Tuesday, January 28, 2020

Ayo Jalan-jalan ke Pantai Losari Makassar!

Setiap tempat wisata memiki keunikan dan sensasi tersendiri saat mengunjunginya. Sebuah taman yang berada di Kota Makassar, tempat yang kemudian menjadi ikon Kota Makassar, kebanggaan masyarakat Kota Makassar, yaitu Pantai Losari. Pantai yang menjadi ciri khas Kota Makassar ini sangat indah dengan desain menariknya, desain yang artistik dan minimalis.


Terdapat beberapa spot untuk mengambil gambar, karena di pantai ini ada beberapa tugu klasik namun desainnya modern. Terdapat tugu bertuliskan Pantai Losari, terdapat tugu tulisan suku-suku yang bermukim di Makassar, bermukim di Sulawesi Selatan. Terdapat banyak hotel di sekitar Pantai Losari, biasanya ramai di sore hari dan malam hari.


Pantai Losari yang menjadi ikon Kota Makassar ini juga sering di adakan konser-konser musik, festival, da berbagai macam acara-acara lainnya seperti Shalat Shubuh berjama'ah yang diadakan oleh Pemerintah setempat. Pantai Losari Makassar menjadi tempat yang wajib kamu kunjungi ketika berada di Kota Makassar, tunggu apa lagi, ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, January 27, 2020

Memilih-milih Teman

Serial Sang Penjelajah Arus (14)

Kanal ditengah Kota Rantau airnya mengalir tenang, meskipun air yang mengalir keruh seperti keruhnya sungai besar yang membelah kampung Halaman. Jalan-jalan di tepi kanal tampak ramai dan agak padat, mobil dan motor yang melintasi memenuhi jalan, polusi udara menjadi tantangan sendiri bagi air di kanal, juga limbah-limbah dari masyarakat seperti sampah dan limbah rumah tangga lainnya, air di kota maupun air-air di Desa, atau air di samudera sekalipun akan menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Seperti air di samudera, ada kalanya ia tenang dengan sedikit gelombang yang dihembus oleh angin Utara. Kadang ia harus berhadapan dengan badai nan ganas yang berputar dari langit, bertumpu pada satu titik, lalu memutar ganas menghujam samudera.m Kadang ia harus merasakan el-nino yan membawa hawa panas, kadangpun ia menghadapi la Nina yang membawa kelembaban, begitu pula manusia, dimanapun ia berada dan kapanpun, tantangan dan rintangan tak akan pernah berhenti sampai kehidupan berakhir. Kondisi jalan sangat penuh dengan mobil dan motor yang bersesakan mencari jalan keluar dengan tujuan dan ego masing-masing,  penulis memilih menggunakan kata penuh agar ada sugesti positif. Kata seorang motivator, biasakan diri kita menggunakan kata-kata positif agar ada sugesti positif dan mengalir energi-energi positif, maka menggunakan kata jalan yang penuh baik daripada menggunakan kata macet. Ditengah-tengah arus yang membuat kita mesti berpikir keras dan menganalisa mana yang positif dan mana yang negatif serta mana yang sudah bercampur, kompleks dan rumit, hadirlah generasi yang sebenarnya merupakan Korban sistemik, generasi yang takut salah. Mereka yang takut salah ini lahir dari sebuah pengondisian yang ketika sekali melakukan kesalahan maka seisi kelas akan menertawakan dengan keras. Tanpa berusaha untuk menyampaikan, menasehati, atau mengingatkan, justru yang terjadi adalah pem-bully-an, pembunuhan karakter, penghinaan secara berlebihan, serta hal-hal negatif yang akan membuat sang pembelajar atau sang pembuat kesalahan hilang keinginan untuk belajar. Anak didik menjadi takut berpendapat, takut bereksperimen, takut berekspresi, karena satu sebab yaitu ketakutan bila berbuat kesalahan. Sampai sekarangpun penulis belum menemukan sisi positif dari menertawakan kesalahan yang diperbuat oleh anak didik, maka dengan iklim semacam ini lahirlah generasi yang takut salah, Takut mengambil resiko, takut akan tantangan, takut mengambil peran, takut berkontribusi, takut menjadi Pejuang, tak punya keinginan untuk menjadi Pahlawan. Sambil menyusuri kanal dengan aliran airnya yang tenang, meskipun jalan penuh dengan kendaraan bermotor, cerita tentang generasi yang takut salah terus menggelayuti pikiran Adir, mungkin karena ia juga pernah mengalaminya bahkan menjadi korbannya. Sungguh tak enak menjadi bagian dari sebuah sistem pendidikan yang menjadikan anak didiknya takut salah, takut bereksperimen, takut berpendapat bahkan cenderung tidak percaya diri dengan Gagasan dari dalam diri sendiri, Gagasan yang lahir dari bacaan-bacaan Cerdas, baik bacaan tekstual maupun bacaan terhadap suatu kondisi, Gagasan yang lahir dari perenungan-perenungan yang mendalam atas tak idealnya situasi dan kondisi. Maka, menjadi asing, menjadi aneh, menjadi freak dalam istilah baratnya, akan dianggap sebagai sesuatu yang negatif bahkan cenderung sedikit berbeda dengan sistem yang ada. Padahal ketika semua pemikiran dan opini itu cenderung seragam, sebuah perubahan tak akan pernah dimulai, maka memang harus ada sebagian kecil orang, tak harus banyak yang ide-idenya revolusioner, cukup sekelompok kecil saja manusia-manusia yang berkualitas, sebab mereka adalah para calon pemimpin masa depan. Petang baru saja beranjak menuju gelapnya malam, dibalur oleh udara dingin, Angin dingin Khas Kota rantau, juga menyapu permukaan air yang keruh di kanal, jalan yang penuh dengan kendaraan juga sudah mulai lengang, tepat di sebuah pertigaan jalan yang melintasi kanal, ada sebuah bangunan dengan Konsep minimalis tepat berada di dekat jembatan yang membelah kanal kota rantau. Bangunan dua lantai dengan dominasi warna kuning, juga ada warna putih, hitam, dan abu-abu berpadu dengan Konsep minimalis dan sejuknya ruangan dan karpet berwarna abu-abu yang menghampar di lantainya. Tepatnya dilantai dua bangunan tersebut, Adir, Azikin, Zainal, Zulfan, Fahmil, Agus,dan Ustadz Fathul sedang berbincang-bincang di sebuah ruangan meeting. Bincang-bincang ringan seputar capaian-capaian diri, capaian Individu, serta berbicara mengenai mimpi-mimpi yang ingin dicapai serta program-program yang akan dilaksanakan. Kebetulan malam itu sedang berbincang soal rencana untuk mendirikan usaha mikro, membalas potensi pasar dan hal-hal Teknis lainnya. Pada malam itu Zainal, pemuda yang sangat baik kemampuan bahasa Arab serta pandai membaca kitab-kitab fiqih mengajukan diri untuk mengeksekusi program tersebut, "saya InsyaaAllah bisa untuk menjalankannya.. saya melihat potensi yang bagus di tempat keramaian", Kata Zainal dengan bersemangat. Azikin kemudian juga bicara, "Saat Musim panas, bisnis Minuman memang sangat cocok dan berpeluang." Zulfan juga ikut memberi sumbangan Ide, "apalagi kalau tempatnya juga strategis."Malam yang dingin itu kemudian berubah suasananya menjadi lebih hangat karena serunya perbincangan-perbincangan yang positif, lebih spesifik tentang rencana mereka untuk menjalankan sebuah usaha, usaha mikro kecil menengah (UMKM). Fahmil yang juga pelaku Ekonomi Kreatif memberikan pandangan-pandangannya tentang usaha mikro, Agus yang merupakan seorang praktisi ekonomi kreatif juga menyampaikan ide-ide kreatifnya, Ustadz Fathul memandu diskusi yang hangat di malam yang cukup dingin itu, Adir lebih memilih banyak mendengar sambil sesekali memberikan pandangannya. Diskusi mengalir begitu deras, dari sekian banyak Ide yang tersampaikan maka memang seharusnya kita akan menemukan ujungnya yaitu eksekusi, eksekusi Ide di lapangan juga sebenarnya merupakan eksperimen dalam metodologi ilmiah, teori-teori di uji, asumsi-asumsi ingin di buktikan, sebab-akibat serta dampak akan menemukan muaranya. Begitulah ketika orang-orang beraura  positif berkumpul, maka yang akan dibicarakan dan direncanakan adalah kebaikan serta kebermanfaatan yang besar serta luas, lalu kata siapa tak baik jika kita memilih-milih teman dalam bergaul? Sebuah Kalimat yang entah dari siapa sumbernya ini rasa-rasanya perlu kita pertanyakan kembali relevansinya dengan kekinian dan kedisinian, situasi serta kondisi. Diskusi terus dilanjutkan hingga tengah malam, keakraban, persaudaraan, suatu hal yang membuat orang berlama-lama duduk bersama. Kisah ini masih akan kita lanjutkan.

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 26, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (50)

Sebuah Kota, yang berada di paling Utara Provinsi baru, Provinsi yang terus membangun sarana prasarananya, terus membangun sumber daya manusianya. Kota tersebut bernama Kota Pasangkayu, berada di Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Langit sedang mendung dan menandakan bahwa musim hujan sedang berlangsung. Meskipun begitu orang-orang yang melangkahkan kakinya ke masjid tak surut berpantang meski langit mendung, terus melangkahkan kakinya menuju masjid, terus berkendara menuju masjid.

Kota Pasangkayu adalah kota yang indah, beberapa kali pemuda 1000 masjid melintas di kota ini. Kota ini terus membangun dan membangun, terus berbenah dan berbenah, menjadi daerah yang akan mendukung laju pertumbuhan di Sulawesi Barat. Sebuah masjid tampak berdiri kokoh meski langit mendung, masjid itu bernama Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu Sulbar. Masjid yang lumayan besar, dengan desain yang indah dan menarik, profil bangunannya seolah berwarna-warni, menara masjid nya pun tinggi menjulang seolah-olah ingin mengabarkan kepada awan mendung bahwa waktu shalat sebentar lagi tiba. Inilah Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu, dimanapun engkau berada, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 25, 2020

Kualitas Kesejahteraan dan Saksi Sejarah

Serial Sang Penjelajah Arus (13)

Suara motor matic hitam berderu halus membelah kesunyian Angin menjelang sore, melintasi dan berlari diatas aspal tebal yang warnanya hampir menghitam, terkadang melintasi batu-batu kali dan tanah berdebu, melaju menuju arah selatan kota rantau, setelah cukup bosan berhadapan dengan rimba tembok, gedung menjulang tinggi hendak ingin menggapai langit, Jalanan luas dan lebar yaitu jalan tol, taman-taman kota bergaya Khas rindang nyaman nan hijau, Adir ingin menyaksikan sesuatu yang berbeda, yaitu pemandangan alam secara langsung, yang Klasik dan bersejarah. Bagaimana tak bosan, pembangunan nasional tak hendak berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sistem politik negara kita tak lagi menggunakan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang juga memandu tentang pembangunan SDM juga adalah bagian dari pembangunan nasional. Gross domestic product (GDP) menjadi Indikator utama dalam menyusun program serta kebijakan pembangunan nasional, seolah-olah GDP adalah satu-satunya Indikator kesejahteraan masyarakat. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah masyarakat kita sudah sejahtera? Dengan melihat realitas Kota Rantau yang merupakan Ibu Kota Provinsi bagian Selatan di Indonesia, apakah benar masyarakat kita sudah mengalami peningkatan kesejahteraan? Memang benar bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat 8 dunia berdasarkan capaian GDP, bahkan di perkirakan beberapa puluh tahun ke depan akan masuk ke 5 besar, bahkan 3 besar berdasarkan pencapaian GDP. Segala kebijakan bertumpu pada GDP lalu menisbikan faktor-faktor lain yang secara riil merupakan faktor penunjang kesejahteraan masyarakat, seperti kualitas hidup (sandang, pangan, ilmu pengetahuan, spiritualitas, waktu luang, dan waktu produktif). Akhirnya tentu kita akan bertanya-tanya, sudah sejahterakah kita sementara harga barang-barang terus melonjak naik? Sudah sejahterakah kita sementara upah riil masih di bawah upah minimum regional? Sudah sejahterakah kita sementara petani dan nelayan tidak diseriusi pengembangan dan pemberdayaannya (Konsep green economy & blue economy) ? Renungan-renungan semacam ini terus berkecamuk dalam pikiran Pemuda bernama Abdul Muktadir, pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, padahal bila pembangunan infrastruktur di arahkan pada sektor pendidikan dan kesehatan, ini akan menjadi hal yang baik karena secara langsung memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Motor hiam terus melaju kencang tanpa dipandu google maps, hanya bermodalkan informasi dengan bertanya, lagipula dengan bertanya, cukup baik untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial. Motor melaju kencang dan berhenti sejenak disebuah jembatan yang cukup panjang, dibawah jembatan mata dimanjakan dengan pemandangan sungai yang luas, panjang, dan nyaris horizon, sungainya sangat jernih serta tidak berwarna kecoklatan. Sejenak menghirup udara yang sedikit bebas dari polusi, segar, agak dingin karena tepat di atas sungai, Angin berhembus seolah-olah memberitahukan bahwa di hilir sungai ini ada laut yang luas dan lepas. Motor melaju lagi melintasi jembatan masuk ke sebuah perkampungan yang lumayan padat penduduknya, ternyata jalan ini bukan menuju tempat yang dituju, Adir memutar haluan menuju arah sebaliknya, awalnya jalan ini beraspal dan mulus, lalu mulai mendekati tujuan aspalnya mulai kasar dan berbatu, sampai di dekat tujuan jalannya sebagian sudah menggunakan paving block sementara sebagiannya lagi tanah. Beberapa titik ada rumah panggung dengan Khas masing-masing daerah di Bumi Selatan, menunjukkan ketinggian budaya, yang berarti majunya peradaban, bahannya dari kayu dengan ukiran-ukiran Khas Suku setempat, menandakan kepribadian dan kemauan yang kuat layaknya karakter masyarakat bumi selatan pada umumnya, karakter masyarakat kota rantau pada khususnya. Pohon-pohon yang rimbun seakan-akan daun dan rantingnya bertautan satu sama lain memunculkan nuansa yang sejuk sekaligus memancarkan kegelapan yang berlapis-lapis menjelang petang. terdapat beberapa kendaraan bermotor yang berkumpul di tepi sungai mengantri untuk menyeberang menggunakan rakit sederhana, menyeberang untuk pulang kerumahnya masing-masing atau mungkin untuk melanjutkan Aktifitas dan pekerjaannya. Tempat yang dituju Adir ini juga menjadi favorit para aktivis pemuda-pemudi, aktifis Mahasiswa, untuk mengadakan pelatihan-pelatihan, pengkaderan, pembekalan-pembekalan, dan kegiatan pengembangan diri lainnya. Sekarang keingintahuan dan rasa penasaran yang selama ini tersimpan terjawab dan terkuaklah sudah, Benteng yang sangat terkenal di kota rantau, Benteng yang sangat bersejarah di kota rantau, menjadi saksi pertempuran-pertempuran dan pertarungan serta peperangan mempertahankan eksistensi serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Individu sekaligus makhlus sosial, begitu dasar negara kita mengaturnya, maka seharusnya penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Imperialisme yang tumbuh subur di Eropa sebagai dampak dari Perjanjian Tordesilas, bahwa tanah-tanah lain itu tak bertuan dan berhak untuk dijajah. Cikal bakal imperialisme yang bergolak dibangsa kita dan membuat masyarakat kita sempat terpuruk. Maka ketika penjajahan dan imperialisme masuk ke Kota Rantau dimasa lalu, tentu saja hal ini sesuatu yang sangat tidak bisa diterima oleh Masyarakat Nusantara yang sangat Ramah, humanis, dan berkarakter pejuang. Setiap masa punya tantangan yang Khas sesuai situasi dan kondisi yang terjadi, seperti ketika masa penjajahan Jepang di Indonesia, Ummat Islam mendapat perlakuan khusus karena Jepang berharap para 'Ulama dan Santri dapat membantu Jepang menghadapi Perang Asia Timur Raya. Pada saat yang sama Jepang juga memberlakukan kebijakan Deormasisasi dan Deparpolisasi, Organisasi kemasyarakatan dan Partai Politik harus segera dibubarkan, pada Tahun 1942 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII) resmi dibubarkan, bukti bahwa Jepang sangat berhati-hati terhadap Islam Politik. Bahkan, meskipun Jepang mengharapkan bantuan para 'Ulama dan Santri dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya, strategi divide & rule juga tetap jalan yaitu dengan menempatkan orang-orang sekuler dan anti-islam didalam struktur chuo sangi in agar bisa mengimbangi (check & balances) pengaruh para 'Ulama yang mengakar di masyarakat. Simpul-simpul perbedaan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Jepang dengan strategi divide & rule untuk mengokohkan penjajahannya di Indonesia. Kelak di masa-masa persiapan Kemerdekaan Indonesia, simpul-simpul perbedaan inilah yang akan menjadi kekuatan, karena punya keinginan kebangsaan yang sama yaitu Merdeka! Dengan sesekali mengunjungi tempat-tempat bersejarah, menikmati keindahan alamnya, membaca informasi-informasi terkait didalam situs sejarahnya, merenungkan tentang kisah-kisah perjuangan, maka akan menambah rasa syukur kepada Allah SWT, menyadari dan mensyukuri nikmat kemerdekaan yang saat ini kita nikmati, semakin menambah semangat nasionalisme yang mengejawantah pada cinta tanah air, lalu mengambil peran di dalamnya, berkontribusi yang terbaik untuk bangsa ini, mengingat saat ini simpul-simpul perbedaan menjadi kelemahan kita dalam mengisi kemerdekaan dan masa-masa reformasi. Meskipun saat ini kita sedang mengalami paradoks yang besar, ibaratnya kita terbang terlalu rendah sementara langit kita masih terlalu tinggi, sementara bangsa ini punya potensi untuk bersaing dengan negara adikuasa di dunia, maka mari menikmati kisah perjalanan Adir, mari menyerap kisah lagi bersamaku disini, untuk mengisi kemerdekaan kita dengan kisah-kisah Inspiratif yang memotivasi kita untuk berbuat lebih dan terus produktif, dan perjalanan membangun bangsa ini pun harus terus dilanjutkan, bersamamu, bersamaku, bersama kita semua.

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 24, 2020

Bertualang ke Puncak Dusung Tibojong Bone!

Mobil-mobil melaju kencang memasuki Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, sebuah Kabupaten yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan. Bagi para petualang, tentu menjelajahi kabupaten terluas memiliki tantangan tersendiri yang tiada taranya, ia akan terus mencari, ia akan terus menjelajah, ia akan terus bertualang, menikmati Indonesia, melakukan jalan-jalan produktif, bersyukur setinggi-tingginya. Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Puncak Dusung Tibojong Bone.

Puncak Dusung Tibojong Bone tak begitu jauh dari Terowongan Sumpang Labbu, kira-kira setelah terowongan tersebut kita akan melewati 5 masjid, atau agar lebih mudah hitung saja 2 lapangan di bagian kiri jalan. Setelah mendapati lapangan Marroanging, belok kiri masuk ke dalam, jalan tak mulus sekitar 2 Kilometer. Begitu mendapat sebuah masjid mungil ditengah perjalanan, dari situlah jalan mendaki kita menuju Puncak Dusung Tibojong Bone Sulawesi Selatan.





Puncak Dusung Tibojong Bone menyajikan pemandangan bukit-bukit kecil berjejer sejauh mata memandang, bukit kecil berwarna hijau. Puncak Dusung Tibojong Bone adalah sebuah bukit yang tanahnya dari bebatuan keras berwarna putih. Udara segar menyambut anda ketika tiba di Puncak Dusung Tibojong, birunya langit serta mendungnya awan, memandang dari ketinggian, menikmati Puncak Dusung Tibojong Bone, menikmati Indonesia, ayo ke Bone! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 23, 2020

Dari Kota Pantai Menuju Kota Rantau

Serial Sang Penjelajah Arus (12)

Hari ketiga di Kota Pantai, Adir bersama rekan-rekan seperjuangannya, yaitu Zulfan yang mensponsori Tenda untuk berkemah, Fahmil Sang Pemilik Mobil Suzuki Ertiga berwarna putih yang membawa mereka menuju kota Pantai, Azikin pemuda Cerdas yang sangat cepat menyelesaikan pascasarjananya, dan Zainal seorang yang tegas dan keras serta mampu membaca kitab-kitab fiqih berjilid-jilid. Mereka berkumpul dalam satu tenda dan bersiap melakukan sesuatu yang mencengangkan bagi orang-orang awam, berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, menyisir kompleks tempat tinggal warga, menawarkan visi dan Misi, memperkenalkan calon pemimpin masa depan serta program-programnya, berkenalan satu per satu dengan masyarakat kota Pantai, menanyakan nama, kabar, juga di selingi ngobrol tentang masa depan kota pantai yang tak lama lagi akan mengadakan pesta demokrasi. Cara ini disebut dengan direct selling, bukan menjual barang atau menawarkan suatu produk, tetapi yang ditawarkan adalah calon pemimpin beserta Gagasan dan program-programnya, meskipun belakangan penulis menyadari bahwa direct selling akhirnya adalah cara yang sudah kuno dan kurang Relevan dengan perkembangan zaman. Selama Bunga shaqayeq tumbuh mekar, hidup harus terus berjalan, begitu pepatah kuno Persia mengatakan. Tak peduli penolakan yang terjadi, tetap santun dalam berucap dan bersikap, semangat seperti ini patut di contohi, meskipun belakangan setelah memahami secara riil bahwa semangat saja tak cukup. Selain semangat, yang di perlukan dan tak kalah penting adalah ilmu pengetahuan, sebab pemimpin di masa depan adalah mereka memiliki ilmu pengetahuan di atas rata-rata, agar dapat memahami kemana bangsa ini kan menuju, kemana arah baru bangsa ini, bukan sekedar kerja, kerja, dan kerja, atau sekedar taat dan tsiqoh saja tanpa memahami secara utuh persoalan yang sedang terjadi. Terkesan agak memaksa sih, tetap akan ada pengaruhnya meskipun kecil, begitu pikir Adir, langsung membagi-bagikan stiker, kartu, serta menawarkan Gagasan yang terlalu Umum, entah apakah cara-cara ini masih Berlaku bagi masyarakat yang semakin Cerdas dan melek teknologi, kita lihat saja nanti. Sampai di hari keempat setelah beberapa kegiatan dan materi, sesi terakhir dari rangkaian kegiatan selamma 3 hari 2 malam ditutup dengan penampilan seni dari masing-masing grup. Agar suasana tak serius melulu, agar suasana menjadi sedikit lebih santai dan mencair, memang kestabilan dan keseimbangan adalah kondisi ideal bagi manusia. Kira-kira seperti Fungsi check and balance yang ada pada sistem pemerintahan kita, agar eksekutif tak otoriter, maka hadirlah legislatif sebagai penyeimbang yang mengkritisi dan berbicara lantang ketika ada sistem yang tak berjalan sebagaimana mestinya, Fungsi lain legislatif adalah penganggaran dan menghasilkan undang-undang. Manusia itu butuh keseimbangan, maka ia pun butuh faktor yang menyusun keseimbangan tersebut, yaitu penyeimbang. Karena persiapan yang cukup matang di tambah jiwa-jiwa kreatif para anggota kelompok, maka pada malam itu kelompok Adir dan rekan-rekannya menjadi penampilan terbaik yang cukup menghibur dan menumpahkan gelak tawa hampir seluruh peserta. Karena tema yang dibawakan dalam penampilan seni tersebut adalah tema yang cukup menarik, yaitu parodi tentang Pemilihan Kepala Daerah Kota Pantai, dibawakan dengan sederhana dan apa adanya dengan sedikit sentuhan humor politik oleh Zulfan dan Zainal lalu diselingi lagu Perjuangan yang di nyanyikan oleh Fahmil, ternyata cara ini ampuh untuk menjelaskan kondisi kekinian serta cara yang ampuh untuk menertawakan diri sendiri Tatkala muncul fanatisme buta terhadap satu tokoh atau suatu golongan/kelompok, agar kita lebih berpikiran terbuka dan santai saja dalam menghadapi persoalan sepelik apapun itu. Makanan Khas yang di dominasi oleh daging, aroma Khas kuahnya yang terdiri dari bumbu-bumbu pilihan yang tak sembarang orang bisa meraciknya menjadi kelezatan yang Khas, hidangan lezat ini menjadi semacam hadiah bagi Adir, Zulfan, Fahmil, Azikin, dan Zainal. Saat peserta yang lainnya mungkin makan seadanya saja, Adir, Zulfan, Fahmil, Azikin, dan Zainal makan makanan yang bisa di katakan agak mewah, rupanya ini menggunakan hadiah bagi grup dengan penampilan seni terbaik pada kegiatan tersebut. Sekarang waktunya bergegas kembali ke Kota Rantau setelah beberapa hari menyerap ilmu, Mencerap pengalaman dan hikmah, mengakrabkan diri bersama sahabat seperjuangan, menguji persaudaraan dengan makan dan berbincang bersama-sama, sungguh sebuah episode yang takkan terlupakan bagi Adir pribadi. Adapun penolakan, gertakan, cacian, Motivasi, Inspirasi, ilmu, transfer semangat, sampai kekecewaan adalah tempaan agar diri semakin matang dan seimbang dallam menjalani kehidupan, life must go on, kehidupan harus terus berlanjut, sebentar lagi petang akan tiba, senja jingga mengalir lembut di ufuk rindu bersama pemandangan putaran kincir Angin pembangkit listrik tenaga bayu, lagu-lagu perjuangan dan senandung-senandung semangat positif berdetak mengisi heningnya mobil putih, membawa berbagai suasana kepada lelah dan penatnya berjuang membentuk diri, daun-daun serta batang pohon bergerak cepat ke arah belakang lalu hilang seketika dari jendela kaca bening, perjuangan harus terus berlanjut sebagaimana hidup berjalan, sekarang waktunya kembali ke kota rantau.

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 22, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (49)

Jalanan begitu padat, kendaraan berturut-turut berbelok, harus bersabar satu demi satu melintas karena kondisi jalan yang padat. Jalanan menjadi padat karena ukuran jalan yang terlalu kecil atau jumlah kendaraan yang semakin banyak? Entahlah, semua bisa menjadi faktor penyebab. Pemuda 1000 masjid pun melanjutkan perjalanannya di sekitar jalanan yang padat ini, terlihat sebuah masjid berdiri anggun di pinggir jalan, berdiri dengan kokoh di antara pemukiman padat penduduk, Masjid Al-Quddus Mandala namanya.


Masjid Al-Quddus Mandala, terletak di Jalan Banta-bantaeng Makassar, masjid yang di dominasi oleh warna hijau, mempunyai area parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua. Sang pemuda 1000 masjid pernah sekali di undang di masjid ini, menyapa jama'ah, berinteraksi dengan pengurus masjid, merasakan keramahan para pengurus masjid. Seharusnya seperti ini modal dasar karakter bangsa kita, ramah kepada siapapun, kepada penduduk asli, kepada pendatang, kepada tamu, kepada siapapun yang berinteraksi dengan kita. Di masjid karakter ini terus di bangun, terus di biasakan, saling peduli, saling menolong, yang semoga budaya ini bisa mengakar pada masyarakat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ikuti terus ya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

BERANI DAN PRODUKTIF

Beranilah menuliskan Gagasan !