Friday, November 8, 2019

Membuncahkan Semangat di Pulau Kodingareng Keke!

Cinta yang sebenarnya indah sekali yeah
Kadang menipu dan bikin sakit hati yeah yeah
Tapi lihatlah burung tetap bernyanyi yeah
Terlalu indah untuk ditangisi yeah
Nyanyi lagu pantai
Nyanyi lagu santai yeah
(Lagu Santai, Steven & Coconut Treez)











Mari kita santai sejenak, dan melanjutkan jalan-jalan produktif kita, yaitu sebuah pulau yang sangat indah, sebuah pulau tak berpenghuni di Ujung Tanah Kota Makassar Sulawesi Selatan. Pulau-pulau memang adalah ciri khas Indonesia, sebab Indonesia juga di kenal dengan sebutan Nusantara. Nusa artinya pulau, antara memiliki makna antar pulau, yang secara tidak langsung mendeskripsikan bahwa Indonesia adalah Negeri Kepulauan dengan banyak pulau, kurang lebih 17.000 pulau.

Pulau tak berpenghuni ini bernama Pulau Kodingareng Keke, terletak di Ujung Tanah Kota Makassar Sulawesi Selatan. Untuk menuju ke sana, kami sarankan sebaiknya berkelompok agar biaya yang ditanggung lebih ringan dan murah. Menyeberang dari dermaga di depan Fort Rotterdam, kita menyiapkan dana sebesar Rp.450.000,-. Biasanya harga tersebut sudah termasuk paket snorkeling di Pulau Kodingareng Keke.









Para pemuda yang ingin berlibur dan membuncahkan semangatnya, Pulau Kodingareng Keke adalah tempat yang tepat! Lautan hijau dan biru, pasir putih, batu karang, pepohonan, dermaga, birunya langit dan putihnya awan, engkau harus bersantai disini untuk membuktikan jiwa petualang sejati, jiwa penjelajah bumi. Seperti itulah harusnya pemuda Indonesia, karena nenek moyangnya pelaut ulung, karena tanah airnya adalah nusantara, maka ia harus tangguh menjelajahi pulau!










Mari jalan-jalan kesini, menikmati keindahan pulau tak berpenghuni yang begitu asri, Pulau Kodingareng Keke Ujung Tanah Makassar! Di pulau ini juga banyak akan kita temukan kucing, berilah makan kepada para kucing ini jika engkau bertemu mereka. Nikmati dengan seksama keindahan Pulau Kodingareng Keke wahai para petualang, wahai para penjelajah. Ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!






Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, November 7, 2019

Meliuk Lincah di Air Terjun Lacolla Maros!

Petualangan memanggilmu

Untuk kalahkan rasa takut
Pergilah untuk pulang
Menghilanglah dan temukan
Makna sebuah perjalanan
(Petualangan, Fiersa Besari)


Jalan-jalan produktif kali ini tujuannya adalah sebuah tempat wisata yang indah di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, sebuah air terjun yang bertingkat-tingkat. Jaraknya 67 Kilometer dari Sudiang Kota Makassar, bila menggunakan kendaraan roda dua waktu tempuhnya 1 Jam 51 menit, bila menggunakan mobil waktu tempuhnya sekitar 2 Jam 4 menit.



Tempat yang akan kita kunjungi adalah Air Terjun Lacolla Maros Sulawesi Selatan. Kota Maros adalah Ibu Kota Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, kota yang pada Tahun 2013-2014 berturut-turut mendapatkan penghargaan Adipura. Dari Kota Maros jaraknya tidak terlalu jauh, kita cukup mengikuti jalan poros ke Kabupaten Bone saja, tepatnya di daerah Camba.



Air Terjun Lacolla Maros menyajikan pemandangan air terjun tiga tingkat pada bagian atas, pepohonan hijau, birunya langit dan putihnya awan, bebatuan dan batu-batu besar tempat berpijak. Ketika berpindah dari satu pijakan ke pijakan yang lain, badan harus meliuk lincah agar tak terpeleset, agar bisa berfoto di spot-spot menarik, agar bisa mengalahkan rasa takut berpetualang, agar menemukan makna sebuah perjalanan. Mari nikmati keindahan Air Terjun Lacolla Maros, ayo ke Maros! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, November 6, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (22)

Air di kanal mengalir tenang, mengalir memperlihatkan jernihnya kepada orang-orang yang sedang melintas, mengalir memperlihatkan jernihnya kepada orang-orang yang sedang melewatinya. Ditengah sebuah kota yang katanya pusat perdagangan di Indonesia Timur ini, kanal mengalir dengan debit air yang cukup, diseberang kanal ada sebuah masjid yang lantai dan dindingnya terbuat dari marmer, memberikan sensasi dingin dan sejuk bagi orang-orang yang sedang berada didalamnya.


Masjid Hajjah Siti Saerah, sebuah masjid di pinggir kanal ditengah Kota Makassar Sulawesi Selatan. Pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini, singgah sebentar melihat-lihat dan beraktivitas didalamnya. Sebuah masjid dengan warna hijau muda yang dominan, kubah utama dan kubah menaranya pun berwarna hijau muda. Berkombinasi dengan warna hijau, putih, cokelat muda, ornamen berwarna cokelat, dan kisi-kisi besi berwarna hijau tua.


Masjid Hajjah Siti Saerah memiliki ornamen-ornamen yang unik pada tiang-tiang yang berada di teras, begitupun tempat wudhunya, bahannya terbuat dari batu marmer dan desainnya artistik. Pintu-pintu masuk kedalam masjid juga unik dan klasik, desain pintunya mirip pintu rumah seorang Priyayi dizaman penjajahan, hanya saja pintu masjid ini dilengkapi dengan kaca bening. Banyak para pelintas yang singgah sejenak di masjid ini, tempat parkirnya lumayan luas, ada sebuah jembatan yang juga unik menuju masjid ini.


Pemuda 1000 masjid akan melanjutkan lagi jalan-jalan produktif mengunjungi masjid-masjid, agar tumbuh semangat-semangat positif, minimal melalui tulisan-tulisan atau renungan-renungan inspiratif. Masjid hadir membersamai seorang individu, membentuk pula karakternya sejak dari kecil, tempat kedua setelah orang tua dalam mempelajari ilmu agama. Kisah ini masih akan dituliskan, ayo ke Masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, November 5, 2019

Menangkap Kaki-kaki Angin di Jeneponto

Angin katakan padanya
Bahwa aku cinta Dia
Angin sampaikan padanya
Bahwa aku butuh Dia
(Angin, Dewa)





Angin berhembus sangat kencang, lumayan keras, hampir saja diri ini kehilangan keseimbangan. Bagi pengendara roda dua akan berusaha keras untuk mengatur keseimbangannya, bahkan ketika melewati jalan bergelombang pun harus berusaha keras menjaga keseimbangan, angin berhembus deras dari bukit, menuju lembah, dari lembah menuju padang rumput, dari padang rumput melewati jalan menuju sawah, dari sawah menembus pepohonan hijau menembus hutan menuju pantai.




Setiap hari angin masih saja kencang, angin masih saja deras, pengendara roda empat pun akan merasakan guncangan yang hebat ketika melewati tempat ini. Lalu kencangnya angin ini dilirik oleh seluruh stakeholder untuk dimanfaatkan sebagai energi, sebuah pemikiran yang brilian untuk memberdayakan energi menjadi sesuatu yang tepat guna, bermanfaat bagi seluruh masyarakat Sulawesi Selatan.



Para pemuda penjelajah mencoba berpetualang ketempat ini, menikmati kencang dan derasnya angin, menikmati langit biru sempurna di tempat ini, mencoba menangkap kaki-kaki angin di Jeneponto Sulawesi Selatan. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo Jeneponto Sulawesi Selatan menyajikan pemandangan yang menarik, kincir angin putih yang tinggi terus berputar menghasilkan listrik bagi masyarakat. Para pemuda yang melakukan jalan-jalan produktif pun tak ingin kehilangan momentum ini untuk berfoto di PLTB Tolo Jeneponto.


Jalan-jalan produktif kali ini adalah di PLTB Tolo Jeneponto Sulawesi Selatan, kincir angin putih yang besar berdiri tegak hendak menangkap angin deras nan kencang yang bertiup tegas. Menangkap kaki-kaki angin di tempat ini memberikan pengalaman yang luar biasa, berfoto ria dan menulis inspirasi dari perjalanan ini sungguh bermanfaat. Buat kamu yang sedang melintasi Jeneponto, jangan lupa singgah sejenak di tempat ini untuk menangkap kaki-kaki angin, Ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, November 4, 2019

Rayuan Pulau Kelapa dan Air Terjun Loli

Tanah airku Indonesia
Negeri elok amat kucinta
Tanah tumpah darahku yang mulia
Yang kupuja sepanjang masa
Tanah airku aman dan makmur
Pulau kelapa nan amat subur
Pulau melati pujaan bangsa Sejak dulu kala
(Rayuan Pulau Kelapa, Ismail Marzuki)

Betapa indah tanah airku Indonesia, mulai dari  sawah hijau yang menghampar, laut jernih berwarna hijau dam biru, pasir putih halus nan lembut, lembah-lembah dan pada rumput hijau, gunung-gunung kokoh yang menahan daratan, air yang mengalir dari mata air sampai ke lautan, sungguh indah panorama alam negeriku. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan mengunjungi salah satu air terjun yang indah di Sulawesi Tengah.

Air terjun yang akan kita kunjungi dalam perjalanan kali ini adalah Air Terjun Loli Tasiburi Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Sebuah air terjun yang tidak terlalu besar namun debit airnya cukup banyak, jaraknya 22 Kilometer dari pusat Kota Palu Sulawesi Tengah, waktu tempuh sekitar 38 menit. Jalan masuknya terletak di jalan poros Palu - Donggala, saat di Kilometer 20, tepat di Desa Loli Tasiburi, kita akan menemukan sebuah jembatan kecil, kemudian kita belok kiri sebelum jembatan kecil tersebut.


Air terjun ini sangat jernih, mengalir dengan begitu deras, mengobati jenuhnya memandang beton perkotaan, para pengunjung sangat ramai di pagi dan siang hari, apalagi bila tiba akhir pekan. Para wisatawan juga dapat merasakan jernih dan dinginnya air, batu-batu keras yang berwarna abu-abu berpadu dengan lumut kuning kehijauan menambah sensasi segar air terjun ini. Dengarkan aliran airnya, rasakan sensasi kesegaran airnya, jalan menuju air terjun juga dipenuhi bukit-bukit yang berjejer pohon kelapa, ciri khas Indonesia seperti judul lagu Ismail Marzuki, Rayuan Pulau Kelapa. Teruntuk para petualang, jangan lupa mengunjungi air terjun ini, Air Terjun Loli Tasiburi Donggala Sulawesi Tengah, Ayo ke Donggala! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, November 2, 2019

Memeluk Senja di Pantai Kuri Maros

Harum mawar di taman
Menusuk hingga ke dalam sukma
Yang menjadi tumpuan rindu, cinta bersama
Di sore itu
Menuju senja
Baru saja kuberanjak
(Menuju Senja, Payung Teduh)

Senja selalu punya cerita, cerita yang tentu akan seru bila kau senandungkan dengan rasa kagum dan rasa syukur. Jalan-jalan produktif kali ini ada hubungannya dengan jingganya senja, kita akan melakukan perjalanan menuju sebuah pantai di Kabupaten Maros. Pantai Kuri Maros, jaraknya 18 Kilometer dari Sudiang Kota Makassar, waktu tempuh sekitar 50 Menit, paling cepat bila kita memilih jalur pinggir jalan tol.




Pantai Kuri Maros, pantai indah nan anggun, terletak di antara Kabupaten Maros dan Kota Makassar Sulawesi Selatan, tempat yang sangat cocok untuk melakukan jalan-jalan produktif, tempat yang sangat cocok untuk menyambut senja. Bahkan di tempat ini engkau bisa memeluk senja, lalu mengintipnya dari pesisir Pantai Kuri Maros. Buat kamu para penikmat pantai dan senja, datanglah ke Pantai Kuri Maros Sulawesi Selatan, agar engkau bisa memeluk senja, senja yang berwarna jingga, lalu matahari terbenam dengan anggun.




Ada sebuah pohon yang sangat indah di pantai ini, pohonnya tumbuh miring namun tetap kokoh, ketika mengambil gambar dengan latar senja, maka hadirlah sebuah gambar siluet, engkau memeluk senja sambil berfoto ria dengan latar jingganya senja, indah! Foto-foto siluet yang dihasilkan juga membuktikan bahwa tempat wisata ini sangat instagramable. Aroma khas laut, angin pantai yang membalur kulit, aktivitas para wisatawan dan nelayan, buat kamu para petualang yang ingin memeluk senja, datanglah ke pantai ini, Pantai Kuri Maros, Ayo ke Maros! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 1, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (21)

Senja sudah menunjukan jingganya, langit yang tadinya biru mulai berwarna jingga. Asap-asap kendaraan mulai berkurang, menandakan orang-orang sudah menuju ke rumah masing-masing. Saat jingga senja muncul, tak lama lagi malam akan menjelang, dedaunan mulai tenang seolah sedang memuji dalam diam. Para pemuda yang sedang dalam perjalanan jauh, akhirnya singgah di sebuah tempat, tempat yang menyenangkan dan menenteramkan, tempat itu adalah masjid.


Pemuda 1000 masjid baru saja menghadiri undangan pernikahan, sebuah ikrar suci untuk bersama, perjanjian yang sangat kuat, untuk berjuang bersama, untuk hidup bersama, untuk saling melengkapi satu sama lain. Aduhai, pemuda mana yang hatinya tak bergetar saat akad dilaksanakan, sebuah deklarasi yang akan mengantarkan perpindahan kehidupan, dari kehidupan individual menuju kehidupan kolektif, dari kesendirian menuju kebersamaan, dari kelemahan menuju keberdayaan, dari kekurangan menuju kesempurnaan.


Pemuda 1000 masjid tiba di sebuah tempat, yaiti masjid, Masjid Agung Rappang Sidrap Sulawesi Selatan. Masjid yang berdiri dengan anggun bermandikan cahaya senja yang berwarna jingga, orang-orang mulai bergegas menujunya, rela meninggalkan segala aktivitas utama untuk bergegas ke masjid. Masjid Agung Rappang Sidrap Sulawesi Selatan adalah masjid yang memiliki gaya arsitektur yang unik, masjid yang sangat besar dengan dominasi warna jingga, maka ketika masjid ini dibaluri oleh cahaya jingga, semakin indah Masjid Agung Rappang dikala senja.


Batu marmer yang menghiasi lantai sangat besar, langit-langit masjid yang berbentuk segi banyak juga tampak sangat indah, berpadu dengan paduan lampu-lampu megah dan lampu-lampu kecil lainnya, bila melihat langit-langit masjid seolah kita sedang berada di dalam sebuah istana. Kubah masjid begitu indah dengan paduan warna hijau dan putih, pintu-pintu masjid juga berpadu warna kuning, jingga, dan putih. Masjid dengan konsep terbuka ini berdiri begitu kokoh, semoga masjid ini mampu menjadi sarana perubahan oleh masyarakatnya yang bertekad untuk berubah menjadi lebih baik. Pemuda 1000 masjid akan terus melanjutkan perjalanannya, ayo ke Masjid! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

TIM A