Showing posts with label Sulawesi Selatan. Show all posts
Showing posts with label Sulawesi Selatan. Show all posts

Saturday, December 21, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (40)

Lingkungannya begitu sejuk, nyiur melambai di sekitarnya, hewan ternak juga ada di sekitarnya, pemandangan bukit dan gunung juga terlihat bila kita berdiri di salah satu rumah panggung. Seperti biasa, para petani sudah mengadu cangkulnya dengan tanah bahkan sebelum fajar menyingsing di langit, para pekerja sudah bersiap dengan aktivitasnya masing-masing, para petani kebun pun sudah berada di kebun dengan semangat menafkahi keluarga, di tengah-tengah desa yang asri tersebut menara masjid yang terbuat dari besi kokoh berdiri.

Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone berdiri tegar dengan dominasi warna putih pada bangunannya, dan hijau pada atapnya. Terletak di tengah-tengah rumah warga, hampir berhadapan dengan kantor desa, masjid ini juga menjadi favorit berkegiatan para mahasiswa-mahasiswi yang tengah menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Pemuda 1000 masjid pun berkesempatan singgah sejenak mengunjungi masjid ini.


Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone, merupakan masjid yang sangat merindukan orang-orang untuk memakmurkannya, bahkan para tetamu desa yang sedang menghadiri undangan atau sekedar berkunjung akan menyempatkan diri singgah sejenak di masjid ini. Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone adalag potret betapa masjid punya peran penting dalam membangun peradaban terutama pembangunan desa, dimulai dari anak-anak kecil yang mempelajari membaca Al-Qur'an di masjid ini, kelak anak-anak kecil ini di menjadi pelaku perubahan di lingkungan desa.


Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan terus di lanjutkan, langit masih biru, daun-daun pepohonan masih hijau, manusia-manusia produktif terus berkarya, maka ini adalah wujud karya yang akan menginspirasi dan menjadi bahan cerita kita kelak. Narasi pemuda 1000 masjid akan menjadi gagasan sederhana yang menggerakkan para pemuda untuk terus mengunjungi masjid, mengambil pelajaran di dalamnya, mengamati masjid dan keadaan masyarakatnya, dengan harapan perubahan itu bermula dari orang-orang yang rajin berkunjung ke masjid, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 20, 2019

Ayo ke Pantai Ujung Tiro Bulukumba!

Pantai memanggilmu
Santailah dulu sejenak kawanku
Tinggalkanlah semua masalahmu
Bisik pasir debu dan ombak
Temani semesta membiru

Dengarlah
Santailah dulu sejenak kawanku
Tinggalkanlah semua masalahmu
Bisik pasir debu dan ombak
Temani semesta membiru
Dengarlah
Pantai memanggilmu

Apa yang kau cari ada di luar sana
Ke pantai berlari bersama sama
Ayo ikut denganku
Menari di bawah langit biru
Kau dan aku
Kita bercanda ria
(Ku Lari ke Pantai, RAN)

Begitulah satu tembang dari RAN, tentang pantai dan identik dengan santai serta liburan, maka jalan-jalan produktif kita kali ini adalah sebuah pantai di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Setelah Pantai Bira Bulukumba, Pantai Marumasa Bulukumba, Pantai Bara Bulukumba, Dego-dego Darubiah Bulukumba, dan Apparalang Bulukumba, maka pada perjalanan kali ini kita akan menuju Pantai Ujung Tiro Bulukumba.




Pantai Ujung Tiro Bulukumba berjarak 37 Kilometer dari Lapangan Pemuda Bulukumba, mengapa harus dari Lapangan Pemuda Bulukumba?  Sebab tempat ini kita asumsikan sebagai pusat Kota Bulukumba. Menuju Pantai Ujung Tiro Bulukumba memakan waktu sekitar 1 Jam 6 Menit menggunakan kendaraan roda dua, 1 Jam 7 Menit menggunakan kendaraan roda empat, dari pusat Kota Bulukumba.



Inilah Pantai Ujung Tiro Bulukumba, selain pasir putih dan jernihnya air laut, deburan ombak, segarnya udara, juga menyajikan pemandangan batu karang, pepohonan kering, serta sebuah dermaga yang panjang seperti jembatan, sangat bagus untuk berfoto ria dan umumnya para pengunjung cenderung berfoto di dermaga ini lalu mengupload nya ke media sosial atau instagram. Buat para petualang, buat para penjelajah, kamu harus main ke sini, ke Pantai Ujung Tiro Bulukumba Sulawesi Selatan, ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, December 18, 2019

Nikmati Persaudaraan di Bukit Pa'bo Pangkep!

Green green my love is green

Begitu lirik sebuah tembang lawas, berbicara mengenai warna hijau dan cinta. Warna hijau adalah warna yang kira-kira mendominasi pulau-pulau yang ada di Negeri kita tercinta, Indonesia. Membuktikan bahwa Negeri kita begitu subur, sumber daya alam yang melimpah, hanya saja perlu keseriusan untuk mengelolanya. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Kabupaten Pangkajene Kepulauan atau Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.

Sebuah bukit indah yang berada di Desa Pa'bo Pangkep Sulawesi Selatan, bahkan bukit ini populer dengan sebutan Bukit Teletubbies, mungkin terinspirasi dari serial Teletubbies di layar kaca, sebuah serial yang menjadi favorit anak-anak dengan berlatar bukit hijau nan luas, padang rumput hijau yang luas, bunga-bunga di sekitarannya, berpadu dengan langit biru dan awan putih, serial Teletubbies ini sampai sekarang masih memiliki banyak penggemar.






Bukit Pa'bo Pangkep Sulawesi Selatan menyajikan pemandangan padang rumput hijau yang sangat luas, bukit-bukit hijau di sekitarnya, pemandangan pegunungan di hadapan bukit, berpadu indah dengan birunya langit dan putihnya awan. Berjarak 61 Kilometer dari Makassar, ditempuh dalam waktu 1 Jam 34 Menit dengan kondisi lalu lintas yang lumayan lancar. Ajak teman-teman mengunjungi bukit ini, Bukit Pa'bo Pangkep Sulawesi Selatan, nikmati keindahan alamnya, nikmati petualangan menuju ke sana, nikmati pula persaudaraan yang terbangun dengan bertualang bersama, tunggu apa lagi, ayo ke Pangkep! Ayo ke Sulsel!






Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, December 17, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (38)

Suatu ketika pada Tahun 1944, satu tahun sebelum Indonesia merdeka, diadakan sebuah pertemuan besar di Chicago Amerika Serikat. Konvensi Chicago tersebut menghimpun para praktisi, stakeholder, serta seluruh yang berkepentingan dalam dunia penerbangan. Mereka berkumpul dengan satu ketakutan yang sama, yaitu ketakutan akan kecelakaan pada penerbangan. Lalu dihasilkanlah regulasi dan standar-standar yang sama dalam dunia penerbangan, kolaborasi kemanusiaan yang luar biasa! Pada zama sekarang dimanakah tempat yang sangat mungkin untuk berkolaborasi? Saya mengusulkannya di masjid.



Mengapa masjid? Kira-kira masjid menjadi tempat berkumpulnya simpul masyarakat yang pertama, komunitas masyarakat sekitar masjid. Masjid mampu menghimpun berbagai lapisan masyarakat, masjid digunakan untuk berbagai kepentingan seperti rapat, kerja bakti, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Menghimpun para tetangga yang merupakan keluarga terdekat kita di manapun kita berada.




Pemuda 1000 masjid melanjutkan perjalanannya di sekitaran Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, menelusuri sebuah daerah yang dipersiapkan menjadi daerah wisata di masa depan. Masjid Nurul Iman Pattalasang Gowa adalah tempat yang sangat cocok untuk kita singgahi, terletak di jalan poros Pattalasang - Bili-bili Gowa Sulawesi Selatan. Masjid yang didominasi oleh warna hijau, berpadu dengan langit biru.





Masjid Nurul Iman Pattalasang Gowa, adalah tempat berkolaborasi masyarakat sekitar, untuk bersilaturrahim, berkomunikasi, berbincang-bincang, bukan sekedar tempat beribadah semata. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, kali ini engkaupun bisa ikut dalam perjalanan pemuda 1000 masjid. Bawa semangat berkolaborasi ketika berkunjung ke masjid, ayo ke masjid!



Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, December 16, 2019

Semburat Fajar di Danau Bili-bili Gowa!

Kapal kecil tampak berlayar dari pinggir danau, mungkin sedang menjaring ikan atau mungkin sekedar menyeberang. Sebuah danau yang berada di ketinggian tengah terhampar luas, di tengah-tengah gunung-gunung yang menjulang dan mengelilingi nya. Hati berdebar-debar menyaksikan keindahan sembari melintas di jalan yang cukup ekstrim, kemiringannya nyaris 90 Derajat! Ya, untuk memandang Danau Bili-bili Gowa Sulawesi Selatan, engkau harus naik ke tempat yang lumayan tinggi, Tempat yang penulis rekomendasikan adalah Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan.

Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan adalah tempat wisata yang cocok beristirahat bagi para petualang dan penjelajah, tempat wisata yang cocok untuk bulan madu bagi pasangan pengantin baru, tempat wisata yang seru bagi yang ingin mengadakan perkemahan, tempat wisata yang cocok bagi lembaga atau institusi yang ingin mengadakan pelatihan berkonsep alam terbuka, bahkan tersedia beberapa fasilitas outbond, lapangan untuk memanah, beberapa spot yang bagus untuk mengambil foto, dan tersedia pula kolam renang.

Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan juga menyediakan tanah kavling untuk membangun rumah di tanah yang luas dan masih merupakan area tempat wisata. Untuk penyewaan kamar, siapkan Rp.350.000,-/Malam/Kamar, kamarnya berkonsep minimalis desainnya dan cukup luas, begitu kita keluar dari pintu kamar, pemandangan pepohonan dan ketinggian untuk menatap Danau Bili-bili Gowa sudah tersaji di hadapan kita.

Senja sudah menjelang, malam tiba, kita masih bisa menyaksikan lampu-lampu kecil yang menerangi kampung di seberang danau, bahkan dari ketinggian Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan kita bisa menyaksikan semburat fajar yang menampakkan dirinya di sepanjang gunung seberang Danau Bili-bili. Bagi engkau yang ingin menikmati sensasi keindahan alam ini, lakukanlah jalan-jalan produktif di Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan, ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!








Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, December 14, 2019

Bergegaslah Menuju Air Terjun Bisappu!

Air, udara, tanah, dan api, adalah unsur-unsur yang ada di alam ini menurut orang-orang zaman dulu. Sampai kemudian ilmu kimia berkembang pesat, meneliti berbagai unsur, lalu hadirlah tabel periodik unsur di hadapan kurikulum pendidikan kimia. Lalu apa pentingnya bagi para petualang serta para penjelajah? Mungkin akan berguna ketika kita akan bertualang, ketika kita akan menjelajah, unsur-unsur apa saja yang baik bagi tubuh kita.

Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan! Kita akan menuju sebuah air terjun yang terkenal di Bantaeng, untuk menuju ke sana kita harus melintasi 3 Kabupaten. Nama air terjun tersebut adalah Air Terjun Bisappu Bantaeng, dari Makassar berjarak 114 Kilometer, melintasi Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, dan Kabupaten Jeneponto, waktu yang di tempuh adalah 3 Jam.

Sesampainya di Kota Bantaeng Ibu Kota Kabupaten Bantaeng, nikmatilah sejenak kesejukan dan keteraturan di jalan poros kota, tak jauh dari gerbang selamat datang di Kota Bantaeng, perhatikan papan penunjuk arah yang berada di bagian kiri jalan, tertulis dengan jelas Air Terjun Bisappu, belok kiri dan bergegaslah merasakan sensasi kesegaran, bergegaslah menuju Air Terjun Bisappu!




Air Terjun Bisappu Bantaeng menyajikan pemandangan air terjun yang indah dan menyejukkan, anda pun bisa untuk mencoba kesegaran airnya. Melihat dan menyaksikan air terjun dari ketinggian gunung ke bawah, mendengarkan suara air terjun yang mengalir deras meluncur dan menghempas ke bawah, mungkin bisa menjadi semacam terapi bagi kebosanan yang tengah melanda. Buat kamu para petualang, jangan ragu jangan takut, bergegaslah menuju Air Terjun Bisappu Bantaeng, ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 13, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (36)

Langit biru yang cerah di tengah hari, panasnya juga lumayan, baik panas matahari maupun panas kendaraan. Mari kita mencari kesejukan sejenak, kesejukan yang instan, dimana lagi kalau bukan di masjid? Kali ini pemuda 1000 masjid melanjutkan perjalanannya dan mengunjungi sebuah masjid di Makassar, Masjid Sultan Alauddin namanya. Sebuah masjid yang berada ditengah kota, letaknya di pinggir jalan, sangat memungkinkan bagi pelintas jalan untuk singgah di masjid ini.



Masjid Sultan Alauddin Makassar, dasar warnanya adalah warna silver, berkilau, bagian luarnya mirip tempat-tempat perbelanjaan atau kantor-kantor Pemerintahan yang bergaya minimalis. Bagian dalamnya di dominasi oleh warna putih, kaca-kaca jendela dan pintu berjejer sepanjang dinding Utara, Selatan, dan Timur. Dalamnya sangat sejuk, pemuda 1000 masjid pernah mengunjungi masjid ini dan mendengar ceramah oleh Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.


Masjid Sultan Alauddin hadir sebagai penyejuk bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan kesejukan, ibarat mata air di tengah zaman ketidakpercayaan ini, padahal seharusnya kita harus membangun optimisme dengan membaca data-data perbaikan dunia yang diterbitkan oleh pusat data PBB. Kita harus semakin optimis ketika mendengar berita-berita negatif di televisi atau media online kita, yakinlah ada perbaikan lainnya yang jumlahnya banyak dan tak penting untuk diberitakan. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, December 12, 2019

Santai Sejenak di Pantai Seruni Bantaeng


Angin pantai berhembus, menembus dedaunan dan batang-batang pohon, angin pantai membentuj gelombang-gelombang kecil bernama ombak, menghantarkan kesejukan dari laut lepas menuju ke daratan. Kafe-kafe berjejer rapi, bahkan ada masjid keren di lantai ini, beberapa orang pemuda tampak sedang mengolah tawa sambil berbincang dan mengobrol ringan seputar perjalanan yang tengah mereka jalani. Dimanakah pantai ini berada?

Dulunya ia adalah sebuah pantai sederhana, lalu disulap menjadi tempat keramaian, tempat yang kemudian menjadi ikon kebanggaan kota, tempat favorit untuk nongkrong. Lokasinya di Kota Bantaeng Ibu Kota Kabupaten Bantaeng, nama pantai tersebut adalah Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan. Anak-anak muda senang nongkrong di tempat ini, taman yang tersedia di pantai ini begitu indah, membuat siapapun yang melintasinya akan merasa rugi bila tak singgah sejenak di Pantai Seruni. Rumah sakit bertingkat bak gedung perusahaan berdiri kokoh di Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan.

Pantai Seruni Bantaeng berjarak dari Kota 114 Kilometer dari Kota Makassar, waktu tempuhnya 2 Jam 44 Menit. Buat kamu yang sedang berada di Bantaeng, sedang atau akan melintasi Kota Bantaeng, singgahlah sejenak di Pantai Seruni untuk nongkrong, istirahat sejenak, sambil menikmati sajian kopi dan pisang goreng, berbagai macam minuman dan makanan pun tersedia, siapkan saja dana untuk jajan. Istirahatlah sejenak para petualang, santailah sejenak di pantai ini, Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan, ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, December 10, 2019

Seperti Milik Pribadi, Inilah Pantai Bara Bulukumba!

Pantai Bira Bulukumba yang indah adalah salah satu tempat wisata unggulan dan terbaik di Sulawesi Selatan. Pantai indah yang menjadi tempat wisata unggulan ini rupanya memiliki saudara kembar, begitu yang tertulis dalam salah satu website yang mengulas tempat wisata. Saudara kembar Pantai Bira Bulukumba adalah Pantai Bara Bulukumba, pantai yang juga berada di Kecamatan Bira Kabupaten Bulukumba.

Bila kita berada di Kota Bulukumba Kabupaten Bulukumba, titik tolak kita adalah Lapangan Pemuda Bulukumba yang terletak di tengah kota, di depan Kantor Bupati Bulukumba. Dari Lapangan Pemuda Bulukumba menuju Pantai Bara Bulukumba berjarak 43 Kilometer, ditempuh dalam waktu 1 Jam 6 Menit. Kecamatan Bira Bulukumba adalah sebuah daerah yang sudah menyiapkan diri dan berbenah menjadi daerah wisata unggulan di Sulawesi Selatan, maka anda yang berdomisili di Sulawesi Selatan wajib mengunjungi tempat ini.



Pantai Bara Bulukumba menyajikan pemandangan yang indah, hijau dan birunya air laut, pasir putih yang mudah dibentuk menjadi istana pasir, serta pemandangan Pulau Liukang Loe yang berada di seberang pantai ini. Kisaran harga kamar yang dapat anda sewa adalah Rp.600.000,- per kamar, dari penginapan ini anda bida merasakan sensasi pantai yang luar biasa, seolah-olah Pantai Bara adalah pantai milik anda pribadi. Dari kamar menuju pantai tersedia pondok yang indah dan khas bagi para penikmat pantai yang ingin bersantai di tempat ini, dari pondok tersebut juga ada tangga yang akan mengantar kita bersentuhan langsung dengan pasir putih serta jernihnya air laut Pantai Bara Bulukumba. Buat para petualang, kamu harus berkunjung kesini, ajak keluarga dan sahabatmu untuk menikmati keindahan pantai serta keramahan penduduk setempat dalam melayani wisatawan, ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, December 9, 2019

Jalan-jalan Produktif di Eko Wisata Butta Gowa!

Lihatlah kawan bulan masih bersinar
Terangi malam hidup terus berjalan
Raih mimpimu bulatkanlah tekadmu
Mestakung semesta mendukung
(Semesta Mendukung, Goliath)

Sebuah lagu inspirasi yang mengajak kita untuk melihat dunia, bulan masih bersinar terangi malam, maka hidup harus terus berjalan. Liriknya menginspirasi kita untuk terus berupaya meraih mimpi, bila mimpi sudah di pancang, maka tekad harus dibulatkan. Mari kita lanjutkan jalan-jalan produktif kita di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, kali ini tempat wisata keren yang cocok untuk mengajak keluarga atau institusi.

Dari Jalan Sultan Alauddin Makassar, tepatnya Universitas Muhammadiyah Makassar, jaraknya adalah 25 Kilometer menuju jalan poros Malino Gowa Sulawesi Selatan, di tempuh dalam 46 Menit. Tujuan jalan-jalan produktif kita kali ini adalah Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan, sebuah tempat wisata yang berada di ketinggian, memungkinkan kita untuk menyaksikan pemandangan Danau di Bili-bili.



Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan juga sangat cocok untuk dipakai berkemah, pelatihan outdoor, memanah, serta outbond. Tersedia kolam renang dan luncuran yang lumayan panjang dan menggoda untuk segera kita mencobanya. Pemandangan danau, gunung, serta segarnya udara menambah keindahan tempat ini, buat kamu para petualang yang suka berkemah tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi, tunggu apa lagi, ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, December 8, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (35)

Welcome to Paris Van Java! Begitu sebutan populer dari Kota Bandung Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Dari Jakarta, kira-kira sekitar 2 jam perjalanan menuju Bandung via darat, via jalan tol. Beruntung saat itu 2 orang pemuda dari Sulawesi Selatan mendapati kondisi jalan poros Jakarta - Bandung di jalan tol tak terlalu padat, mulai padat ketika memasuki Kota Bandung. Kota Bandung beserta fly over serta pusat-pusat keramaian di dalamnya, cukup padat namun saat itu lumayan lancar.

Pemuda 1000 masjid untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di kota ini, Kota Bandung Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Pertama kali saat tahun 2012, mengikuti sebuah acara yang juga bertemakan pemuda di Institut Teknologi Bandung (ITB). Kali ini pemuda 1000 masjid mendapati dirinya berada di tengah-tengah Kota Bandung, salah satu hotel terkenal, mungkin berbintang 4. Hotel ini terintegrasi dengan sebuah Mall yang sangat besar, taman bermain yang juga besar, yaitu Mall Trans Studio Bandung.

Tak disangka, ditengah-tengah pusat keramaian ini, ada sebuah masjid besar yang berdiri di tengahnya, seolah-olah ingin berkata kepada para pengunjung untuk tidak melupakan keberadaannya. Masjid yang dimaksud adalah Masjid Trans Studio Bandung, pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini. Masjid Trans Studio Bandung menyajikan pemandangan masjid bak istana berkubah emas, tangga-tangga yang elok dan bertingkat seperti gedung mahkamah di Jakarta.




Masjid Trans Studio Bandung juga rutin mengadakan kegiatan-kegiatan keislaman, kegiatan-kegiatan pengembangan diri, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Dibagian bawah terdapat aula besar, aula serbaguna masjid yang memungkinkan orang-orang dapat menggunakannya untuk acara-acara selebrasi atau pelatihan-pelatihan. Karpet merah menghampar di Masjid Trans Studio Bandung, jendela kaca berpadu indah dengan kubah emas, benar-benar mirip dengan istana. Masjid yang hadir dari membangkitkan kesadaran kepada orang-orang di sekitarnya untuk tidak melupakan masjid. Angin sejuk berhembus di Kota Paris Van Java, terasa dingin dan lembut membelai sel kulit, perjalanan harus terus dilanjutkan, pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, maukah kau ikut? Ayo ke masjid!



Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, December 7, 2019

Bertemu Kucing Pulau!

Pernahkah engkau bertemu kucing di sebuah pulau kecil yang mungkin orang-orang sulit untuk percaya bahwa disitu ada kucing ? Jalan-jalan produktif kali ini akan menuju pulau kecil di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Sebelum ke pulau kecil tersebut terlebih dahulu kita menuju sebuah pulau kecil yang padat penduduknya, yaitu Pulau Barang Lompo Pangkep Sulawesi Selatan.

Kota Makassar begitu terik, mentari bersinar terang menjelang siang, langit menampilkan sejelas-jelasnya biru langit, sekelompok pemuda tengah bersiap-siap menjelajah antar pulau dan bersiap-siap menyeberang. Seorang pemuda yang baik hati, pemuda yang berhasil melampaui individualisme, telah berkomunikasi dengan keluarganya jauh hari sebelum sekelompok pemuda positif ini berkunjung, berkunjung dan berpetualang di Pulau Barang Lompo Pangkep Sulawesi Selatan.

Kapal pun berangkat, sebuah kapal yang tidak terlalu kecil, tidak pula terlalu besar, didalam kapal kita duduk di lantai kapal yang hampir sejajar dengan ketinggian air laut! Cukup menegangkan dan mendebarkan, birunya langit dan birunya laut berpadu dengan indah dari jendela kapal, seolah ingin mengajak kita untuk sama-sama memuja-muji Tuhan Semesta Alam. Siapkanlah Rp.15.000,-/Orang untuk menyeberang dari Makassar menuju Pulau Barang Lompo Pangkep, penyeberangan tidak setiap waktu sehingga kita harus menyesuaikan jadwal dengan keberangkatan kapal.


Pulau Barang Lompo Pangkep Sulawesi Selatan menyajikan pemandangan yang indah, jernihnya air laut di sekitar dermaga, udara khas pulau yang masih sangat bersih, lalu dari Pulau Barang Lompo kita menuju sebuah pulau kecil, sekitar 15 menit dari Pulau Barang Lompo ada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, namun pemilik pulau ini melarang untuk masuk ke pulau tersebut, dari dermaga kita akan bertemu kucing-kucing di pulau yang tak berpenghuni ini, buat kamu para petualang berkebangsaan Indonesia, kamu harus berkunjung ke Pulau Barang Lompo Pangkep untuk membuktikan ke-Indonesiaan-mu, anak nusantara yang tangguh menjelajah pulau, ayo ke Pangkep! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 6, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (34)

Daun-daun berguguran, jatuh satu per satu berwarna hijau dihembus oleh angin, birunya langit tertutup oleh sejuknya daun-daun serta batang pepohonan, begitu sejuk, begitu sederhana namun membahagiakan. Maka perjalanan yang begitu indah tak elok rasanya bila tak singgah sejenak ke masjid, rombongan yang sejak 3 jam yang lalu meninggalkan Kota Makassar akhirnya singgah sejenak di Desa Buareng Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.

Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone, adalah tempat yang di singgahi sejenak untuk merapikan pakaian, memakai parfum, bersolek seadanya, menyisir rambut, bersiap menuju sebuah acara di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone didominasi oleh warna krem, penanda nama masjid di bagian depan pagat masjid berbahan alumunium sehingga terbaca sangat jelas.


Pemuda 1000 masjid yang bersama rombongan menyempatkan diri pula untuk istirahat sejenak di masjid ini, Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone, meluruskan badan sejenak, kebanyakan para petualang atau penjelajah yang berasal dari Bone menuju Sinjai singgah di masjid ini, masjid yang begitu ramah, sampai tengah malampun tak mengunci rapat pagarnya agar orang-orang yang melintas tak segan untuk berkunjung sekaligus istirahat. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan berlanjut, maukah kau ikut? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

MELINTASI JEMBATAN MAHAKAM