Tuesday, February 4, 2020

Nikmati Senja di Danau Antang!

Kita berlari dan teruskan bernyanyi
Kita buka lebar pelukan mentari..
(Melompat Lebih Tinggi, Sheila On 7)

Berlari-lari di sore hari, berlari di tepi danau, apakah menyehatkan? Saya tak tahu pasti, tapi menyusuri tepi danau di sore hari itu menyenangkan, seperti sedang melakukan jalan-jalan yang produktif. Sebuah danau di tengah-tengah Kota Makassar begitu tenang dan menenangkan bagi yang memandangnya. Airnya begitu tenang, sesekali ada riak kecil karena tersapu angin yang juga kecil. Inilah Danau Antang, sebuah danau yang terletak di tengah-tengah Kota Makassar.


Danau Antang juga begitu indah bila kita memandangnya di sore hari, sembari menikmati senja, langit yang mulai berwarna jingga, jingganya senja. Danau Antang memberikan ketenangan dengan kesegaran udaranya, terasa hawa yang agak dingin ketika melintas di tepi danau ini, sungguh menyegarkan, sungguh menenangkan. Danau Antang bisa menjadi alternatif bagi kita yang ingin mencari sensasi udara sejuk di Kota Makassar.


Danau Antang juga menjadi semacam Surga bagi para pemancing ikan air tawar. Bagaimana tidak, begitu banyak ikan air tawar yang bisa di dapatkan disini, salah satunya adalah ikan gabus. Ayo jalan-jalan kesini, Danau Antang Kota Makassar, ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, February 3, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (53)

Tuhan marahkah kau padaku
Inikah akhir duniaku
Kau hempaskan jarimu di ujung banda
Tercenganglah seluruh dunia 

Tuhan mungkin Kau abaikan
Tak ku dengarkan peringatan
Kusakiti engkau sampai perut bumi
Maafkan kami Ya Robbi 

Engkau yang perkasa pemilik semesta
Biarkanlah kami songsong matahari

Engkau yang pengasih ampunilah dosa
Memang semua ini kesalahan kami

Oh... Tuhan ampuni kami
Ou..oh... Tuhan tolonglah kami
Tuhan ampuni kami
Tuhan tolonglah kami

(Indonesia Menangis, Sherina Munaf)

26 Desember 2004, Gempa 9,1 Skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara, Korban 170.000 jiwa, puluhan ribu bangunan hancur dan luluh lantah. Sebuah bencana yang menjadi perhatian seluruh elemen Bangsa Indonesia, bahkan menarik simpati dunia internasional. Bencana yang sudah berlalu 15 Tahun ini membawa kenangan kepiluan dan kesedihan bagi masyarakat Aceh dan sekitarnya, pada saat yang sama juga memicu semangat untuk bangkit dan bekerja, semangat untuk Aceh Bangkit!

Narasi pemuda 1000 masjid kali ini adalah sebuah masjid yang menjadi saksi sejarah kejadian gempa dan tsunami di Aceh 15 Tahun yang lalu. Masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh, masjid yang menjadi tempat berlindung masyarakat Aceh saat gelombang tsunami melanda. Ialah Masjid Raya Baiturrahman Aceh, masjid yang selesai di bangun pada Tahun 1881 ini bergaya arsitektur Kebangkitan Mughal dengan luas 1500 Meter persegi.


Masjid Raya Baiturrahman Aceh di Tahun 2004, saat kejadian Tsunami melanda, banyak masyarakat Aceh yang kemudian menyelamatkan diri di atasnya, bahkan berdasarkan beberapa video amatir di Televisi, pohon yang berada di halaman masjid juga menjadi tempat berlindung masyarakat dari terjangan gelombang tsunami yang meluluhlantahkan bangunan-bangunan.


Kini, 15 Tahun kemudian, Masjid Raya Baiturrahman Aceh kembali berdiri kokoh, kembali bersih, kembali indah, kembali menjadi simbol kebanggaan masyarakat Aceh. Juga menjadi simbol kebangkitan dan perjuangan masyarakat Aceh, di dominasi oleh warna putih, payung-payung raksasa juga berdiri di halaman masjid, menambah keindahan Masjid Raya Baiturrahman Aceh. Inilah narasi pemuda 1000 masjid, tentang Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, February 2, 2020

Ayo Jalan-jalan ke Fort Rotterdam Makassar!

Sebuah benteng berdiri kokoh di dekat Pantai Losari Makassar, bangunan yang merupakan saksi sejarah, bangunan bersejarah yang menjadi tempat yang harus kamu kunjungi bila berada di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Fort Rotterdam atau Benteng Rotterdam, terinspirasi dari nama sebuah Kota di Belanda, Benteng ini dulunya adalah kantor pemerintahan Pemerintah Kolonial Belanda di tanah Makassar.



Fort Rotterdam menjadi destinasi wisata yang sangat menarik dengan bangunan-bangunan klasiknya, berwarna krem kekuning-kuningan, dan beratap merah. Di sekitar benteng terdapat pula bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang modern, sehingga ketika kita menatap dan membandingkannya dengan bangunan di benteng, akan terasa nuansa historisnya.



Fort Rotterdam adalah sebuah tempat yang harus kamu kunjungi, buka dari pagi hingga petang, kecuali ada acara di malam hari. Destinasi wisata yang edukatif, bersejarah, dan pantas untuk kamu kunjungi. Tersedia pula beberapa spot berfoto yang menarik dan indah, bagian depan benteng juga ada gong perdamaian dunia, gong yang sangat besar berwarna emas, berkilau. Tunggu apa lagi, ayo berkunjung kesini, Fort Rotterdam Makassar Sulawesi Selatan, ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, February 1, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (52)

Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya
(Laskar Pelangi, Nidji)

Sebuah lagu yang sangat inspiratif, lagu yang memberi semangat, lagu yang memberikan pelajaran kepada kita, bahwa mimpi yang sudah kita tetapkan akan kita kejar, kita akan berusaha untuk meraihnya. Maka begitu pula mimpi sang pemuda 1000 masjid untuk mengunjungi 1000 masjid, mimpi sekaligus cita-cita mulia, berharap orang-orang yang menyimak setiap kisah perjalanan pemuda 1000 masjid ini juga bergegas untuk menuju masjid, menjadikan masjid sebagai tempat favoritnya.

Kembali ke Kota Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, perjalanan pemuda 1000 masjid kali ini menuju sebuah masjid sederhana yang berada di pinggir jalan tol Kota Makassar. Masjid Hayatul Iman Baddoka, sebuah masjid kecil sederhana, di dominasi oleh warna putih, menaranya menjulang tinggi  ke langit. Masjid Hayatul Iman Baddoka, terletak di pertigaan jalan yang menuju ke arah jalan tol, orang-orang berkendara dari Perempatan Baddoka yang hendak menuju jalan tol akan melewati masjid ini.


Masjid Hayatul Iman Baddoka, di dekatnya ada pula klinik rawat inap yang lumayan terkenal di sekitaran daerah Baddoka, tentunya orang-orang yang mengunjungi klinik ketika waktu shalat tiba juga akan meramaikan masjid ini, begitu pula para pelintas jalan, di waktu shalat akan singgah ke masjid ini. Masjid Hayatul Iman Baddoka, masjid yang menjadi tujuan sang pemuda 1000 masjid dalam perjalanan kali ini, tentunya perjalanan ini akan terus dilanjutkan, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 31, 2020

Indahnya Jalan Trans Kebun Kopi Sulawesi Tengah!

Sulawesi Tengah adalah sebuah Provinsi di Indonesia, bagian tengah Pulau Sulawesi yang menyimpan keindahan alam tiada tara, yang masih harus kita jelajahi, yang masih harus kita eksplorasi, yang masih harus kita berpetualang untuk menyingkap pemandangan-pemandangan keindahan alam, untuk mengungkap tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata, berpotensi membuatnya viral di media sosial, sebagai wujud kontribusi kita menjadikan Indonesia sebuah Negara yang aman dan nyaman, siap menyambut tamu-tamu dari berbagai daerah, dari berbagai negara sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.

Kebun Kopi, sebuah tempat yang tentu sangat akrab bagi orang-orang yang bermukim di Sulawesi Tengah, letaknya masuk daerah administratif Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Sebuah jalan yang melintasi gunung tinggi nan dingin sejauh kurang lebih 60 Kilometer, jalan berkelok-kelok yang penulis pernah coba menghitungnya ada sekitar 260an tikungan dari mendaki gunung sampai menuruni gunung. Sebuah jalan trans yang membentang , membelah pegunungan, mengantarkan orang-orang untuk sampai ke tujuan.


Kebun Kopi, sebuah jalan trans yang terus menerus di poles, dibenahi, dan diperbaiki oleh Pemerintah, sebagai bukti betapa penting dan vitalnya jalan trans ini. Bagi para penikmat transportasi darat dari Poso, Parigi, Luwuk, Ampana, Morowali, Tentena, Kolonodale, Bungku, yang hendak menuju ke Kota Palu sangat akrab dengan jalan trans ini. Pemandangannya begitu indah, gunung-gunung yang di ukir dan dibentuk, keramahan para pedagang sayur, kebaikan para pemilik rumah makan dan warung, betapa jalan trans ini terus berbenah diri menjadi daerah yang ramah wisata. Bahkan penulis berpendapat kelak di masa depan proyeksi kebun kopi akan seperti Cisarua Megamendung Bogor Jawa Barat. Mari nikmati Indonesia, mari nikmati Sulawesi Tengah, mari melakukan jalan-jalan produktif, mari nikmati sejuknya udara pegunungan serta keramahan masyarakat di Kebun Kopi, Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 30, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (51)

Tahukah Tuhanmu selalu hidup didalam hatimu
Cinta dariNya menjawab semua masalahmu
(Tuhan Maha Cinta, Nidji)

Sebuah tembang yang mengingatkan kita betapa sesungguhnya tak ada alasan bagi kita untuk melupakan Sang Pencipta alam semesta, sungguh kita tak sendirian, Tuhan selalu bersama kita. Perjalanan pemuda 1000 masjid kita lanjutkan di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Sebuah masjid yang berada di dekat pusat keramaian di Kelurahan Daya Kecamata Biringkanaya Kota Makassar, tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan, dekat dengan Perempatan Patung Ayam Daya, Masjid Jami'Nurul Hidayat Daya.



Masjid Jami'Nurul Hidayat Daya, merupakan masjid besar, ketika sebuah masjid melekat kata Jami' maka hampir dapat dipastikan masjid tersebut adalah masjid yang besar yang dapat menampung minimal ratusan orang. Masjid ini dekat dengan pusat-pusat keramaian seperti Terminal Daya, Daya Grand Square, Kantor Angkutan Darat DAMRI, dan beberapa toko-toko serta warung kopi. Karena berada di dekat pusat keramaian, setiap hari masjid ini selalu ramai, bahkan di depan masjid selalu menjadi tempat berhenti Angkutan Kota.


Masjid adalah sarana kita mendekatkan diri kepada Ilahi, agar diri kita senantiasa sadar, agar diri kita senantiasa teringat bahwa ada kekuatan Yang Maha Besar dalam mengatur kehidupan kita, ada kekuatan Yang Maha Baik membantu menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan kita, pertanyaan selanjutnya adalah sudahkah kita mendekatkan diri kepadaNya ? Barangkali dengan sering-sering mengunjungi masjid bisa menjadi sarana kita mendekatkan diri kepada Ilahi. Perjalanan sang pemuda 1000 masjid akan terus kita lanjutkan, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 29, 2020

Membina Para Pemuda

Serial Sang Penjelajah Arus (15)

Malam sudah menunjukkan wujudnya dengan langit hitam dan kerlipan bintang-bintang di atas yang memanjakan mata, seolah-olah kerlap-kerlip Bintang tersebut menempel di kubah langit, di tambah lagi penampakan bulan yang bersembunyi di deretan Awan kelabu, tampak malu-malu menampakkan cahayanya yang bagi sebagian orang mengira cahaya bulan sangat romantis, Saking romantisnya tema tentang bulan sering dijadikan pelengkap dalam instrumen dan lirik lagu-lagu cinta. Bulan juga merupakan salah satu simbol yang sangat akrab dengan Ummat Islam, karena Bulan pernah menjadi saksi kemukjizatan Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir meminta Beliau, Rasulullah SAW, untuk membelah bulan. Adzan Isya' sudah berkumandang, terdengar begitu indah untuk memanggil para insan yang mungkin terlupa, para manusia yang mungkin lalai, untuk segera menunaikan kewajiban dan janjinya, adzan juga menjadi pengingat tentang jati diri kita, siapa sebenarnya diri kita ini. Adzan berkumandang dengan keras menara Hijau Masjid Nurul Huda, tak jauh dari tempat Adir nongkrong sejenak, Masjid dengan keindahan yang mmampu memanjakan mata dan menggoda untuk berlama-alam di dalamnya. Masjid dua lantai dengan warna hijau yang mendominasi, warna menaranya cukup unik dan apik, perpaduan antara warna hijau, emas dan kuning yang menjadi polanya. Adir segera melangkah menuju Masjid Jami Nurul Huda untuk menunaikan kewajiban, tentang bagaimana seharusnya seorang hamba Mengabdi kepada Rabbnya, tiba di serambi Masjid, dekat dengan tempat Wudhu bagian depan, ada seseorang pemuda yang menegur Adir, "Kak Adir..". Kaget bukan main, Adir bertemu dengan seorang pemuda berasal dari kampung Halaman, seorang pemuda yang juga sedang merantau di Kota Rantau, Indra namanya. Bertemu Indra di Masjid Nurul Huda merupakan sebuah peristiwa yang menambah semangat di dalam diri Adir, bagaimana tidak, Indra dulunya, kira-kira 7 tahun yang lalu adalah binaan Adir dalam program Mentoring lembaga kemahasiswaan di Kampus. Pernah menjadi binaan yang di dalam kegiatan mentoring tersebut kita belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik, bermanfaat bagi sesama manusia. Bincang-bincang ringan pun terjadi seputar merantau, bincang-bincang yang sangat singkat karena tak lama setelah itu Shalat Isya' secara berjamaah sudah akan dimulai ditandai dengan iqomat. Adir seolah-olah sedang menguatkan tekadnya untuk kembali membina para pemuda lagi, melanjutkan kegiatan-kegiatan positif, kegiatan-kegiatan yang menginspirasi, baik itu pelatihan maupun pengembangan diri. Sebab, masih banyak pemuda di luar sana yang sangat mudah terbawa arus, pergaulan bebas, seks bebas, narkotika dan obat-obatan terlarang mengintai para pemuda ini. Maka, di perlukan Konsep diri yang kuat, pondasi diri yang kokoh, Prinsip hidup yang menghujam ke dalam nurani, guna menjadi Benteng diri, guna menjadi bekal dalam bertindak dan berusaha. Sebuah kesyukuran bagi Adir pertemuannya dengan Indra malam itu, kembali membangkitkan gelora semangat untuk kembali berjuang, berjuang menyelamatkan para pemuda, lalu bersama-sama menuntut mereka  mengoptimalkan bakat dan potensinya untuk hal-hal positif, untuk negara dan bangsa ini, Indonesia menjadi Negara 5 besar dunia? Itu bukan sesuatu yang mustahil. Sungguh tak mudah menjadi penjelajah arus, mari kita lanjutkan kisahnya.

Oleh : Mohamad Khaidir

TERUSLAH BELAJAR!

Sikap politik atau pilihan politik kita hari ini, seharusnya menjadi pembelajaran bahwa tak boleh suka berlebihan,  benci berlebihan, apalag...