Saturday, November 30, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (31)

Bus melaju kencang menjelang petang meninggalkan kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan, bus melaju dengan membawa kenangan yang indah, kenangan sang pemuda 1000 masjid mengunjungi Kota Yogyakarta. Kali ini perjalanan terus berlanjut, jalan-jalan produktif sang pemuda 1000 masjid, kali ini perjalanan mengarah ke sebuah kota yang juga terkenal di Pulau Jawa. Bus melaju tanpa ragu, melewati stasiun kereta api, melewati rumah-rumah penduduk, melewati jalan poros, lalu jalan mulai mendaki.

Bus melintasi gunung, melintasi pohon-pohon pinus, agak mendebarkan sebenarnya, sebab ini kali pertama sang pemuda 1000 masjid menuju Kota Surakarta, atau lebih akrab di sebut Kota Solo Jawa Tengah. Tujuan kali ini menuju Kota Solo adalah menghadiri pelatihan relawan tanggap bencana, dihadiri oleh hampir seluruh perwakilan pemuda di Indonesia. Saat itu pemuda polos yang mencintai masjid belum menggunakan google maps, hanya bermodalkan pengetahuan tentang UNS, lalu melapor kepada karyawan bus bahwa tujuan sang pemuda adalah UNS. Bahkan saat itu sang pemuda tak tahu kepanjangan dari UNS, hanya menebak-nebak saja, mungkin Universitas Negeri Solo. Bahkan lebih parah lagi, sang pemuda tak tahu bahwa Solo adalah Surakarta, Surakarta adalah Solo!

Cukup menggelikan, modal keberanian dan dana seadanya, berencana untuk mengunjungi sebuah kota besar! Tapi selalu ada jalan bagi pejuang kebaikan, ketika tiba di Kota Solo, akhirnya sang pemuda 1000 masjid mengetahui bahwa Solo adalah Surakarta dan Surakarta adalah Solo! Dan akhirnya sang pemuda tahu bahwa UNS bukan singkatan dari Universitas Negeri Solo, tetapi Universitas Negeri Sebelas Maret! Masjid di Kampus UNS menjadi pilihan utama untuk menginap di Solo, lalu kemudian melanjutkan perjalanan.

Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo, masjid kampus yang besar dan unik, bagian luarnya bergaya minimalis, tepat di depan masjid ada huruf hijaiyah nun dan ha, merupakan inisial dari nama masjid ini, Nurul Huda. Masjid kampus yang luas, dan memiliki sekretariat yang juga tak kalah keren, sekretariat buat para mahasiswa mahasiswi yang merupakan pengurus masjid kampus. Memiliki lembaga zakat, sekretariat ini juga menjadi tempat istirahat para mahasiswa mahasiswi muslim UNS untuk beristirahat, pemuda 1000 masjid pun menginap semalam di masjid ini.


Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo, menyimpan kenangan yang sangat indah untuk dikenang. Para mahasiswa pengurus masjid kampus ini melayani sang pemuda 1000 masjid layaknya tamu spesial, keliling-keliling kampus UNS pun mereka menemani, menyaksikan daun-daun berguguran di sepanjang jalan kampus menorehkan kenangan manis ditempat ini. Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo juga menghidupkan kegiatan kajian-kajian dan berbagai program lainnya yang membuat mahasiswa mahasiswi UNS betah untuk berlama-lama di masjid, benar-benar menghidupkan dan memakmurkan masjid dalam artian yang sebenarnya. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, menggali inspirasi, mencari makna, di masjid-masjid yang ia kunjungi, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 29, 2019

Kolaborasi Pantai dan Gunung di Gorontalo!

Tenda berguncang keras! Bergetar, di iringi sirene darurat dan teriakan-teriakan, seolah-olah menggelegar, mengagetkan, mengejutkan! Para pemuda yang sedang tertidur lelap di tenda kaget bukan main, berhamburan, berlari, segera bergegas menuju lapangan mendengarkan instruksi dari komandan. Tengah malam yang sangat gelap, kelam, dan para pemuda positif yang sedang mengikuti kegiatan sangat mengantuk. Tetapi seberat apapun langkah, seberat apapun badan, harus kemudian di acuhkan dan bergegas mengikuti instruksi komandan untuk menuju tengah lapangan.

Begitulah sekelumit kisah dan dinamika di pelatihan para pemuda-pemudi yang dilatih untuk menjadi relawan tanggap bencana. Para pemuda positif ini dilatih langsung oleh Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia yang bermarkas di Gorontalo. Hari terakhir pelatihan, para pemuda positif ini langsung melakukan simulasi penyelamatan di air, Pantai Kurenay Gorontalo menjadi pilihan tempat.



Pantai Kurenay Gorontalo adalah pantai yang sangat indah, tempat wisata yang harus kamu kunjungi di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.  Pantai yang indah dengan pemandangan hijau dan biru yang berkalibrasi, nyaris menyatu dan berpadu indah. Buat para petualang kamu akan menikmati segarnya udara di pantai ini, keramahan penduduknya, keramahan nelayannya, kejernihan airnya, dan pemandangan gunung yang berkolaborasi dengan pantai indah, ayo ke Gorontalo!


Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, November 28, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (30)

Malam menjelang di Pantai Barat Sulawesi Tengah, begitu orang-orang menyebutnya, banyak kecamatan, puluhan desa, hingga perbatasan Provinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo. Pantai Barat semacam simplifikasi penyebutan, tetapi pada umumnya masyarakat Sulawesi Tengah sudah paham ketika disebut Pantai Barat. Malam itu di rumah Kepala Desa, para pemuda positif istirahat sejenak, ada yang sudah merebahkan badannya, ada yang masih berbincang-bincang terkait program yang akan di eksekusi di desa.

Tiba-tiba anak kepala desa menawarkan para pemuda positif ini untuk tanding memainkan game winning eleven di Play Station 2! Jadi malam itu terasa panjang karena keasyikan bermain game! Para pemuda positif ini adalah para pemuda yang sering melakukan kegiatan di masjid, diantara para pemuda positif ini ada seorang pemuda yang bercita-cita mengunjungi 1000 masjid, dan kebetulan pemuda 1000 masjid inilah yang ditunjuk sebagai pimpinan rombongan.

Program-program yang dijalankan di desa adalah program keagamaan, pelatihan, buka puasa bersama, dan menghidupkan serta memakmurkan masjid. Sentra peregerakan para pemuda positif ini adalah Masjid Raya Baiturrahim Sindue Donggala Sulawesi Tengah. Para pemuda positif ini membaur dan bekerja bersama warga desa untuk setiap programnya, salah satu program unggulan adalah Safari Ramadhan. Para pemuda positif ini menyiapkan sebaik mungkin setiap programnya dengan masjid sebagai pusat komunikasi dan tempat rapat-rapat perencanaan program, Masjid Raya Baiturrahim Sindue Donggala.


Para pemuda positif mengakhiri program produktifnya di desa ini dengan mengadakan buka puasa bersama warga desa dan safari ramadhan di Masjid  Raya Baiturrahim Sindue Donggala bersama dosen-dosen serta pimpinan kampus dari kampus negeri yang para pemuda positif ini berstatus sebagai mahasiswa di kampus tersebut. Sekitar 10 masjid ke arah utara Masjid Raya Baiturrahim Sindue juga menjadi sasaran program para pemuda positif, karena masjid selalu menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi mereka. Jadi, apakah engkau ingin membuktikannya? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, November 27, 2019

Jalan-jalan Produktif di Malioboro

Kali ini Kita akan membaca kisah di Kota Pendidikan! Ya! Jalan-jalan produktif kali ini di Kota Yogyakarta, Kota Yogyakarta adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam. Baru-baru saja para pemuda hampir dari seluruh Indonesia yang mewakili kampusnya datang ke kota ini, untuk bermusyawarah, melakukan rapat, merencanakan program-program strategis nasional untuk mewujudkan Indonesia Madani, Indonesia Madani bukan hanya mimpi.

Sejumlah pemuda produktif dari daerah mengikuti agenda sarasehan tersebut di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, mengikuti agenda tersebut sampai akhir. Beberapa agenda dalam rangkaian acara produktif tersebut adalah Seminar, Studium General, Rapat, Rapat Komisi, Mabit di Masjid Kampus UGM, dan di akhiri dengan konser kemanusiaan yang mengharubiru dan membangkitkan semangat perjuangan. Sungguh acara produktif seperti ini harus sering-sering diadakan, dan sekelompok pemuda dari Sulawesi merasa ini seperti jalan-jalan yang produktif.

Seperti para pendatang baru pada umumnya tak sah rasanya mengunjungi sebuah kota bila  tak mengunjungi tempat yang terkenal di kota tersebut. Maka dengan sedikit keberanian, banyak bertanya, sambil menguji nyali, berjalanlah para pemuda ini menuju Malioboro. Tempat perbelanjaan yang terkenal di Yogyakarta, bahkan terkenal di Indonesia, tak sah rasanya bila tak belanja di Malioboro. Tibalah para pemuda ini di Malioboro, sebuah jalan panjang yang sepanjang jalannya adalah toko-toko, kafe-kafe, pedagang kaki lima, serta menyajikan jualan-jualan lainnya. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan bagi para pemuda yang berasal dari kampung, sangat senang bisa mengunjungi kota pendidikan, sangat riang bisa jalan-jalan di Kota Yogyakarta. Bila engkau berkesempatan mengunjungi Kota Yogyakarta, jangan lupa ke Malioboro ya, ayo ke Yogyakarta!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, November 26, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (29)

Semilir angin sejuk di pagi hari membelai sel-sel kulit, membuat tubuh rileks dan perasaan tenang, lebih konkretnya membuat rasa kantuk luar biasa melanda menjelang fajar. Tetapi rasa kantuk itu seharusnya bisa dikalahkan oleh para pemuda, demi melangkahkan kaki menuju masjid. Para pemuda 1000 masjid melangkahkan kaki dengan mantap menuju sebuah tempat yang sejuk di Kota Bandung Jawa Barat.

Perjalanan pemuda 1000 masjid kita lanjutkan di Kota Bandung Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, sebuah Provinsi yang kira-kira 40% penduduk Indonesia ada disini. Kota Bandung yang kata Gubernur Provinsi Jawa Barat saat ini, sebuah kota yang diciptakan Tuhan sambil tersenyum. Para pemuda 1000 masjid berkesempatan berkunjung ke Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat, kebetulan sudah janjian dengan salah seorang teman dekat yang saat ini adalah kandidat Doktor.


Masjid Daarut Tauhid Bandung adalah masjid yang berada ditengah-tengah perumahan warga, tak jauh dari Masjid Al-Furqon UPI Bandung. Berbagai kegiatan pelatihan, pengembangan diri, pengkaderan, pengajian, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya rutin dilaksanakan di masjid ini. Bahkan pada kesempatan saat itu, para pemuda 1000 masjid sempat bertemu dengan KH.Abdullah Gymnastiar, atau sapaan akrabnya adalah Aa Gym.

Masjid Daarut Tauhid Bandung menyajikan sebuah konsep pengelolaan masjid yang berkolaborasi dengan masyarakat sekitar, warga sekitar Masjid Daarut Tauhid dan sekitar Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung terwarnai dengan nilai-nilai islam. Busana masyarakat sekitar sangat syar'i serta sopan, begitupun karakter masyarakatnya yang sangat ramah. Pedagang-pedagang sekitar juga ikut terwarnai oleh aktifnya kegiatan-kegiatan di Masjid Daarut Tauhid Bandung Jawa Barat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, November 25, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna (2)

Puncak Kanuna Kinovaro Sigi Sulawesi Tengah, berada di ketinggian yang bisa memandang hampir seluruh bagian dari Kota Palu, terletak di bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah. Fajar sebentar lagi menyingsing, pagi yang indah setelah melakukan refleksi akhir tahun di Puncak Kanuna semalam.

Puncak Kanuna berada diatas Desa Kanuna Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, Puncak Kanuna menyajikan pemandangan yang indah, sekelilingnya berwarna hijau, gunung-gunung kecil disekitarnya, lembahnya, berwarna hijau dan menyegarkan, udara di sekitarnya pun sangat segar, rombongan pemuda yang sedang melakukan refleksi akhir tahun di puncak ini pun menikmati keindahannya.


Mengabadikan gambar di Puncak Kanuna, berfoto bersama, berfoto hampir sepanjang perjalanan turun dari puncak. Rombongan pemuda petualang ini mengakhiri jalan-jalan produktifnya di Puncak Kanuna, persahabatan dan persaudaraan yang luar biasa, kebersamaan yang begitu hangat, kenangan dan perjalanan yang luar biasa! Perjalanan menuruni Puncak Kanuna pun dilakukan dengan mengambil rute yang berbeda dengan rute ketika mendaki, menelusuri persawahan, kebun-kebun, irigasi, semak-semak, dan sebuah jembatan yang unik, rute tersebut membuat perjalanan ini sangat berkesan. Buat para Petualang atau para pendaki, sangat direkomendasikan untuk menjelajah di Puncak Kanuna, Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, November 24, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna

Bangkitlah Negeriku Harapan itu masih ada
Berjuanglah Bangsaku Jalan itu masih terbentang

Sebuah senandung yang menggema di dalam hati, ingin terus menerus di senandungkan dalam perjalanan menuju puncak. Senandung ini bercerita tentang semangat dan optimisme, pemantik semangat bahwa harapan itu masih ada, pemantik semangat bahwa kita harus bangkit dan berjuang, pemantik semangat bahwa jalan itu masih terbentang. Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah puncak di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah perjalanan yang membangkitkan semangat berjuang untuk bangsa dan negeri tercinta, Indonesia.

Sekelompok pemuda bersepakat untuk menyewa angkutan kota, mobil angkutan umum yang mungil untuk membawa kami menuju jalan yang bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat. Sebab perjalanan menuju ke puncak harus ditempuh dengan berjalan kaki dan mendaki serta menembus belantara hutan dan semak-semak. Hari mulai menuju petang, tak lama lagi senja tiba, saat mobil yang mengangkut kami tengah mendaki, tiba-tiba mobil ini mogok!

Maka para pemuda segera melakukan upaya terbaiknya untuk mendorong mobil ini di jalan mendaki. Lelah dan berkeringat, tapi itu tak seberapa dibandingkan dengan kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan yang kokoh. Sesekali ada gelak tawa ketika sedang mendorong mobil, jingganya senja tak nampak di daerah ini, sebab kami berada di kaki gunung bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah, gunung menjulang tinggi dibagian barat sehingga jingganya senja tak terlihat dengan mata.

Perjalanan terus dilanjutkan, kali ini dengan berjalan kaki, sambil membawa tenda serta perlengkapan berkemah lainnya seperti kompor, penerangan, bahan mentah, ember tempat penampungan air, saat itu penulis masih sangat polos, melakukan pendakian dan petualangan dengan menggunakan celana kain, celana yang biasanya digunakan karyawan atau pegawai di kantor! Sempat pula menjadi bahan tertawaan, namun penulis sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik, orang-orang yang memiliki semangat untuk bangkit dan berjuang untuk bangsa dan negeri, menyingkirkan ego, melampaui individualisme.

Menelusuri aliran air di kaki gunung untuk menuju Puncak Kanuna Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, bahkan sempat berhenti beberapa kali karena pemimpin rombongan sempat ragu dengan jalur yang dilalui. Bertanya kepada penduduk lokal, lalu kembali melanjutkan perjalanan mendaki Puncak Kanuna. Hari semakin petang, langit semakin gelap, dan jalan semakin penuh dengan semak-semak, bahkan jalanan semakin mendaki, nyaris 90 derajat! Harus berpegangan pada pohon kecil atau semak-semak yang dirasa memiliki akar yang kuat.


Petang sudah menjelang, tibalah rombongan pemuda pejuang ini di Puncak Kanuna, lumayan gelap, sewaktu membangun tenda hanya menggunakan penerangan seadanya. Dari Puncak Kanuna terlihat gemerlapan lampu-lampu dari Kota Palu Sulawesi Tengah, sangat indah! Malam itu menjadi malam yang lumayan hangat meskipun hawanya terasa dingin, hangat karena perbincangan, hangat karena api unggun, hangat karena persaudaraan. Malam akhir tahun yang luar biasa! Ditengah malam kembang api meluncur dari gemerlapan lampu Kota Palu, terlihat indah bergantian naik kelangit, terlihat indah dari Puncak Kanuna. Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna sangat mengesankan, perjalanan ini masih akan berlanjut.

Oleh : Mohamad Khaidir

TENTANG CYBER WAR

Artificial intelegent dan kemajuan teknologi mengubah wajah dunia! Apalagi jika suatu negara sangat memperhitungkan bioteknologi yang mutakh...