Showing posts with label Petualangan. Show all posts
Showing posts with label Petualangan. Show all posts

Sunday, November 24, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna

Bangkitlah Negeriku Harapan itu masih ada
Berjuanglah Bangsaku Jalan itu masih terbentang

Sebuah senandung yang menggema di dalam hati, ingin terus menerus di senandungkan dalam perjalanan menuju puncak. Senandung ini bercerita tentang semangat dan optimisme, pemantik semangat bahwa harapan itu masih ada, pemantik semangat bahwa kita harus bangkit dan berjuang, pemantik semangat bahwa jalan itu masih terbentang. Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah puncak di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah perjalanan yang membangkitkan semangat berjuang untuk bangsa dan negeri tercinta, Indonesia.

Sekelompok pemuda bersepakat untuk menyewa angkutan kota, mobil angkutan umum yang mungil untuk membawa kami menuju jalan yang bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat. Sebab perjalanan menuju ke puncak harus ditempuh dengan berjalan kaki dan mendaki serta menembus belantara hutan dan semak-semak. Hari mulai menuju petang, tak lama lagi senja tiba, saat mobil yang mengangkut kami tengah mendaki, tiba-tiba mobil ini mogok!

Maka para pemuda segera melakukan upaya terbaiknya untuk mendorong mobil ini di jalan mendaki. Lelah dan berkeringat, tapi itu tak seberapa dibandingkan dengan kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan yang kokoh. Sesekali ada gelak tawa ketika sedang mendorong mobil, jingganya senja tak nampak di daerah ini, sebab kami berada di kaki gunung bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah, gunung menjulang tinggi dibagian barat sehingga jingganya senja tak terlihat dengan mata.

Perjalanan terus dilanjutkan, kali ini dengan berjalan kaki, sambil membawa tenda serta perlengkapan berkemah lainnya seperti kompor, penerangan, bahan mentah, ember tempat penampungan air, saat itu penulis masih sangat polos, melakukan pendakian dan petualangan dengan menggunakan celana kain, celana yang biasanya digunakan karyawan atau pegawai di kantor! Sempat pula menjadi bahan tertawaan, namun penulis sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik, orang-orang yang memiliki semangat untuk bangkit dan berjuang untuk bangsa dan negeri, menyingkirkan ego, melampaui individualisme.

Menelusuri aliran air di kaki gunung untuk menuju Puncak Kanuna Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, bahkan sempat berhenti beberapa kali karena pemimpin rombongan sempat ragu dengan jalur yang dilalui. Bertanya kepada penduduk lokal, lalu kembali melanjutkan perjalanan mendaki Puncak Kanuna. Hari semakin petang, langit semakin gelap, dan jalan semakin penuh dengan semak-semak, bahkan jalanan semakin mendaki, nyaris 90 derajat! Harus berpegangan pada pohon kecil atau semak-semak yang dirasa memiliki akar yang kuat.


Petang sudah menjelang, tibalah rombongan pemuda pejuang ini di Puncak Kanuna, lumayan gelap, sewaktu membangun tenda hanya menggunakan penerangan seadanya. Dari Puncak Kanuna terlihat gemerlapan lampu-lampu dari Kota Palu Sulawesi Tengah, sangat indah! Malam itu menjadi malam yang lumayan hangat meskipun hawanya terasa dingin, hangat karena perbincangan, hangat karena api unggun, hangat karena persaudaraan. Malam akhir tahun yang luar biasa! Ditengah malam kembang api meluncur dari gemerlapan lampu Kota Palu, terlihat indah bergantian naik kelangit, terlihat indah dari Puncak Kanuna. Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna sangat mengesankan, perjalanan ini masih akan berlanjut.

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 22, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu! (2)

Pagi sudah menyapa, para relawan kemanusiaan akan melanjutkan perjalanan menuju lokasi terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Sigi, tempat yang terpencil, tak ada sinyal bagi pengguna handphone saat itu. Kami para relawan sudah begitu percaya diri bahwa kamilah mungkin salah satu rombongan yang akan pertama kali melakukan asesmen di Desa Tomado dekat Danau Lindu.

Maka berjalan kaki 4 jam semalam harus dilanjutkan setelah menikmati teh hangat dari warga lokal. Kira-kira para relawan dengan rasa percaya diri tinggi ini sangat yakin bahwa kamilah pahlawan yang secara dramatis membawa bantuan yang benar-benar dibutuhkan. Perjalanan dilanjutkan  dengan berjalan kaki lagi, sampai di sebuah tempat yang merupakan tujuan utama orang-orang berwisata ke Taman Nasional Lore Lindu Sigi Sulawesi Tengah, Danau Lindu.

Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah adalah salah satu wisata unggulan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah danau luas dan berada di ketinggian yang akan membuatmu terpesona ketika menatapnya langsung. Perjalanan dengan berjalan kaki para relawan kemanusiaan dilanjutkan, melintasi padang rumput hijau yang luas, gunung yang biru, beberapa pandangan mengharukan juga kami saksikan. Rumah-rumah yang rubuh akibat gempa yang keras, bangunan-bangunan, rumah ibadah, fasilitas-fasilitas umum, sekitar 60% rubuh.



Akhirnya para relawan tiba di Desa Tomado, desa yang berada di tepi Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah. Dan ternyata, Voila! Ekspektasi kedatangan kami bak pahlawan sirna, sebab ditempat ini sudah sangat banyak relawan berkemah dan bermukim, bahkan membangun rumah ibadah darurat. Ada relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan, tim bantuan medis mahasiswa dari Makassar, luar biasa! Kepedulian dan semangat kemanusiaanlah yang membuat mereka datang dari jauh-jauh menuju tempat terpencil ini. Ada pula relawan dari aparat, bahkan relawan dari partai politik berwarna biru sudah berada di lokasi ini, jadi tak relevan lagi bila ada sebuah partai politik yang mengaku paling duluan turun ke lokasi bencana, karena ketika bencana terjadi yang kita butuhkan adalah kolaborasi.



Kolaborasi, kerja sama, dari berbagai pihak, pemerintah, swasta, aparat, mahasiswa, relawan, partai politik, LSM, penting semua perbedaan yang ada kita lebur menjadi satu tujuan, yaitu membangun kembali lokasi yang terdampak bencana alam, selain membangun sarana prasarananya, juga membangun kembali mental masyarakat yang mungkin mengalami trauma. Segala perbedaan akan menjadi indah ketika kita berkolaborasi, berkerjasama, bangsa ini akan kuat dan bersinar, kuat kita bersinar! Indahnya Danau Lindu menjadi saksi setiap aksi, danau yang terletak di ketinggian, di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Buat petualang sejati, kamu harus jalan-jalan kesini ya, ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, November 5, 2019

Menangkap Kaki-kaki Angin di Jeneponto

Angin katakan padanya
Bahwa aku cinta Dia
Angin sampaikan padanya
Bahwa aku butuh Dia
(Angin, Dewa)





Angin berhembus sangat kencang, lumayan keras, hampir saja diri ini kehilangan keseimbangan. Bagi pengendara roda dua akan berusaha keras untuk mengatur keseimbangannya, bahkan ketika melewati jalan bergelombang pun harus berusaha keras menjaga keseimbangan, angin berhembus deras dari bukit, menuju lembah, dari lembah menuju padang rumput, dari padang rumput melewati jalan menuju sawah, dari sawah menembus pepohonan hijau menembus hutan menuju pantai.




Setiap hari angin masih saja kencang, angin masih saja deras, pengendara roda empat pun akan merasakan guncangan yang hebat ketika melewati tempat ini. Lalu kencangnya angin ini dilirik oleh seluruh stakeholder untuk dimanfaatkan sebagai energi, sebuah pemikiran yang brilian untuk memberdayakan energi menjadi sesuatu yang tepat guna, bermanfaat bagi seluruh masyarakat Sulawesi Selatan.



Para pemuda penjelajah mencoba berpetualang ketempat ini, menikmati kencang dan derasnya angin, menikmati langit biru sempurna di tempat ini, mencoba menangkap kaki-kaki angin di Jeneponto Sulawesi Selatan. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo Jeneponto Sulawesi Selatan menyajikan pemandangan yang menarik, kincir angin putih yang tinggi terus berputar menghasilkan listrik bagi masyarakat. Para pemuda yang melakukan jalan-jalan produktif pun tak ingin kehilangan momentum ini untuk berfoto di PLTB Tolo Jeneponto.


Jalan-jalan produktif kali ini adalah di PLTB Tolo Jeneponto Sulawesi Selatan, kincir angin putih yang besar berdiri tegak hendak menangkap angin deras nan kencang yang bertiup tegas. Menangkap kaki-kaki angin di tempat ini memberikan pengalaman yang luar biasa, berfoto ria dan menulis inspirasi dari perjalanan ini sungguh bermanfaat. Buat kamu yang sedang melintasi Jeneponto, jangan lupa singgah sejenak di tempat ini untuk menangkap kaki-kaki angin, Ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, November 2, 2019

Memeluk Senja di Pantai Kuri Maros

Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan rindu, cinta bersama
Di sore itu
Menuju senja
Baru saja kuberanjak
(Menuju Senja, Payung Teduh)

Senja selalu punya cerita, cerita yang tentu akan seru bila kau senandungkan dengan rasa kagum dan rasa syukur. Jalan-jalan produktif kali ini ada hubungannya dengan jingganya senja, kita akan melakukan perjalanan menuju sebuah pantai di Kabupaten Maros. Pantai Kuri Maros, jaraknya 18 Kilometer dari Sudiang Kota Makassar, waktu tempuh sekitar 50 Menit, paling cepat bila kita memilih jalur pinggir jalan tol.




Pantai Kuri Maros, pantai indah nan anggun, terletak di antara Kabupaten Maros dan Kota Makassar Sulawesi Selatan, tempat yang sangat cocok untuk melakukan jalan-jalan produktif, tempat yang sangat cocok untuk menyambut senja. Bahkan di tempat ini engkau bisa memeluk senja, lalu mengintipnya dari pesisir Pantai Kuri Maros. Buat kamu para penikmat pantai dan senja, datanglah ke Pantai Kuri Maros Sulawesi Selatan, agar engkau bisa memeluk senja, senja yang berwarna jingga, lalu matahari terbenam dengan anggun.




Ada sebuah pohon yang sangat indah di pantai ini, pohonnya tumbuh miring namun tetap kokoh, ketika mengambil gambar dengan latar senja, maka hadirlah sebuah gambar siluet, engkau memeluk senja sambil berfoto ria dengan latar jingganya senja, indah! Foto-foto siluet yang dihasilkan juga membuktikan bahwa tempat wisata ini sangat instagramable. Aroma khas laut, angin pantai yang membalur kulit, aktivitas para wisatawan dan nelayan, buat kamu para petualang yang ingin memeluk senja, datanglah ke pantai ini, Pantai Kuri Maros, Ayo ke Maros! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, October 31, 2019

Celebes Canyon Barru, Breakthrough!

I Find Breakthrough ashita he mukai 
Yami wo kakete asayake wo ukete 
I'm Just Dreamer samayoinagara 
Mitsuketanda mamorubeki mono wo 
Aratana hikari motome Never gonna give up
(Breakthrough, Coming Century)

Breakthrough adalah sikap hati dan tindakan yang dapat melebihi batas kemampuan kita, di mana kita dapat menembus batas dan mendobrak keterbatasan yang ada dalam hidup ini. Sikap ini sangat dibutuhkan sekali oleh orang-orang yang ingin menjadi leader atau pemimpin di bidang mana pun. Pun breakthrough ini juga perlu ada pada diri para petualang, para penjelajah.


Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah tempat wisata menarik dan unggulan di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan, kedepan tempat wisata ini harus dikelola dengan baik, saat ini kondisinya masih sangat alami, meskipun alami tetapi sudah begitu populer di kalangan para petualang dan penjelajah alam. Dari Kota Makassar, jaraknya 100 Kilometer, ditempuh dalam 2 Jam 14 Menit menggunakan kendaraan roda 2, menggunakan kendaraan roda 4 dalam waktu 2 Jam 21 Menit. Sebenarnya hanya persoalan kepadatan kendaraan saja karena jalannya relatif mulus, hanya sedikit lubang sepanjang jalan poros Pangkep menuju Barru.


Tempat wisata ini dikenal dengan nama Celebes Canyon Barru, sebuah sungai yang indah dengan batu-batu unik, batu-batu yang berbentuk unik karena erosi angin maupun air, airnya jernih. Beberapa pemuda yang mencoba mengukur kedalamannya akhirnya gagal, mungkin karena terlalu dalam atau arus nya cukup deras. Jangan lupa jalan-jalan ke Celebes Canyon Barru Sulawesi Selatan, ketika ke tempat ini jangan lupa membawa pakaian berenang dan pakaian ganti. Lewati batas dirimu, berikan usaha yang terbaik dalam petualangan, dalam perjalanan, dalam penjelajahan. Breakthrough! Ayo ke Barru! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, October 28, 2019

Melompat Lebih Tinggi di Rammang-rammang!

Kita berlari dan teruskan bernyanyi
Kita buka lebar pelukan mentari
Bila ku terjatuh nanti kau siap mengangkat aku lebih tinggi
Seperti pedih yang telah kita bagi
Layaknya luka yang telah terobati
Bila kita jatuh nanti kita siap tuk melompat lebih tinggi
(Melompat Lebih Tinggi, Sheila On 7)



Filosofi melompat lebih tinggi mungkin adalah berusaha yang terbaik, mengeluarkan upaya terbaik yang dimiliki, melakukan usaha yang maksimal, untuk menggapai mimpi. Melakukannya bersama kawan-kawan, karena manusia sejatinya adalah makhluk individu sekaligis makhluk sosial. Jatuh bangun pun dalam kehidupan, kita harus optimis untuk melompat lebih tinggi!



Perjalanan di Sulawesi Selatan akan kita lanjutkan, tanah lahirnya para pemberani! Tanah lahirnya Ayam Jantan dari Timur! Jalan-jalan produktif kali ini dalam rangka mengeksplorasi satu keindahan lagi di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Jaraknya 35 Kilometer dari Sudiang Raya Kota Makassar, menempuh waktu 58 Menit untuk tiba di Kampung Karst Rammang-rammang Maros Sulawesi Selatan.



Kampung Karst Rammang-rammang Maros adalah salah satu kawasan wisata unggulan Provinsi Sulawesi Selatan, pemandangan alam yang sangat indah, gunung, bukit, batu karst, lembah, sawah, langit, menelusuri sungai, tumbuh-tumbuhan khas lembah, luar biasa! Para petualang harus jalan-jalan ke tempat ini, seperti judul lagu, para petualang harus melompat lebih tinggi! Melompat lebih tinggi di Rammang-rammang!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, October 21, 2019

Jadilah Petualang Sejati di Pulau Liukang Loe Bulukumba!

Negeri kita adalah negeri dengan sebutan Nusantara, yang berarti Kepulauan. Sebagai penduduk negeri nusantara, sepertinya kita harus membiasakan diri menyeberang antar pulau, agar kita benar-benar bisa menikmati keindahan pulau serta alamnya. Semacam kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh penjelajah, kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh para petualang sejati. Kali ini kita akan melakukan jalan-jalan produktif ke Kabupaten Bulukumba, tempatnya adalah di seberang Pantai Bira Kabupaten Bulukumba.

Perjalanan darat ke Bulukumba menggunakan kendaraan roda dua sekitar 180an Kilometer, waktu tempuh normal adalah 3,5 - 4 jam. Begitu tiba di Pantai Bira kita akan menyeberang ke pulau seberang, Pulau Liukang Loe Bulukumba namanya. Siapkan dana Rp.450.000,- untuk menyeberang, sangat disarankan menyeberang secara berkelompok agar bisa urunan.














Waktu tempuh adalah 15 menit, selamat menikmati permulaan dari petualangan, angin laut berhembus, pemandangan pasir putih serta birunya laut, jangan lupa gunakan sun block atau sun cream, kacamata serta segala penutup yang dapat melindungi tubuh. Selamat datang di Pulau Liukang Loe, selamat menikmati dermaga indah, dan keindahan alam lainnya yang sedang menunggu, selamat melakukan petualangan serta jalan-jalan produktif di Pulau Liukang Loe Bulukumba.























Ada penangkaran penyu, cukup membayar Rp.10.000,- saja per orang, dan anda bisa melihat dan memegang penyu, bahkan berenang bersama penyu. Ada pula snorkeling, nikmati pula sensasi berkeliling desa beserta keindahan alamnya. Ada beberapa spot foto, diantaranya adalah karang besar sebelah kanan, adapula dermaga yang sangat bagus untuk mengabadikan gambar bersama kawan-kawan, sahabat, keluarga, serta handai taulan. Kamu harus jalan-jalan kesini, para petualang sejati harus menjelajah disini, ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!





















Oleh : Mohamad Khaidir

KONTRIBUSI

Keberhasilan seseorang menghasilkan sebuah karya, baik karya sederhana yang bermanfaat maupun karya yang monumental dan tercatat dalam sejar...