Friday, January 31, 2020

Indahnya Jalan Trans Kebun Kopi Sulawesi Tengah!

Sulawesi Tengah adalah sebuah Provinsi di Indonesia, bagian tengah Pulau Sulawesi yang menyimpan keindahan alam tiada tara, yang masih harus kita jelajahi, yang masih harus kita eksplorasi, yang masih harus kita berpetualang untuk menyingkap pemandangan-pemandangan keindahan alam, untuk mengungkap tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata, berpotensi membuatnya viral di media sosial, sebagai wujud kontribusi kita menjadikan Indonesia sebuah Negara yang aman dan nyaman, siap menyambut tamu-tamu dari berbagai daerah, dari berbagai negara sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.

Kebun Kopi, sebuah tempat yang tentu sangat akrab bagi orang-orang yang bermukim di Sulawesi Tengah, letaknya masuk daerah administratif Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Sebuah jalan yang melintasi gunung tinggi nan dingin sejauh kurang lebih 60 Kilometer, jalan berkelok-kelok yang penulis pernah coba menghitungnya ada sekitar 260an tikungan dari mendaki gunung sampai menuruni gunung. Sebuah jalan trans yang membentang , membelah pegunungan, mengantarkan orang-orang untuk sampai ke tujuan.


Kebun Kopi, sebuah jalan trans yang terus menerus di poles, dibenahi, dan diperbaiki oleh Pemerintah, sebagai bukti betapa penting dan vitalnya jalan trans ini. Bagi para penikmat transportasi darat dari Poso, Parigi, Luwuk, Ampana, Morowali, Tentena, Kolonodale, Bungku, yang hendak menuju ke Kota Palu sangat akrab dengan jalan trans ini. Pemandangannya begitu indah, gunung-gunung yang di ukir dan dibentuk, keramahan para pedagang sayur, kebaikan para pemilik rumah makan dan warung, betapa jalan trans ini terus berbenah diri menjadi daerah yang ramah wisata. Bahkan penulis berpendapat kelak di masa depan proyeksi kebun kopi akan seperti Cisarua Megamendung Bogor Jawa Barat. Mari nikmati Indonesia, mari nikmati Sulawesi Tengah, mari melakukan jalan-jalan produktif, mari nikmati sejuknya udara pegunungan serta keramahan masyarakat di Kebun Kopi, Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 30, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (51)

Tahukah Tuhanmu selalu hidup didalam hatimu
Cinta dariNya menjawab semua masalahmu
(Tuhan Maha Cinta, Nidji)

Sebuah tembang yang mengingatkan kita betapa sesungguhnya tak ada alasan bagi kita untuk melupakan Sang Pencipta alam semesta, sungguh kita tak sendirian, Tuhan selalu bersama kita. Perjalanan pemuda 1000 masjid kita lanjutkan di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang berada di dekat pusat keramaian di Kelurahan Daya Kecamata Biringkanaya Kota Makassar, tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat dengan Perempatan Patung Ayam Daya, Masjid Jami'Nurul Hidayat Daya.



Masjid Jami'Nurul Hidayat Daya, merupakan masjid besar, ketika sebuah masjid melekat kata Jami' maka hampir dapat dipastikan masjid tersebut adalah masjid yang besar yang dapat menampung minimal ratusan orang. Masjid ini dekat dengan pusat-pusat keramaian seperti Terminal Daya, Daya Grand Square, Kantor Angkutan Darat DAMRI, dan beberapa toko-toko serta warung kopi. Karena berada di dekat pusat keramaian, setiap hari masjid ini selalu ramai, bahkan di depan masjid selalu menjadi tempat berhenti Angkutan Kota.


Masjid adalah sarana kita mendekatkan diri kepada Ilahi, agar diri kita senantiasa sadar, agar diri kita senantiasa teringat bahwa ada kekuatan Yang Maha Besar dalam mengatur kehidupan kita, ada kekuatan Yang Maha Baik membantu menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan kita, pertanyaan selanjutnya adalah sudahkah kita mendekatkan diri kepadaNya ? Barangkali dengan sering-sering mengunjungi masjid bisa menjadi sarana kita mendekatkan diri kepada Ilahi. Perjalanan sang pemuda 1000 masjid akan terus kita lanjutkan, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 29, 2020

Membina Para Pemuda

Serial Sang Penjelajah Arus (15)

Malam sudah menunjukkan wujudnya dengan langit hitam dan kerlipan bintang-bintang di atas yang memanjakan mata, seolah-olah kerlap-kerlip Bintang tersebut menempel di kubah langit, di tambah lagi penampakan bulan yang bersembunyi di deretan Awan kelabu, tampak malu-malu menampakkan cahayanya yang bagi sebagian orang mengira cahaya bulan sangat romantis, Saking romantisnya tema tentang bulan sering dijadikan pelengkap dalam instrumen dan lirik lagu-lagu cinta. Bulan juga merupakan salah satu simbol yang sangat akrab dengan Ummat Islam, karena Bulan pernah menjadi saksi kemukjizatan Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir meminta Beliau, Rasulullah SAW, untuk membelah bulan. Adzan Isya' sudah berkumandang, terdengar begitu indah untuk memanggil para insan yang mungkin terlupa, para manusia yang mungkin lalai, untuk segera menunaikan kewajiban dan janjinya, adzan juga menjadi pengingat tentang jati diri kita, siapa sebenarnya diri kita ini. Adzan berkumandang dengan keras menara Hijau Masjid Nurul Huda, tak jauh dari tempat Adir nongkrong sejenak, Masjid dengan keindahan yang mmampu memanjakan mata dan menggoda untuk berlama-alam di dalamnya. Masjid dua lantai dengan warna hijau yang mendominasi, warna menaranya cukup unik dan apik, perpaduan antara warna hijau, emas dan kuning yang menjadi polanya. Adir segera melangkah menuju Masjid Jami Nurul Huda untuk menunaikan kewajiban, tentang bagaimana seharusnya seorang hamba Mengabdi kepada Rabbnya, tiba di serambi Masjid, dekat dengan tempat Wudhu bagian depan, ada seseorang pemuda yang menegur Adir, "Kak Adir..". Kaget bukan main, Adir bertemu dengan seorang pemuda berasal dari kampung Halaman, seorang pemuda yang juga sedang merantau di Kota Rantau, Indra namanya. Bertemu Indra di Masjid Nurul Huda merupakan sebuah peristiwa yang menambah semangat di dalam diri Adir, bagaimana tidak, Indra dulunya, kira-kira 7 tahun yang lalu adalah binaan Adir dalam program Mentoring lembaga kemahasiswaan di Kampus. Pernah menjadi binaan yang di dalam kegiatan mentoring tersebut kita belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik, bermanfaat bagi sesama manusia. Bincang-bincang ringan pun terjadi seputar merantau, bincang-bincang yang sangat singkat karena tak lama setelah itu Shalat Isya' secara berjamaah sudah akan dimulai ditandai dengan iqomat. Adir seolah-olah sedang menguatkan tekadnya untuk kembali membina para pemuda lagi, melanjutkan kegiatan-kegiatan positif, kegiatan-kegiatan yang menginspirasi, baik itu pelatihan maupun pengembangan diri. Sebab, masih banyak pemuda di luar sana yang sangat mudah terbawa arus, pergaulan bebas, seks bebas, narkotika dan obat-obatan terlarang mengintai para pemuda ini. Maka, di perlukan Konsep diri yang kuat, pondasi diri yang kokoh, Prinsip hidup yang menghujam ke dalam nurani, guna menjadi Benteng diri, guna menjadi bekal dalam bertindak dan berusaha. Sebuah kesyukuran bagi Adir pertemuannya dengan Indra malam itu, kembali membangkitkan gelora semangat untuk kembali berjuang, berjuang menyelamatkan para pemuda, lalu bersama-sama menuntut mereka  mengoptimalkan bakat dan potensinya untuk hal-hal positif, untuk negara dan bangsa ini, Indonesia menjadi Negara 5 besar dunia? Itu bukan sesuatu yang mustahil. Sungguh tak mudah menjadi penjelajah arus, mari kita lanjutkan kisahnya.

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 28, 2020

Ayo Jalan-jalan ke Pantai Losari Makassar!

Setiap tempat wisata memiki keunikan dan sensasi tersendiri saat mengunjunginya. Sebuah taman yang berada di Kota Makassar, tempat yang kemudian menjadi ikon Kota Makassar, kebanggaan masyarakat Kota Makassar, yaitu Pantai Losari. Pantai yang menjadi ciri khas Kota Makassar ini sangat indah dengan desain menariknya, desain yang artistik dan minimalis.


Terdapat beberapa spot untuk mengambil gambar, karena di pantai ini ada beberapa tugu klasik namun desainnya modern. Terdapat tugu bertuliskan Pantai Losari, terdapat tugu tulisan suku-suku yang bermukim di Makassar, bermukim di Sulawesi Selatan. Terdapat banyak hotel di sekitar Pantai Losari, biasanya ramai di sore hari dan malam hari.


Pantai Losari yang menjadi ikon Kota Makassar ini juga sering di adakan konser-konser musik, festival, da berbagai macam acara-acara lainnya seperti Shalat Shubuh berjama'ah yang diadakan oleh Pemerintah setempat. Pantai Losari Makassar menjadi tempat yang wajib kamu kunjungi ketika berada di Kota Makassar, tunggu apa lagi, ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, January 27, 2020

Memilih-milih Teman

Serial Sang Penjelajah Arus (14)

Kanal ditengah Kota Rantau airnya mengalir tenang, meskipun air yang mengalir keruh seperti keruhnya sungai besar yang membelah kampung Halaman. Jalan-jalan di tepi kanal tampak ramai dan agak padat, mobil dan motor yang melintasi memenuhi jalan, polusi udara menjadi tantangan sendiri bagi air di kanal, juga limbah-limbah dari masyarakat seperti sampah dan limbah rumah tangga lainnya, air di kota maupun air-air di Desa, atau air di samudera sekalipun akan menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Seperti air di samudera, ada kalanya ia tenang dengan sedikit gelombang yang dihembus oleh angin Utara. Kadang ia harus berhadapan dengan badai nan ganas yang berputar dari langit, bertumpu pada satu titik, lalu memutar ganas menghujam samudera.m Kadang ia harus merasakan el-nino yan membawa hawa panas, kadangpun ia menghadapi la Nina yang membawa kelembaban, begitu pula manusia, dimanapun ia berada dan kapanpun, tantangan dan rintangan tak akan pernah berhenti sampai kehidupan berakhir. Kondisi jalan sangat penuh dengan mobil dan motor yang bersesakan mencari jalan keluar dengan tujuan dan ego masing-masing,  penulis memilih menggunakan kata penuh agar ada sugesti positif. Kata seorang motivator, biasakan diri kita menggunakan kata-kata positif agar ada sugesti positif dan mengalir energi-energi positif, maka menggunakan kata jalan yang penuh baik daripada menggunakan kata macet. Ditengah-tengah arus yang membuat kita mesti berpikir keras dan menganalisa mana yang positif dan mana yang negatif serta mana yang sudah bercampur, kompleks dan rumit, hadirlah generasi yang sebenarnya merupakan Korban sistemik, generasi yang takut salah. Mereka yang takut salah ini lahir dari sebuah pengondisian yang ketika sekali melakukan kesalahan maka seisi kelas akan menertawakan dengan keras. Tanpa berusaha untuk menyampaikan, menasehati, atau mengingatkan, justru yang terjadi adalah pem-bully-an, pembunuhan karakter, penghinaan secara berlebihan, serta hal-hal negatif yang akan membuat sang pembelajar atau sang pembuat kesalahan hilang keinginan untuk belajar. Anak didik menjadi takut berpendapat, takut bereksperimen, takut berekspresi, karena satu sebab yaitu ketakutan bila berbuat kesalahan. Sampai sekarangpun penulis belum menemukan sisi positif dari menertawakan kesalahan yang diperbuat oleh anak didik, maka dengan iklim semacam ini lahirlah generasi yang takut salah, Takut mengambil resiko, takut akan tantangan, takut mengambil peran, takut berkontribusi, takut menjadi Pejuang, tak punya keinginan untuk menjadi Pahlawan. Sambil menyusuri kanal dengan aliran airnya yang tenang, meskipun jalan penuh dengan kendaraan bermotor, cerita tentang generasi yang takut salah terus menggelayuti pikiran Adir, mungkin karena ia juga pernah mengalaminya bahkan menjadi korbannya. Sungguh tak enak menjadi bagian dari sebuah sistem pendidikan yang menjadikan anak didiknya takut salah, takut bereksperimen, takut berpendapat bahkan cenderung tidak percaya diri dengan Gagasan dari dalam diri sendiri, Gagasan yang lahir dari bacaan-bacaan Cerdas, baik bacaan tekstual maupun bacaan terhadap suatu kondisi, Gagasan yang lahir dari perenungan-perenungan yang mendalam atas tak idealnya situasi dan kondisi. Maka, menjadi asing, menjadi aneh, menjadi freak dalam istilah baratnya, akan dianggap sebagai sesuatu yang negatif bahkan cenderung sedikit berbeda dengan sistem yang ada. Padahal ketika semua pemikiran dan opini itu cenderung seragam, sebuah perubahan tak akan pernah dimulai, maka memang harus ada sebagian kecil orang, tak harus banyak yang ide-idenya revolusioner, cukup sekelompok kecil saja manusia-manusia yang berkualitas, sebab mereka adalah para calon pemimpin masa depan. Petang baru saja beranjak menuju gelapnya malam, dibalur oleh udara dingin, Angin dingin Khas Kota rantau, juga menyapu permukaan air yang keruh di kanal, jalan yang penuh dengan kendaraan juga sudah mulai lengang, tepat di sebuah pertigaan jalan yang melintasi kanal, ada sebuah bangunan dengan Konsep minimalis tepat berada di dekat jembatan yang membelah kanal kota rantau. Bangunan dua lantai dengan dominasi warna kuning, juga ada warna putih, hitam, dan abu-abu berpadu dengan Konsep minimalis dan sejuknya ruangan dan karpet berwarna abu-abu yang menghampar di lantainya. Tepatnya dilantai dua bangunan tersebut, Adir, Azikin, Zainal, Zulfan, Fahmil, Agus,dan Ustadz Fathul sedang berbincang-bincang di sebuah ruangan meeting. Bincang-bincang ringan seputar capaian-capaian diri, capaian Individu, serta berbicara mengenai mimpi-mimpi yang ingin dicapai serta program-program yang akan dilaksanakan. Kebetulan malam itu sedang berbincang soal rencana untuk mendirikan usaha mikro, membalas potensi pasar dan hal-hal Teknis lainnya. Pada malam itu Zainal, pemuda yang sangat baik kemampuan bahasa Arab serta pandai membaca kitab-kitab fiqih mengajukan diri untuk mengeksekusi program tersebut, "saya InsyaaAllah bisa untuk menjalankannya.. saya melihat potensi yang bagus di tempat keramaian", Kata Zainal dengan bersemangat. Azikin kemudian juga bicara, "Saat Musim panas, bisnis Minuman memang sangat cocok dan berpeluang." Zulfan juga ikut memberi sumbangan Ide, "apalagi kalau tempatnya juga strategis."Malam yang dingin itu kemudian berubah suasananya menjadi lebih hangat karena serunya perbincangan-perbincangan yang positif, lebih spesifik tentang rencana mereka untuk menjalankan sebuah usaha, usaha mikro kecil menengah (UMKM). Fahmil yang juga pelaku Ekonomi Kreatif memberikan pandangan-pandangannya tentang usaha mikro, Agus yang merupakan seorang praktisi ekonomi kreatif juga menyampaikan ide-ide kreatifnya, Ustadz Fathul memandu diskusi yang hangat di malam yang cukup dingin itu, Adir lebih memilih banyak mendengar sambil sesekali memberikan pandangannya. Diskusi mengalir begitu deras, dari sekian banyak Ide yang tersampaikan maka memang seharusnya kita akan menemukan ujungnya yaitu eksekusi, eksekusi Ide di lapangan juga sebenarnya merupakan eksperimen dalam metodologi ilmiah, teori-teori di uji, asumsi-asumsi ingin di buktikan, sebab-akibat serta dampak akan menemukan muaranya. Begitulah ketika orang-orang beraura  positif berkumpul, maka yang akan dibicarakan dan direncanakan adalah kebaikan serta kebermanfaatan yang besar serta luas, lalu kata siapa tak baik jika kita memilih-milih teman dalam bergaul? Sebuah Kalimat yang entah dari siapa sumbernya ini rasa-rasanya perlu kita pertanyakan kembali relevansinya dengan kekinian dan kedisinian, situasi serta kondisi. Diskusi terus dilanjutkan hingga tengah malam, keakraban, persaudaraan, suatu hal yang membuat orang berlama-lama duduk bersama. Kisah ini masih akan kita lanjutkan.

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 26, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (50)

Sebuah Kota, yang berada di paling Utara Provinsi baru, Provinsi yang terus membangun sarana prasarananya, terus membangun sumber daya manusianya. Kota tersebut bernama Kota Pasangkayu, berada di Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Langit sedang mendung dan menandakan bahwa musim hujan sedang berlangsung. Meskipun begitu orang-orang yang melangkahkan kakinya ke masjid tak surut berpantang meski langit mendung, terus melangkahkan kakinya menuju masjid, terus berkendara menuju masjid.

Kota Pasangkayu adalah kota yang indah, beberapa kali pemuda 1000 masjid melintas di kota ini. Kota ini terus membangun dan membangun, terus berbenah dan berbenah, menjadi daerah yang akan mendukung laju pertumbuhan di Sulawesi Barat. Sebuah masjid tampak berdiri kokoh meski langit mendung, masjid itu bernama Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu Sulbar. Masjid yang lumayan besar, dengan desain yang indah dan menarik, profil bangunannya seolah berwarna-warni, menara masjid nya pun tinggi menjulang seolah-olah ingin mengabarkan kepada awan mendung bahwa waktu shalat sebentar lagi tiba. Inilah Masjid Agung Nurul Huda Pasangkayu, dimanapun engkau berada, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 25, 2020

Kualitas Kesejahteraan dan Saksi Sejarah

Serial Sang Penjelajah Arus (13)

Suara motor matic hitam berderu halus membelah kesunyian Angin menjelang sore, melintasi dan berlari diatas aspal tebal yang warnanya hampir menghitam, terkadang melintasi batu-batu kali dan tanah berdebu, melaju menuju arah selatan kota rantau, setelah cukup bosan berhadapan dengan rimba tembok, gedung menjulang tinggi hendak ingin menggapai langit, Jalanan luas dan lebar yaitu jalan tol, taman-taman kota bergaya Khas rindang nyaman nan hijau, Adir ingin menyaksikan sesuatu yang berbeda, yaitu pemandangan alam secara langsung, yang Klasik dan bersejarah. Bagaimana tak bosan, pembangunan nasional tak hendak berfokus pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sistem politik negara kita tak lagi menggunakan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang juga memandu tentang pembangunan SDM juga adalah bagian dari pembangunan nasional. Gross domestic product (GDP) menjadi Indikator utama dalam menyusun program serta kebijakan pembangunan nasional, seolah-olah GDP adalah satu-satunya Indikator kesejahteraan masyarakat. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah masyarakat kita sudah sejahtera? Dengan melihat realitas Kota Rantau yang merupakan Ibu Kota Provinsi bagian Selatan di Indonesia, apakah benar masyarakat kita sudah mengalami peningkatan kesejahteraan? Memang benar bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat 8 dunia berdasarkan capaian GDP, bahkan di perkirakan beberapa puluh tahun ke depan akan masuk ke 5 besar, bahkan 3 besar berdasarkan pencapaian GDP. Segala kebijakan bertumpu pada GDP lalu menisbikan faktor-faktor lain yang secara riil merupakan faktor penunjang kesejahteraan masyarakat, seperti kualitas hidup (sandang, pangan, ilmu pengetahuan, spiritualitas, waktu luang, dan waktu produktif). Akhirnya tentu kita akan bertanya-tanya, sudah sejahterakah kita sementara harga barang-barang terus melonjak naik? Sudah sejahterakah kita sementara upah riil masih di bawah upah minimum regional? Sudah sejahterakah kita sementara petani dan nelayan tidak diseriusi pengembangan dan pemberdayaannya (Konsep green economy & blue economy) ? Renungan-renungan semacam ini terus berkecamuk dalam pikiran Pemuda bernama Abdul Muktadir, pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat, padahal bila pembangunan infrastruktur di arahkan pada sektor pendidikan dan kesehatan, ini akan menjadi hal yang baik karena secara langsung memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Motor hiam terus melaju kencang tanpa dipandu google maps, hanya bermodalkan informasi dengan bertanya, lagipula dengan bertanya, cukup baik untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial. Motor melaju kencang dan berhenti sejenak disebuah jembatan yang cukup panjang, dibawah jembatan mata dimanjakan dengan pemandangan sungai yang luas, panjang, dan nyaris horizon, sungainya sangat jernih serta tidak berwarna kecoklatan. Sejenak menghirup udara yang sedikit bebas dari polusi, segar, agak dingin karena tepat di atas sungai, Angin berhembus seolah-olah memberitahukan bahwa di hilir sungai ini ada laut yang luas dan lepas. Motor melaju lagi melintasi jembatan masuk ke sebuah perkampungan yang lumayan padat penduduknya, ternyata jalan ini bukan menuju tempat yang dituju, Adir memutar haluan menuju arah sebaliknya, awalnya jalan ini beraspal dan mulus, lalu mulai mendekati tujuan aspalnya mulai kasar dan berbatu, sampai di dekat tujuan jalannya sebagian sudah menggunakan paving block sementara sebagiannya lagi tanah. Beberapa titik ada rumah panggung dengan Khas masing-masing daerah di Bumi Selatan, menunjukkan ketinggian budaya, yang berarti majunya peradaban, bahannya dari kayu dengan ukiran-ukiran Khas Suku setempat, menandakan kepribadian dan kemauan yang kuat layaknya karakter masyarakat bumi selatan pada umumnya, karakter masyarakat kota rantau pada khususnya. Pohon-pohon yang rimbun seakan-akan daun dan rantingnya bertautan satu sama lain memunculkan nuansa yang sejuk sekaligus memancarkan kegelapan yang berlapis-lapis menjelang petang. terdapat beberapa kendaraan bermotor yang berkumpul di tepi sungai mengantri untuk menyeberang menggunakan rakit sederhana, menyeberang untuk pulang kerumahnya masing-masing atau mungkin untuk melanjutkan Aktifitas dan pekerjaannya. Tempat yang dituju Adir ini juga menjadi favorit para aktivis pemuda-pemudi, aktifis Mahasiswa, untuk mengadakan pelatihan-pelatihan, pengkaderan, pembekalan-pembekalan, dan kegiatan pengembangan diri lainnya. Sekarang keingintahuan dan rasa penasaran yang selama ini tersimpan terjawab dan terkuaklah sudah, Benteng yang sangat terkenal di kota rantau, Benteng yang sangat bersejarah di kota rantau, menjadi saksi pertempuran-pertempuran dan pertarungan serta peperangan mempertahankan eksistensi serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Individu sekaligus makhlus sosial, begitu dasar negara kita mengaturnya, maka seharusnya penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Imperialisme yang tumbuh subur di Eropa sebagai dampak dari Perjanjian Tordesilas, bahwa tanah-tanah lain itu tak bertuan dan berhak untuk dijajah. Cikal bakal imperialisme yang bergolak dibangsa kita dan membuat masyarakat kita sempat terpuruk. Maka ketika penjajahan dan imperialisme masuk ke Kota Rantau dimasa lalu, tentu saja hal ini sesuatu yang sangat tidak bisa diterima oleh Masyarakat Nusantara yang sangat Ramah, humanis, dan berkarakter pejuang. Setiap masa punya tantangan yang Khas sesuai situasi dan kondisi yang terjadi, seperti ketika masa penjajahan Jepang di Indonesia, Ummat Islam mendapat perlakuan khusus karena Jepang berharap para 'Ulama dan Santri dapat membantu Jepang menghadapi Perang Asia Timur Raya. Pada saat yang sama Jepang juga memberlakukan kebijakan Deormasisasi dan Deparpolisasi, Organisasi kemasyarakatan dan Partai Politik harus segera dibubarkan, pada Tahun 1942 Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam Indonesia (PII) resmi dibubarkan, bukti bahwa Jepang sangat berhati-hati terhadap Islam Politik. Bahkan, meskipun Jepang mengharapkan bantuan para 'Ulama dan Santri dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya, strategi divide & rule juga tetap jalan yaitu dengan menempatkan orang-orang sekuler dan anti-islam didalam struktur chuo sangi in agar bisa mengimbangi (check & balances) pengaruh para 'Ulama yang mengakar di masyarakat. Simpul-simpul perbedaan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Jepang dengan strategi divide & rule untuk mengokohkan penjajahannya di Indonesia. Kelak di masa-masa persiapan Kemerdekaan Indonesia, simpul-simpul perbedaan inilah yang akan menjadi kekuatan, karena punya keinginan kebangsaan yang sama yaitu Merdeka! Dengan sesekali mengunjungi tempat-tempat bersejarah, menikmati keindahan alamnya, membaca informasi-informasi terkait didalam situs sejarahnya, merenungkan tentang kisah-kisah perjuangan, maka akan menambah rasa syukur kepada Allah SWT, menyadari dan mensyukuri nikmat kemerdekaan yang saat ini kita nikmati, semakin menambah semangat nasionalisme yang mengejawantah pada cinta tanah air, lalu mengambil peran di dalamnya, berkontribusi yang terbaik untuk bangsa ini, mengingat saat ini simpul-simpul perbedaan menjadi kelemahan kita dalam mengisi kemerdekaan dan masa-masa reformasi. Meskipun saat ini kita sedang mengalami paradoks yang besar, ibaratnya kita terbang terlalu rendah sementara langit kita masih terlalu tinggi, sementara bangsa ini punya potensi untuk bersaing dengan negara adikuasa di dunia, maka mari menikmati kisah perjalanan Adir, mari menyerap kisah lagi bersamaku disini, untuk mengisi kemerdekaan kita dengan kisah-kisah Inspiratif yang memotivasi kita untuk berbuat lebih dan terus produktif, dan perjalanan membangun bangsa ini pun harus terus dilanjutkan, bersamamu, bersamaku, bersama kita semua.

Oleh : Mohamad Khaidir

TENTANG CYBER WAR

Artificial intelegent dan kemajuan teknologi mengubah wajah dunia! Apalagi jika suatu negara sangat memperhitungkan bioteknologi yang mutakh...