Friday, January 10, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (46)

Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah tetap beraktivitas sebagaimana biasanya, berusaha terus bangkit dan terus berbenah. Sebuah masjid yang sangat besar dan luas terletak di tengah Kota Palu, terletak di Jalan Masjid Raya, Masjid Raya Baiturrahim Lolu Palu. Sebuah masjid yang menjadi salah satu ikon Kota Palu, masjid yang selalu ramai pada waktu-waktu shalat. Masjid yang menghidupkan fungsinya bukan hanya beribadah semata, juga menjadi tempat diskusi warga Kota Palu Sulawesi Tengah.

Masjid Raya Baiturrahim Lolu Palu, masjid yang begitu besar di dominasi oleh warna putih bagian luarnya, di sekitaran masjid terdapat sekolah dan pedagang kaki lima berupa warung makan, suasana sekitar masjis begitu hidup. Ditambah lagi di sekitar teras masjid ada tempat buat duduk-duduk sambil ngopi. Berbincang-bincang tentang kekinian, mengobrol soal politik, diskusi mencerahkan, membicarakan tentang perkara keimanan, suasana masjid benar-benar hidup!


Masjid Raya Baiturrahim Lolu Palu, merupakan masjid yang pernah dikunjungi oleh pemuda 1000 masjid di Kota Palu Sulawesi Tengah, setiap ada tokoh nasional, dai nasional, selalu menyempatkan diri datang di masjid ini dan memberikan kajian-kajian islami. Perjalanan mengunjungi masjid-masjid di nusantara akan terus berlanjut, petualangan pemuda 1000 masjid akan terus berlanjut, maukah kau bergabung? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 9, 2020

Agent of Change!

Serial Sang Penjelajah Arus (5)

Pantai tampak ramai pengunjung, Pantai yang menjadi ikon Kota Rantau ini juga ada sebuah Masjid di dekat anjungannya, seolah-olah seperti Masjid yang sedang terapung di tengah laut, Masjid dua lantai dengan Desain minimalis nan unik. Pemandangan Pantai juga berjejalan dengan lalu lalang penduduk kota yang mungkin sedang mencari hiburan, mungkin sedang refreshing karena penatnya Aktifitas perkotaan, rutinitas yang mungkin juga akan membuatmu bosan dengan segera, bila tak punya inovasi dan kreatifitas dalam setiap aktifitasmu. Akhirnya Adir bisa juga ke Pantai setelah bertanya kepada tetangga sekitar kost-an, bertanya tentang jalur angkutan kota menuju Pantai yang sangat ramai di sore hari, ekonomi begitu hidup di Pantai ini, penjual jagung Bakar, Minuman Saraba, Roti Bakar, di pinggir jalan tertata rapi, belum lagi di bagian Utara Pantai yang memang disiapkan sebagai kawasan kuliner, rumah makan berjejeran bagai Perumahan, masing-masing punya cita rasa yang Khas sesuai dengan kearifan Lokal Kota rantau, bahkan para pelayan bukan Melayani pelanggan Lokal saja, para turis pun dilayani dengan kefasihan berbahasa Inggris serta senyum Ramah Khas Masyarakat Nusantara yang terkenal dengan keramahannya, seolah-olah kawasan kuliner di bagian Utara Pantai ini memang sudah memiliki blue print masa depan agar kelak menjadi kawasan kuliner Lokal yang go international. Anjungan Pantai juga menyajikan pemandangan laut yang berwarna abu-abu, "kok bisa berwarna abu-abu ya?", Adir berbicara pada dirinya sendiri. Di Kampung Halaman Adir, tepatnya tiga jam perjalanan darat dari kampung Halaman, kita akan menemukan pemandangan yang sangat memukau, pemandangan yang sangat alami, di daerah Pantai Barat kita akan menemukan Danau yang masih sangat alami, hijaunya hutan serta segarnya udara di sekitar Danau sanggup membuat kita terbuai lalu berangan-angan. Bila dibandingkan dengan Danau Plivitce di Kroasia, sungguh masih amat indah Danau yang terletak di Pantai Barat ini. Tak jauh dari Danau ada muara Danau yang langsung menuju Laut di Pantai Barat. Lautnya berwarna hijau dengan karang berukuran sedang menjulang tak jauh dari bibir Pantai, konfigurasi warna yang indah, karang nya berwarna abu-abu, lautnya berwarna hijau, dan pasir putih yang bersih. Tunggu sebentar, lautnya berwarna hijau? Lalu apa yang sedang di saksikan Adir di Pantai yang menjadi ikon Kota Perantauan kali ini, Lautnya berwarna abu-abu? Saking kotornya kah hingga seperti ini? Beberapa pertanyaan menggelayuti pikiran anak muda bernama lengkap Abdul Muktadir ini. Masih adakah organisme laut yang hidup di tengah laut yang sangat kotor ini? Sampah juga terlihat mengapung kesana kemari tepat laut yang berwarna abu-abu. Apakah yang menyebabkan lautnya menjadi kotor seperti ini? Lalu Adir mengalihkan pandangannya ke arah selatan Pantai, tampak kendaraan-kendaraan proyek berukuran besar dalam jumlah yang banyak sedang membawa pasir, bebatuan, serta tanah padat untuk di timbun di atas laut. Tunggu, di timbun di atas laut? Berarti pemandangan yang sedang di saksikan di depan mata Adir ini adalah reklamasi Pantai. Tampak beberapa exkavator berukuran besar berwarna kuning dalam jumlah besar sedang merapikan tanah padat, pasir, dan bebatuan yang di timbun di atas laut. Apakah reklamasi ini yang menjadi penyebab kotornya laut di bibir Pantai? Apakah reklamasi ini yang menyebabkan organisme laut di Bagian Selatan Pantai sulit terlihat? Kalau mau di layani semua pertanyaan ini, sepertinya tak akan pernah ada habisnya, lebih baik saat ini menikmati suasana yang ada di Anjungan Pantai kebanggaan Kota Rantau ini. Orang-orang lalu lalang hilir mudik di sepanjang Anjungan, berfoto di tugu tulisan, tugu-tugu bersejarah, Patung tokoh-tokoh pengubah dunia, tugu Adipura, serta tugu yang mewakili kearifan Lokal Kota Rantau. Tapi ada satu kondisi yang menelisik hati kecil Adir melihat pemandangan beberapa anak muda yang bergandengan tangan dan bermesraan, bersentuhan kulit tanpa risih, bercanda dan berbincang menembus batas-batas yang seharusnya tak boleh di langgar, agak geli bercampur risau ketika menyaksikannya. Sebab, pemandangan ini menjadi semacam pembiaran, dianggap biasa, dan tak ada upaya saling menasihati dalam kebenaran yang terjadi. Jelas saja Adir gelisah dengan situasi ini, gelisah ini semakin menjadi-jadi mungkin karena dirinya juga belum juga menemukan pasangan hidupnya. Harus ada upaya yang di lakukan untuk membimbing anak-anak muda ini, harus ada program terpadu agar pemahaman terhadap interaksi laki-laki dan perempuan beserta batas-batasnya bisa tersebar secara masif di kalangan anak muda. Mungkin saat ini pola pembinaan ini harus segera dibicarakan dengan orang-orang yang sevisi, para engineer peradaban, para penggerak pemuda dan mahasiswa, Kampus menjadi sasaran empuk untuk menyemai serta diseminasi ide-ide besar nan mulia ini. Adir masih punya pekerjaan rumah yang sempat ia dan teman-temannya rintis di Kampus yang berada di kampung Halaman. Kali ini sedikit berbeda, Adir harus berjuang di Tanah rantau, kultur serta situasi dan kondisi yang berbeda membuat Adir harus menjadi quick learner, segera paham kekinian dan kedisinian di tanah rantau, meskipun sebenarnya Adir adalah seorang slow learner, untungnya ia memiliki semangat yang membara, Tekad yang kokoh, serta kemauan yang kuat. Menjadi Pemuda penggerak serta agent of change, siapa takut?

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 8, 2020

5 Tips Berkendara dari Makassar menuju Bulukumba

Tips yang pertama saat kamu berkendara dari Makassar menuju Bulukumba menggunakan kendaraan roda dua adalah, pastikan memakai sepatu yang agak berat, ketika dari Makassar menuju Bulukumba, maka kita akan melintas Jeneponto. Di Jeneponto angin lumayan kencang, maka kita butuh pijakan yang kuat agar bisa menjaga kestabilan dalam mengendarai motor.

Tips kedua adalah, pastikan semua aspek legal formal mu dalam bertualang lengkap, seperti SIM, STNK, KTP, Kartu Pelajar, atau penanda identitas lainnya, agar tak khawatir ketika ada razia atau pemeriksaan kendaraan bermotor, untuk berjaga-jaga saja.

Tips ketiga, gunakan peralatan mengemudi yang lengkap, seperti sarung tangan, kacamata ata kaca helm pun bisa, scarf, jaket, dan jam tangan. Perjalanan ratusan kilometer akan sangat terbantu dengan di dukung oleh perlengkapan mengemudi yang lumayan lengkap.

Tips keempat, pastikan kondisi motormu dalam keadaan terbaik, periksa kondisi oli, busi, ban depan, ban belakang, kestabilan motor, peredam goncangan, rem depan, rem belakang, bensin, agar kondisi motor benar-benar dalam keadaan siap untuk berkendara, dan;

Tips kelima atau yang terakhir adalah, pastikan pula kondisi tubuhmu dalam keadaan yang sehat pula, pastikan telah cukup tidur, tidak terlalu lapar, tidak terlalu kenyang, bila rasa kantuk melanda, jangan ragu untuk singgah sejenak beristirahat, cukup banyak rest area dari Makassar menuju Bulukumba. Demikian lima tips berkendara motor dari Makassar menuju Bulukumba, semoga bermanfaat dan semoga jalan-jalan produktifmu menyenangkan, semoga selamat sampai tujuan.




Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 7, 2020

Sarapan Bubur Ayam dan Inspirasi

Serial Sang Penjelajah Arus (4)

Sembari menunggu Bubur ayam, Adir masih asyik bercengkrama dan ngobrol ringan seputar perantauan dengan Vania calon dokter muda dan cantik, ngobrol soal teman-teman SMA yang saat ini juga merantau di Kota yang sama, Kota ini jadi semacam pusat peradaban di Bagian Timur Nusantara. Kota yang sibuk menghubungkan jalur perdagangan tekstil, makanan, emas, nikel, tembaga, padi, biji Kopi pilihan, minyak tawon, sutra, dan komoditi lainnya. Betapa Sumber Daya Alam adalah Karunia Allah SWT untuk kita kelola, manusia harus mengambil peran ini, peran mengelola sumber daya alam, sebab manusia sejatinya adalah pemimpin di muka bumi ini. Abdul Muktadir nama lengkap pemuda rantau yang memiliki visi jauh ke depan ini, tinggi sekitar 172 cm, berambut hitam legam, berwajah tegas dengan alis tebal, kulit hitam manis, murah senyum, cara berjalan agak menunduk, namun semangatnya seakan-akan melebihi semangat zaman (zeitgeist). "Jadi Dir, dalam rangka apa nih ke Makassar", Sapa Vania kepada Adir. "Saya dapat amanah baru disini Van, peluang untuk bekerja di salah satu Kampus terkenal di Kota ini", Adir menjelaskan sambil menggerakkan tangannya seolah-olah sudah menguasai gestur dalam ilmu public speaking, padahal hal tersebut hanya spontanitas saja, mungkin karena sering melihat dan menonton para Pemimpin Bangsa dan Orator handal berpidato di depan khalayak ramai. Obrolan pun semakin cair, saling bertanya kabar keluarga, tempat tinggal, hingga topik pembicaraan yang futuristik, mau jadi apa kita ini di masa depan. Memang saat bertemu kawan semasa SMA akan mengungkit kisah-kisah lama di masa sekolah, serta kondisi diri masing-masing yang saat ini tengah merantau. Merantau memang butuh keberanian, merantau memang butuh bekal, apa arusnya terlalu deras? Ya! Memang sangat deras, fondasi diri harus di kuatkan dengan sebaik-baik dasar, ilmu harus semakin di upgrade agar semakin memahami hakikat kehidupan, dan agar tak terlalu kagum dan terpana dengan menjulangnya gedung-gedung pencakar langit. Sebab, Kastil Tangguh nan kokoh di Masyaf sebagai simbol majunya peradaban yang tampak megah juga hanyalah kastil biasa yang mungkin kelihatan megah tapi hanya sekedar tempat tinggal para kesatria templar berkumpul lalu merencanakan pembunuhan-pembunuhan Keji, tempat para kesatria templar bersepakat bersama pimpinannya untuk meninggikan pajak sehingga rakyat kecil tercekik. Semoga anak muda bangsa kita tidak terlalu terbuai dengan kemegahan yang ada di kota metropolitan, apa iya semudah itu untuk tidak terbuai? Sementara Allah SWT sudah mengingatkan kita di dalam firmanNya bahwa Bermegah-megah telah melalaikan kamu. Tampaknya narasi ini sedang menggiring kita agar ber-negative thinking soal harta? Sebenarnya bukan seperti itu, ini mungkin terlalu kompleks untuk di jelaskan. Mungkin perlu penekanan bahwa yang berbahaya itu adalah bermegah-megah yang melalaikan, tetapi sungguh lebih elok bila kita menafsirkan sesuatu yang datangnya dari Allah dengan tafsiran para 'Ulama yang merupakan para pewaris Nabi, pandai memeras Dalil. Mungkin kita perlu belajar lebih banyak lagi, belajar dan terus belajar tentang bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap dan mengelola harta.

Usai sudah ngobrol-ngobrol singkat antara Adir sang Anak rantau dan Vania kandidat Dokter Muda, kelak mereka berdua akan menjadi pemuda berpengaruh di masing-masing lingkungan strategisnya. Sarapan Bubur Ayam beserta bincang-bincang ringan selesai sudah, menyisakan semangat untuk terus berkembang, semangat untuk terus belajar, semangat untuk terus membangun, inilah pentingnya membangun jaringan, social currency begitu penting untuk dibangun, dijaga, dan dirawat sampai kapanpun semenjak dari usia sekolah, siapa yang sangka kelak social currency yang sudah dibangun ini akan memudahkan jalan kita di masa depan, ingatkah engkau bagaimana Rasulullah SAW membangun social currency yang memudahkan jalan dakwah Islam menyebar hingga Yastrib dan Abbysinia? Mari disini bersamaku, kita lanjutkan kisahnya.

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, January 6, 2020

Jalan-jalan ke Bukit Bilaiya Pattalasang Gowa!

Sebuah bukit yang begitu asri dan sejuk di sekitaran Pattalasang Gowa Sulawesi Selatan, bukit yang sedsng dan terus membangun perumahan di sekitarnya, bukan hanya perumahan, tetapi juga daerah sekitar bukit ini tengah bersiap menjadi daerah wisata, terbukti dari hadirnya kolam renang dan beberapa kampung yang sudah menawarkan diri atau mempromosikan diri kepada para pelintas jalan poros bahwa ada kampung wisata.



Bukit Bilaiya Pattalasang Gowa Sulawesi Selatan namanya, terletak di jalan poros Pattalasang menuju Danau Bili-bili, masih sangat asri, udaranya sejuk, pemandangannya pun sangat indah. Buat para penjelajah, singgahlah sejenak di Bukit Bilaiya untuk menyaksikan daerah wisata di masa depan, bukan cuma daerah wisata, bahkan direncakan menjadi daerah pendidikan di masa depan, Ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 5, 2020

Kala itu, Di Tahun 2006

Serial Sang Penjelajah Arus (3)

Bel berbunyi keras, "teeeet!!! Teeet!!! Teeet!!!" menandakan perpindahan jam, yang secara alami para pemuda-pemudi berseragam putih abu-abu paham bahwa saatnya bersua dengan teman-teman yang berbeda kelas, entah bertemu di kantin, di lapangan, di depan kelas, ataupun di "dego-dego" yang merupakan tempat nongkrong favorit para Lelaki. Dahulu di zaman SMA, ketika selesai masa Orientasi Siswa Baru, ada satu momen yang mungkin tak terlupakan bagi Adir si anak kampung dan anak ingusan. Memang di zaman SMA, Adir harus menerima Kenyataan pahit akibat tak pandai berinteraksi sosial, tak pandai memahami beragam karakter manusia, tahunya Jalani hidup saja seperti air yang mengalir, tanpa perencanaan tanpa visi masa depan, kondisi ini membuat Adir terombang-ambing dalam kerancuan proses memahami diri sendiri, proses pencarian jati diri, dan proses bersosialisasi dengan orang lain. Suatu ketika, selesai pengarahan masa Orientasi Siswa, kami para Siswa baru berjalan diarahkan ke Masjid Sekolah untuk kegiatan selanjutnya. Adir dengan begitu percaya diri maju paling depan, seolah-olah memimpin siswa-siswi yang lain, mungkin jiwa kepemimpinan dalam diri Adir mulai menunjukkan tanda dan ciri-cirinya, bergejolak menjadi sebentuk tindakan, berjalan dengan cepat melampaui langkah para Siswa baru yang mungkin masih malu-malu untuk mengekspresikan ekspresi itu sendiri, masih segan untuk mengaktualisasikan diri selaku pemuda dengan semangat berapi-api. Tiba-tiba, dengan semangat yang bergemuruh berjalan ke depan layaknya pemimpin muda, seorang senior menegur dengan nada mengejek dan merendahkan, "Hei, kamu ini pemimpin disini ya?", lalu dengan santai senior itu tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya melihat ke arah Adir yang tengah membangun kepercayaan dirinya, mereka berlalu sambil tertawa-tawa. Aah, sungguh malang Adir seorang anak muda yang sedang membangun karakter positif dalam dirinya tiba-tiba runtuh dalam sekejap, untunglah kepercayaan dan semangat dalam diri Adir belum runtuh sepenuhnya, masih menyisakan pondasi yang kapan saja masih siap untuk dibangun, pondasi diri yang kelak harus di kokohkan dengan Ilmu, yang memang harus di kuatkan dengan badai dan terpaan Angin, agar ia menjulang tinggi namun tetap rendah hati dan memberi manfaat serta menebar kebaikan bagi siapapun yang berada di sekitarnya. Adir masih harus belajar lagi! Adir masih harus lebih sabar lagi! Adir harus lebih kuat lagi! Entah kapan pondasi itu kuat, Adir harus siap menghadapi tantangan-tantangan hidup yang setiap manusia memiliki jatah akan tantangan-tantangan itu.

Ranting-ranting pohon mangga bertautan dengan ciri Khas warna cokelat Gelap memadu dengan warna tekstur batang yang keras dan membentuk jalan-jalan kecil bagi serangga-serangga kecil untuk bersimbiosis dengan pohon mangga tersebut. Pohon-pohon yang di tanam di setiap Taman depan kelas, karena sudah tumbuh besar, daun-daun dan ranting-rantingnya saling terhubung dan bertautan, di Sepanjang Kelas XII (Dua Belas) jejeran Pohon mangga ini memberikan kesejukan dan keteduhan bagi Siswa, guru, serta warga di lingkungan sekolah. Kesejukan dan keteduhan ini memang harus dibayar dengan rutinnya Siswa-siswi piket menyapu Halaman dan Taman depan sekolah, ini konsekuensinya. Tidak setiap Kesejukan dan keteduhan dapat dinikmati tanpa usaha menjaga kebersihan, daun-daun yang jatuh dan berguguran serta ranting-ranting yang jatuh karena terpaan Angin juga harus dibersihkan setiap harinya, hal ini memberikan kita pelajaran bahwa di bumi yang tengah kita pijak hari ini, kesejukan dan keteduhan yang ingin kita nikmati pun kita harus berusaha jua, tak ada yang instan. Untuk sesuatu yang menyenangkan di dunia pun kita harus berusaha, berjuang dan berkorban, apalagi untuk sesuatu yang sangat besar dan nikmat di akhirat nanti? Butuh perjuangan tak kenal lelah, butuh pengorbanan yang melampaui batas-batas Individualisme, seperti apakah itu? Tenang, akan kuceritakan kepadamu secara bertahap dan perlahan. Duduklah, mari mengurai kisah bersamaku.

Kantin-kantin di bagian selatan Sekolah mulai ramai, siswa-siswi sekolah yang merupakan salah satu sekolah unggulan di kota, di kampung Halaman Adir, mulai berkunjung ke masing-masing kantin favoritnya untuk menunaikan hajat makan siangnya. Kantin-kantin berjejer dan berhadap-hadapan, beragam warna cat, ada yang mengecatnya dengan warna biru, krem, kuning, putih, sesuai selera dan sebagai daya tarik bagi siswa-siswi yang sedang mencari tempat nongkrong sekaligus tempat makan. Saat para siswa-siswi sedang hilir mudik, dan siswa-siswi yang lainnya sedang menikmati santap siangnya di dalam kantin tiba-tiba atap kantin yang beralaskan seng berbunyi keras ditimpuk batu yang besar, "Brak..!!". Sontak saja para siswa-siswi kaget bukan kepalang lalu menghentikan aktivitasnya, lalu mendatangi sumber suara. "Brak..!!", belum habis kehebohan dari batu pertama, ada satu lagi batu yang menimpa kantin di tengah. Siswa-siswi semakin berhamburan lalu pergi menuju sumber suara, sebagian Siswa Senior mulai gusar dan emosi berlari ke dekat kantin sasaran batu misterius dari arah barat sekolah. "Brak..!!", Batu ketiga datang lagi, emosi sudah tak tertahankan, mana ada yang sanggup menahan emosi anak muda yang sedang meluap-luap, darah panas para pemuda bergejolak, tangan mulai bergerak mengambil batu, bersiap untuk melakukan pembalasan, mulai ramai terucap kata-kata yang kasar nan kejam, kata-kata picik dan kotor, sungguh tak tertahankan lagi bagi anak-anak muda yang nyaris kehilangan akal sehat ini, dalam pikirannya saat ini lebih baik segera membalas! Agar tidak di pandang enteng oleh anak-anak sekolah sebelah! Ternyata bunyi batu melayang yang ketiga dari arah barat sekolah tepat mendarat di atap kantin sekolah itu adalah pengantar bagi batu keempat, kelima, keenam, dan seterusnya hingga tak terhitung lagi. Pembalasan sudah di mulai, senior maupun junior yang tak dapat menahan emosinya segera membalas, tak tanggung-tanggung batu yang lebih besar dari ukuran telapak tangan pun di ambil lalu di lemparkan. Segera saja terjadi saling melempar, tak terpikirkan apa dampaknya ke depan, emosi sudah menguasai diri, Adir pun terdiam dan menyaksikan, tak ingin berbicara dan banyak berkommentar, terbersit sedikit keinginan untuk ikut melempar juga, tetapi Adir memilih tak mengambil tindakan karena berpikir tentang akibat yang akan terjadi setelah insiden ini. Dalam hati kecil Adir, untuk apa bertengkar dan saling melempar seperti ini? Masih Relevan kah tawuran semacam ini bagi para intelektual muda generasi penerus bangsa? Bangsa ini telah Merdeka, berbagai macam Suku mengikhlaskan diri, meredam egosentris, dengan semangat memperjuangkan kemerdekaan Melebur menjadi satu entitas politik, entitas negara bernama Indonesia, sesuatu yang pernah di cita-citakan Gajah Mada di Era 1300-an meskipun pada saat itu motivasinya adalah ekspansi secara teritori. Untuk apa kita saling menyakiti,? Padahal para Pendiri bangsa kita pernah membangun semangat yang sama, merasakan penderitaan dan penistaan akibat penjajahan memicu hasrat untuk bebas, Merdeka, dan sejahtera. Lalu saat kemerdekaan itu telah tercapai, kita dengan mudahnya tersulut emosi dan ter-provokasi. "Aah, atau Mungkin aku saja yang merasakan kegelisahan seperti ini? Tidak! Pasti bukan cuma aku yang berpikiran seperti ini", Adir berbicara dalam pikirannya sendiri, berbicara pada dirinya sendiri. "Pasti ada cara lain untuk menyelesaikan persoalan ini tanpa kekerasan, mungkin kedua pihak sekolah di wakili oleh Unsur pimpinan Sekolah bisa saling berdiskusi dan mencari jalan tengahnya, duduk bicara bersama membicarakan solusi, tapi untuk penyelesaian masalah semacam ini tak bisa hanya aku seorang diri yang menyampaikannya", gumam Adir. "Harus ada sekumpulan orang-orang berpikiran yang sama, berpikir tenang dan objektif, karena kebaikan memang harus terorganisir agar dengan lantang mencegah kemungkaran, namun untuk saat ini aku belum bisa melakukannya, untuk saat ini aku belum bertemu orang-orang semacam ini", Adir Berdiskusi dengan dirinya sendiri. Dalam diskusi panjangnya, Adir masih menyimpan optimisme, suatu saat akan bertemu dengan orang-orang seperti ini, Adir sangat yakin akan masa depannya, suatu saat ia akan bertemu dengan orang-orang baik yang sevisi dengannya.

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 4, 2020

Ayo ke Bugis Waterpark!

Inilah tempat wisata, tempat rekreasi yang menjadi favorit bagi warga Kota Makassar, warga Sulawesi Selatan! Populer pula bagi para wisatawan dari luar Sulawesi Selatan yang sedang berkunjung di Sulawesi Selatan. Tempat itu adalah Bugis Waterpark.


Bugis Waterpark terletak di tengah kota, di dekat perumahan Baruga Makassar, sangat terjangkau dari segi geografis. Bugis Waterpark menyajikan wahana-wahana air yang sangat menyenangkan, kolam renang, dan pertunjukan musik secara langsung.



Bugis Waterpark sangat cocok bagi anda yang ingin menikmati liburan bersama keluarga, sahabat, handai taulan, dan teman-teman kantor. Paling tidak setiap orang harus menyiapkan Rp.300.000,-, itu sudah termasuk biaya tiket dan makan di dalam wahana. Buat kamu para pecinta air, tunggu apa lagi, ayo ke Bugis Waterpark! Ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

BANYAK PIHAK

   Keberhasilan seseorang menghasilkan sebuah karya, baik karya sederhana yang bermanfaat maupun karya yang monumental dan tercatat dalam se...