Wednesday, October 2, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (11)

"Bersyukurlah pada yang Maha Kuasa, Hargailah orang-orang yang menyayangimu dan selalu ada setia disisimu
Siapapun jangan pernah kau sakiti
Dalam pencarian jati dirimu
Dan semua yang kau impikan
Tegarlah sang Pemimpi!"
(GIGI, Sang Pemimpi)

Sebuah penggalan lagu yang sangat menginspirasi dari band populer di Indonesia, tentang seorang pemimpi yang harus terus tegar memperjuangkan mimpinya. Pemuda 1000 Masjid adalah salah satu mimpi sederhana. Pemuda 1000 Masjid masih terus berjuang dengan narasinya, dengan gagasannya, untuk melakukan jalan-jalan produktif, untuk mengunjungi 1000 masjid lalu menggali inspirasi dari setiap kunjungan di sebuah masjid. Ada sebuah pepatah kuno mengatakan, "Bila tak memiliki, Bagaimana bisa memberi?", maka inspirasi yang kita dapatkan akan kita berikan, akan kita bagikan. Meskipun ia adalah ide sederhana, tapi mari kita lihat esensinya, bukankah salah satu langkah berpikir adalah melihat sesuatu yang tak terlihat oleh mata?

Kota Makassar Sulawesi Selatan dulunya adalah Kesultanan Gowa yang terkenal dengan kejayaannya, tertulis dalam literatur sejarah, dan cerita-cerita dari masyarakat bersuku Bugis-Makassar. Pemuda 1000 Masjid kali ini akan mengunjungi masjid yang kelak akan menjadi masjid kebanggaan Sulawesi Selatan, juga kebanggaan Kota Makassar. Masjid yang dirancang oleh seorang pemimpin inspiratif dari Bandung, dulunya Beliau adalah Walikota Bandung, sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Bapak Ridwan Kamil, Kang Emil sapaan akarabnya. Masjid 99 Kubah namanya.



Masjid 99 Kubah adalah masjid yang sangat indah, masjid dengan jumlah kubah benar-benar 99. Kubahnya menjulang ke langit diatas Selat Makassar, kubahnya kombinasi dari warna merah, oranye, kuning, krem, dan sedikit warna putih. Desainnya sangat menarik dan artistik, sangat indah. Badan masjid didominasi warna cokelat muda, pintu dan jendelanya berwarna putih, satu kubah utama yang sangat besar dikelilingi oleh 98 kubah kecil dan kubah pendukung lainnya. Untuk mengunjung masjid ini, kita harus melalui center point of Indonesia, di depan Rumah Sakit Internasional Siloam.


Bila berjalan ke Pantai Losari, masjid ini terlihat sangat indah, seolah-olah berada di tengah laut. Dari Hotel Aryadutha juga masjid ini terlihat indah, sampai di ujung Taman Pantai Losari masjid ini sangat indah. Semacam menjadi penyejuk ditengah-tengah keadaan manusia yang sedang mengalami dahaga, haus akan inspirasi, haus akan semangat positif. Buat yang sedang berada di Makassar, mari jalan-jalan ke masjid ini, sambil membebaskan semangat, melompat tinggi, menunjukan bahwa kita adalah pemuda positif.


Masjid 99 Kubah kesayangan, begitulah seharusnya Pemuda 1000 Masjid, mencintai masjid berarti mencintai kebaikan, menyayangi masjid berarti menyayangi kebaikan, agar kebaikan itu terus bersemai dan tumbuh dimanapun ia berada. Pemuda 1000 Masjid ingin memulai itu, ingin mengunjungi masjid dimanapun ia berada. Jalan-jalan produktif kita akan terus berlanjut, lalu adakah masjid yang indah dan berkesan di hatimu?


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, October 1, 2019

Menyeberang ke Pulau Sanrobengi Takalar!

Setelah dari Sulawesi Tengah, kita lanjutkan perjalanan mengeksplorasi Sulawesi Selatan. Dari Kota Makassar kita akan menuju sebuah pantai di Kabupaten Takalar, pantai ini pernah diulas dalam tulisan sebelumnya, pernah diceritakan pada episode jalan-jalan produktif di Kabupaten Takalar. Agar lebih mudah, penulis menyarankan kita lewat Jalur Barombong Makassar agar mudah untuk tiba di tujuan kita. Dari Jalan Poros Barombong, kita akan langsung menuju ke arah timur, menyisir jalanan paling Selatan di Sulawesi Selatan.

Tak lama setelah itu, kita akan mendapati gerbang masuk ke Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, jalanannya mulus dan bagus, pemandangan yang akan kita nikmati adalah rumah-rumah padat penduduk, sawah-sawah hijau yang luas, benar-benar pemandangan khas, cita rasa keindahan alam Indonesia, Inspiratia Flava Indonesia, begitu kira-kira dalam Bahasa Italia. Bila lalu lintas tak terlalu padat, kita akan tiba di tujuan sekitar 90 menit, tujuan kita pertama adalah Pantai Bintang Galesong Takalar. Tujuan kita kedua yang akan membuat jalan-jalan produktif kali ini sedikit berbeda.

Pantai Bintang Galesong Takalar dengan segala pernak-perniknya, mulai dari kolam renangnya, taman-tamannya, Penyewaan ATV, Banana Boat, serta penginapannya, akan membuat kita yang benar-benar ingin merasakan liburan betah berlama-lama di pantai ini. Tetapi bagi para petualang, bagi para penjelajah, perjalanan harus terus dilanjutkan, jalan-jalan produktif harus terus dikembangkan dan di eksplorasi Negeri indah bernama Indonesia ini. Dari Pantai Bintang Galesong kita akan menuju Pulau Sanrobengi Takalar! Kita akan menyebrang ke Pulau Sanrobengi Takalar!

Biaya yang disiapkan cukup dua puluh ribu rupiah (Rp.20.000,-) saja per kepala untuk menyeberang ke Pulau Sanrobengi Takalar dari Pantai Bintang Galesong. Sesampainya di Pulau Sanrobengi, kita akan menikmati jernihnya air laut, pasir yang berwarna krem, serta pemandangan indah lainnya. Berlama-lama di pulau ini untuk menikmati dan merenungi keindahan alam akan menambah semangat untuk terus menjelajah dan terus mengeksplorasi keindahan alam. Para pengunjung sangat menikmati berenang di pantai ini.






Ada beberapa rumah-rumah kecil yang mungkin saja disiapkan untuk para wisatawan, tetapi tampak tak terurus. Jangan fokus disitu, jiwa petualang akan fokus ke penjelajahan dan petualangan yang seru dan menantang! Perpaduan jernihnya air laut, pasir berwarna krem, hijaunya pepohonan, segarnya udara khas pantai, dan ramainya wisatawan yang datang berkunjung akan memberikan kita inspirasi untuk menulis perjalanan ini, siapkan pakaian renang anda, siapkan pula pakaian ganti anda. Bagi para petualang, wajib kiranya menyiapkan bekal berupa makanan, uang secukupnya, dan perangkat dokumentasi yang lengkap.






Bila anda sedang berada di Takalar, atau sedang singgah sejenak di Takalar, jangan lupa luangkan waktu untuk mengunjungi Pantai Bintang Galesong lalu melanjutkan perjalanan menyeberang ke Pulau Sanrobengi Takalar, dijamin tak akan rugi, menikmati keindahan alam sembari hati dan lisan ini terus bersyukur, ayo ke Takalar! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Jalan-jalan Produktif di Gedung DPR-MPR!

Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa! Tolak RUU! Tolak RUU! Jangan lemahkan KPK! Begitulah teriakan-teriakan para agen perubahan yang bersepakat untuk turun ke jalan. Tak di bayar, tak diberi makan, menggunakan biaya sendiri, makan pun biaya masing-masing. Rela berpanas-panas, rela menghirup debu jalanan, hanya untuk menuntut tak adilnya paket rancangan undang-undang yang akan di sah kan, kesadaran yang lahir dari dalam diri karena pembacaan terhadap situasi dan kondisi.

Jalan-jalan poros sudah di blokir, menimbulkan kemacetan yang luar biasa, masyarakat pun mulai jengah dengan tingkah laku para Mahasiswa, tetapi inilah mereka, agen perubahan, yang kritis, yang nalarnya ilmiah, punya sensitifitas yang tinggi terhadap kondisi, punya semangat yang berapi-api, layaknya pemuda. Bagi mereka, ada unsur ketidak-adilan dalam penetapan undang-undang, hal ini harus di kritisi, maka dilakukanlah beberapa aksi secara simbolik. Mulai dari bakar ban, dorong-dorong kepada aparat, ini hanya simbol ketidaksetujuan akan paket regulasi yang di sahkan. Ya, ini hanyalah simbol, sebab jika saja mereka ingin masuk ke dalam gedung, mudah saja dengan menyelinap, ke Gedung DPR mereka menuju, ke Gedung DPR mereka bergerak, meneriakkan ketidaksetujuan, dengan aksi, narasi, dan orasi yang kokoh.


Gedung DPR-MPR yang sangat megah desainnya sangat unik, berbentuk seperti kubah, berwarna hijau, jumlahnya 2, ada kombinasi dengan warna putih, berdiri dengan kokoh di pusat Kota Jakarta. Sekelompok pemuda, yang mewakili Provinsinya, ingin menduduki Gedung DPR-MPR ini, tetapi bukan dalam rangka aksi, hanya jalan-jalan sebentar, jalan-jalan yang produktif.


Para pemuda yang belum pernah menginjakkan kaki di Gedung DPR-MPR ini begitu kagum dengan tempat ini, maklum pengalaman pertama berkunjung ke gedung ini. Awalnya mendapat penolakan oleh bagian keamanan gedung, sampai kemudian beberapa pemuda ini menyampaikan maksud dan tujuan sebenarnya serta menitip dan menjaminkan kartu identitas. Halamannya sangat luas, tamannya sangat indah, tak mengangka akhirnya bisa benar-benar menduduki gedung ini, dalam artian benar-benar duduk didalam gedungnya.

Menjelajah Ruang Nusantara 1, melihat berbagai fasilitasnya, kursi yang bila di duduki nyaris membuat tertidur karena nyamannya, karpet ruangan yang sangat tebal dan lembut nyaris membuat kaki sampai di mata kaki tenggelam di dalam karpet, ukiran Burung Garuda Pancasila yang merupakan simbol negara terbuat dari kayu yang kokoh berwarna cokelat, buat kamu para petualang jalan-jalanlah kesini. Menejelajah di Gedung DPR-MPR akan menghadirkan inspirasi yang baru bagimu, tentang bagaimana keputusan di buat, tentang bagaimana produk hukum di buat, tentang bagaimana dinamika hukum dan ketatanegaraan, tentang tempat sidang paripurna yang sangat nyaman. Ayo jalan-jalan produktif ke Gedung DPR-MPR!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, September 30, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (10)

Bumi Tadulako adalah sebutan lain dari Sulawesi Tengah, Tadulako juga dinamakan sebagai Universitas Negeri kebanggaan di Provinsi ini, ada yang bilang maknanya adalah Baligau, semacam perisai kebanggaan leluhur, menandakan status sosial seseorang di masa lalu. Kota Palu adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, kota tiga dimensi yang harus kamu kunjungi. Kota ini menjadi pembicaraan internasional sesudah terjadi bencana yang memilukan di akhir Tahun 2018. Bencana Gempa 7,4 Skala Richter, di susul Tsunami yang meluluhlantahkan dan Liquifaksi yang dahsyat. Masyarakat Palu, Sigi, dan Donggala merasakan duka yang begitu mendalam, berderai air mata, dan harus segera bangkit meski tak mudah.

Sebuah kejadian mencengangkan saat bencana terjadi, tentang seorang pemuda yang mencintai Tuhannya, berita ini juga sempat viral di media sosial. Seorang pemuda  yang sedang mengumandangkan adzan Maghrib, meski gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter mengguncang, ia tetap meneruskan adzannya hingga selesai, hingga pemuda ini meregang nyawa tersapu tsunami yang meluluh lantahkan. Pemuda taat yang menginspirasi kita agar menjadi pemuda yang akrab dengan masjid, gagasan pemuda 1000 masjid ingin memulainya, dimulai dengan mengunjungi masjid.

Sebuah masjid yang terkenal di Kota Palu Sulawesi Tengah, masjid yang menjadi ikon Kota Palu, masjid yang menjadi suatu tempat yang harus dikunjungi bagi pengunjung yang sedang berwisata atau berkegiatan di Kota Palu. Masjid ini pada awal berdirinya sangat aktif dengan kegiatan kajian-kajian Islam, bila ada artis atau tokoh nasional yang berkunjung ke Palu sebagian besar akan meluangkan waktu untuk mengunjungi masjid ini, Masjid Terapung Kota Palu. Letaknya di pinggir pantai, sangat ramai pengunjung, desainnya sangat indah. Di dominasi oleh batu marmer yang terbaik, berkombinasi dengan warna hijau, warna krem, di malam hari di hiasi dengan lampu berwarna-warni. Untuk menuju ke masjid kita melewati satu jembatan kecil, yang juga tak kalah indah, ketika berada di dalam masjid kita akan merasakan sensasi dingin pada lantainya dan hembusan angin pantai yang sejuk. Lampu-lampu berjejer di jembatan kecil menuju masjid, lampu yang indah mirip lampu taman kota-kota besar di Eropa. Itu dulu, sebelum bencana Gempa, Tsunami, dan Liquifaksi melanda.




Kini suasananya berbeda, sangat berbeda, bagi yang pernah mengunjungi masjid ini pasti akan merasakan, penulis juga pernah berkunjung disini. Jembatan kecil penghubung jalan dan masjid telah hancur, tempat wuduh, lampu-lampu penerangan hancur, namun masjid tetap kokoh. Meski kuda-kuda masjid hancur disapu tsunami, meski sekarang masjidnya miring, tempat tersebut tetap menyimpan kenangan, masih menjadi tempat favorit untuk berfoto. Setelah bencana, masjid ini masih favorit untuk dikunjungi. Masjid Terapung Palu, punya banyak kenangan, punya banyak cerita, masjid sebagai tempat untuk berkontemplasi, tak hanya tempat beribadah semata. Buat kamu yang sedang berada atau jalan-jalan di Kota Palu, jangan lupa mengunjungi Masjid Terapung Palu ya!



Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, September 29, 2019

Menenangkan dan Menyenangkan, Bendungan Kampili Gowa

Petualang memang selalu punya alasan untuk menjelajah dan menemukan hal-hal yang baru. Gemericik air terpancar dari benturan air dan batu cadas, air terus mengalir, batu-batu berlubang dan, tunggu sebelum kulanjutkan kita cari tahu dulu kemana kita kan menuju. Kita akan kembali menjelajahi negeri indah bernama Indonesia, sebuah negeri nusantara yang memiliki ideologi dan pandangan hidup Pancasila. Sebuah dasar negara yang merupakan konsensus bersama, sama-sama terjajah, sama-sama ingin merdeka, sama-sama menginginkan kedaulatan. Maka, kerajaan-kerajaan, kesultanan-kesultanan, suku-suku, rela meleburnya menjadi satu identitas, sebuah bangsa berdaulat bernama Indonesia.

Keindahan alam di Indonesia masih banyak yang akan kita eksplorasi, dan jalan-jalan produktif kali ini kita akan mengunjungi Bendungan Kampili Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Derap-derap irama jalan begitu berdebu tersapu karet yang bergesekan dari ban kendaraan, langit biru tampak mulai tertutupi awan mendung, awan mendung tak berarti hujan, kabel-kabel di tiang listrik melilit satu sama lain demi ketersediaan listrik, pipa-pipa air pun berjalinan dibawah tanah agar air tersedia di manapun kita berada, maka perjalanan pun dimulai.

Dari Kota Makassar kita akan menuju Desa Kampili Kabupaten Gowa, dari Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar kita akan mengambil jalan lurus ke arah timur menuju perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Sesampainya di Jalan Sultan Hasanuddin Gowa, kita cukup lurus saja, melintasi tiga lampu lalu lintas, setelah itu kita tiba di Jembatan Kembar Gowa. Sesudah Jembatan Kembar Gowa, pastikan mata anda tertuju pada kiri jalan, belokan pertama ke kiri itulah kemana kita kan menuju.




Agar tidak tersesat, aktifkan google maps anda lalu ketik "Bendungan Kampili Gowa". Setelah belok kiri di Jembatan Kembar Gowa, kita akan mendapati jalan beton, ikuti saja jalan ini, jika ragu bertanyalah, atau gunakan google maps. Tak begitu jauh, kita akan tiba di Desa Kampili Kabupaten Gowa dalam waktu singkat, Desa Kampili adalah desa yang asri, udaranya masih segar, cukup banyak padang rumput dan sawah yang terhampar. Tetapi tujuan kita sebenarnya adalah Bendungan Kampili Gowa.





Bendungan Kampili Gowa menyajikan pemandangan yang indah, kita akan menyaksikan air yang mengalir deras, segar, dan jernih, bunyi alirannya menenangkan, bunyi aliran air yang alami ini bisa saja menjadi salah satu cara untuk bermeditasi. Batu-batu yang mirip batu karst, tampak begitu indah, lubang-lubang pada batu menambah keindahan pada tampilannya, gemericik air, aliran air jernih, birunya langit tertutupi awan mendung, segarnya udara pedesaan, membuat anda akan betah berlama-lama ditempat ini, begitu menenangkan. Ya, Bendungan Kampili begitu menenangkan sekaligus menyenangkan, kamu harus kesini untuk menikmatinya. Jangan berhenti untuk terus melakukan jalan-jalan produktif ya, mari ke Bendungan Kampili Gowa, Ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Ayo Tonton Hayya, Its About Love, Live, & Humanity

Palestina adalah salah satu Negeri yang tengah mengalami penindasan, tengah mengalami penjajahan, Negeri para Nabi ini menjadi latar sebuah film inspiratif, film yang harus kamu tonton! Film yang sedikit menjelaskan kondisi riil pengungsi di Palestina.


Sebuah film inspiratif yang dibintangi oleh Fauzi Baadilla, Ria Ricis, Meyda Sefira, Adhin Abdul Hakim, Humaidi Abbas, Hamas Syahid, Asma Nadia, dan beberapa bintang lainnya. Fauzi Baadilla berperan sebagai Rahmat, seorang jurnalis yang terlibat dalam program kemanusiaan di Palestina, dan mendapatkan hal yang tak terduga! Seorang anak Palestina bernama Hayya menyelinap di antara barang-barang yang di bawa Rahmat ketika pulang ke Indonesia!


Maka masalah pun dimulai dari sini, apa Rahmat akan mengadopsi dan merawat Hayya? Ini pilihan yang rumit, karena bisa-bisa akan melanggar hukum 2 negara, yaitu Indonesia dan Palestina. Ditambah lagi Rahmat didesak untuk segera menikahi Yasna yang diperankan oleh Meyda Sefira. Seperti apa kisah selanjutnya? Kamu harus menontonnya, ajak keluarga serta sahabatmu! Its about Love, Live, & Humanity.

Oleh : Mohamad Khaidir


Saturday, September 28, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (9)

Perjalanan kita kali ini di Kota Sengkang Sulawesi Selatan, jalan-jalan produktif nya pemuda yang ingin mengunjungi masjid, tak tanggung-tanggung, 1000 masjid! Sebuah masjid kebanggaan Kota Sengkang, Ibu Kota Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Dari Kota Makassar kita melewati Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Barru. Di Kabupaten Barru, kita belok kanan di pembangunan rel kereta api, ke arah timur menuju Buludua. Buludua adalah jalur yang cukup populer bagi para petualang, mengingat indahnya jalur ini, pasti sangat berkesan ketika melewatinya, terutama ketika kita berada di lembah Buludua, Gunung yang benar-benar ada dua mengapit lembah ini.

Kota Sengkang terkenal dengan perdagangannya, Kota yang cukup baik dan rapi tata kelola nya di jalan-jalan utama. Kali ini pemuda 1000 masjid akan mengunjungi Masjid Agung Sengkang, masjid berkubah seolah-olah emas yang terletak di jalan poros, tepat di depan Lapangan Merdeka Sengkang. Lapangan Merdeka Sengkang adalah lapangan yang juga menjadi pusat keramaian, pusat kegiatan masyarakat setempat, mungkin karena dekat dengan pasar, dekat dengan pertokoan. Setelah malamnya bermalam di dekat Masjid Jami' Sengkang, rombongan menuju Masjid Agung Sengkang, diantara rombongan ini cukup banyak pemuda yang suka mengunjungi masjid.

Semalam memang sempat hujan di Kota Sengkang, terbukti dari sebagian jalan yang terlihat masih basah, awalnya Lapangan Merdeka yang menarik perhatian untuk sekedar foto-foto. Tetapi setelah melakukan pengambilan gambar di Lapangan Merdeka Sengkang, perhatian tertuju pada Masjid Agung Sengkang, ada pelangi yang indah dan menawan seolah berkilauan! Ditambah lagi ada kabut yang membuat tampilannya begitu indah, sinar mentari di pagi hari berpadu dengan pelangi, berpadu dengan kabut, berpadu pula dengan keindahan Masjid Agung Sengkang, luar biasa! Pemandangan semacam ini sangat rugi bila tak di abadikan, sangat sayang bila tak di dokumentasikan.



Pemuda 1000 Masjid ingin juga mengajakmu melakukan petualangan ini, setiap kita berkunjung ke suatu daerah, setiap kita berkunjung ke suatu tempat wisata, mari kunjungi juga masjidnya! Sebuah tempat ibadah yang di zaman dahulu kala juga adalah pusat peradaban. Masjid dijadikan tempat diskusi, tempat rapat, tempat belajar, bahkan di pakai sebagai tempat untuk latihan hanggar! Mari kita hidupkan kembali esensi ini, agar masjid bukan hanya simbol semata, tetapi kita para pemuda mampu memaknainya. Tak usah susah-susah, tak usah sulit-sulit, tak begitu ribet, tak begitu kompleks, cukup mengunjunginya saja, itu saja tahap awalnya. Adapun setelah itu kita akan kembangkan bersama.


Pemuda 1000 Masjid yang berkunjung ke Masjid Agung Sengkang merasakan sensasi yang beda, ia mendapat inspirasi untik terus berjuang, berkontribusi untuk bangsanya sekecil apapun itu. Buat kamu yang sedang berpetualang di Kota Sengkang, buat kamu yang sedang liburan di Kota Sengkang, buat kamu yang sedang singgah di Kota Sengkang, mari singgah sebentar di masjid ini, Masjid Agung Sengkang! Ayo ke Sengkang! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

BANYAK PIHAK

   Keberhasilan seseorang menghasilkan sebuah karya, baik karya sederhana yang bermanfaat maupun karya yang monumental dan tercatat dalam se...