Wednesday, November 27, 2019

Jalan-jalan Produktif di Malioboro

Kali ini Kita akan membaca kisah di Kota Pendidikan! Ya! Jalan-jalan produktif kali ini di Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam. Baru-baru saja para pemuda hampir dari seluruh Indonesia yang mewakili kampusnya datang ke kota ini, untuk bermusyawarah, melakukan rapat, merencanakan program-program strategis nasional untuk mewujudkan Indonesia Madani, Indonesia Madani bukan hanya mimpi.

Sejumlah pemuda produktif dari daerah mengikuti agenda sarasehan tersebut di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, mengikuti agenda tersebut sampai akhir. Beberapa agenda dalam rangkaian acara produktif tersebut adalah Seminar, Studium General, Rapat, Rapat Komisi, Mabit di Masjid Kampus UGM, dan di akhiri dengan konser kemanusiaan yang mengharubiru dan membangkitkan semangat perjuangan. Sungguh acara produktif seperti ini harus sering-sering diadakan, dan sekelompok pemuda dari Sulawesi merasa ini seperti jalan-jalan yang produktif.

Seperti para pendatang baru pada umumnya tak sah rasanya mengunjungi sebuah kota bila  tak mengunjungi tempat yang terkenal di kota tersebut. Maka dengan sedikit keberanian, banyak bertanya, sambil menguji nyali, berjalanlah para pemuda ini menuju Malioboro. Tempat perbelanjaan yang terkenal di Yogyakarta, bahkan terkenal di Indonesia, tak sah rasanya bila tak belanja di Malioboro. Tibalah para pemuda ini di Malioboro, sebuah jalan panjang yang sepanjang jalannya adalah toko-toko, kafe-kafe, pedagang kaki lima, serta menyajikan jualan-jualan lainnya. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan bagi para pemuda yang berasal dari kampung, sangat senang bisa mengunjungi kota pendidikan, sangat riang bisa jalan-jalan di Kota Yogyakarta. Bila engkau berkesempatan mengunjungi Kota Yogyakarta, jangan lupa ke Malioboro ya, ayo ke Yogyakarta!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, November 26, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (29)

Semilir angin sejuk di pagi hari membelai sel-sel kulit, membuat tubuh rileks dan perasaan tenang, lebih konkretnya membuat rasa kantuk luar biasa melanda menjelang fajar. Tetapi rasa kantuk itu seharusnya bisa dikalahkan oleh para pemuda, demi melangkahkan kaki menuju masjid. Para pemuda 1000 masjid melangkahkan kaki dengan mantap menuju sebuah tempat yang sejuk di Kota Bandung Jawa Barat.

Perjalanan pemuda 1000 masjid kita lanjutkan di Kota Bandung Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, sebuah Provinsi yang kira-kira 40% penduduk Indonesia ada disini. Kota Bandung yang kata Gubernur Provinsi Jawa Barat saat ini, sebuah kota yang diciptakan Tuhan sambil tersenyum. Para pemuda 1000 masjid berkesempatan berkunjung ke Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat, kebetulan sudah janjian dengan salah seorang teman dekat yang saat ini adalah kandidat Doktor.


Masjid Daarut Tauhid Bandung adalah masjid yang berada ditengah-tengah perumahan warga, tak jauh dari Masjid Al-Furqon UPI Bandung. Berbagai kegiatan pelatihan, pengembangan diri, pengkaderan, pengajian, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya rutin dilaksanakan di masjid ini. Bahkan pada kesempatan saat itu, para pemuda 1000 masjid sempat bertemu dengan KH.Abdullah Gymnastiar, atau sapaan akrabnya adalah Aa Gym.

Masjid Daarut Tauhid Bandung menyajikan sebuah konsep pengelolaan masjid yang berkolaborasi dengan masyarakat sekitar, warga sekitar Masjid Daarut Tauhid dan sekitar Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung terwarnai dengan nilai-nilai islam. Busana masyarakat sekitar sangat syar'i serta sopan, begitupun karakter masyarakatnya yang sangat ramah. Pedagang-pedagang sekitar juga ikut terwarnai oleh aktifnya kegiatan-kegiatan di Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, November 25, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna (2)

Puncak Kanuna Kinovaro Sigi Sulawesi Tengah, berada di ketinggian yang bisa memandang hampir seluruh bagian dari Kota Palu, terletak di bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah. Fajar sebentar lagi menyingsing, pagi yang indah setelah melakukan refleksi akhir tahun di Puncak Kanuna semalam.

Puncak Kanuna berada diatas Desa Kanuna Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, Puncak Kanuna menyajikan pemandangan yang indah, sekelilingnya berwarna hijau, gunung-gunung kecil disekitarnya, lembahnya, berwarna hijau dan menyegarkan, udara di sekitarnya pun sangat segar, rombongan pemuda yang sedang melakukan refleksi akhir tahun di puncak ini pun menikmati keindahannya.


Mengabadikan gambar di Puncak Kanuna, berfoto bersama, berfoto hampir sepanjang perjalanan turun dari puncak. Rombongan pemuda petualang ini mengakhiri jalan-jalan produktifnya di Puncak Kanuna, persahabatan dan persaudaraan yang luar biasa, kebersamaan yang begitu hangat, kenangan dan perjalanan yang luar biasa! Perjalanan menuruni Puncak Kanuna pun dilakukan dengan mengambil rute yang berbeda dengan rute ketika mendaki, menelusuri persawahan, kebun-kebun, irigasi, semak-semak, dan sebuah jembatan yang unik, rute tersebut membuat perjalanan ini sangat berkesan. Buat para Petualang atau para pendaki, sangat direkomendasikan untuk menjelajah di Puncak Kanuna, Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, November 24, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna

Bangkitlah Negeriku Harapan itu masih ada
Berjuanglah Bangsaku Jalan itu masih terbentang

Sebuah senandung yang menggema di dalam hati, ingin terus menerus di senandungkan dalam perjalanan menuju puncak. Senandung ini bercerita tentang semangat dan optimisme, pemantik semangat bahwa harapan itu masih ada, pemantik semangat bahwa kita harus bangkit dan berjuang, pemantik semangat bahwa jalan itu masih terbentang. Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah puncak di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah perjalanan yang membangkitkan semangat berjuang untuk bangsa dan negeri tercinta, Indonesia.

Sekelompok pemuda bersepakat untuk menyewa angkutan kota, mobil angkutan umum yang mungil untuk membawa kami menuju jalan yang bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat. Sebab perjalanan menuju ke puncak harus ditempuh dengan berjalan kaki dan mendaki serta menembus belantara hutan dan semak-semak. Hari mulai menuju petang, tak lama lagi senja tiba, saat mobil yang mengangkut kami tengah mendaki, tiba-tiba mobil ini mogok!

Maka para pemuda segera melakukan upaya terbaiknya untuk mendorong mobil ini di jalan mendaki. Lelah dan berkeringat, tapi itu tak seberapa dibandingkan dengan kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan yang kokoh. Sesekali ada gelak tawa ketika sedang mendorong mobil, jingganya senja tak nampak di daerah ini, sebab kami berada di kaki gunung bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah, gunung menjulang tinggi dibagian barat sehingga jingganya senja tak terlihat dengan mata.

Perjalanan terus dilanjutkan, kali ini dengan berjalan kaki, sambil membawa tenda serta perlengkapan berkemah lainnya seperti kompor, penerangan, bahan mentah, ember tempat penampungan air, saat itu penulis masih sangat polos, melakukan pendakian dan petualangan dengan menggunakan celana kain, celana yang biasanya digunakan karyawan atau pegawai di kantor! Sempat pula menjadi bahan tertawaan, namun penulis sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik, orang-orang yang memiliki semangat untuk bangkit dan berjuang untuk bangsa dan negeri, menyingkirkan ego, melampaui individualisme.

Menelusuri aliran air di kaki gunung untuk menuju Puncak Kanuna Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, bahkan sempat berhenti beberapa kali karena pemimpin rombongan sempat ragu dengan jalur yang dilalui. Bertanya kepada penduduk lokal, lalu kembali melanjutkan perjalanan mendaki Puncak Kanuna. Hari semakin petang, langit semakin gelap, dan jalan semakin penuh dengan semak-semak, bahkan jalanan semakin mendaki, nyaris 90 derajat! Harus berpegangan pada pohon kecil atau semak-semak yang dirasa memiliki akar yang kuat.


Petang sudah menjelang, tibalah rombongan pemuda pejuang ini di Puncak Kanuna, lumayan gelap, sewaktu membangun tenda hanya menggunakan penerangan seadanya. Dari Puncak Kanuna terlihat gemerlapan lampu-lampu dari Kota Palu Sulawesi Tengah, sangat indah! Malam itu menjadi malam yang lumayan hangat meskipun hawanya terasa dingin, hangat karena perbincangan, hangat karena api unggun, hangat karena persaudaraan. Malam akhir tahun yang luar biasa! Ditengah malam kembang api meluncur dari gemerlapan lampu Kota Palu, terlihat indah bergantian naik kelangit, terlihat indah dari Puncak Kanuna. Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna sangat mengesankan, perjalanan ini masih akan berlanjut.

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, November 23, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (28)

Langit sudah mulai gelap, lantunan ayat suci Al-Qur'an mulai bersahut-sahutan di setiap menara-menara masjid. Orang-orang mulai beranjak dan bersiap menuju ke masjid, kesadaran yang meningkat dan terus akan meningkat, itulah semangat positif yang ingin penulis bagikan. Narasi pemuda 1000 masjid kali ini adalah mengunjungi sebuah masjid yang berada di tengah Kota Makassar Sulawesi Selatan, dan yang lebih mencengangkan lagi masjid ini berada ditengah-tengah penjara!

Masjid Da'watul Ihsan Lapas Kelas I Makassar, adalah masjid yang berada ditengah-tengah kompleks penjara di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang sangat ramai ini ibarat oase di tengah-tengah penjara, oase keimanan, oase ketenangan, oase ketenteraman, oase ketenteraman, mata air inspirasi, mata air kebahagiaan. Pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini, berfoto bersama para jama'ahnya, yang dipenuhi semangat-semangat positif, semangat untuk berhijrah, semangat untuk berubah.


Masjid Da'watul Ihsan Lapas Kelas I Makassar menghadirkan suasana yang berbeda, pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini bersama para pemuda lainnya, berbincang bersama para tahanan, menggali hikmah dan inspirasi, mendengar kisah dan penyebab serta kemauan untuk kembali kepada jalan yang benar, jalan yang penuh kebaikan, tentunya jalan ini penuh onak dan duri. Ketika seseorang memutuskan untuk hijrah, ia harus siap untuk menghadapi ujian-ujian selanjutnya, walaupun begitu, perjalanan pemuda 1000 masjid akan kita lanjutkan, ayo ke Masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 22, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu! (2)

Pagi sudah menyapa, para relawan kemanusiaan akan melanjutkan perjalanan menuju lokasi terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Sigi, tempat yang terpencil, tak ada sinyal bagi pengguna handphone saat itu. Kami para relawan sudah begitu percaya diri bahwa kamilah mungkin salah satu rombongan yang akan pertama kali melakukan asesmen di Desa Tomado dekat Danau Lindu.

Maka berjalan kaki 4 jam semalam harus dilanjutkan setelah menikmati teh hangat dari warga lokal. Kira-kira para relawan dengan rasa percaya diri tinggi ini sangat yakin bahwa kamilah pahlawan yang secara dramatis membawa bantuan yang benar-benar dibutuhkan. Perjalanan dilanjutkan  dengan berjalan kaki lagi, sampai di sebuah tempat yang merupakan tujuan utama orang-orang berwisata ke Taman Nasional Lore Lindu Sigi Sulawesi Tengah, Danau Lindu.

Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah adalah salah satu wisata unggulan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah danau luas dan berada di ketinggian yang akan membuatmu terpesona ketika menatapnya langsung. Perjalanan dengan berjalan kaki para relawan kemanusiaan dilanjutkan, melintasi padang rumput hijau yang luas, gunung yang biru, beberapa pandangan mengharukan juga kami saksikan. Rumah-rumah yang rubuh akibat gempa yang keras, bangunan-bangunan, rumah ibadah, fasilitas-fasilitas umum, sekitar 60% rubuh.



Akhirnya para relawan tiba di Desa Tomado, desa yang berada di tepi Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah. Dan ternyata, Voila! Ekspektasi kedatangan kami bak pahlawan sirna, sebab ditempat ini sudah sangat banyak relawan berkemah dan bermukim, bahkan membangun rumah ibadah darurat. Ada relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan, tim bantuan medis mahasiswa dari Makassar, luar biasa! Kepedulian dan semangat kemanusiaanlah yang membuat mereka datang dari jauh-jauh menuju tempat terpencil ini. Ada pula relawan dari aparat, bahkan relawan dari partai politik berwarna biru sudah berada di lokasi ini, jadi tak relevan lagi bila ada sebuah partai politik yang mengaku paling duluan turun ke lokasi bencana, karena ketika bencana terjadi yang kita butuhkan adalah kolaborasi.



Kolaborasi, kerja sama, dari berbagai pihak, pemerintah, swasta, aparat, mahasiswa, relawan, partai politik, LSM, penting semua perbedaan yang ada kita lebur menjadi satu tujuan, yaitu membangun kembali lokasi yang terdampak bencana alam, selain membangun sarana prasarananya, juga membangun kembali mental masyarakat yang mungkin mengalami trauma. Segala perbedaan akan menjadi indah ketika kita berkolaborasi, berkerjasama, bangsa ini akan kuat dan bersinar, kuat kita bersinar! Indahnya Danau Lindu menjadi saksi setiap aksi, danau yang terletak di ketinggian, di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Buat petualang sejati, kamu harus jalan-jalan kesini ya, ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, November 21, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu!

Ayo bangun dunia didalam perbedaan
Kita satu kuat bila kita bersinar
Harus percaya tak ada yang sempurna
Dan dunia kembali tertawa
(Kuat Kita Bersinar, Superman Is Dead)

Berbeda-beda tetap satu jua, Bhinneka Tunggal Ika, begitulah jargon bangsa kita tercinta, Indonesia. Berbagai macam sudut pandang, berbagai macam profesi, berbagai macam golongan, ribuan suku, ratusan bahasa daerah, semuanya melebur ego, agar bangsa ini kuat, agar ibu pertiwi tersenyum, agar negara ini bersinar terang!

Maka, ketika terjadi bencana alam, seharusnya perbedaan-perbedaan itu tak menjadi masalah bagi kita bukan? Kita harus meyakini kepedulian yang kita miliki dapat menembus batas-batas jarak, dapat melampaui individualisme, sebab kita bangsa yang kuat! Ketika terjadi gempa di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sekelompok pemuda yang mencoba melampaui individualisme berencana untuk melakukan asesmen di lokasi bencana sampai lokasi yang paling terpencil.

Daerah yang menjadi tujuan sekelompok pemuda tersebut adalah Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Jaraknya 143 Kilometer dari Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Waktu tempuh sekitar 3 Jam 35 Menit untuk sampai kesana. Setibanya di gerbang Taman Nasional Lore Lindu, kita masih harus menaiki kendaraan roda dua agar bisa menjangkau desa-desa terpencil. Saat itu petang menjelang, dan ojek untuk menembus belantara hutan Taman Lore Lindu akan beroperasi pada keesokan harinya.

Pada detik itu juga ketua tim relawan memutuskan untuk tetap maju ke lokasi tujuan meski tanpa naik kendaraan, walaupun harus berjalan kaki menuju lokasi terdampak bencana gempa untuk melakukan asesmen, meski hari semakin gelap. Maka dimulailah perjalanan menembus belantara Lore Lindu dengan berjalan kaki, menembus sebuah jalan yang nyaris setapak, sebelah kiri tebing sebelah kanan jurang. Sekitar 3 jam berjalan kaki baru kemudian berganti sebelah kanan tebing sebelah kiri jurang.



Taman Nasional Lore Lindu Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, menyajikan pemandangan yang sangat indah, padang hijau yang luas menghampar, pedesaan dengan udara segarnya, binatang ternak makan dengan tenangnya, gunung-gunung berwarna biru, alat komunikasi tak berfungsi dengan baik disini. Segala aktvitas baru bisa di upload ketika sampai di gerbang masuk Taman Nasional Lore Lindu. Bagi para petualang harus berhati-hati dengan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Petualangan ini akan terus kita lanjutkan, sebab ada sesuatu yang menarik menunggu di ujung perjalanan menembus belantara Lore Lindu, bersama para relawan kemanusiaan, perbedaan membuat kuat kita bersinar! Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

DAYA SERAP