbuh-tumbuhan disekitar pantai, nantikan pula senja di pantai ini. Nantikan senja di Pantai Enu Sindue Donggala Sulawesi Tengah, senja yang berwarna jingga, bersama teman-teman, bersama kerabat, bersama handai taulan, sambil menikmati minuman segar, seperti air kelapa muda. Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, November 4, 2019

Rayuan Pulau Kelapa dan Air Terjun Loli

Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa
Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa nan amat subur
Pulau melati pujaan bangsa Sejak dulu kala
(Rayuan Pulau Kelapa, Ismail Marzuki)

Betapa indah tanah airku Indonesia, mulai dari  sawah hijau yang menghampar, laut jernih berwarna hijau dam biru, pasir putih halus nan lembut, lembah-lembah dan pada rumput hijau, gunung-gunung kokoh yang menahan daratan, air yang mengalir dari mata air sampai ke lautan, sungguh indah panorama alam negeriku. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan mengunjungi salah satu air terjun yang indah di Sulawesi Tengah.

Air terjun yang akan kita kunjungi dalam perjalanan kali ini adalah Air Terjun Loli Tasiburi Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Sebuah air terjun yang tidak terlalu besar namun debit airnya cukup banyak, jaraknya 22 Kilometer dari pusat Kota Palu Sulawesi Tengah, waktu tempuh sekitar 38 menit. Jalan masuknya terletak di jalan poros Palu - Donggala, saat di Kilometer 20, tepat di Desa Loli Tasiburi, kita akan menemukan sebuah jembatan kecil, kemudian kita belok kiri sebelum jembatan kecil tersebut.


Air terjun ini sangat jernih, mengalir dengan begitu deras, mengobati jenuhnya memandang beton perkotaan, para pengunjung sangat ramai di pagi dan siang hari, apalagi bila tiba akhir pekan. Para wisatawan juga dapat merasakan jernih dan dinginnya air, batu-batu keras yang berwarna abu-abu berpadu dengan lumut kuning kehijauan menambah sensasi segar air terjun ini. Dengarkan aliran airnya, rasakan sensasi kesegaran airnya, jalan menuju air terjun juga dipenuhi bukit-bukit yang berjejer pohon kelapa, ciri khas Indonesia seperti judul lagu Ismail Marzuki, Rayuan Pulau Kelapa. Teruntuk para petualang, jangan lupa mengunjungi air terjun ini, Air Terjun Loli Tasiburi Donggala Sulawesi Tengah, Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, October 17, 2019

Petualangan di Kawasan Wisata Mangrove Donggala!

Setiap manusia didunia
Pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani
Yang mau mengakui
(Persahabatan, Sherina)

Aah, betapa indahnya persahabatan, ingatkah engkau sahabat masa kecilmu? Sungguh indah untuk di kenang. Apakah kau punya kisah petualangan bersama sahabatmu dimasa kecil? Yang setelah petualangan itu engkau menjadi akrab dengan sahabatmu? Kapan-kapan aku ingin mendengarkan kisahmu.

Petualangan kali ini kita akan menuju sebuah tempat wisata yang indah di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Sebuah tempat wisata yang di poles oleh pemuda setempat, disulap menjadi tempat wisata yang sangat indah, desainnya juga kekinian dan Millenial.

Dari Tugu Nol Kilometer Kota Palu Sulawesi Tengah, jaraknya 28 Kilometer, waktu tempuh jika lalu lintas normal adalah 40 menit, bila menggunakan kendaraan roda empat, mungkin sekitar 42 menit. Tempat yang akan kita tuju pada jalan-jalan produktif kali ini adalah Wisata Mangrove Donggala, tepatnya di Banawa Tengah Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Desain kayu-kayu yang menjadi jalan kita menjelajah pohon-pohon Mangrove adalah warna-warni, begitupun anjungan di dekat laut.


Warna-warni menghiasi perjalanan kita menembus hutan mangrove, tentu kita tahu bersama bahwa salah satu fungsi hutan mangrove adalah meredam gelombang tsunami. Warna-warni sepanjang jalan, bahkan ada sindiran bagi wisatawan yang masih jomblo. Bagi para petualang sejati, kamu harus kesini, menikmati segarnya udara khas pantai dan pepohonan mangrove, menikmati keramahan alam menyambut kita. Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, October 16, 2019

Mari Rekreasi di Taipa Beach!

Menarilah dan terus tertawa
Walau Dunia tak seindah Surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia selamanya.. Selamanya..
(Laskar Pelangi, Nidji)

Itulah penggalan lirik dari Nidji berjudul Laskar Pelangi, sebuah kisah yang sangat inspiratif berlatar keindahan alam Indonesia. Keindahan alam inilah yang menjadi salah satu faktor pemicu agar kita berekreasi, piknik, dan jalan-jalan. Bahkan belakangan ini rekreasi menjadi semacam kebutuhan yang mendasar bagi setiap manusia, untuk menyeimbangkan diri, untuk menyegarkan pikiran, untuk mengobati kebosanan.

Sebuah tempat di Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah menjadi tujuan jalan-jalan produktif kita kali ini. Meski tak seindah Surga seperti lirik Nidji dalam lagu Laskar Pelangi, tetapi tempat ini cukup memberi kenyamanan, ketenteraman, juga menghibur diri yang sedang bosan. Pantai Taipa namanya, Pantai Taipa Sulawesi Tengah. Lebih populer dengan nama Taipa Beach, mungkin maksudnya agar tempat ini juga menjadi tujuan para wisatawan Internasional.

Lahan parkir cukup luas, begitu memasuki gerbangnya kita akan menyaksikan tugu yang unik dan indah, halamannya tertata rapi, ada beberapa Balairung yang dapat digunakan kegiatan, rapat kerja, musyawarah, pelatihan, dan istirahat. Tersedia kolam renang untuk anak kecil, dan tersedia pula kolam renang untuk prang dewasa. Kantin untuk memesan makanan berada ditengah.



Keunikan tamannya tak diragukan lagi, terbukti beberapa titik dijadikan tempat pemotretan atau pengambilan gambar. Dibagian pantai terdapat pula pondok-pondok, juga menyediakan tempat penyewaan ban untuk pelampung. Tak jauh dari situ ada semacam mercusuar mini, penanda bagi kapal-kapal yang hendak berlabuh, karena di dekat tempat ini ada pelabuhan. Mari jalan-jalan kesini, ke Taipa Beach. Mari Rekreasi di Taipa Beach, ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, October 12, 2019

Bersahabat di Puncak Matantimali!

Kupetik bintang
Untuk kau simpan
Cahayanya tenang
Berikan kau perlindungan
Sebagai pengingat teman
Juga sebagai jawaban
Semua tantangan
(Melompat Lebih Tinggi, Sheila On 7)

Lirik lagu yang sangat puitis, tentang bagaimana engkau berusaha memetik bintang, pada saat yang sama juga tentang persahabatan, dan menjawab semua tantangan. Namun, bagaimana mungkin engkau akan memetik bintang sementara engkau belum pernah kepuncak? Puncak secara harfiah, berada di ketinggian. Maka, pada jalan-jalan produktif kali ini mari kita jalan-jalan ke puncak, salah satu puncak yang terkenal di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Indonesia!

Puncak yang akan kita tuju adalah salah satu tempat lepas landas paralayang terbaik di Pulau Sulawesi. Awalnya penulis mengenal tempat ini ketika di ajak oleh Kepala Desa Porame Kabupaten Sigi, diajak berjalan-jalan sebentar menuju puncak tersebut. Kunjungan kedua saat di ajak oleh para pemuda desa yang hendak bermalam di puncak tersebut, maka perjalanan pun dimulai malam hari, menuju Puncak Matantimali Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah Indonesia!





Semua persahabatan itu bermula dari Desa Porame, desa yang indah, desa yang berada di kaki gunung, di dominasi oleh persawahan. Desa yang penduduknya ramah dan sangat baik terhadap pendatang. Pemuda desa mengajak kami untuk bermalam di Puncak Matantimali, tak tanggung-tanggung, perjalanannya dimulai saat matahari sudah terbenam, perjalanannya dimulai saat malam hari!

Maka perjalanan pun dimulai, hanya bermodalkan motor, beberapa motor sudah melaju melewati batas Desa Porame menuju kaki gunung, mulai dari kaki gunung inilah jalan mulai menanjak, jalannya hanya menggunakan aspal kasar yang bebatuannya tampak berwarna abu-abu mendekati putih. Jalanannya semakin lama semakin menantang! Banyak lubang di jalan saat itu, ditambah lagi kemiringan jalan semakin bertambah, jalan semakin menanjak, di kiri kanan tampak pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di tanah tandus, makin ke atas pemandangannya akan berganti dengan jurang yang lumayan curam.

Beberapa pemuda yang mengajak kami sangat menikmati jalan yang sangat menantang ini! Lubang-lubang di jalan tampak mereka nikmati, begitupun jalan yang semakin menanjak, mereka sangat menikmatinya! Bagi kami yang baru kedua kalinya melintas, tentu masih merasa gugup dan kaget ketika melintas di jalan yang sangat menantang ini. Bahkan ada satu motor yang membawa seluruh perbekalan seperti tenda, kerangka tenda, alas tidur, dan gitar, luar biasa!

Sesampainya di Puncak Matantimali, kami disambut oleh kabut tebal yang nyaris menutupi seluruh penjuru jarak pandang, ditambah lagi dinginnya yang luar biasa! Ketika menyibak kabut dengan lampu motor, dan berjalan sedikit ke ujung baru kemudian terlihat keindahan yang sesungguhnya puncak ini di malam hari. Kerlap-kerlip bintang, bulan purnama, serta cahaya lampu dari Kota Palu terlihat begitu indah! Kami menggelar tenda lalu menikmati Puncak Matantimali di malam itu, sangat indah! Kamu harus jalan-jalan kesini! Ke Puncak Matantimali Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, October 5, 2019

Ayo ke Pantai Tanjung Karang Donggala!

"Orang bilang tanah kita tanah Surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman."

Begitu kata Koes Plus pada era kejayaannya, tanah kita kata orang tanah surga, benarkah seperti itu? Negeri kita adalah negeri kepulauan, yang punya ciri khas subur dan hijau, sawah-sawahnya, suasana pedesaannya, gunung-gunungnya, sungai-sungainya, serta laut dan pantainya. Musimnya pun tak ada musim salju yang harus membuat orang-orang enggan keluar rumah serta beraktivitas. Negeri kita adalah negeri yang setiap musimnya kita bisa keluar rumah dan beraktivitas, melakukan hal produktif, seperti jalan-jalan produktif.

Betapa seharusnya kita bersyukur menjadi orang Indonesia, menjadi putra-putri bangsa ini, bangsa besar dan berjiwa besar serta berlapang dada dengan perbedaan. Hal ini harus terus kita latih, hal ini harus kita pahami bersama, sebab para pendiri bangsa ini berkonsensus, berkonferensi, dengan terlebih dahulu membuang egonya, dengan terlebih dahulu mengelola perbedaan yang ada. Sebab perbedaan bukan sesuatu yang harus terus di benturkan, perbedaan seharusnya membuat kita saling berdiskusi dan melengkapi.

Jalan-jalan produktif adalah sebuah gagasan sederhana untuk menikmati Indonesia, Indonesia yang kata orang-orang adalah tanah surga. Melakukan petualangan, melakukan penjelajahan, eksplorasi tempat-tempat keren dan indah, lalu ceritakan tentang negeri yang indah ini. Ceritakan hal ini kepada keluargamu, ceritakan kepada sahabat dan teman-temanmu, ceritakan pula hal ini kepada anak bangsa, bahkan bila perlu ceritakan ini pada masyarakat dunia.

Pada jalan-jalan produktif kali ini, aku akan menceritakan kepadamu tentang indahnya sebuah pantai yang berada di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Sebuah pantai yang sangat indah, hanya menempuh perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Palu yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Jalan yang dilintasi pun cukup mulus, pemandangan yang kita saksikan adalah pantai hampir sepanjang perjalanan. Karena Palu adalah sebuah kota teluk, maka terhampar tampilan laut biru, gunung yang membiru, tebing putih dan pohon-pohon hijau, serta pantai hampir sepanjang jalan trans Palu - Donggala.


Sesampainya di Kota Donggala, ikuti saja penanda jalan atau penunjuk jalan yang berada di poros Kota Donggala Sulawesi Tengah. Dan lebih aman lagi bila kita aktifkan google maps lalu ketik "Pantai Tanjung Karang Donggala". Bila masih ragu bertanyalah kepada masyarakat setempat dengan tetap menjaga adab dan santun. Ketika menuju Pantai Tanjung Karang Donggala, kita akan melewati beberapa bukit lalu tak lama kemudian tiba di pantai favorit, Pantai Tanjung Karang Donggala. Pantai berpasir putih dengan penginapan yang relatif murah, fasilitas banana boat, dan berkeliling mengamati terumbu karang di Tanjung Karang Donggala.



Pemandangan di Tanjung Karang sangat indah, laut biru, langit biru berawan putih, segarnya lautan, saat berenang harus berhati-hati dengan bulu babi yang bisa melukai kaki. Mari nikmati tanah surga ini, Pantai Tanjung Karang Donggala Sulawesi Tengah! Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, September 23, 2019

Monumen Persaudaraan, Nosarara Nosabatutu

Nosarara Nosabatutu, Bersama kita bersaudara, bersama kita bersatu, menjadi pilihan nama untuk penamaan sebuah monumen tinggi dan indah di bagian timur Kota Palu Sulawesi Tengah. Dari Kota Palu, kita melintas Jalan Sisingamaraja terus ke arah utara, perempatan pertama kita tetap mengambil jalan lurus, seperti jalan tol, Jalan Soekarno-Hatta nama jalan tersebut.

Mulai dari Jalan Soekarno-Hatta, jalan mulai naik turun, tetapi dominan naik, melewati bukit-bukit, melewati Bukit Jabal Nur, melewati  Gedung Besar milik Polda Sulteng. Sesudah itu ada pertigaan, ada penunjuk jalannya, tetapi kita mengambil jalan memutar terlebih dahulu. Jalannya berkelok-kelok, tak terlalu lebar, masih aspal kasar, di pinggirnya semak-semak berduri, juga bukit-bukit hijau yang indah. Terus mendaki hingga ke pintu gerbang untuk membayar uang masuk terlebih dahulu.

Monumen Nosarara Nosabatutu begitu indah dan memukau dari dekat, begitu pula dari kejauhan. Berwarna putih, berkombinasi dengan warna merah, emas, dan hitam. Ada tangga-tangga yang kita harus waspada meniti tangga tersebut. Ada pula spot foto-foto yang disiapkan oleh pengelola, juga ada Gong Perdamaian. Dari puncak Monumen Nosarara Nosabatutu, Kota Palu tampak jelas 3 dimensi, peguningan yang berwarna biru, lembah hijau dan perumahan padat penduduk, serta laut biru dan teluk Palu yang indah di pandang mata.



Persaudaraan adalah sesuatu yang sangat penting bagi bangsa kita yang heterogen, maka jalan-jalan produktif kali ini juga untuk menggali nilai-nilai persaudaraan. Persaudaraan bukan hal yang mudah, ketika sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai latar belakang suku dan  organisasi sepakat untuk bersaudara, sepakat untuk menyebut identitas baru, yaitu Indonesia. Persaudaraan ini yang harus terus kita rawat dan kita jaga, mengunjungi Monumen Nosarara Nosabatutu juga adalah bagian jalan-jalan sekaligus merenungi semangat persaudaraan itu.



Udara yang begitu segar di ketinggian, panorama awan-awan yang berpindah, awan hujan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, terlihat jelas dari Kompleks Monumen Nosarara Nosabatutu. Bagian barat juga diliputi oleh pegunungan beserta bukit-bukit hijau, biasanya tempat ini juga dijadikan sebagai rute long march, berjalan dari Kota Palu menuju puncak jaraknya cukup jauh dan menantang, tetapi pada umumnya para petualang sangat menikmatinya. Terlihat jelas juga di bagian utara salah satu kampus negeri kebanggaan Sulawesi Tengah.



Kompleks monumen ini juga menyediakan kafe, tak perlu takut kelaparan, tersedia berbagai macam minuman, makanan berat, dan makanan ringan. Taman-taman di dekat kafe tertata rapi beserta kolamnya. Anda harus jalan-jalan kesini untuk menyaksikan keindahan alam, merasakan semangat persaudaraan sebagaimana filosofi nama monumen tersebut. Ajaklah sejenak keluarga untuk berjalan-jalan ke Monumen Nosarara Nosabatutu, ajak pula sahabat, teman-teman, kerabat, handai taulan, agar bisa menikmati keindahan Ibu Kota Bumi Tadulako. Ayo ke Palu! Ayo ke Sulteng!





Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, September 20, 2019

Lumba-lumba Ceria dan Indahnya Pulau Pasoso

Mari kita jalan-jalan lagi, jalan-jalan produktif kali ini adalah ke sebuah pulau di Provinsi Sulawesi Tengah. Dari Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, kita akan menuju ke sana, dari Jalan R.E.Martadinata Tondo cukup lurus saja mengikuti jalan poros menuju pantai barat. Tempat yang pertama kita tuju adalah Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Sekitar 3 jam perjalanan darat, melintasi pantai barat.

Jalan yang dilintasi cukup mulus, tak terlalu ramai , aspal nya mulus, meski begitu harus berhati-hati karena kendaraan yang melintas memacu lajunya. Pemandangan yang akan kita saksikan sepanjang perjalanan adalah pantai, bergantian dengan pemandangan gunung-gunung serta bukit-bukit hijau. Belum ada rest area resmi, hanya saja ada beberapa titik pedagang kaki lima yang menjajakan makanan ringan serta buah-buahan.

Aktifkan google maps agar tak tersesat, bisa juga dengan bertanya ke penduduk sekitar, tentang jalan menuju Balaesang Tanjung Donggala. Begitu sudah menemukan pertigaannya belok kiri, ke arah barat untuk masuk ke Balaesang Kabupaten Donggala, kita akan melintasi desa yang padat penduduk  serta pantai yang tampak birunya. Dari sini jalanan mulai sedikit tak mulus karena bergelombang dan banyak lubang. Pantai yang pertama kita dapati adalah Pantai Walandano Kabupaten Donggala, pantai yang cukup indah, banyak para penjelajah yang singgah sejenak di pantai ini untuk sekedar berfoto atau istirahat sejenak. Batu-batu besar dan cadas menghiasi keindahan pantai tersebut.





Perjalanan kita lanjutkan, ikuti saja jalan poros Balaesang sampai di Desa Malei Kabupaten Donggala. Tujuan kita sebenarnya adalah Pulau Pasoso Kabupaten Donggala. Penulis menyarankan untuk menyewa kapal nelayan dari Desa Malei atau Desa Labean Mapaga untuk menuju Pulau Pasoso Donggala Sulawesi Tengah. Menyeberang ke Pulau Pasoso memakan waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam. Selama kapal melaju, nikmatilah pemandangan yang indah, gunung-gunung di Balaesang Tanjung, hijaunya laut lalu berubah menjadi biru dan gelap yang menandakan perubahan kedalaman.

Ujung dari Balaesang adalah Tanjung Manimbaya, sejenak kita akan takjub melihat Mercusuar Tanjung Manimbaya, keindahan alam disekitarnya benar-benar membangkitkan keinginan untuk singgah sejenak. Kapal terus melaju, setelah lewat dari Tanjung Manimbaya, Pulau Pasoso mulai terlihat dekat, lalu kejadian mengejutkan terjadi. Tak jauh dari Tanjung Manimbaya, kami seolah-olah disambut oleh Lumba-lumba, lumba-luma ceria yang meliuk lincah dan melompat di samping kapal kami, kejadiannya berlangsung cukup lama dan membuat seluruh awak kapal mengeluarkan senyum terbaiknya, sayangnya tak sempat terekam kamera milik penulis, benar-benar perjalanan yang berkesan.

Setibanya di Pulau Pasoso, kami disambut oleh hijau dan beningnya lautan serta putihnya pasir di Pulau Pasoso. Tampak beberapa pondok yang menggunakan Solar Panel, tampak pula beberapa penyu sedang berenang, rupa-rupanya Pulau Pasoso adalah tempat budi daya penyu. Tebing-tebing berpadu indah dengan pasir putih dan hijau birunya air laut. Buat kamu yang penasaran, tunggu apa lagi! Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!





Oleh : Mohamad Khaidir

DESA BACU BONE