Sunday, January 26, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (50)

Sebuah Kota, yang berada di paling Utara Provinsi baru, Provinsi yang terus membangun sarana prasarananya, terus membangun sumber daya manusianya. Kota tersebut bernama Kota Pasangkayu, berada di Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Langit sedang mendung dan menandakan bahwa musim hujan sedang berlangsung. Meskipun begitu orang-orang yang melangkahkan kakinya ke masjid tak surut berpantang meski langit mendung, terus melangkahkan kakinya menuju masjid, terus berkendara menuju masjid.

Kota Pasangkayu adalah kota yang indah, beberapa kali pemuda 1000 masjid melintas di kota ini. Kota ini terus membangun dan membangun, terus berbenah dan berbenah, menjadi daerah yang akan mendukung laju pertumbuhan di Sulawesi Barat. Sebuah masjid tampak berdiri kokoh meski langit mendung, masjid itu bernama Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu Sulbar. Masjid yang lumayan besar, dengan desain yang indah dan menarik, profil bangunannya seolah berwarna-warni, menara masjid nya pun tinggi menjulang seolah-olah ingin mengabarkan kepada awan mendung bahwa waktu shalat sebentar lagi tiba. Inilah Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu, dimanapun engkau berada, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 25, 2020

Kualitas Kesejahteraan dan Saksi Sejarah

Serial Sang Penjelajah Arus (13)

Suara motor matic hitam berderu halus membelah kesunyian Angin menjelang sore, melintasi dan berlari diatas aspal tebal yang warnanya hampir menghitam, terkadang melintasi batu-batu kali dan tanah berdebu, melaju menuju arah selatan kota rantau, setelah cukup bosan berhadapan dengan rimba tembok, gedung menjulang tinggi hendak ingin menggapai langit, Jalanan luas dan lebar yaitu jalan tol, taman-taman kota bergaya Khas rindang nyaman nan hijau, Adir ingin menyaksikan sesuatu yang berbeda, yaitu pemandangan alam secara langsung, yang Klasik dan bersejarah. Bagaimana tak bosan, pembangunan nasional tak hendak berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sistem politik negara kita tak lagi menggunakan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang juga memandu tentang pembangunan SDM juga adalah bagian dari pembangunan nasional. Gross domestic product (GDP) menjadi Indikator utama dalam menyusun program serta kebijakan pembangunan nasional, seolah-olah GDP adalah satu-satunya Indikator kesejahteraan masyarakat. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah masyarakat kita sudah sejahtera? Dengan melihat realitas Kota Rantau yang merupakan Ibu Kota Provinsi bagian Selatan di Indonesia, apakah benar masyarakat kita sudah mengalami peningkatan kesejahteraan? Memang benar bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat 8 dunia berdasarkan capaian GDP, bahkan di perkirakan beberapa puluh tahun ke depan akan masuk ke 5 besar, bahkan 3 besar berdasarkan pencapaian GDP. Segala kebijakan bertumpu pada GDP lalu menisbikan faktor-faktor lain yang secara riil merupakan faktor penunjang kesejahteraan masyarakat, seperti kualitas hidup (sandang, pangan, ilmu pengetahuan, spiritualitas, waktu luang, dan waktu produktif). Akhirnya tentu kita akan bertanya-tanya, sudah sejahterakah kita sementara harga barang-barang terus melonjak naik? Sudah sejahterakah kita sementara upah riil masih di bawah upah minimum regional? Sudah sejahterakah kita sementara petani dan nelayan tidak diseriusi pengembangan dan pemberdayaannya (Konsep green economy & blue economy) ? Renungan-renungan semacam ini terus berkecamuk dalam pikiran Pemuda bernama Abdul Muktadir, pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, padahal bila pembangunan infrastruktur di arahkan pada sektor pendidikan dan kesehatan, ini akan menjadi hal yang baik karena secara langsung memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Motor hiam terus melaju kencang tanpa dipandu google maps, hanya bermodalkan informasi dengan bertanya, lagipula dengan bertanya, cukup baik untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial. Motor melaju kencang dan berhenti sejenak disebuah jembatan yang cukup panjang, dibawah jembatan mata dimanjakan dengan pemandangan sungai yang luas, panjang, dan nyaris horizon, sungainya sangat jernih serta tidak berwarna kecoklatan. Sejenak menghirup udara yang sedikit bebas dari polusi, segar, agak dingin karena tepat di atas sungai, Angin berhembus seolah-olah memberitahukan bahwa di hilir sungai ini ada laut yang luas dan lepas. Motor melaju lagi melintasi jembatan masuk ke sebuah perkampungan yang lumayan padat penduduknya, ternyata jalan ini bukan menuju tempat yang dituju, Adir memutar haluan menuju arah sebaliknya, awalnya jalan ini beraspal dan mulus, lalu mulai mendekati tujuan aspalnya mulai kasar dan berbatu, sampai di dekat tujuan jalannya sebagian sudah menggunakan paving block sementara sebagiannya lagi tanah. Beberapa titik ada rumah panggung dengan Khas masing-masing daerah di Bumi Selatan, menunjukkan ketinggian budaya, yang berarti majunya peradaban, bahannya dari kayu dengan ukiran-ukiran Khas Suku setempat, menandakan kepribadian dan kemauan yang kuat layaknya karakter masyarakat bumi selatan pada umumnya, karakter masyarakat kota rantau pada khususnya. Pohon-pohon yang rimbun seakan-akan daun dan rantingnya bertautan satu sama lain memunculkan nuansa yang sejuk sekaligus memancarkan kegelapan yang berlapis-lapis menjelang petang. terdapat beberapa kendaraan bermotor yang berkumpul di tepi sungai mengantri untuk menyeberang menggunakan rakit sederhana, menyeberang untuk pulang kerumahnya masing-masing atau mungkin untuk melanjutkan Aktifitas dan pekerjaannya. Tempat yang dituju Adir ini juga menjadi favorit para aktivis pemuda-pemudi, aktifis Mahasiswa, untuk mengadakan pelatihan-pelatihan, pengkaderan, pembekalan-pembekalan, dan kegiatan pengembangan diri lainnya. Sekarang keingintahuan dan rasa penasaran yang selama ini tersimpan terjawab dan terkuaklah sudah, Benteng yang sangat terkenal di kota rantau, Benteng yang sangat bersejarah di kota rantau, menjadi saksi pertempuran-pertempuran dan pertarungan serta peperangan mempertahankan eksistensi serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Individu sekaligus makhlus sosial, begitu dasar negara kita mengaturnya, maka seharusnya penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Imperialisme yang tumbuh subur di Eropa sebagai dampak dari Perjanjian Tordesilas, bahwa tanah-tanah lain itu tak bertuan dan berhak untuk dijajah. Cikal bakal imperialisme yang bergolak dibangsa kita dan membuat masyarakat kita sempat terpuruk. Maka ketika penjajahan dan imperialisme masuk ke Kota Rantau dimasa lalu, tentu saja hal ini sesuatu yang sangat tidak bisa diterima oleh Masyarakat Nusantara yang sangat Ramah, humanis, dan berkarakter pejuang. Setiap masa punya tantangan yang Khas sesuai situasi dan kondisi yang terjadi, seperti ketika masa penjajahan Jepang di Indonesia, Ummat Islam mendapat perlakuan khusus karena Jepang berharap para 'Ulama dan Santri dapat membantu Jepang menghadapi Perang Asia Timur Raya. Pada saat yang sama Jepang juga memberlakukan kebijakan Deormasisasi dan Deparpolisasi, Organisasi kemasyarakatan dan Partai Politik harus segera dibubarkan, pada Tahun 1942 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII) resmi dibubarkan, bukti bahwa Jepang sangat berhati-hati terhadap Islam Politik. Bahkan, meskipun Jepang mengharapkan bantuan para 'Ulama dan Santri dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya, strategi divide & rule juga tetap jalan yaitu dengan menempatkan orang-orang sekuler dan anti-islam didalam struktur chuo sangi in agar bisa mengimbangi (check & balances) pengaruh para 'Ulama yang mengakar di masyarakat. Simpul-simpul perbedaan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Jepang dengan strategi divide & rule untuk mengokohkan penjajahannya di Indonesia. Kelak di masa-masa persiapan Kemerdekaan Indonesia, simpul-simpul perbedaan inilah yang akan menjadi kekuatan, karena punya keinginan kebangsaan yang sama yaitu Merdeka! Dengan sesekali mengunjungi tempat-tempat bersejarah, menikmati keindahan alamnya, membaca informasi-informasi terkait didalam situs sejarahnya, merenungkan tentang kisah-kisah perjuangan, maka akan menambah rasa syukur kepada Allah SWT, menyadari dan mensyukuri nikmat kemerdekaan yang saat ini kita nikmati, semakin menambah semangat nasionalisme yang mengejawantah pada cinta tanah air, lalu mengambil peran di dalamnya, berkontribusi yang terbaik untuk bangsa ini, mengingat saat ini simpul-simpul perbedaan menjadi kelemahan kita dalam mengisi kemerdekaan dan masa-masa reformasi. Meskipun saat ini kita sedang mengalami paradoks yang besar, ibaratnya kita terbang terlalu rendah sementara langit kita masih terlalu tinggi, sementara bangsa ini punya potensi untuk bersaing dengan negara adikuasa di dunia, maka mari menikmati kisah perjalanan Adir, mari menyerap kisah lagi bersamaku disini, untuk mengisi kemerdekaan kita dengan kisah-kisah Inspiratif yang memotivasi kita untuk berbuat lebih dan terus produktif, dan perjalanan membangun bangsa ini pun harus terus dilanjutkan, bersamamu, bersamaku, bersama kita semua.

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 24, 2020

Bertualang ke Puncak Dusung Tibojong Bone!

Mobil-mobil melaju kencang memasuki Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, sebuah Kabupaten yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan. Bagi para petualang, tentu menjelajahi kabupaten terluas memiliki tantangan tersendiri yang tiada taranya, ia akan terus mencari, ia akan terus menjelajah, ia akan terus bertualang, menikmati Indonesia, melakukan jalan-jalan produktif, bersyukur setinggi-tingginya. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Puncak Dusung Tibojong Bone.

Puncak Dusung Tibojong Bone tak begitu jauh dari Terowongan Sumpang Labbu, kira-kira setelah terowongan tersebut kita akan melewati 5 masjid, atau agar lebih mudah hitung saja 2 lapangan di bagian kiri jalan. Setelah mendapati lapangan Marroanging, belok kiri masuk ke dalam, jalan tak mulus sekitar 2 Kilometer. Begitu mendapat sebuah masjid mungil ditengah perjalanan, dari situlah jalan mendaki kita menuju Puncak Dusung Tibojong Bone Sulawesi Selatan.





Puncak Dusung Tibojong Bone menyajikan pemandangan bukit-bukit kecil berjejer sejauh mata memandang, bukit kecil berwarna hijau. Puncak Dusung Tibojong Bone adalah sebuah bukit yang tanahnya dari bebatuan keras berwarna putih. Udara segar menyambut anda ketika tiba di Puncak Dusung Tibojong, birunya langit serta mendungnya awan, memandang dari ketinggian, menikmati Puncak Dusung Tibojong Bone, menikmati Indonesia, ayo ke Bone! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 23, 2020

Dari Kota Pantai Menuju Kota Rantau

Serial Sang Penjelajah Arus (12)

Hari ketiga di Kota Pantai, Adir bersama rekan-rekan seperjuangannya, yaitu Zulfan yang mensponsori Tenda untuk berkemah, Fahmil Sang Pemilik Mobil Suzuki Ertiga berwarna putih yang membawa mereka menuju kota Pantai, Azikin pemuda Cerdas yang sangat cepat menyelesaikan pascasarjananya, dan Zainal seorang yang tegas dan keras serta mampu membaca kitab-kitab fiqih berjilid-jilid. Mereka berkumpul dalam satu tenda dan bersiap melakukan sesuatu yang mencengangkan bagi orang-orang awam, berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, menyisir kompleks tempat tinggal warga, menawarkan visi dan Misi, memperkenalkan calon pemimpin masa depan serta program-programnya, berkenalan satu per satu dengan masyarakat kota Pantai, menanyakan nama, kabar, juga di selingi ngobrol tentang masa depan kota pantai yang tak lama lagi akan mengadakan pesta demokrasi. Cara ini disebut dengan direct selling, bukan menjual barang atau menawarkan suatu produk, tetapi yang ditawarkan adalah calon pemimpin beserta Gagasan dan program-programnya, meskipun belakangan penulis menyadari bahwa direct selling akhirnya adalah cara yang sudah kuno dan kurang Relevan dengan perkembangan zaman. Selama Bunga shaqayeq tumbuh mekar, hidup harus terus berjalan, begitu pepatah kuno Persia mengatakan. Tak peduli penolakan yang terjadi, tetap santun dalam berucap dan bersikap, semangat seperti ini patut di contohi, meskipun belakangan setelah memahami secara riil bahwa semangat saja tak cukup. Selain semangat, yang di perlukan dan tak kalah penting adalah ilmu pengetahuan, sebab pemimpin di masa depan adalah mereka memiliki ilmu pengetahuan di atas rata-rata, agar dapat memahami kemana bangsa ini kan menuju, kemana arah baru bangsa ini, bukan sekedar kerja, kerja, dan kerja, atau sekedar taat dan tsiqoh saja tanpa memahami secara utuh persoalan yang sedang terjadi. Terkesan agak memaksa sih, tetap akan ada pengaruhnya meskipun kecil, begitu pikir Adir, langsung membagi-bagikan stiker, kartu, serta menawarkan Gagasan yang terlalu Umum, entah apakah cara-cara ini masih Berlaku bagi masyarakat yang semakin Cerdas dan melek teknologi, kita lihat saja nanti. Sampai di hari keempat setelah beberapa kegiatan dan materi, sesi terakhir dari rangkaian kegiatan selamma 3 hari 2 malam ditutup dengan penampilan seni dari masing-masing grup. Agar suasana tak serius melulu, agar suasana menjadi sedikit lebih santai dan mencair, memang kestabilan dan keseimbangan adalah kondisi ideal bagi manusia. Kira-kira seperti Fungsi check and balance yang ada pada sistem pemerintahan kita, agar eksekutif tak otoriter, maka hadirlah legislatif sebagai penyeimbang yang mengkritisi dan berbicara lantang ketika ada sistem yang tak berjalan sebagaimana mestinya, Fungsi lain legislatif adalah penganggaran dan menghasilkan undang-undang. Manusia itu butuh keseimbangan, maka ia pun butuh faktor yang menyusun keseimbangan tersebut, yaitu penyeimbang. Karena persiapan yang cukup matang di tambah jiwa-jiwa kreatif para anggota kelompok, maka pada malam itu kelompok Adir dan rekan-rekannya menjadi penampilan terbaik yang cukup menghibur dan menumpahkan gelak tawa hampir seluruh peserta. Karena tema yang dibawakan dalam penampilan seni tersebut adalah tema yang cukup menarik, yaitu parodi tentang Pemilihan Kepala Daerah Kota Pantai, dibawakan dengan sederhana dan apa adanya dengan sedikit sentuhan humor politik oleh Zulfan dan Zainal lalu diselingi lagu Perjuangan yang di nyanyikan oleh Fahmil, ternyata cara ini ampuh untuk menjelaskan kondisi kekinian serta cara yang ampuh untuk menertawakan diri sendiri Tatkala muncul fanatisme buta terhadap satu tokoh atau suatu golongan/kelompok, agar kita lebih berpikiran terbuka dan santai saja dalam menghadapi persoalan sepelik apapun itu. Makanan Khas yang di dominasi oleh daging, aroma Khas kuahnya yang terdiri dari bumbu-bumbu pilihan yang tak sembarang orang bisa meraciknya menjadi kelezatan yang Khas, hidangan lezat ini menjadi semacam hadiah bagi Adir, Zulfan, Fahmil, Azikin, dan Zainal. Saat peserta yang lainnya mungkin makan seadanya saja, Adir, Zulfan, Fahmil, Azikin, dan Zainal makan makanan yang bisa di katakan agak mewah, rupanya ini menggunakan hadiah bagi grup dengan penampilan seni terbaik pada kegiatan tersebut. Sekarang waktunya bergegas kembali ke Kota Rantau setelah beberapa hari menyerap ilmu, Mencerap pengalaman dan hikmah, mengakrabkan diri bersama sahabat seperjuangan, menguji persaudaraan dengan makan dan berbincang bersama-sama, sungguh sebuah episode yang takkan terlupakan bagi Adir pribadi. Adapun penolakan, gertakan, cacian, Motivasi, Inspirasi, ilmu, transfer semangat, sampai kekecewaan adalah tempaan agar diri semakin matang dan seimbang dallam menjalani kehidupan, life must go on, kehidupan harus terus berlanjut, sebentar lagi petang akan tiba, senja jingga mengalir lembut di ufuk rindu bersama pemandangan putaran kincir Angin pembangkit listrik tenaga bayu, lagu-lagu perjuangan dan senandung-senandung semangat positif berdetak mengisi heningnya mobil putih, membawa berbagai suasana kepada lelah dan penatnya berjuang membentuk diri, daun-daun serta batang pohon bergerak cepat ke arah belakang lalu hilang seketika dari jendela kaca bening, perjuangan harus terus berlanjut sebagaimana hidup berjalan, sekarang waktunya kembali ke kota rantau.

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 22, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (49)

Jalanan begitu padat, kendaraan berturut-turut berbelok, harus bersabar satu demi satu melintas karena kondisi jalan yang padat. Jalanan menjadi padat karena ukuran jalan yang terlalu kecil atau jumlah kendaraan yang semakin banyak? Entahlah, semua bisa menjadi faktor penyebab. Pemuda 1000 masjid pun melanjutkan perjalanannya di sekitar jalanan yang padat ini, terlihat sebuah masjid berdiri anggun di pinggir jalan, berdiri dengan kokoh di antara pemukiman padat penduduk, Masjid Al-Quddus Mandala namanya.


Masjid Al-Quddus Mandala, terletak di Jalan Banta-bantaeng Makassar, masjid yang di dominasi oleh warna hijau, mempunyai area parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua. Sang pemuda 1000 masjid pernah sekali di undang di masjid ini, menyapa jama'ah, berinteraksi dengan pengurus masjid, merasakan keramahan para pengurus masjid. Seharusnya seperti ini modal dasar karakter bangsa kita, ramah kepada siapapun, kepada penduduk asli, kepada pendatang, kepada tamu, kepada siapapun yang berinteraksi dengan kita. Di masjid karakter ini terus di bangun, terus di biasakan, saling peduli, saling menolong, yang semoga budaya ini bisa mengakar pada masyarakat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ikuti terus ya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 21, 2020

Manusia-manusia Berkualitas

Serial Sang Penjelajah Arus (11)

Angin berhembus membawa kabar-kabar, membawa suasana sejuk di tepi kulit. Bangunan-bangunan Perumahan serta pertokoan yang tak begitu tinggi kokoh berdiri siap menerima pergantian hari di iringi desiran daun-daun yang bergesekan karena hembusan Angin, tampak harmoni kondisinya, ada yang statis dan ada yang dinamis mengiringi perjalanan hidup kita. Orang-orang mulai bergerak mempersiapkan diri, burung-burung bercicitan seakan-akan sedang bercakap-cakap, mungkin saja cicitan burung-burung ini adalah Dzikir kepada Allah. Hidup harus terus berjalan, meski kendaraan berlalu lalang di simpang jalan dan jalan Poros, padi akan tetap tumbuh di sawah-sawah pinggir kota dan tampak sejumlah petani sedang bekerja dengan Tekun. Langit dibagian selatan Kota Pantai tampak berawan namun tetap cerah, masyarakat lalu lalang di lapangan pemuda yang merupakan icon kota Pantai, masyarakat yang sedang berolahraga, jalan-jalan, sedang berdagang, sedang jajan, dan Aktifitas lainnya. Kota Pantai berjarak 3 jam perjalanan darat dari Kota Rantau, cukup naik mobil saja, bila naik motor mungkin bisa lebih cepat lagi sekitar setengah jam. Di Kota Pantai ini ada sungai yang cukup besar dan panjang, cukup keruh, butuh perhatian serius dan kerja-kerja bertahap agar sungai itu jernih kembali. Mobil Suzuki Ertiga melaju kencang melintasi jalan Poros yang merupakan jalan nasional, peningkatan dan perbaikan jalan adalah tanggung jawab Pemerintah Pusat. Jalan yang biayai oleh APBN ini mulus dan halus, bagai jalan yang tak pernah putus dan tak pernah diketahui dimana ujungnya, mobil melaju kencang membawa 5 orang pemuda bersemangat daan bergairah untuk melakukan perubahan, menyiapkan diri untuk turun langsung ke lapangan memengaruhi opini Publik kota Pantai, bagaimana caranya? Mungkin dengan mengunjungi rumah warga satu persatu dari pintu ke pintu, bertemu dan bercakap dengan warga, menawarkan beberapa program kerakyatan agar mereka mendukung Gerakan perbaikan ini. Tapi, apakah itu semua cukup? Kelak anda akan bisa menebaknya sendiri, tentang mana yang lebih efektif, bayangkan itu terjadi pada diri anda, ketika masyarakat di Tawari program beserta perangkat pendukung program dibandingkan dengan anda memberi sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya atau memodali ia dengan sejumlah uang lalu membimbing cara membangun bisnis serta membentuk mental kewiraausahaannya, sekarang perbandingan ini lebih realistis dan pasti anda bisa menjawabnya bukan? Mobil putih nan anggun itu terus meluncur dengan tujuan menuju Kota Pantai, melaju dengan kencang sambil membawa beberapa pemuda Cerdas serta punya banyak Ide serta banyak karya, Adir merasa sangat beruntung bisa bergabung bersama mereka, para pemuda-pemuda unggul. Kini mobil yang melaju seolah-olah memburu deru Angin itu telah tiba di batas kota, tak jauh dari gerbang selamat datang, rombongan ini singgah melepas lelah di Islamic center kota pantai, lalu melaksanakan Shalat di tempat indah nan sejuk ini. Bagaimana tak indah, di bagian utaranya sawah hijau terhampar bertingkat-tingkat seakan-akan tanpa batas membentang dan hanya di batasi oleh birunya gunung serta kaki-kaki Angin. Dibagian selatan Islamic center ini pelatarannya sangat indah dan penataannya sangat baik. Sebagian besar tamannya sudah dipenuhi dengan paving block sampai di pinggir jalan, berpadu dengan beberapa Taman kecil di tepi jalan masuk depan tangga menuju tempat shalat di lantai dua. Bunga-bunga di Taman Islamic center ini berwarna-warni layaknya Taman Bunga pada umumnya, terlihat begitu harmoni berpadu dengan warna bangunan islamic center yang di dominasi oleh warna biru, pada tepian tiangnya berwarna putih, berkolaborasi dengan garis-garis keemasan, serta warna biru tua melengkapi kolaborasi warna indah tersebut. Selesai melaksanakan kewajiban dan istirahat sejenak, para pemuda Tangguh ini kemudian melanjutkan perjalanan ke pusat kota Pantai, sebentar lagi akan tiba di lokasi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang akan di ikuti berupa kegiatan pelatihan dan pengembangan diri, di dalamnya di latih hal-hal yang terkait life skill, kepemimpinan, dinamika kelompok, manajemen organisasi, manajemen konflik, pemberdayaan, dan materi pengembangan diri lainnya. Tak lain dan tak bukan tujuannya adalah membentuk manusia-manusia berkualitas, berkapasitas, serta mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan mampu menjadi pemimpin di masa depan. Ketika krisis kepemimpinan sedang terjadi pada bangsa kita, pelatihan-pelatihan semacam ini sangat dibutuhkan. Manusia-manusia berkualitas bila tidak diupayakan dan diusahakan maka tidak akan terwujud, begitulah Rasulullah SAW membentuk para keluarga dan sahabat nya menjadi manusia-manusia berkualitas. Adir teringat sebuah kisah tentang salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat berkualitas dan di akui Khalid Bin Walid Sang pedang Allah. Adalah Al-Qa'qa' Ibnu 'Amr At-Tamimi, seseorang yang datang sebagai jawaban atas surat Al-Mutsanna kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Siapakah Al-Mutsanna? Siapa pula Al-Qa'qa'? Mungkin yang sering kita dengar dan kita baca adalah kisah tentang Lelaki lembut yang merupakan sahabat utama Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Pedang Allah yang terhunus kepada musuh-musuh Allah, yakni Khalid Bin Walid. Agar runut, kita mulai dari siapa itu Al-Mutsanna, Al-Mutsanna adalah seorang Lelaki Arab yang sangat berpengaruh di antara kaumnya, Bani Bakr Bin Wa'il. Sewaktu Rasulullah SAW hidup, Rasulullah pernah meminta jaminan keamanan dari Al-Mutsanna dan Al-Mutsanna memberikannya. Sebuah peristiwa sejarah yang membuktikan kecerdasan Rasulullah SAW dalam hal geopolitik, kesadaran geopolitik yang luar biasa, Al-Mutsanna dan kaumnya bermukim di perbatasan Arab dan Negeri Persia, betapa Sang Nabi menjaga dan melindungi keamanan Kota Madinah dari Invasi yang kapan saja bisa terjadi dari arah Persia. Al-Mutsanna adalah Lelaki yang orasi nya di dengarkan oleh 8000 Kesatria Arab di perbatasan Persia, seorang Lelaki yang Islamnya sepadan dengan Islamnya 8000 Lelaki Bani Bakr Bin Wa'il. Sampai pada masa Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-Mutsanna mulai gelisah dengan nasib petani dan rakyat kecil di sekitaran Perbatasan Arab dan Persia, mereka harus membayar pajak yang tinggi kepada penguasa Persia, lalu hasil kerja keras mereka juga sebagian besar tak bisa mereka nikmati karena harus menyetornya kepada Gubernur perwakilan Kaisar Negeri Persia. Kezholiman dan kesewenang-wenangan ini membuat Al-Mutsanna, Lelaki berkualitas ini menuangkan kegelisahannya pada sebuah Surat yang ditujukan kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kira-kira isi suratnya adalah tentang kegelisahan akan ketidak adilan negeri Persia kepada Masyarakat di Perbatasan Arab dan Persia lalu meminta pasukan bantuan untuk melakukan ekspansi agar rakyat Persia bisa merasakan indahnya Islam dan betapa adilnya Pemimpin Kaum Muslimin. Sebelum Surat itu di respon oleh Khalifah Abu Bakar, Khalid Bin Walid Sang Pedang Allah sudah mendapatkan instruksi untuk mem-back-up pasukan Al-Mutsanna, para Sahabat Nabi SAW ini pun bertemu dan merancang beberapa strategi perang untuk membebaskan penindasan yang ada di depan mata mereka, di perbatasan Arab dan Negeri yang saat itu sedang carut marut memperebutkan tahta, Negeri Persia. Alangkah ngerinya negeri ini ketika Khosrou menerima Surat ajakan dari Baginda Nabi untuk masuk Islam namun surat tersebut dirobek-robek, terkoyak-koyak di hadapan para pembesar Persia, siapa yang sanggup merobek-robek sebuah surat ajakan kebaikan dari Manusia Terbaik di Muka Bumi ini? Pinta Nabi dalam doanya, semoga Allah merobek-robek Kekuasaannya, dan doa yang menyejarah ini pun mulai terwujud di masa ketika Khalid Bin Walid dan Al-Mutsanna bertemu. Al-Mutsanna keheranan ketika bersama Khalid Bin Walid, Di antara para Tentaranya, ada satu orang yang dijelaskan Khalid sebagai bantuan dari Khalifah Abu Bakar kepada Al-Mutsanna. Al-Mutsanna meminta sepasukan bantuan dari Madinah, namun yang dikirim Khalifah hanya satu orang, ia adalah Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Orang macam apakah Qa'qa' ini? Sekualitas apakah dia? Sampai-sampai sepasukan bantuan dari Madinah hanya di wakili oleh Qa'qa' seorang diri? Khalid dan Al-Mutsanna pun seakan-akan ingin bertanya-tanya dalam hati, tetapi mereka yakin tak akan mungkin Khalifah mengirimkan orang yang tak berkualitas, berkapasitas, dan berkompetensi. Bahkan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq memberi garansi dengan menitipkan pesan kepada mereka berdua, "Tak akan kalah Pasukan yang didalamnya ada orang seperti Qa'qa'. Singkat cerita Manusia-manusia berkualitas ini akhirnya berhadapan dengan bala Tentara Persia yang lengkap dengan persenjataan serta pasukan Gajahnya berada di seberang sungai dipimmpin oleh Pangeran Hurmuz. Di seberang dari sisi yang berlawanan, kaum Muslimin yang sedang menghadapi Tentara yang tidak biasa menggunakan taktik bertempur yang membuat Tentara Persia gentar. Tentara Kaum Muslimin datang dalam tiga gelombang pasukan dan dalam waktu yang berbeda-beda, gelombang pertama dipimpin oleh Al-Mutsanna. Gelombang pasukan kedua dipimpin oleh 'Adi Bin Hatim. Gelombang pasukan ketiga disertai Oleh Pemegang Komando pasukan kaum Muslimin secarah keseluruhan Khalid Bin Walid ditemani oleh Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Gemuruh Takbir yang menggetarkan tampak menggentarkan para Tentara Persia dan berpikir, Orang-orang Arab ini terus mendapatkan bantuan! Psywar sudah terlebih dahulu di menangkan oleh kaum Muslimin dengan Surat yang di layangkan oleh Panglimanya kepada Pangeran Hurmuz. Pangeran Hurmuz terkejut dengan Kalimat penutup Surat dari Khalid Bin Walid, "Aku membawa untukmu Pasukan yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan". Sosok dan prestasi perang Khalid sudah lebih dahulu sampai kepada para Tentara Persia dibandingkan wujud fisiknya, dan tiba saatnya mereka akan bertemu dengan sosok pedang Allah itu, pedang Allah yang terhunus bagi orang-orang kafir. Titik bertemu kedua pasukan adalah sungai, seperti tradisi peperangan pada umumnya, yang pertama dilakukan adalah mengadu Tentara terbaiknya dalam pertarungan one on one. Pangeran Hurmuz yang seolah tak ingin menunjukkan ketakutannya dihadapan tentaranya maju lebih dulu menantang Khalid Bin Walid, tentu saja ini adalah hal yang sangat disukai Oleh Khalid, Khalid pun maju tanpa ragu menyambut tantangan itu. Jalannya pertarungan tentu saja sangat mudah di tebak, Khalid Bin Walid yang dimasa mudanya pernah mengalahkan 'Umar Bin Khaththab dalam adu gulat menguasai pertarungan dengan cepat, Pangeran Hurmuz pun terdesak. Tak di sangka Pangeran Hurmuz melakukan sesuatu yang licik, ia sudah menyiapkan 3 algojo dari tentaranya untuk menghabisi Khalid dari arah belakang punggungnya. Sebelum sempat menyerbu Khalid, 3 algojo terbut ternyata tumbang lebih dulu tanpa nyawa di tangan Al-Qa'qa', Khalid menyaksikan langsung ketangguhan sosok Lelaki yang dipercayai Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, ialah Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Sehingga tentu anda bisa menebak jalannya peperangan bukan? Bagaimana psikologis pasukan yang pimpinannya sudah kalah terlebih dahulu dalam duel satu Lawan satu, kaum Muslimin menang dalam pertempuran melawan Tentara Persia yang dipimpin oleh Pangeran Hurmuz ini, meski sempat kesulitan dan mmemutar Otak untuk mencari strategi mengalahkan pasukan gajah. Sekelumit kisah singkat ini adalah kisa para Manusia Berkualitas, ada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat paling dekat Rasulullah SAW, seorang yang Imannya tidak diragukan lagi, menginfaq-kan seluruh hartanya pada perang Tabuk, memeluk Islam dan membela Rasulullah SAW saat awal-awal dakwah, menemani Baginda Nabi tercinta saat bersembunyi di gua dalam perjalanan hijrah, salah satu Sahabat yang terjaminkan masuk Surga. Ada Khalid Bin Walid, Lelaki Tangguh nan perkasa, Sang Pedang Allah yang terhunus bagi orang-orang kafir, yang strategi dan taktik perangnya lihai nan cerdik, Pejuang Islam yang Gagah Berani meluaskan ekspansi dan menumpas kesewenang-wenangan. Ada Al-Mutsanna, Lelaki yang sangat berpengaruh di kaumnya, Bani Bakr Bin Wa'il, Lelaki yang gelisah dengan penindasan dan ketidakadilan, menjadi Pahlawan dan idola nak-anak kaum Muslimin dalam kisahnya membantu menaklukkan Persia. Ada Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi, Lelaki kekar nan perkasa, juga berkontribusi dalam penaklukkan Persia dan menahan gempuran Tentara Romawi, lelaki dengan kemampuan bertempur yang luar biasa! Mereka adalah Manusia-manusia berkualitas, generasi-generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini, kira-kira seperti inilah tujuan dari pelatihan-pelatihan yang di ikuti Adir dan kawan-kawannya di Kota Pantai. Membentuk manusia-manusia berkualitas, dengan turun langsung berhadapan dengan masyarakat, menularkan kebiasaan-kebiasaan dan karakter yang baik, menawarkan Gagasan. Membangun bangsa lalu mengajaknya untuk bergabung minimal bersimpati, melakukan bakti sosial, kira-kira seperti itulah tujuan dari kisah perjalanan ini, mari nikmati terus arus dan kisahnya.

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, January 20, 2020

5 Tips Melintasi dan Mendaki Air Terjun!

Hai para petualang, hai para penjelajah, bagi kamu yang ingin berpetualang atau menjelajah sebuah air terjun, berikut beberapa tips menarik untuk kita ketahui bersama.

Tips yang pertama adalah siapkan mentalmu sebaik mungkin sebelum mendaki atau melintasi sebuah air terjun, siapkan mentalmu akan dinginnya air, akan cadasnya bebatuan, akan derasnya aliran air, dan betapa kita akan terpukau tetapi harus tetap fokus ketika menikmati keindahan sebuah air terjun.



Tips yang kedua, siapkan perlengkapan terbaik yang bisa kita siapkan. Gunakan sandal gunung yang anti selip, dan stabil berpijak meski dalam keadaan basah, agar tubuh tetap seimbang saat melintasi air terjun, bahkan bila perlu segala perlengkapan sangat membantu kita ketika keadaan memaksa harus berenang melintasi air terjun.




Tips ketiga, pastikan air terjun yang dilintasi atau dijelajahi pernah juga dilintasi sebelumnya, sehingga akan ada orang yang ahli atau pernah melintas untuk membimbing kita, semacam instruktur yang memberi arahan ketika kita melintasi air terjun.





Tips keempat, pakaian yang kita gunakan adalah pakaian yang siap basah. Mau tidak mau, suka tidak suka, yang kita lintasi adalah air terjun, maka harus siap basah seluruh badan, jangan lupa antisipasi berbagai barang elektronik agar tidak masuk air.

Tips kelima, jangan lupa berdoa dan berniat terbaik dalam petualangan kita, dalam jalan-jalan produktif kita, niatkan untuk menikmati keindahan alam, memuja-muji Sang Pencipta, betapa kita adalah HambaNya yang hendak mencari RidhaNya.

Demikian 5 tips yang dapat membantu kita melakukan petualangan di air terjun, menjelajahi dan melintasi air terjun, menikmati keindahan alam Indonesia, semoga bermanfaat.

Oleh : Mohamad Khaidir

BANYAK PIHAK

   Keberhasilan seseorang menghasilkan sebuah karya, baik karya sederhana yang bermanfaat maupun karya yang monumental dan tercatat dalam se...