Sunday, October 6, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (13)

Langkah sudah diayunkan, seolah-olah takkan henti walau sejenak, langkah kali ini bukan langkah yang ragu-ragu, bukan pula langkah yang gontai, tetapi langkah yang kokoh, langkah yang penuh dengan keyakinan!  Langkah yang diatur sedemikian rupa, melangkah seyakin mungkin, melangkah dengan mantap, melangkah menyingkirkan rasa malu. Inilah langkah yang bersemangat! Langkah yang menjadi pembeda dengan pemuda lainnya! Langkah seorang pemuda menuju masjid!

Sungguh akan sulit untuk menghentikannya, pemuda yang punya mimpi besar, pemuda 1000 masjid. Seorang pemuda yang ingin mengunjungi 1000 masjid, pemuda yang bersemangat untuk melakukan kebaikan, pemuda yang bersemangat untuk menginspirasi, pemuda yang bergelora untuk menyebarkan hal-hal positif yang pernah didapatinya. Bila tak punya, bagaimana bisa memberi? Begitu inti dari sebuah pepatah Arab, maka mari kita membekali diri kita dengan sering-sering mengunjungi masjid.

Kendaraan lalu-lalang di sepanjang Jalan Hertasning Kota Makassar Sulawesi Selatan, terik matahari begitu panas namun tertutupi oleh hijaunya pepohonan di jalan poros tersebut, debu-debu jalanan juga menghiasi perjalanan kendaraan di sepanjang jalan, asap kendaraan bermotor mengepul dan menghasilkan polusi yang berhawa panas, bunyi kendaraan yang lalu-lalang dari arah berlawanan juga lumayan memekakan telinga, namun langkah kebaikan harus terus diayunkan hingga mencapai tujuannya.

Sebuah masjid di Jalan Hertasning tampak berdiri kokoh, dengan kubahnya yang unik mungkin banyak yang akan tertarik untuk berkunjung dan melaksanakan ibadah di dalamnya. Nyaris berhadapan dengan sebuah rumah sakit swasta yang terkenal di Makassar karena pelayanan optimalnya terhadap pasien, masjid ini menjadi semacam pengobat dahaga ditengah-tengah aktivitas perkantoran dan aktivitas perkotaan, dahaga akan sebuah ketenanga, rasa haus akan ketenangan dan ketenteraman. Masjid ini juga menjadi favorit para pengendara yang singgah sebentar untuk melaksanakan kewajibannya, tempat wuduh tertata rapi, begitu pula tempat alas kakinya.


Masjid Nurul Qalbi PLN, masjid ini terletak di Jalan Hertasning Kota Makassar Sulawesi Selatan. Masjid dengan keunikan desain kubahnya, masjid dengan keunikan desain interiornya, dibangun didalam kompleks kantor, tepat disampingnya adalah pos satpam yang juga menjaga keamanan masjid ini. Kubahnya sangat unik, seperti bentuk limas, seperti bentuk piramida namun tak sempurna, berwarna cokelat muda tersinari matahari di siang hari. Tampak juga bagian depan masjid berwarna hijau lalu bertuliskan Masjid Nurul Qalbi PT.PLN, pintu-pintu dan jendela kacanya juga menambah keindahan masjid ini.



Bagian dalamnya terdapat banyak kaligrafi, kisi-kisi dibagian atas berwarna cokelat juga tampak sangat indah, berpadu dengan lampu yang sangat terang, langit-langitnya berwarna cokelat muda berkombinasi dengan warna putih. Pemuda 1000 masjid sudah beberapa kali mengunjungi masjid ini namun tak kehabisan inspirasi ketika berada di masjid ini. Mari kita lanjutkan perjalanan mengunjungi 1000 masjid, bersama dengan sang pemuda 1000 masjid.



Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, October 5, 2019

Ayo ke Pantai Tanjung Karang Donggala!

"Orang bilang tanah kita tanah Surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman."

Begitu kata Koes Plus pada era kejayaannya, tanah kita kata orang tanah surga, benarkah seperti itu? Negeri kita adalah negeri kepulauan, yang punya ciri khas subur dan hijau, sawah-sawahnya, suasana pedesaannya, gunung-gunungnya, sungai-sungainya, serta laut dan pantainya. Musimnya pun tak ada musim salju yang harus membuat orang-orang enggan keluar rumah serta beraktivitas. Negeri kita adalah negeri yang setiap musimnya kita bisa keluar rumah dan beraktivitas, melakukan hal produktif, seperti jalan-jalan produktif.

Betapa seharusnya kita bersyukur menjadi orang Indonesia, menjadi putra-putri bangsa ini, bangsa besar dan berjiwa besar serta berlapang dada dengan perbedaan. Hal ini harus terus kita latih, hal ini harus kita pahami bersama, sebab para pendiri bangsa ini berkonsensus, berkonferensi, dengan terlebih dahulu membuang egonya, dengan terlebih dahulu mengelola perbedaan yang ada. Sebab perbedaan bukan sesuatu yang harus terus di benturkan, perbedaan seharusnya membuat kita saling berdiskusi dan melengkapi.

Jalan-jalan produktif adalah sebuah gagasan sederhana untuk menikmati Indonesia, Indonesia yang kata orang-orang adalah tanah surga. Melakukan petualangan, melakukan penjelajahan, eksplorasi tempat-tempat keren dan indah, lalu ceritakan tentang negeri yang indah ini. Ceritakan hal ini kepada keluargamu, ceritakan kepada sahabat dan teman-temanmu, ceritakan pula hal ini kepada anak bangsa, bahkan bila perlu ceritakan ini pada masyarakat dunia.

Pada jalan-jalan produktif kali ini, aku akan menceritakan kepadamu tentang indahnya sebuah pantai yang berada di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Sebuah pantai yang sangat indah, hanya menempuh perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Palu yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Jalan yang dilintasi pun cukup mulus, pemandangan yang kita saksikan adalah pantai hampir sepanjang perjalanan. Karena Palu adalah sebuah kota teluk, maka terhampar tampilan laut biru, gunung yang membiru, tebing putih dan pohon-pohon hijau, serta pantai hampir sepanjang jalan trans Palu - Donggala.


Sesampainya di Kota Donggala, ikuti saja penanda jalan atau penunjuk jalan yang berada di poros Kota Donggala Sulawesi Tengah. Dan lebih aman lagi bila kita aktifkan google maps lalu ketik "Pantai Tanjung Karang Donggala". Bila masih ragu bertanyalah kepada masyarakat setempat dengan tetap menjaga adab dan santun. Ketika menuju Pantai Tanjung Karang Donggala, kita akan melewati beberapa bukit lalu tak lama kemudian tiba di pantai favorit, Pantai Tanjung Karang Donggala. Pantai berpasir putih dengan penginapan yang relatif murah, fasilitas banana boat, dan berkeliling mengamati terumbu karang di Tanjung Karang Donggala.



Pemandangan di Tanjung Karang sangat indah, laut biru, langit biru berawan putih, segarnya lautan, saat berenang harus berhati-hati dengan bulu babi yang bisa melukai kaki. Mari nikmati tanah surga ini, Pantai Tanjung Karang Donggala Sulawesi Tengah! Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, October 4, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (12)

Langit perkotaan memang beda dengan langit pedesaan, langit perkotaan penuh dengan asap polusi dan hawa panas, sedangkan langit pedesaan terasa sedikit lebih sejuk dan segar. Pemuda 1000 Masjid sedang melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi masjid, dari masjid ke masjid ia berkunjung, untuk menyerap inspirasi, mencerap energi positif, sebab apalah daya manusia tanpa energi dan inspirasi. Dengan inspirasi dan energi lah kita bisa bergerak, dari siapa inspirasi dan energi tersebut? Kalau sering berkunjung ke masjid, pasti akan kau temukan jawabannya.

Berjalan-jalan di sebuah kota besar, akan membuat kita merasa sedikit merasa bosan karena pemandangannya adalah jalanan, bangunan-bangunan megah, rumah-rumah, dan pertokoan. Maka kehadiran masjid diantara rumah-rumah mungkin akan membuat suasananya sedikit berbeda. Kehadiran masjid diantara toko-toko mungkin akan membuat suasana sedikit lebih sejuk. Budaya acuh tak acuh karena sibuk dengan aktivitas masing-masing mungkin akan sedikit mencair dengan adanya masjid di antara kantor dan bangunan-bangunan megah.

Masjid mungkin dapat menjadi oase ditengah kegersangan zaman ketidakpedulian dan zaman ketakpercayaan ini. Masjid mungkin akan menjadi salah satu solusi agar persaudaraan kita sebagai sesama manusia bisa semakin akrab. Hadirnya sebuah masjid ditengah-tengah kita mungkin akan menjadi mata air kecemerlangan di tengah-tengah era kapitalis dan era individualisme. Maka jalan-jalan produktif kita kali ini adalah masjid yang berada di tengah kota, di Kota Makassar Sulawesi Selatan tepatnya.

Pemuda 1000 masjid adalah sebuah gagasan sederhana, tak bosan-bosannya penulis akan mengulang-ulang gagasan sederhana ini. Agar kita segera bergegas ke masjid, mengunjungi 1000 masjid adalah hal yang mudah bukan? Bagi pemuda yang berjiwa petualang ini adalah hal yang mudah, lalu ada hal menarik apa yang ada di dalam masjid agar anda mau berkunjung? Minimal anda bisa bertemu dengan orang-orang yang murah senyum, orang-orang yang tulus tersenyum pada anda.



Mesjid Mamajang Raya tampak begitu kokoh berdiri di antara Ruko di Jalan Veteran, desainnya begitu artistik dan menarik. Kombinasi warna putih dan abu-abu, masjid dengan konsep minimalis dan indah, tampak keindahan trali atau kisi-kisinya begitu khas, tampak batu marmer seolah-olah tersusun di depannya. Tulisan depannya sangat jelas berwarna silver, bertuliskan Mesjid Mamajang Raya. Ya, Masjid yang dikunjungi pada kesempatan kali ini adalah Mesjid Mamajang Raya.



Bagian kanan dan kiri atas berbahan kaca, seperti desain kantor bank, pintunya berkisi-kisi minimalis berwarna putih, jalan masuknya melaluu tangga dengan pegangannya yang berwarna silver. Didalamnya sangat sejuk, desain didalam masjid juga desain minimalis. Jika engkau sedang melintasi Jalan Veteran, atau sedang berada di Mamajang Makassar, mampirlah ke masjid ini sejenak, kunjungilah masjid ini dengan keunikan dan keindahan desain bangunannya. Pemuda 1000 Masjid akan terus melanjutkan lagi perjalanannya, apakah engkau ingin mengikutinya?



Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, October 3, 2019

Nikmati Indonesia di Bukit Bossolo Jeneponto!

"Menuju puncak gemilang cahaya
Mengukir cinta seindah asa
Menuju puncak impian di hati
Bersatu janji kawan sejati.."
(Menuju Puncak, Akademi Fantasi Indosiar)

Sebuah lagu yang terkenal di Tahun 2003, lagu yang populer karena dinyanyikan bersama oleh para penyanyi yang sedang mengikuti kompetisi bernyanyi salah satu televisi swasta. Kompetisi bergengsi, sehingga banyak penggemar, dan mungkin banyak yang secara tidak langsung menghafalnya. Lagu positif yang mengajak orang-orang menuju puncak, puncak yang bergelimang cahaya.

Mari kita lanjutkan perjalanan kita menuju puncak, menuju sebuah puncak di salah satu tempat keren di Sulawesi Selatan. Kehidupan kita pun seperti itu, terkadang menuju puncak, terkadang melandai, terkadang pula menurun, terkadang pula stabil. Meski kita terus berusaha menuju puncak, dalam kehidupan kita, tetapi kita harus siap melandai, kita harus siap meluncur, kita harus siap di tempat datar, kita harus siap melintasi gelombang.

Kota Makassar Sulawesi Selatan, sedang cerah, birunya langit, sebiru hari ini, begitu judul salah satu lagu positif, lagu penyemangat. Dari kota ini kita langsung meluncur ke Kota Gowa Sulawesi Selatan, cukup lurus saja dari Jalan Sultan Alauddin menuju Jalan Sultan Hasanuddin, jalan poros di Kota Gowa. Melintasi Kota Gowa kita akan melewati beberapa pasar, baik pasar modern maupun pasar tradisional, bukti bahwa semangat untuk mengembangkan diri dalam bidang perdagangan yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

Jangan lupa mampir ke Kompleks Bakso di Kabupaten Gowa, mengapa penulis menyebutnya kompleks? Karena sepanjang jalan ini terdapat sangat banyak warung bakso, baik di sisi kanan maupun sisi kiri jalan. Warung bakso nya pun beragam ciri khas dan menu andalan, ada bakso tahu, ada bakso granat, ada bakso kotak, bakso raksasa, dan masih banyak lagi menu bakso lainnya. Bila lapar, sempatkanlah menikmati kuliner andalan Kabupaten Gowa ini, juga untuk membantu perkembangan UMKM di Kabupaten Gowa.

Sesudah Kabupaten Gowa, kita akan langsung memasuki Kabupaten Takalar, tak jauh dari gerbang perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar, kita akan langsung masuk ke Kota Takalar, sekitar 15 menit dari perbatasan menuju Kota Takalar bila lalu lintas lancar. Sesudah Kota Takalar, kita akan memasuki Kabupaten Jeneponto, di perbatasan kita akan langsung mendapatkan sawah yang luas dikiri dan kanan jalan, khas Indonesia.

Jalan poros menuju Kota Jeneponto cukup panjang karena luasnya Kabupaten Jeneponto, berhati-hatilah karena angin juga berhembus kencang di beberapa titik jalan poros. Tempat yang akan kita tuju adalah Bukit Bossolo Jeneponto, agar tak tersesat ketik saja di google maps "Bukit Bossolo Jeneponto".







Dari Kota Jeneponto, berbelok kiri ke arah utara, agar tak tersesat, bertanyalah pula kepada masyarakat lokal. Bukit Bossolo Jeneponto adalah tempat yang tepat untuk menikmati Indonesia!




Penduduk lokal sudah menyiapkan dagangannya agar pengunjung tak kesusahan mencari makanan. Dari bukit ini, kita akan menyaksikan pemandangan indah nan eksotik, bukit dan gunung, berwarna hijau, biru, dan krem menandakan kondisi daun. Berpadu denga langit biru dan awan putih, benar-benar khas Indonesia. Mari nikmati Indonesia di Bukit Bossolo Jeneponto, ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!





Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, October 2, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (11)

"Bersyukurlah pada yang Maha Kuasa, Hargailah orang-orang yang menyayangimu dan selalu ada setia disisimu
Siapapun jangan pernah kau sakiti
Dalam pencarian jati dirimu
Dan semua yang kau impikan
Tegarlah sang Pemimpi!"
(GIGI, Sang Pemimpi)

Sebuah penggalan lagu yang sangat menginspirasi dari band populer di Indonesia, tentang seorang pemimpi yang harus terus tegar memperjuangkan mimpinya. Pemuda 1000 Masjid adalah salah satu mimpi sederhana. Pemuda 1000 Masjid masih terus berjuang dengan narasinya, dengan gagasannya, untuk melakukan jalan-jalan produktif, untuk mengunjungi 1000 masjid lalu menggali inspirasi dari setiap kunjungan di sebuah masjid. Ada sebuah pepatah kuno mengatakan, "Bila tak memiliki, Bagaimana bisa memberi?", maka inspirasi yang kita dapatkan akan kita berikan, akan kita bagikan. Meskipun ia adalah ide sederhana, tapi mari kita lihat esensinya, bukankah salah satu langkah berpikir adalah melihat sesuatu yang tak terlihat oleh mata?

Kota Makassar Sulawesi Selatan dulunya adalah Kesultanan Gowa yang terkenal dengan kejayaannya, tertulis dalam literatur sejarah, dan cerita-cerita dari masyarakat bersuku Bugis-Makassar. Pemuda 1000 Masjid kali ini akan mengunjungi masjid yang kelak akan menjadi masjid kebanggaan Sulawesi Selatan, juga kebanggaan Kota Makassar. Masjid yang dirancang oleh seorang pemimpin inspiratif dari Bandung, dulunya Beliau adalah Walikota Bandung, sekarang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Bapak Ridwan Kamil, Kang Emil sapaan akarabnya. Masjid 99 Kubah namanya.



Masjid 99 Kubah adalah masjid yang sangat indah, masjid dengan jumlah kubah benar-benar 99. Kubahnya menjulang ke langit diatas Selat Makassar, kubahnya kombinasi dari warna merah, oranye, kuning, krem, dan sedikit warna putih. Desainnya sangat menarik dan artistik, sangat indah. Badan masjid didominasi warna cokelat muda, pintu dan jendelanya berwarna putih, satu kubah utama yang sangat besar dikelilingi oleh 98 kubah kecil dan kubah pendukung lainnya. Untuk mengunjung masjid ini, kita harus melalui center point of Indonesia, di depan Rumah Sakit Internasional Siloam.


Bila berjalan ke Pantai Losari, masjid ini terlihat sangat indah, seolah-olah berada di tengah laut. Dari Hotel Aryadutha juga masjid ini terlihat indah, sampai di ujung Taman Pantai Losari masjid ini sangat indah. Semacam menjadi penyejuk ditengah-tengah keadaan manusia yang sedang mengalami dahaga, haus akan inspirasi, haus akan semangat positif. Buat yang sedang berada di Makassar, mari jalan-jalan ke masjid ini, sambil membebaskan semangat, melompat tinggi, menunjukan bahwa kita adalah pemuda positif.


Masjid 99 Kubah kesayangan, begitulah seharusnya Pemuda 1000 Masjid, mencintai masjid berarti mencintai kebaikan, menyayangi masjid berarti menyayangi kebaikan, agar kebaikan itu terus bersemai dan tumbuh dimanapun ia berada. Pemuda 1000 Masjid ingin memulai itu, ingin mengunjungi masjid dimanapun ia berada. Jalan-jalan produktif kita akan terus berlanjut, lalu adakah masjid yang indah dan berkesan di hatimu?


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, October 1, 2019

Menyeberang ke Pulau Sanrobengi Takalar!

Setelah dari Sulawesi Tengah, kita lanjutkan perjalanan mengeksplorasi Sulawesi Selatan. Dari Kota Makassar kita akan menuju sebuah pantai di Kabupaten Takalar, pantai ini pernah diulas dalam tulisan sebelumnya, pernah diceritakan pada episode jalan-jalan produktif di Kabupaten Takalar. Agar lebih mudah, penulis menyarankan kita lewat Jalur Barombong Makassar agar mudah untuk tiba di tujuan kita. Dari Jalan Poros Barombong, kita akan langsung menuju ke arah timur, menyisir jalanan paling Selatan di Sulawesi Selatan.

Tak lama setelah itu, kita akan mendapati gerbang masuk ke Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, jalanannya mulus dan bagus, pemandangan yang akan kita nikmati adalah rumah-rumah padat penduduk, sawah-sawah hijau yang luas, benar-benar pemandangan khas, cita rasa keindahan alam Indonesia, Inspiratia Flava Indonesia, begitu kira-kira dalam Bahasa Italia. Bila lalu lintas tak terlalu padat, kita akan tiba di tujuan sekitar 90 menit, tujuan kita pertama adalah Pantai Bintang Galesong Takalar. Tujuan kita kedua yang akan membuat jalan-jalan produktif kali ini sedikit berbeda.

Pantai Bintang Galesong Takalar dengan segala pernak-perniknya, mulai dari kolam renangnya, taman-tamannya, Penyewaan ATV, Banana Boat, serta penginapannya, akan membuat kita yang benar-benar ingin merasakan liburan betah berlama-lama di pantai ini. Tetapi bagi para petualang, bagi para penjelajah, perjalanan harus terus dilanjutkan, jalan-jalan produktif harus terus dikembangkan dan di eksplorasi Negeri indah bernama Indonesia ini. Dari Pantai Bintang Galesong kita akan menuju Pulau Sanrobengi Takalar! Kita akan menyebrang ke Pulau Sanrobengi Takalar!

Biaya yang disiapkan cukup dua puluh ribu rupiah (Rp.20.000,-) saja per kepala untuk menyeberang ke Pulau Sanrobengi Takalar dari Pantai Bintang Galesong. Sesampainya di Pulau Sanrobengi, kita akan menikmati jernihnya air laut, pasir yang berwarna krem, serta pemandangan indah lainnya. Berlama-lama di pulau ini untuk menikmati dan merenungi keindahan alam akan menambah semangat untuk terus menjelajah dan terus mengeksplorasi keindahan alam. Para pengunjung sangat menikmati berenang di pantai ini.






Ada beberapa rumah-rumah kecil yang mungkin saja disiapkan untuk para wisatawan, tetapi tampak tak terurus. Jangan fokus disitu, jiwa petualang akan fokus ke penjelajahan dan petualangan yang seru dan menantang! Perpaduan jernihnya air laut, pasir berwarna krem, hijaunya pepohonan, segarnya udara khas pantai, dan ramainya wisatawan yang datang berkunjung akan memberikan kita inspirasi untuk menulis perjalanan ini, siapkan pakaian renang anda, siapkan pula pakaian ganti anda. Bagi para petualang, wajib kiranya menyiapkan bekal berupa makanan, uang secukupnya, dan perangkat dokumentasi yang lengkap.






Bila anda sedang berada di Takalar, atau sedang singgah sejenak di Takalar, jangan lupa luangkan waktu untuk mengunjungi Pantai Bintang Galesong lalu melanjutkan perjalanan menyeberang ke Pulau Sanrobengi Takalar, dijamin tak akan rugi, menikmati keindahan alam sembari hati dan lisan ini terus bersyukur, ayo ke Takalar! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Jalan-jalan Produktif di Gedung DPR-MPR!

Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa! Hidup Mahasiswa! Tolak RUU! Tolak RUU! Jangan lemahkan KPK! Begitulah teriakan-teriakan para agen perubahan yang bersepakat untuk turun ke jalan. Tak di bayar, tak diberi makan, menggunakan biaya sendiri, makan pun biaya masing-masing. Rela berpanas-panas, rela menghirup debu jalanan, hanya untuk menuntut tak adilnya paket rancangan undang-undang yang akan di sah kan, kesadaran yang lahir dari dalam diri karena pembacaan terhadap situasi dan kondisi.

Jalan-jalan poros sudah di blokir, menimbulkan kemacetan yang luar biasa, masyarakat pun mulai jengah dengan tingkah laku para Mahasiswa, tetapi inilah mereka, agen perubahan, yang kritis, yang nalarnya ilmiah, punya sensitifitas yang tinggi terhadap kondisi, punya semangat yang berapi-api, layaknya pemuda. Bagi mereka, ada unsur ketidak-adilan dalam penetapan undang-undang, hal ini harus di kritisi, maka dilakukanlah beberapa aksi secara simbolik. Mulai dari bakar ban, dorong-dorong kepada aparat, ini hanya simbol ketidaksetujuan akan paket regulasi yang di sahkan. Ya, ini hanyalah simbol, sebab jika saja mereka ingin masuk ke dalam gedung, mudah saja dengan menyelinap, ke Gedung DPR mereka menuju, ke Gedung DPR mereka bergerak, meneriakkan ketidaksetujuan, dengan aksi, narasi, dan orasi yang kokoh.


Gedung DPR-MPR yang sangat megah desainnya sangat unik, berbentuk seperti kubah, berwarna hijau, jumlahnya 2, ada kombinasi dengan warna putih, berdiri dengan kokoh di pusat Kota Jakarta. Sekelompok pemuda, yang mewakili Provinsinya, ingin menduduki Gedung DPR-MPR ini, tetapi bukan dalam rangka aksi, hanya jalan-jalan sebentar, jalan-jalan yang produktif.


Para pemuda yang belum pernah menginjakkan kaki di Gedung DPR-MPR ini begitu kagum dengan tempat ini, maklum pengalaman pertama berkunjung ke gedung ini. Awalnya mendapat penolakan oleh bagian keamanan gedung, sampai kemudian beberapa pemuda ini menyampaikan maksud dan tujuan sebenarnya serta menitip dan menjaminkan kartu identitas. Halamannya sangat luas, tamannya sangat indah, tak mengangka akhirnya bisa benar-benar menduduki gedung ini, dalam artian benar-benar duduk didalam gedungnya.

Menjelajah Ruang Nusantara 1, melihat berbagai fasilitasnya, kursi yang bila di duduki nyaris membuat tertidur karena nyamannya, karpet ruangan yang sangat tebal dan lembut nyaris membuat kaki sampai di mata kaki tenggelam di dalam karpet, ukiran Burung Garuda Pancasila yang merupakan simbol negara terbuat dari kayu yang kokoh berwarna cokelat, buat kamu para petualang jalan-jalanlah kesini. Menejelajah di Gedung DPR-MPR akan menghadirkan inspirasi yang baru bagimu, tentang bagaimana keputusan di buat, tentang bagaimana produk hukum di buat, tentang bagaimana dinamika hukum dan ketatanegaraan, tentang tempat sidang paripurna yang sangat nyaman. Ayo jalan-jalan produktif ke Gedung DPR-MPR!

Oleh : Mohamad Khaidir

BERTUTUR TENTANG JEPANG