Showing posts with label Makassar. Show all posts
Showing posts with label Makassar. Show all posts

Sunday, October 27, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (19)

Jalanan lumayan ramai seperti biasanya, ciri khas Kota Metropolitan, orang-orang memacu kendaraannya menuju tempat tujuan masing-masing. Asap kendaraan berpadu dengan panasnya matahari, para penjual menjajakan jualannya, sebagian lagi sedang ingin liburan, lalu sebagiannya lagi singgah sejenak ke sebuah masjid. Masjid yang menjadi ikon kebanggaan Kota Makassar Sulawesi Selatan, Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M.Yusuf.





Sebuah masjid dengan desain bangunan yang menarik, desain yang indah, desain yang artistik. Sebuah menara masjid tinggi menjulang ke atas, lahan parkir dan tamannya sangat luas, bahkan lahan yang sangat luas ini  digunakan sebagai pasar saat Bulan suci Ramadhan. Tempat wudhu cukup luas, di bagian Utara dan Selatan masjid. Ditaman pun tersedia keran air untuk beruwudhu. Dari parkiran menuju masjid juga tersedia semacam selasar, bagian depan masjid ini juga tersedia tangga eskalator.





Bagian dalamnya sangat luas, ornamen-ornamen unik dan sangat menarik menghiasi langit-langit dan jendela masjid, batu marmer nya yang dingin membuat masjid ini terasa sejuk dan dingin. Kajian-kajian rutin di selenggarakan di masjid ini. Bagian bawah masjid biasanya digunakan kegiatan-kegiatan, para pedagang busana muslim juga letaknya di lantai dasar. Bila sedang berada di Makassar, kamu harus jalan-jalan ke Masjid ini. Perjalanan pemuda 1000 masjid akan terus kita lanjutkan, ayo ke Masjid! Ayo ke Sulsel!






Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, October 25, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (18)

Langit biru begitu cerah, sejelas-jelasnya, seterang-terangnya, memang sedang musim panas di sebuah negeri yang heterogen ini. Negeri dengan belasan ribu pulau dan sawah khas nya, nyiur melambainya, serta hijaunya pepohonan. Sekelompok pemuda sedang melangkahkan kakinya, melangkah seyakin-yakinnya, menuju sebuah tempat, sebuah tempat yang mampu menyatukan hati-hati yang berserakan, sebuah tempat yang mampu menyejukan dan meneduhkan, tempat itu bernama masjid.

Masjid Darul Muttaqin namanya, di daerah Panakukang Rappocini Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sepintas tampak biasa-biasa saja, tetapi mampu menyatukan berbagai macam profesi, berbagai macam usia, berbagai macam latar belakang. Di antara sekelompok pemuda yang menuju Masjid Darul Muttaqin ini adalah pemuda 1000 masjid. Seorang pemuda yang bercita-cita mulia, mengunjungi 1000 masjid.

Warna masjid Darul Muttaqin berbagai macam, tetapi yang dominan adalah warna hijau. Bagian pagar dan dinding berwarna oranye, pagar besinya juga berwarna hijau. Masjid Darul Muttaqin adalah masjid yang berada di tengah-tenganmh perumahan warga, di apit oleh rumah-rumah warga. Menara masjid di bagian depan begitu kokoh berdiri, berwarna putih dan hijau, kombinasi yang menarik dan indah.


Narasi pemuda 1000 masjid akan terus berjalan, akan terus dituliskan, akan terus menginspirasi. Agar masjid menjadi semacam  oase di zaman ketidakpercayaan, masjid menjadi telaga di zaman yang semakin komunikatif, masjid menjadi pengakrab di tengah kerenggangan karena saling terhubung via media sosial, masjid menjadi tempat diskusi saat orang-orang mulai menjadi pribadi yang senang menyendiri. Ayo ke Masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, October 11, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (14)

Kendaraan belum terlalu banyak, pagi menyapa dengan santun dan damai, udara segar serta embun pagi membersamainya, burung-burung berkicau indah seolah sedang bersenandung indah dan bertasbih memuji. Kopi dan teh mulai disajikan sebagai pelengkap kehidupan, kaki-kaki tengah bersiap untuk bergegas, sawah hijau terhampar, gunung biru menjadi lanskap pemandangan yang indah dan menawan, pagi itu begitu nikmat, selepas Subuh Sang Pemuda sudah menyiapkan dirinya untuk bergegas, mengenakan sepatu cokelatnya yang besar, mengencangkan sabuknya, bersiap untuk beraktivitas pagi.

Alangkah bahagianya pemuda yang sebentar lagi akan mengucap ikrar suci, sebuah ikrar yang kokoh nan dalam, untuk mempersunting bidadari dunia pujaan hati, mengajaknya untuk hidup bersama serta berjuang bersama. Maka undangan pun disebarkan, menyebarkan kabar bahagia itu kepada para sahabatnya. Tujuannya adalah Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan. Para sahabat bergegas menuju kesana, membantu sekaligus menghadiri undangan tersebut, kabar bahagia dan membahagiakan.

Jalan-jalan produktif pun dimulai, menghadiri undangan, sebagian besar pesertanya adalah pemuda, dan alangkah beruntungnya ternyata yang berangkat adalah para pemuda yang sering mengunjungi masjid, para pemuda yang mencintai masjid. Mobil-mobil rombongan melaju, melintas jalan-jalan beton, sejak dari Kabupaten Maros jalanannya di dominasi oleh jalan beton. Sedikit berganti aspal di Kabupaten Pangkep, kemudian kembali menjadi jalan beton lagi. Pemandangan sawah, laut, batu karst, gunung, padang rumput, perkotaan, bergantian selama perjalanan, tapi ada satu tempat yang sangat menenangkan, tempat apakah itu?

Masjid selalu menjadi tempat yang menenangkan, juga tempat istirahat yang sejuk. Menjadi tempat beristirahat sejenak, tempat beristirahat dari berbagai kegiatan duniawi, untuk merenung dan bermeditasi sejenak. Rombongan telah bersiap untuk pulang, setelah menghadiri undangan, undangan yang membahagiakan. Maka mobil-mobil pun meluncur menuju Kota Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Singgah sejenak di sebuah daerah bernama Mallusetasi Kabupaten Barru, tak jauh dari Kota Pare-pare Sulawesi Selatan. Tempat ini juga sempat menjadi pusat perhatian Sang Pemuda 1000 Masjid saat mengadakan perjalanan dari Makassar menuju Pare-pare.

Masjid At-Taqwa namanya, mungkin penamaannya terinspirasi dari suatu derajat yang sangat mulia dalam ajaran Islam, yaitu Orang-orang yang bertaqwa. Desain masjidnya sangat minimalis dan futuristik, seperti masjid masa depan. Didominasi oleh warna putih, kubahnya berwarna emas, tangga-tangga untuk naik kemasjid berwarna abu-abu. Pemandangan di belakang masjid adalah bukit hijau beserta langit biru berpadu dengan awan putih, di depan masjid juga tampak pantai beserta lautnya. Masjid At-Taqwa juga menjadi tempat favorit para petualang untuk beristirahat sejenak dalam perjalanan mereka. Inilah masjid yang indah, masjid yang sempat dilalui oleh pemuda 1000 masjid. Masjid indah dan nyaman, ayo ke Masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, October 9, 2019

Sebiru Hari ini di Telaga Biru Ere Merasa Bulukumba!

Sebiru hari ini
Birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hari kita bersama disini
Seindah hari ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kita walau kita kan terpisah
(Sebiru Hari Ini, Edcoustic)

Perjalanan kali ini ada hubungannya dengan warna biru, tujuan jalan-jalan produktif kita adalah sebuah tempat wisata dengan warna biru menjadi keunggulannya, namun tempat ini bukan pantai. Bila kita memulai perjalanan dari Daya Makassar, jaraknya sekitar 182 Kilometer, waktu tempuhnya kurang lebih 4 jam 43 menit, dengan syarat lalu lintas normal tanpa kepadatan kendaraan. Bila menggunakan kendaraan roda empat, bisa sampai 5 jam untuk tiba ke lokasi tujuan kita, Telaga Biru Ere Merasa Bulukumba Sulawesi Selatan.

Setiap perjalanan harus menyiapkan bekal terbaiknya, sebaik-baik persiapan dan bekal. Anda harus menyiapkan perlengkapan seperti topi, kaca mata, sebaiknya menggunakan sepatu, jaket, pakaian renang dan pakaian ganti bila ingin berenang di Telaga Biru Ere Merasa Bulukumba Sulawesi Selatan. Perjalanan melintasi Makassar - Gowa - Takalar - Jeneponto - Bantaeng - Bulukumba. Sesampainya di Kota Bulukumba, singgahlah sebentar di Islamic Center Dato Tiro Bulukumba untuk istirahat, lalu melanjutkan kembali perjalanan.

Setelah melintasi Lapangan Pemuda Bulukumba, pacu kendaraan anda ke Arah Tenggara Kota Bulukumba, menuju jalan poros Bulukumba - Bira. Memasuki jalan poros Bulukumba - Bira, aktifkan google maps lalu ketik "Telaga Biru Ere Merasa", ikuti instruksi dari aplikasi/fitur tersebut. Untuk lebih amannya, anda juga harus bertanya ke penduduk lokal. Penandanya adalah sebuah kios, kita belok kiri menuju Telaga Biru Ere Merasa, jangan lupa aktifkan google maps agar tak tersesat.

Telaga Biru Ere Merasa berada ditengah-tengah pepohonan hijau, airnya benar-benar jernih, benar-benar berwarna biru. Sangat sayang untuk anda lewatkan tanpa berfoto-foto terlebih dahulu. Udaranya begitu sejuk, begitu menenangkan, begitu menenteramkan.




Telaga biru dengan paduan tumbuh-tumbuhan  kecil berwarna hijau, batang-batang pohon besar saling berjuntaian. Telaga biru dikelilingi oleh jenggala, sehingga udaranya terasa sangat sejuk meskipun panas matahari menyinari.





Indonesia yang indah ini mesti kita jelajahi, agar menambah kesyukuran, agar menambah inspirasi, agar menambah perenungan-perenungan konstruktif yang nantinya akan menjadi ide atau gagasan besar, meski hal itu tentunya bermula dari ide serta gagasan yang sangat sederhana. Telaga biru berpadu dengan langit biru, tumbuh-tumbuhan hijau, awan putih, membuktikan bahwa Indonesia masih punya surga dunia berbentuk telaga.






Mari mampir ke sini, ke Telaga Biru Ere Merasa Bulukumba, pandangi dengan seksama, ajak teman-teman serta sahabatmu, dokumentasikan keindahannya, berjalanlah di sekitarnya, jangan lupa untuk menjaga kebersihannya dengan tidak membuang sampah secara sembarangan, dimulai dari dirimu sendiri. Ayo ke Telaga Biru Ere Merasa! Ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!






Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, October 7, 2019

Danau Towuti dan Pulau Loeha Luwu Timur, Kamu Harus ke Sini!

Asap kendaraan mengepul, debu-debu dijalan berseliweran, terdengar bunyi klakson oleh beberapa kendaraan yang tak sabaran untuk segera melintas. Patung ayam tampak kokoh di perempatan Daya Kota Makassar Sulawesi Selatan. Perjalanan dan berbagai pekerjaan harus dimulai kembali, jalan-jalan produktif akan berlanjut kembali, bila pada perjalanan sebelumnya kota sudah mengunjungi dan mengulas pantai serta air terjun, maka pada jalan-jalan produktif kali ini berbeda.
Tempat yang akan kita tuju kali ini jaraknya cukup jauh, kita akan bergerak ke arah Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Perempatan Daya dengan patung ayamnya akan menjadi tempat kita memulai perjalanan ini. Mengapa patung ayam? Mungkin karena Kota Makassar terkenal dengan pahlawannya Sultan Hasanuddin, Ayam Jantan dari Timur. Begitu pula dengan Tim Sepakbola kebanggaan Kota Makassar, logo lamanya berlogokan ayam. Salah satu Universitas terkenal di Kota Makassar juga seperti itu, Universitas nomor satu di Indonesia Timur tersebut juga berlogokan ayam. Jadi, mungkin sedikit terjawab mengapa patung ayam ya.

Penulis menyarankan kita menggunakan Bus untuk menuju ke tempat tujuan kita kali ini, cukup menyiapkan Rp.250.000,-/Orang untuk memulai perjalanan ini, jangan lupa siapkan pula dana untuk konsumsi dan kebutuhan penting lainnya, karena perjalanan kita lumayan jauh, kita akan berada di kendaraan selama kurang lebih 13 jam untuk menuju Wawondula. Perjalanan darat dari Makassar menuju Wawondula memakan waktu sekitar 13 jam dengan jarak tempuh kurang lebih 586 Kilometer.

Selama perjalanan kita akan melintasi beberapa Kabupaten dan Kota, mulai dari Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kota Pare-pare, Kota Palopo, dan mulai memasuki Kabupaten Luwu. Mulai dari Palopo sebenarnya kita sudah memasuki Kabupaten Luwu, namun tempat yang akan kita tuju adalah Danau Towuti di Luwu Timur Sulawesi Selatan. Setibanya di Wawondula, kita lanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Timampu Luwu Timur.

Pelabuhan Timampu akan menjadi tempat kita singgah sejenak untuk melanjutkan perjalanan lagi, di pelabuhan ini kita akan menyaksikan keindahan Danau Towuti Luwu Timur. Dari pelabuhan ini kita akan menyeberang menuju Pulau Loeha, sebuah pulau di tengah-tengah Danau Towuti. Siapkan dana sekitar Rp.50.000,-/Orang untuk menyeberang menuju Pulau Loeha. Pemandangan yang akan kita saksikan sangat indah dan eksotis, jernihnya Danau Towuti, batu-batu berwarna cokelat di pinggir Pulau Loeha, sangat indah!







Pemandangan matahari terbit dan matahari terbenam juga sangat sayang untuk kita lewatkan, berfotolah di dermaga di pagi hari saat fajar, dan di sore hari saat petang jingga menjelang. Jernihnya danau, birunya langit, putihnya awan, batu-batu cokelat, fajar yang mengongsong, petang indah berwarna jingga, betapa indah Danau Towuti dan Pulau Loeha Luwu Timur Sulawesi Selatan! Buat kamu para petualang, harus mengagendakan jalan-jalan kesini. Indahnya alam di Luwu Timur Sulawesi Selatan, Ayo ke Luwu Timur! Ayo ke Sulsel!







Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, October 6, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (13)

Langkah sudah diayunkan, seolah-olah takkan henti walau sejenak, langkah kali ini bukan langkah yang ragu-ragu, bukan pula langkah yang gontai, tetapi langkah yang kokoh, langkah yang penuh dengan keyakinan!  Langkah yang diatur sedemikian rupa, melangkah seyakin mungkin, melangkah dengan mantap, melangkah menyingkirkan rasa malu. Inilah langkah yang bersemangat! Langkah yang menjadi pembeda dengan pemuda lainnya! Langkah seorang pemuda menuju masjid!

Sungguh akan sulit untuk menghentikannya, pemuda yang punya mimpi besar, pemuda 1000 masjid. Seorang pemuda yang ingin mengunjungi 1000 masjid, pemuda yang bersemangat untuk melakukan kebaikan, pemuda yang bersemangat untuk menginspirasi, pemuda yang bergelora untuk menyebarkan hal-hal positif yang pernah didapatinya. Bila tak punya, bagaimana bisa memberi? Begitu inti dari sebuah pepatah Arab, maka mari kita membekali diri kita dengan sering-sering mengunjungi masjid.

Kendaraan lalu-lalang di sepanjang Jalan Hertasning Kota Makassar Sulawesi Selatan, terik matahari begitu panas namun tertutupi oleh hijaunya pepohonan di jalan poros tersebut, debu-debu jalanan juga menghiasi perjalanan kendaraan di sepanjang jalan, asap kendaraan bermotor mengepul dan menghasilkan polusi yang berhawa panas, bunyi kendaraan yang lalu-lalang dari arah berlawanan juga lumayan memekakan telinga, namun langkah kebaikan harus terus diayunkan hingga mencapai tujuannya.

Sebuah masjid di Jalan Hertasning tampak berdiri kokoh, dengan kubahnya yang unik mungkin banyak yang akan tertarik untuk berkunjung dan melaksanakan ibadah di dalamnya. Nyaris berhadapan dengan sebuah rumah sakit swasta yang terkenal di Makassar karena pelayanan optimalnya terhadap pasien, masjid ini menjadi semacam pengobat dahaga ditengah-tengah aktivitas perkantoran dan aktivitas perkotaan, dahaga akan sebuah ketenanga, rasa haus akan ketenangan dan ketenteraman. Masjid ini juga menjadi favorit para pengendara yang singgah sebentar untuk melaksanakan kewajibannya, tempat wuduh tertata rapi, begitu pula tempat alas kakinya.


Masjid Nurul Qalbi PLN, masjid ini terletak di Jalan Hertasning Kota Makassar Sulawesi Selatan. Masjid dengan keunikan desain kubahnya, masjid dengan keunikan desain interiornya, dibangun didalam kompleks kantor, tepat disampingnya adalah pos satpam yang juga menjaga keamanan masjid ini. Kubahnya sangat unik, seperti bentuk limas, seperti bentuk piramida namun tak sempurna, berwarna cokelat muda tersinari matahari di siang hari. Tampak juga bagian depan masjid berwarna hijau lalu bertuliskan Masjid Nurul Qalbi PT.PLN, pintu-pintu dan jendela kacanya juga menambah keindahan masjid ini.



Bagian dalamnya terdapat banyak kaligrafi, kisi-kisi dibagian atas berwarna cokelat juga tampak sangat indah, berpadu dengan lampu yang sangat terang, langit-langitnya berwarna cokelat muda berkombinasi dengan warna putih. Pemuda 1000 masjid sudah beberapa kali mengunjungi masjid ini namun tak kehabisan inspirasi ketika berada di masjid ini. Mari kita lanjutkan perjalanan mengunjungi 1000 masjid, bersama dengan sang pemuda 1000 masjid.



Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, October 4, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (12)

Langit perkotaan memang beda dengan langit pedesaan, langit perkotaan penuh dengan asap polusi dan hawa panas, sedangkan langit pedesaan terasa sedikit lebih sejuk dan segar. Pemuda 1000 Masjid sedang melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi masjid, dari masjid ke masjid ia berkunjung, untuk menyerap inspirasi, mencerap energi positif, sebab apalah daya manusia tanpa energi dan inspirasi. Dengan inspirasi dan energi lah kita bisa bergerak, dari siapa inspirasi dan energi tersebut? Kalau sering berkunjung ke masjid, pasti akan kau temukan jawabannya.

Berjalan-jalan di sebuah kota besar, akan membuat kita merasa sedikit merasa bosan karena pemandangannya adalah jalanan, bangunan-bangunan megah, rumah-rumah, dan pertokoan. Maka kehadiran masjid diantara rumah-rumah mungkin akan membuat suasananya sedikit berbeda. Kehadiran masjid diantara toko-toko mungkin akan membuat suasana sedikit lebih sejuk. Budaya acuh tak acuh karena sibuk dengan aktivitas masing-masing mungkin akan sedikit mencair dengan adanya masjid di antara kantor dan bangunan-bangunan megah.

Masjid mungkin dapat menjadi oase ditengah kegersangan zaman ketidakpedulian dan zaman ketakpercayaan ini. Masjid mungkin akan menjadi salah satu solusi agar persaudaraan kita sebagai sesama manusia bisa semakin akrab. Hadirnya sebuah masjid ditengah-tengah kita mungkin akan menjadi mata air kecemerlangan di tengah-tengah era kapitalis dan era individualisme. Maka jalan-jalan produktif kita kali ini adalah masjid yang berada di tengah kota, di Kota Makassar Sulawesi Selatan tepatnya.

Pemuda 1000 masjid adalah sebuah gagasan sederhana, tak bosan-bosannya penulis akan mengulang-ulang gagasan sederhana ini. Agar kita segera bergegas ke masjid, mengunjungi 1000 masjid adalah hal yang mudah bukan? Bagi pemuda yang berjiwa petualang ini adalah hal yang mudah, lalu ada hal menarik apa yang ada di dalam masjid agar anda mau berkunjung? Minimal anda bisa bertemu dengan orang-orang yang murah senyum, orang-orang yang tulus tersenyum pada anda.



Mesjid Mamajang Raya tampak begitu kokoh berdiri di antara Ruko di Jalan Veteran, desainnya begitu artistik dan menarik. Kombinasi warna putih dan abu-abu, masjid dengan konsep minimalis dan indah, tampak keindahan trali atau kisi-kisinya begitu khas, tampak batu marmer seolah-olah tersusun di depannya. Tulisan depannya sangat jelas berwarna silver, bertuliskan Mesjid Mamajang Raya. Ya, Masjid yang dikunjungi pada kesempatan kali ini adalah Mesjid Mamajang Raya.



Bagian kanan dan kiri atas berbahan kaca, seperti desain kantor bank, pintunya berkisi-kisi minimalis berwarna putih, jalan masuknya melaluu tangga dengan pegangannya yang berwarna silver. Didalamnya sangat sejuk, desain didalam masjid juga desain minimalis. Jika engkau sedang melintasi Jalan Veteran, atau sedang berada di Mamajang Makassar, mampirlah ke masjid ini sejenak, kunjungilah masjid ini dengan keunikan dan keindahan desain bangunannya. Pemuda 1000 Masjid akan terus melanjutkan lagi perjalanannya, apakah engkau ingin mengikutinya?



Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, October 3, 2019

Nikmati Indonesia di Bukit Bossolo Jeneponto!

"Menuju puncak gemilang cahaya
Mengukir cinta seindah asa
Menuju puncak impian di hati
Bersatu janji kawan sejati.."
(Menuju Puncak, Akademi Fantasi Indosiar)

Sebuah lagu yang terkenal di Tahun 2003, lagu yang populer karena dinyanyikan bersama oleh para penyanyi yang sedang mengikuti kompetisi bernyanyi salah satu televisi swasta. Kompetisi bergengsi, sehingga banyak penggemar, dan mungkin banyak yang secara tidak langsung menghafalnya. Lagu positif yang mengajak orang-orang menuju puncak, puncak yang bergelimang cahaya.

Mari kita lanjutkan perjalanan kita menuju puncak, menuju sebuah puncak di salah satu tempat keren di Sulawesi Selatan. Kehidupan kita pun seperti itu, terkadang menuju puncak, terkadang melandai, terkadang pula menurun, terkadang pula stabil. Meski kita terus berusaha menuju puncak, dalam kehidupan kita, tetapi kita harus siap melandai, kita harus siap meluncur, kita harus siap di tempat datar, kita harus siap melintasi gelombang.

Kota Makassar Sulawesi Selatan, sedang cerah, birunya langit, sebiru hari ini, begitu judul salah satu lagu positif, lagu penyemangat. Dari kota ini kita langsung meluncur ke Kota Gowa Sulawesi Selatan, cukup lurus saja dari Jalan Sultan Alauddin menuju Jalan Sultan Hasanuddin, jalan poros di Kota Gowa. Melintasi Kota Gowa kita akan melewati beberapa pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional, bukti bahwa semangat untuk mengembangkan diri dalam bidang perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

Jangan lupa mampir ke Kompleks Bakso di Kabupaten Gowa, mengapa penulis menyebutnya kompleks? Karena sepanjang jalan ini terdapat sangat banyak warung bakso, baik di sisi kanan maupun sisi kiri jalan. Warung bakso nya pun beragam ciri khas dan menu andalan, ada bakso tahu, ada bakso granat, ada bakso kotak, bakso raksasa, dan masih banyak lagi menu bakso lainnya. Bila lapar, sempatkanlah menikmati kuliner andalan Kabupaten Gowa ini, juga untuk membantu perkembangan UMKM di Kabupaten Gowa.

Sesudah Kabupaten Gowa, kita akan langsung memasuki Kabupaten Takalar, tak jauh dari gerbang perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar, kita akan langsung masuk ke Kota Takalar, sekitar 15 menit dari perbatasan menuju Kota Takalar bila lalu lintas lancar. Sesudah Kota Takalar, kita akan memasuki Kabupaten Jeneponto, di perbatasan kita akan langsung mendapatkan sawah yang luas dikiri dan kanan jalan, khas Indonesia.

Jalan poros menuju Kota Jeneponto cukup panjang karena luasnya Kabupaten Jeneponto, berhati-hatilah karena angin juga berhembus kencang di beberapa titik jalan poros. Tempat yang akan kita tuju adalah Bukit Bossolo Jeneponto, agar tak tersesat ketik saja di google maps "Bukit Bossolo Jeneponto".







Dari Kota Jeneponto, berbelok kiri ke arah utara, agar tak tersesat, bertanyalah pula kepada masyarakat lokal. Bukit Bossolo Jeneponto adalah tempat yang tepat untuk menikmati Indonesia!




Penduduk lokal sudah menyiapkan dagangannya agar pengunjung tak kesusahan mencari makanan. Dari bukit ini, kita akan menyaksikan pemandangan indah nan eksotik, bukit dan gunung, berwarna hijau, biru, dan krem menandakan kondisi daun. Berpadu denga langit biru dan awan putih, benar-benar khas Indonesia. Mari nikmati Indonesia di Bukit Bossolo Jeneponto, ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!





Oleh : Mohamad Khaidir

TENTANG CYBER WAR

Artificial intelegent dan kemajuan teknologi mengubah wajah dunia! Apalagi jika suatu negara sangat memperhitungkan bioteknologi yang mutakh...