Wednesday, August 7, 2019

Jalan-jalan Sambil Bangun Indonesia

Malam menjelang dan tampak temaram, lampu-lampu berkilauan menerangi rumah-rumah, kendaraan mulai berkurang jumlahnya, paling banyak terparkir di lapangan pemuda Bulukumba. Mengapa Disebut lapangan pemuda? Apa karena sering disinggahi para pemuda dan pemudi? Atau karena menjadi tempat Nongkrong favorit para pemuda-pemudi? Nyatanya bukan hanya pemuda yang sering nongkrong, tapi semua kalangan yang ingin menikmati sejuknya udara Kota Bulukumba. Penulis sendiri tak terlalu mengambil pusing, tapi suatu saat akan segera di cari tahu latar belakang penamaannya. Yang paling penting adalah semangat Para Pemuda jangan sampai padam.



Menelusuri Kota Bulukumba dimalam hari semakin menambah rasa penasaran, apakah jalan-jalan ini benar-benar bermanfaat dan menjadi sumber inspirasi? Benar, buktinya tulisan ini segera di publikasikan. Di zaman yang semakin maju, Teknologi dan Industrinya semakin maju, Game Online menjadi Hal yang di minati oleh sebagian pemuda. Apakah ini tren positif? Penulis tak ingin mengomentari terlalu banyak tentang hal ini, tetapi masih banyak yang secara berlebihan sangat anti-pati, bahkan membenci para pemuda yang kecanduan game online. Apakah ini tantangan? Ya, bisa jadi. Terlepas dari semua itu ternyata game online masuk menjadi salah satu cabang dalam perlombaan Asian Games 2018, yaitu E-Sport.

Sadar atau tidak, suka atau tak suka, perlombaan-perlombaan semacam ini, seperti Death Of The Ancient (DOTA) tak sedikit peminatnya. Bahkan baru-baru ini disiarkan secara live di Facebook, game PUBG diperlombakan hingga tingkat Internasional, Tim Indonesia menang pada ronde pertama, lumayan membanggakan, bahkan mengharumkan nama bangsa. Sepertinya ini adalah eranya, era di mana anak muda ingin bebas menentukan kehidupannya sendiri. Kecanduan tentunya adalah hal negatif yang harus di minimalisir dan dicarikan solusinya.

Masih ada yang memandang negatif bahkan membencinya? Mungkin kita perlu diskusi mengenai hal ini, zaman telah berubah, perubahannya berlangsung secara Eksponensial. Sektor game online ini juga perlu untuk diperhatikan, dan di manfaatkan. Sungguh bahaya para penantang arus, mungkin sudah saatnya kita menjadi peselancar, peselancar arus, peselancar yang lihai dalam memanfaatkan gelombang. Jalan-jalan, mengamati pemuda, melihat perilakunya, lalu Membangun Indonesia, membangun Indonesia di sektor game online? Mungkinkah? Tampaknya, kita masih perlu diskusi ya? Hehehe.
(Bersambung).

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, August 6, 2019

Bangun Indonesia sambil Jalan-jalan

Tanah Selatan begitu luas dan jauh, mengelilinginya butuh waktu yang sangat banyak. Bunyi-bunyi mesin kendaraan berpacu di jalan-jalan poros, angin yang bertiup lumayan kencang sehingga para pengemudi sepeda motor harus berhati-hati melaju. Kincir-kincir angin terus berputar di tanah yang lumayan datar, menjadi saksi bagi yang sedang memandang atau dipandangnya, berputar menghasilkan listrik yang sangat berguna bagi manusia. Kendaraan tetap saja lalu lalang, sementara Bumi Allah yang luas ini harus terus dijelajahi. Mengapa harus di jelajahi? Mungkin agar kita bisa paham akan keindahannya, atau mungkin agar kita bisa merenungkannya, betapa banyak kehidupan yang harus terus berjalan bagaimanapun kondisinya, bagaimanapun beratnya beban, selama Bunga Shaqayeq mekar Hidup harus terus berjalan, begitu pepatah lama Persia.

Lalu dimana kita bisa mengambil inspirasi? Dari Jelajah, dari Telaah, dari Membaca, mungkin akan banyak inspirasi yang terpantik. Kali ini kembali lagi ke Bulukumba Sulawesi Selatan. Sekumpulan pemuda tengah membekali dirinya, tengah meningkatkan kapasitasnya, tengah menaikkan kompetensinya, disalah warung kopi para pemuda sedang berdiskusi. Berdiskusi soal kepemimpinan, pemimpin masa depan yang tidak lain dan tidak bukan melainkan para pemuda. Juga berbincang soal Geopolitik, mengingat pemuda sedang berada di era revolusi industri 4.0, maka geopolitik juga menjadi hal yang harus diketahui.

Tak sampai disitu saja, esoknya hari juga semakin cerah dan langit seolah-olah semakin bertambah birunya. Sebuah Kelas yang sederhana menjadi tempatnya, masih tampak tulisan-tulisan nama menggunakan tipe-x di meja-meja kayu yang berwarna cokelat muda. Masih tampak tulisan-tulisan menggunakan spidol di kursi, tembok, dan papan, khas suasana kelas di masa penulis saat masih mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar. Namun keterbatasan fasilitas tidak membatasi semangat belajar dan berbuat. Pagi hari mereka belajar dan berdiskusi soal kesukarelawanan, bagaimana seorang pemuda tidak lagi hanya mementingkan pribadinya sendiri, namun juga peduli terhadap lingkungan sekitarnya, melampaui individualisme, menjadi relawan kebersihan, menjadi relawan bencana, bahkan menjadi relawan literasi. Mengajarkan cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar juga adalah bagian dari kesukarelawanan, bahkan ini adalah sesuatu yang sangat mulia. Siang harinya para penuda-pemudi ini belajar tentang kewirausahaan, serta langsung dirangkaikan dengan praktek pembuatan souvenir cantik buatan tangan.

Para Pemuda-pemudi dengan semangat positif ini menginspirasi dengan terus belajar dan berbuat. Kegiatan-kegiatan positif juga ternyata berefek ganda dan menyebar bagai virus yang mengalirkan energi-energi positif, bila pemuda penuh dengan energi positif, tunggu saja aksinya!
(Bersambung).

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, August 2, 2019

Tak Berapa Lama..

Angin berhembus menembus kulit-kulit kering seperti tak terawat, menerabas maju mencari tekanan udara yang lebih rendah, sampai saat gagasan ini dituliskan, arah yang akan dituju masih belum jelas. Konsep sudah jelas, semua bermula dari inspirasi, inspirasi didapatkan dari ilmu, ilmu di dapatkan dari pengamatan lapangan serta eksperimen. Tak lama lagi, ya, tak berapa lama lagi, arahnya akan semakin jelas. Berkumpulnya ide-ide untuk maju bersama, untuk memperbaiki, untuk membangun, adalah hal-hal positif yang harus terus dibiasakan. Zaman ketidakpercayaan butuh para pemuda yang dalam alam pikirannya di dominasi oleh hal-hal positif, sebab zaman ketidakpercayaan ini terus mengurangi bahkan mereduksi mimpi-mimpi anak muda.

Pantai pasir putih sudah menunjukan kilau tak bersinarnya, namun sempat mengalihkan perhatian mata-mata yang terbiasa dengan pantai berpasir hitam. Kombinasi warna hijau dan biru yang begitu bening berpadu dengan ombak yang bergelombang menambahkan keelokan Pantai Bira Bulukumba. Tak ada yang tahu ada hal-hal negatif apa yang tersembunyi dibalik keindahan panorama alam tersebut, akan tetapi keindahan tempat ini sangat bagus untuk berkontemplasi, merenung langkah-langkah gontai kita yang masih terus mencari arah baru.



Tak berapa jauh, tak berapa lama dari Pantai Bira, ada tebing Apparalang yang juga memanjakan mata. Begitu banyak orang-orang yang berkunjung dan ingin mengabadikan pemandangan alam tersebut, tak sedikit pula yang ingin menunjukan keakuannya dengan melakukan swafoto. Tak ada yang salah dengan hal tersebut, itu adalah hal yang manusiawi. Beberapa pengalaman menjelajah ini semacam menginspirasi untuk segera bergerak, tapi ingat jangan bergerak sendirian ya. Sebab bersendirian membuatmu lemah, berkumpullah dengan teman-temanmu, berkolaborasilah dengan mereka, lakukan hal positif sekecil apapun itu. Agar hal positif memenuhi relung hati, dan tak muat lagi bergelora didalam hati, lalu ia melimpah ruah dalam ucapan dan aksi.

Tak berapa lama, ya, tak berapa lama lagi, ketika arahnya jelas, ketika mulai berkolaborasi, engkau harus ikut bergabung, minimal kebangkitan pemikiran itu lahir dari hasil diskusi kita.

Oleh : Mohamad Khaidir

Ditulis sambil menikmati renyahnya kesibukan beton perkotaan.

Thursday, August 1, 2019

Inilah Pemuda Positif!

Ini adalah permulaan yang baru, tentang ide dan gagasan yang positif, dan tentu ada subjeknya yaitu pemuda. Hal ini bermula dari kebangkitan pemikiran, mengapa bermula dari pikiran? Sebab kebangkitan adalah sesuatu yang makro, sesuatu yang makro bermula dari sesuatu yang mikro yaitu pemikiran. Peradaban-peradaban besar beserta kejayaannya pun bermula dari kebangkitan pemikiran. Kita bisa melihat buktinya pada momentum sumpah pemuda pada Tanggal 28 Oktober 1928. Saat itu para Pemuda yang berkumpul belum memiliki sama sekali gambaran utuh tentang bagaimana itu Indonesia, sekitar 17 Tahun setelah 1928 baru kemudian kita bisa melihat model Indonesia Merdeka. Semuanya bermula dari kebangkitan pemikiran, bangsa yang kemudian menyebut diri mereka Indonesia adalah orang-orang yang sama-sama tertindas, sama-sama melarat, sama-sama terjajah, dan sama-sama ingin merdeka, itulah kebangkitan pemikiran. Sehingga kebangkitan pemikiran yang dimaksud diterjemahkan menjadi Inspirasi.

Inspirasi menjadi kata kunci pertama dari konsep pemuda positif, sebab dengan inspirasilah kita bisa belajar. Inspirasi adalah akumulasi bacaan, ilmu, pengalaman, serta diskusi yang sudah diramu menjadi satu ide orisinil, merakit berbagai macam lintasan pemikiran menjadi sesuatu yang benar-benar baru.

Selanjutnya adalah Kolaborasi, mengapa kolaborasi? Manusia sejatinya adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, artinya setiap manusia pasti saling membutuhkan satu sama lain, hal tersebut juga menjadi kebutuhan dasar. Maka bila ada seorang manusia yang merasa benar dan hebat sendiri, ini sesuatu yang sangat kontradiktif dari keaslian manusia sebenarnya. Bila ada sekelompok, atau komunitas, atau suatu lembaga, merasa benar sendiri, merasa perjuangan dan kerja-kerjanya lah yang paling benar, maka tinggalkan saja organisasi/komunitas konservatif semacam itu. Sebab kita semua perlu berkoordinasi, perlu berkolaborasi membangun bangsa ini. Begitu pula yang terjadi pada masa-masa pergerakan kemerdekaan Indonesia, seluruh elemen-elemen bangsa berkumpul menyerukan kemerdekaan. Kolaborasi menjadi satu nilai yang wajib kita amalkan.



Lalu yang ketiga adalah action! Dalam bahasa Indonesia adalah beraksi, seluruh akumulasi ilmu pengetahuan serta skill kita, koordinasi dan kolaborasi yang kita lakukan, maka untuk membuatnya mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari, membuatnya membumi dan menebar manfaat tentu denga beraksi. Agar dari aksi ini terlahir lagi inspirasi, kolaborasi, serta aksi yang terduplikasi, konsep positif ini menyebar menjadi kebaikan yang punya multiple effect.

Oleh : Mohamad Khaidir
Ditulis dengan penuh semangat dibawah langit malam Biringkanaya.

BERTUTUR TENTANG JEPANG