Showing posts with label Pemandangan. Show all posts
Showing posts with label Pemandangan. Show all posts

Friday, September 6, 2019

Ayo ke Loka Bantaeng!

Jalan-jalan ke Kabupaten Bantaeng, tak sah rasanya bila tak berkunjung ke Loka Kabupaten Bantaeng. Sebuah tempat di ketinggian pegunungan Kabupaten Bantaeng yang menyimpan pesona alam luar biasa, jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju Loka Kabupaten Bantaeng. Sebelumnya, rombongan kami hendak menghadiri undangan sahabat kami, tempatnya di Loka Kabupaten Bantaeng. Berangkat dari Makassar, kira-kira perjalanan memakan waktu sekitar 3-4 jam. Melintasi Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, lalu tiba di Kabupaten Bantaeng. Rombongan sempat singgah di Kabupaten Gowa untuk menyantap Bakso, penulis menyarankan kepada para traveler yang hobi makan bakso, singgah ke tempat ini. Tepatnya di jalan poros Gowa - Takalar, berjejer warung bakso dengan varian menu dan slogan yang berbeda-beda, baik di kiri maupun kanan jalan, tersedia warung bakso ini. Ada menu bakso granat, bakso telur, bakso tahu, bakso kotak, bakso raksasa, dan masih banyak lagi, buat kamu yang penasaran, jangan lupa singgah makan bakso di Kabupaten Gowa ya.

Setelah Kabupaten Gowa, mobil melaju menuju Kabupaten Takalar, daerah ini sedang membangun dan berbenah diri, sedang di bangun taman cinta di jalan poros, tepatnya di dekat gerbang perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar. Setelah melewati Kabupaten Takalar, mobil melaju menuju Kabupaten Jeneponto. Kabupaten Jeneponto cukup luas dan panjang perjalanan untuk melintasinya, konon di sini pula daerah penghasil garam dengan kualitas terbaik di Indonesia. Melewati jalan poros di Jeneponto, kita juga akan merasakan hembusan angin yang cukup kencang, karena potensi angin yang kencang ini maka dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto. Bagi pengendara roda dua, tentu akan terasa sangat kencang sekali ketika melewati jalan poros Jeneponto.



Tibalah kami di Kota Bantaeng, Ibu Kota Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan. Dari jalan poros Kota Bantaeng, kita berbelok ke arah utara menuju jalan pendakian menuju Loka. Cukup mendebarkan ketika melintasi pendakian tersebut, nyaris 90 derajat kemiringan jalan ditambah lagi pendakian yang berbelok, artinya mobil harus benar-benar prima ketika pendakian yang dilakukan adalah sambil berbelok tajam. Tampak rumah-rumah warga berjejer sepanjang jalan hingga kami hampir mencapai hutan Loka. Kebun-kebun jagung serta sawah menjadi pemandangan yang sangat indah dan keren untuk kita saksikan bersama. Udara dingin mulai terasa ketika hampir sampai di puncak Loka Kabupaten Bantaeng. Di Perjalanan sebelumnya, kami sempat singgah di salah satu warung di puncak Loka, warung yang pertama kami dapati ketika berada di daerah puncak. Warung makan yang di bangun di atas tebing miring, menikmati kopi hangat, pisang goreng yang hangat, sambil bercengkrama, sambil menyaksikan pemandangan Kota Bantaeng dari ketinggian, luar biasa!






Perjalanan belum berakhir, karena rombongan belum sampai di lokasi undangan, sekitar belasan kilometer kami tiba di pusat keramaian di daerah Loka Kabupaten Bantaeng. Rumah-rumah besar berjejer, pasar-pasar tertata rapi, lapangan desa terhampar, lalu di selimuti kabut yang tipis, luar biasa! Akhirnya kami tiba di rumah salah seorang sahabat, rumah panggung khas suku Bugis Makassar. Menikmati persaudaraan, sambil makan-makan. Jalan-jalan produktif yang luar biasa! Setelah menyelesaikan agenda di rumah sahabat, kami singgah sebentar di salah satu Masjid terdekat untuk menunaikan kewajiban. Dan ketika mengambil air wuduh, woooow! Luar biasa dingin seperti air yang baru dikeluarkan dari dalam kulkas.




Tuan rumah mengajak kami ke salah satu tempat yang katanya tempat terkenal di Loka Kabupaten Bantaeng. Tak terlalu jauh perjalanan menuju ke sana, cukup mengikuti jalan poros Loka saja, di iringi oleh kabut yang tebal dan tipis, dihiasi pemandangan kebun-kebun sayur yang beraneka macam jenis, di lengkapi dengan bunga-bunga berwarna-warni di pinggir jalan yang sengaja di tanam oleh penduduk lokal di depan rumahnya, luar biasa! Tempat yang kami tuju adalah Mini Showfarm Loka Kabupaten Bantaeng, sebuah tempat wisata yang sangat indah. Taman-taman yang luas, di lengkapi oleh tumbuhan yang berbunga dan berwarna-warni beraneka macam, kolam-kolam kecil, paduan yang harmoni dan menyejukkan mata, bahkan ada sekelompok pemudi yang sedang bermain games atau sejenis outbond low impact di tamannya. Anda harus ke sini, agar tak penasaran, Ayo ke Loka! Ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!





Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, August 25, 2019

Misi Kemanusiaan di Bumi Tadulako (4)

Pagi sudah menampakkan wujudnya, sinar berwarna jingga terhampar di seluruh daratan Sulawesi, burung-burung berkicau seolah bersahut-sahutan satu sama lain, seakan-akan burung-burung ini tengah membincangkan pagi yang nikmat, pepohonan yang tampak diam sedang melakukan respirasi agar sistem pertumbuhannya terus berjalan, selama bunga shaqayek mekar, hidup harus terus berjalan, begitu pepatah kuno dari Negeri Persia. Truk yang bak nya berwarna biru, tertutupi terpal berwarna-warni di atas baknya sedang melaju melanjutkan misi kemanusiaannya, melaju di daerah Majene Sulawesi Barat, membawa bantuan bagi masyarakat korban gempa, liquifaksi, dan tsunami di Sulawesi Tengah, juga membawa semangat kemanusiaan, semangat kepedulian, semangat untuk berbagi. Pemandangan dari bukit hijau ke bukit hijau, gunung biru ke gunung biru, lapangan desa ke lapangan desa, pantai barat ke pantai barat, dari aliran sungai ke aliran sungai, dari menara masjid ke menara masjid, dari hamparan sawah ke hamparan sawah, Yaa Allah betapa indah tanah Celebes ini, nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?

Dari Majene Sulawesi Barat, jalan selanjutnya yang akan dilalui adalah membelah gunung-gunung besar, lembah lebih tepatnya, bilapun jalan tak memungkinkan untuk membelah gunung, maka jalan tersebut akan memanjat gunung, naik, berkelok, landai, naik, berkelok landai, begitu terus menerus polanya. Pesan singkat via WhatsApp masuk, agar menghubungi seorang saudara bernama Hajrul ketika sampai di Kota Mamuju Ibu Kota Sulawesi Barat. Perjalanan sedang menelusuri Majene, sebuah daerah yang dalam rencana jangka panjang pemerintah di wacanakan sebagai kota pendidikan di Provinsi Sulawesi Barat. Memasuki Kota Majene, truk melaju melintasi keramaian dan kepadatan kota, cukup menggoda untuk singgah sejenak menikmati keramahan Kota Majene, namun perjalanan harus segera di lanjutkan.

Sekitar ratusan kilometer yang akan ditempuh dari Majene menuju Kota Mamuju Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat. Telefon berdering, rupanya Pak Hajrul menghubungi kami, beliau menceritakan sedikit pengalamannya berada di lokasi gempa, saat listrik padam, Kota Palu hampir seperti kota mati. Beliau juga cukup berbahagia saat postingannya di media sosial tentang kondisi pasca bencana di Palu mendapat respon positif dari netizen yang budiman, sampai-sampai bantuan mereka untuk korban bencana disalurkan melalui Pak Hajrul. Diskusi yang hangat dari seorang yang awalnya kami pikir adalah seorang pemuda dengan semangat berapi-api.

Dari Majene ke Mamuju, kita harus melewati perkebunan kelapa sawit yang cukup panjang dan menghampar luas, luar biasa! Ada sebuah tempat bernama Karossa, Puncak Karossa lebih tepatnya, begitu indah, sungguh indah pemandangan yang bisa disaksikan dari Puncak Karossa. Tampilan gunung-gunung yang berubah warna, dari hijau kebiru, pantai, langit, serta pemandangan sunset jingga, oh indahnya. Betapa hari ini kita harus sering jalan-jalan menikmati keindahan alam, menyerapnya dengan perenungan yang inspiratif, menerimanya dengan kelapangan dada kita bahwa kita hanya seorang hamba. Sebentar lagi, kami akan sampai di Kota Mamuju Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, August 12, 2019

Bone Im In Love

Kali ini perjalanan yang Ke-5 (Lima) dalam setahun, perjalanan yang ingin memecah kebuntuan berpikir, menarik diri dari riuhnya Aktivitas Perkotaan. Perjalanan yang menembus ketidaknyamanan menuju kenyamanan, begitu Harapannya, padahal kehidupan tidak seperti itu, Dinamika kehidupan memaksa kita untuk belajar menikmati kenyamanan serta menerima ketidaknyamanan. Kita harus menuliskannya, menuliskan sebaik mungkin, dengan tinta suci nan murni, bait-bait kehidupan harus kita tuliskan.

Bermula dari Kota Daeng, Kota Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota yang baru-baru saja merayakan kemenangan dalam pertandingan Sepak Bola, melawan Tim Sepakbola kebanggaan Ibu Kota Indonesia. Setelah sebelumnya kalah 1-0 saat bertandang di Jakarta, Kesebelasan Persatuan Sepakbola Makassar (PSM) membalas kekalahan tersebut di Stadion Andi Matalatta, Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta (Persija) harus mengakui keunggulan 0-2 dari PSM. Gelar Juara bagi PSM setelah 19 Tahun puasa Gelar, sungguh membanggakan! Beberapa sektor sekitaran stadion sempat merayakan selebrasi, luapan kegembiraan, semangat para pemuda, bergelora memenuhi atmosfer penggila bola di Kota Makassar! Selamat buat PSM!

Dari Makassar, menuju Kota Watampone, tak terlampau jauh, apalagi yang sudah terbiasa melintasinya. Jalannya berkelok-kelok cukup ekstrim ketika memasuki Camba Kabupaten Maros, namun tak beberapa lama melewati jalan yang cukup ekstrim ini semenjak jalan layang keren yang menggunakan APBN selesai dirampungkan. Cukup indah jalan layang tersebut, lumayan menghemat sekitar 1 Jam, lebih cepat menuju perbatasan Kabupaten dan Kabupaten Bone. Tak sedikit pula kita akan menyaksikan segerombolan Monyet Hutan muncul di pinggir jalan. Ada beberapa papan petunjuk yang menunjukan Leang, penulis sendiri masih penasaran keindahan alam macam apakah di ujung papan penunjuk tersebut.

Ketika masuk di Kabupaten Bone, kita juga akan menyaksikan pemandangan alam yang menarik dan tidak membosankan. Ada beberapa rest area yang menjadi Favorit para Musafir dari Makassar menuju Bone atau dari Bone menuju Makassar, yaitu Jabal Nur dan Beberapa Rumah Makan yang ada di Cijantung. Pemandangan menakjubkan sawah hijau berpadu dengan Gunung dan langit biru serta awan putih begitu Indah ketika masuk di Lappariaja dan Bengo Kabupaten Bone, sayang penulis belum melihat Rumah Makan, Rest Area, atau Tempat Wisata daerah Tersebut.

Setiap perjalanan tentu mengandung hikmah dan menyimpan kenangan yang tak terlupakan. Seperti ketika penulis pertama kali melakukan perjalanan menuju ke Bone dari Makassar, dengan modal seadanya, hendak melamar sang Pujaan Hati, kejadiannya sekitar 3 tahun yang lalu. Sangat mendebarkan, sekaligus mengharukan, menggembirakan sekaligus menegangkan, aduhai, siapa yang tak berkesan ketika melamar Sang Pendamping Hidup yang akan berjuang bersamamu, membantumu dalam suka dan duka. Kota Beradat yang menyejarah, pusatnya Kerajaan Besar, Kerajaan Bone di masa lampau. Kota Kelahiran JK.

Oleh : Mohamad Khaidir

PENUH PERHATIAN