Monday, December 23, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (41)

Perjalanan spiritual merupakan perjalanan yang berkesan dan dapat mengubah kehidupan manusia secara keseluruhan. Mulanya ia adalah orang yang jauh dari kebaikan, lama kelamaan karena sering mengunjungi masjid maka ia menjadi orang yang juga melakukan kebaikan. Karena setiap hari mengunjungi masjid, lama kelamaan hatinya condong kepada kebaikan, kebaikan yang terus di pupuk dalam aktivitas sehari-harinya kemudia menjadikannya pejuang kebaikan, bukankah ini hal yang positif ?

Begitulah salah satu harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan jalan-jalan produktif menuju masjid, mengelilingi dan mengunjungi masjid, sekedar berkunjung saja awalnya, semoga kelak ia akan menjadi karakter positif. Pemuda 1000 masjid sekali lagi adalah gagasan sederhana yang sangat ingin penulis wujudkan. Kali ini pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi Masjid Nuril Anshari, sebuah masjid yang bila kita melewati pinggir jalan tol ke arah bandara, maka kita akan melihatnya.



Masjid Nuril Anshari terletak di dekat kompleks pergudangan yang mungkin masih merupakan Kawasan Industri Makassar (KIMA). Masjid ini berdiri dengan anggun di dekat gudang-gudang perusahaan yang semoga menjadi tempat pemicu kebaikan bagi karyawan-karyawan perusahaan sekitar serta masyarakat sekitar masjid. Tepat di depan masjid ada lapangan bola yang hampir setiap hari ramai digunakan untuk bermain sepak bola. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, mari kita ikuti terus kisahnya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, December 22, 2019

Lompatan Kebahagiaan di Pantai Kasuso Bulukumba!

Santai sejenak di pantai? Mungkin hal itu yang harus kamu lakukan sebagai putra-putri Bangsa Indonesia, sebuah Negeri yang katanya sepenggal Surga di muka bumi, sebuah Negara Kepulauan yang otomatis garis pantainya juga sangat panjang. Mari kita nikmati pantai-pantai di Negeri ini seraya terus bersyukur karena menjadi putra-putri Bangsa Indonesia, maka pada jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.

Pantai Kasuso Bulukumba, jaraknya 39 Kilometer dari Lapangan Pemuda Bulukumba, waktu tempuhnya kurang lebih 52 Menit sampai 1 Jam. Rute yang kita lewati persis seperti jalan menuju Pantai Bira Bulukumba, Pantai Bara Bulukumba, Tebing Apparalang Bulukumba, Pantai Marumasa Bulukumba, dan Pantai Ujung Tiro Bulukumba. Pantai Kasuso Bulukumba menyajikan pemandangan khas pantai yang indah dan membahagiakan bagi para penikmat pantai. Pasir putih, jernihnya air laut yang berwarna hijau dan biru, berpadu dengan langit dan awan.





Pantai Kasuso Bulukumba menyajikan pemandangan batu karang yang lumayan besar terpapar di dekat garis pantai yang menambah keindahan pantai ini serta menjadi ciri khas Pantai Kasuso Bulukumba. Kebanyakan pengunjung akan mengambil gambar di sekitar batu karang yang lumayan besar ini, sebagai penanda bahwa kita pernah berkunjung dan berbahagia di sana, Pantai Kasuso Bulukumba. Ekspresi kegembiraan terkadang di tampilkan dengan tersenyum, tertawa gembira, dan melompat. Maka, agar setiap kita punya ciri khas dalam pengambilan foto, lompatlah sambil berbahagia di pantai ini, agar aku dapat menyebutnya lompatan kebahagiaan. Ya, lompatan kebahagiaan di Pantai Kasuso Bulukumba, ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!





Oleh : Mohamad Khaidir

Kuucapkan Selamat Hari Ibu

Kasihnya seolah-olah tak terbatas
Mengalir deras dari harum dan manisnya cinta
Menyerap berbagai kepayahan
Menghisap ketakberdayaan
Lalu engkau hidup!
Lalu engkau berdaya!

Pengorbanannya tak terhitung, tak terkira
Dirinya yang sedang lemah akan berusaha tegar di hadapanmu
Menenangkanmu, menyenangkanmu, menghangatkanmu, mendekapmu, mengecup dahimu

Maka berbakti menjadi keharusan
Maka tak pernah lupa adalah kehormatan
Maka melayaninya adalah kemuliaan
Untukmu seluruh Ibu di Dunia ini
Teruntuk Ibuku yang tetap tegar
Meski hujan
Meski kemarau
Dengan sepenuh romantis, dengan alunan irama kasih sayang, ingin kuucapkan langsung kepadamu
Selamat Hari Ibu.

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, December 21, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (40)

Lingkungannya begitu sejuk, nyiur melambai di sekitarnya, hewan ternak juga ada di sekitarnya, pemandangan bukit dan gunung juga terlihat bila kita berdiri di salah satu rumah panggung. Seperti biasa, para petani sudah mengadu cangkulnya dengan tanah bahkan sebelum fajar menyingsing di langit, para pekerja sudah bersiap dengan aktivitasnya masing-masing, para petani kebun pun sudah berada di kebun dengan semangat menafkahi keluarga, di tengah-tengah desa yang asri tersebut menara masjid yang terbuat dari besi kokoh berdiri.

Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone berdiri tegar dengan dominasi warna putih pada bangunannya, dan hijau pada atapnya. Terletak di tengah-tengah rumah warga, hampir berhadapan dengan kantor desa, masjid ini juga menjadi favorit berkegiatan para mahasiswa-mahasiswi yang tengah menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Pemuda 1000 masjid pun berkesempatan singgah sejenak mengunjungi masjid ini.


Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone, merupakan masjid yang sangat merindukan orang-orang untuk memakmurkannya, bahkan para tetamu desa yang sedang menghadiri undangan atau sekedar berkunjung akan menyempatkan diri singgah sejenak di masjid ini. Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone adalag potret betapa masjid punya peran penting dalam membangun peradaban terutama pembangunan desa, dimulai dari anak-anak kecil yang mempelajari membaca Al-Qur'an di masjid ini, kelak anak-anak kecil ini di menjadi pelaku perubahan di lingkungan desa.


Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan terus di lanjutkan, langit masih biru, daun-daun pepohonan masih hijau, manusia-manusia produktif terus berkarya, maka ini adalah wujud karya yang akan menginspirasi dan menjadi bahan cerita kita kelak. Narasi pemuda 1000 masjid akan menjadi gagasan sederhana yang menggerakkan para pemuda untuk terus mengunjungi masjid, mengambil pelajaran di dalamnya, mengamati masjid dan keadaan masyarakatnya, dengan harapan perubahan itu bermula dari orang-orang yang rajin berkunjung ke masjid, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 20, 2019

Ayo ke Pantai Ujung Tiro Bulukumba!

Pantai memanggilmu
Santailah dulu sejenak kawanku
Tinggalkanlah semua masalahmu
Bisik pasir debu dan ombak
Temani semesta membiru

Dengarlah
Santailah dulu sejenak kawanku
Tinggalkanlah semua masalahmu
Bisik pasir debu dan ombak
Temani semesta membiru
Dengarlah
Pantai memanggilmu

Apa yang kau cari ada di luar sana
Ke pantai berlari bersama sama
Ayo ikut denganku
Menari di bawah langit biru
Kau dan aku
Kita bercanda ria
(Ku Lari ke Pantai, RAN)

Begitulah satu tembang dari RAN, tentang pantai dan identik dengan santai serta liburan, maka jalan-jalan produktif kita kali ini adalah sebuah pantai di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Setelah Pantai Bira Bulukumba, Pantai Marumasa Bulukumba, Pantai Bara Bulukumba, Dego-dego Darubiah Bulukumba, dan Apparalang Bulukumba, maka pada perjalanan kali ini kita akan menuju Pantai Ujung Tiro Bulukumba.




Pantai Ujung Tiro Bulukumba berjarak 37 Kilometer dari Lapangan Pemuda Bulukumba, mengapa harus dari Lapangan Pemuda Bulukumba?  Sebab tempat ini kita asumsikan sebagai pusat Kota Bulukumba. Menuju Pantai Ujung Tiro Bulukumba memakan waktu sekitar 1 Jam 6 Menit menggunakan kendaraan roda dua, 1 Jam 7 Menit menggunakan kendaraan roda empat, dari pusat Kota Bulukumba.



Inilah Pantai Ujung Tiro Bulukumba, selain pasir putih dan jernihnya air laut, deburan ombak, segarnya udara, juga menyajikan pemandangan batu karang, pepohonan kering, serta sebuah dermaga yang panjang seperti jembatan, sangat bagus untuk berfoto ria dan umumnya para pengunjung cenderung berfoto di dermaga ini lalu mengupload nya ke media sosial atau instagram. Buat para petualang, buat para penjelajah, kamu harus main ke sini, ke Pantai Ujung Tiro Bulukumba Sulawesi Selatan, ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, December 19, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (39)

Kompleksitas permasalahan di Ibu Kota Provinsi di antaranya adalah kemacetan. Apa penyebab kemacetan? Apakah jumlah kendaraan yang terlalu banyak? Ataukah jalan yang perlu diperlebar lagi? Entahlah, tetapi tampaknya masyarakat yang setiap hari menghadapi masalah tersebut sudah terbiasa, sambil memang perlu dicarikan solusi yang berarti. Maka masalah seperti ini perlu untuk di diskusikan bersama, tempat yang paling relevan untuk mendiskusikan hal ini apakah harus di warung kopi? Tentu bisa, tetapi tak harus, tempat diskusi yang justru saya tawarkan adalah di masjid.

Mengapa di masjid? Masjid mungkin bisa menjadi tempat diskusi unit terkecil setelah keluarga di masyarakat. Masjid mungkin bisa menjadi forum untuk berdiskusi tidak hanya diskusi tentang ibadah dan agama semata, bahkan tak sedikit masjid yang menjadi tempat mendiskusikan pilihan-pilihan politik setiap orang. Mungkin ini salah satu fungsi masjid yang harus kita gali lebih dalam.

Pemuda 1000 masjid adalah ide sederhana untuk mewujudkan itu, dengan mengunjungi 1000 masjid engkau akan mengetahui kecenderungan yang sedang berlangsung di masyarakat, tentu saja masyarakat di sekitaran masjid. Suatu saat bila engkau ingin bergabung dengan gerakan positif ini, tulis saja  namamu di kolom komentar, kita akan berdiskusi banyak tentang hal ini. Pemuda 1000 masjid berkesempatan singgah di Masjid Baitul Afiah Jalan Perintis Kemerdekaan.


Masjid Baitul Afiah Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, sebuah masjid yang tampak tersembunyi tepat berada di salah satu titik kemacetan di Kota Makassar, yaitu di dekat perempatan Bumi Tamalanrea Permai (BTP). Mana tahu dengan singgah sejenak ke masjid engkau mendapatkan inspirasi, mendapatkan ketenangan, singgah sejenak dari kemacetan yang memenuhi jalan poros. Masjid Baitul Afiah begitu rindang dengan banyaknya pepohonan di sekitarnya, halaman parkirnya juga sangat luas, bagian dalam masjid pun sangat luas dan nyaman. Pintu utamanya menggunakan pintu kaca yang memiliki desain khusus, sangat indah, mari jadikan masjid sebagai tujuan jalan-jalan produktif kita, ayo ke masjid!



Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, December 18, 2019

Nikmati Persaudaraan di Bukit Pa'bo Pangkep!

Green green my love is green

Begitu lirik sebuah tembang lawas, berbicara mengenai warna hijau dan cinta. Warna hijau adalah warna yang kira-kira mendominasi pulau-pulau yang ada di Negeri kita tercinta, Indonesia. Membuktikan bahwa Negeri kita begitu subur, sumber daya alam yang melimpah, hanya saja perlu keseriusan untuk mengelolanya. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Kabupaten Pangkajene Kepulauan atau Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.

Sebuah bukit indah yang berada di Desa Pa'bo Pangkep Sulawesi Selatan, bahkan bukit ini populer dengan sebutan Bukit Teletubbies, mungkin terinspirasi dari serial Teletubbies di layar kaca, sebuah serial yang menjadi favorit anak-anak dengan berlatar bukit hijau nan luas, padang rumput hijau yang luas, bunga-bunga di sekitarannya, berpadu dengan langit biru dan awan putih, serial Teletubbies ini sampai sekarang masih memiliki banyak penggemar.






Bukit Pa'bo Pangkep Sulawesi Selatan menyajikan pemandangan padang rumput hijau yang sangat luas, bukit-bukit hijau di sekitarnya, pemandangan pegunungan di hadapan bukit, berpadu indah dengan birunya langit dan putihnya awan. Berjarak 61 Kilometer dari Makassar, ditempuh dalam waktu 1 Jam 34 Menit dengan kondisi lalu lintas yang lumayan lancar. Ajak teman-teman mengunjungi bukit ini, Bukit Pa'bo Pangkep Sulawesi Selatan, nikmati keindahan alamnya, nikmati petualangan menuju ke sana, nikmati pula persaudaraan yang terbangun dengan bertualang bersama, tunggu apa lagi, ayo ke Pangkep! Ayo ke Sulsel!






Oleh : Mohamad Khaidir

BANYAK PIHAK

   Keberhasilan seseorang menghasilkan sebuah karya, baik karya sederhana yang bermanfaat maupun karya yang monumental dan tercatat dalam se...