Showing posts with label Gowa. Show all posts
Showing posts with label Gowa. Show all posts

Wednesday, September 18, 2019

3 Cahaya Bening di Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao!

Perjalanan kali ini kita akan menuju Puncak Malino Kabupaten Gowa, tetapi tujuan utamanya adalah sebuah air terjun. Lagi-lagi air terjun, air terjun dengan kesegaran airnya, kejernihan airnya, kesejukan dan kebersihan udaranya, hijaunya tumbuhan disekitarnya. Jalan-jalan produktif kali ini melintasi Puncak Malino, sebuah daerah yang dicanangkan sebagai tempat wisata di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Keindahan alamnya luar biasa!

Menuju Malino, dari Kota Makassar, kita cukup mengikuti jalan poros Sultan Alauddin, terus menuju perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Memasuki Jalan Sultan Hasanuddin, kita cukup mengikuti jalan poros Kota Gowa, melintasi 3 lampu lalu lintas, belok kiri ke arah Malino sebelum Jembatan Kembar Gowa. Ikuti jalan poros dan penunjuk arah yang ada, atau bisa mengetiknya di google maps "Malino". Jalan yang dilintasi termasuk mulus, melintasi cukup banyak pertambangan, beberapa desa, juga melintasi 2 tempat rekreasi di dekat Bendungan Bili-bili Kabupaten Gowa.

Jalan yang dilalui selanjutnya adalah jalan beton yang berbelok-belok, cukup banyak belokan yang akan kita lintasi, selama pengerjaan dan penyempurnaan jalan, mobil yang melintas harus bergantian lewat. Begitu tiba di Malino, kita akan menyaksikan pemandangan hijaunya tumbuh-tumbuhan, pohon pinus, serta menikmati segarnya udara pegunungan. Benar-benar udara pegunungan yang orisinil, rasanya segar, suhunya dingin, serta terlihat kabut-kabut yang menyelimuti beberapa tempat.

Kota Bunga Malino, begitu yang tertulis di gerbang masuknya, kita lanjutkan perjalanan melewati perkemahan Lembanna, belok ke arah Kanrapia, lalu kita akan sampai di Tombolo Pao, dekat dengan perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Sinjai. Air Terjun Bantimurung di Tombolo Pao sungguh indah, menikmati pemandangan sekitar air terjun, menikmati udara segar dan hijaunya pepohonan, bunyi air yang deras turun. Jalan-jalan produktif di Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao adalah perjalanan yang seru dan menantang, sekitar 2-3 jam dari Kota Makassar bila kondisi lalu lintas tak terlalu padat.

Pemandangan di Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao Kabupaten Gowa punya ciri khas tersendiri, berbeda dengan Air Terjun Bantimurung Kabupaten Maros. Air Terjun Bantimurung Tombolo Pao memiliki 3 aliran air dari atas, seolah-olah 3 Cahaya Bening. 3 aliran air tersebut, terdiri dari 2 aliran air yang besar, dan 1 aliran air yang kecil, batu besar yang berlumut, hijaunya pepohonan dan tumbuhan serta birunya langit dan segarnya udara melengkapi kunjungan anda ke air terjun ini. Ayo ke Malino! Ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, September 17, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (4)

Betapa dirimu akan merindukan masjid di masa kecil, banyak kenangan yang tersimpan disana, mengaji bersama teman-teman, shalat tarawih di Bulan Ramadhan, bermain dan bercanda di masjid meski ujung-ujungnya akan dimarahi, betapa engkau merindukannya bukan? Aku juga seperti itu, merindukan masjid yang menyimpan banyak kenangan. Bukan soal besar atau megahnya masjid, tapi ini soal momentum, ini soal apa yang pernah terjadi, dan bersama siapa kita lalui masa-masa itu.

Masjid di masa kecil ini sepertinya akan diceritakan dalam sesi tersendiri. Ada sebuah masjid kecil, masjid sederhana, Masjid Al-Muhajirin Tomposappa Barombong Tamalate Makassar. Sebuah masjid sederhana yang berada di tengah perumahan warga. Meskipun sederhana tetapi memiliki kenangan yang tak terlupakan. Sang Pemuda yang ingin mengunjungi 1000 Masjid juga sempat mampir sebentar di masjid ini. Sebab ide mengunjungi 1000 masjid ini adalah juga untuk mengambil inspirasi dari masjid manapun yang dikunjungi.

Suatu ketika sang pemuda sedang menuju ke Barombong, dari jalan poros Barombong, melintasi jalan yang padat perumahan warga, melintasi sawah-sawah hijau yang terhampar luas, melintasi dan menikmati sejuknya udara di Barombong, sebuah daerah yang menjadi semacam poros Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Takalar. Karena Barombong merupakan bagian dari Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang sangat dekat dengan perbatasan menuju Kabupaten Gowa dan perbatasan menuju Kabupaten Takalar.

Melintasi jalan poros Barombong, menikmati udara dan keindahan alamnya berupa sawah dan drainase yang di aliri air jernih, irigasi lebih tepatnya, sambil melihat rombongan sepeda yang sedang berkeliling dalam programnya, program mengurangi polusi dan hidup sehat. Jalan-jalan produktif ini adalah untuk menghadiri akad seorang sahabat, akad nikah, sebuah ikrar suci yang keren dan mulia, menseriusi hubungan, berjuang bersama dan berumah tangga, mengikat ikatan suci, janji setia untuk bersama. Aduhai, momentum sakral ini sangat dinantikan oleh para pemuda-pemudi yang belum melepas masa lajangnya.




Ketika tiba di lokasi acara, sang pemuda berhenti sejenak untuk mengamati masjid ini, mencoba mengambil inspirasi, memang tak ada ruginya untuk menghadiri undangan. Sebuah masjid sederhana berwarna kuning, di kombinasikan dengan warna hijau, dan kubah kecilnya menjulang tinggi, seolah-olah sedang memantau sawah di sekitarnya, seolah-olah sang kubah tengah menatap rumah-rumah di sekitarnya, rumah para penduduk yang selalu memakmurkannya. Masjid sederhana yang seketika membuat sang pemuda yang mempunyai mimpi mengunjungi 1000 masjid, teringat sejenak kampung halamannya. Tempat sang pemuda belajar mengaji juga adalah masjid sederhana yang tak terlalu besar, tapi memiliki nilai sejarah yang luar biasa. Sang pemuda harus melanjutkan perjalanan lagi, tujuan utama yaitu menghadiri undangan, jadi sampai disini dulu ya narasi tentang masjid dan inspirasinya, jangan lupa yang sedang berada di Tomposappa Barombong, agar mengunjungi masjid ini, Masjid Al-Muhajirin Tomposappa Barombong Makassar. Ayo ke Makassar! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, September 8, 2019

Ada Apa di Batu Sipping Jeneponto ?

Perjalanan kali ini lumayan seru, kita menuju arah selatan, lalu ke arah timur, menyusuri pantai selatan Sulawesi Selatan. Kita akan menuju Kabupaten Jeneponto, jalan yang akan kita lewati adalah jalan poros Makassar - Jeneponto. Melintasi Makassar dan Gowa, jalannya masih di hiasi perumahan dan pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan, baik pasar modern maupun pasar tradisional, bukti bahwa masyarakat suku Bugis Makassar adalah pejuang tangguh dalam urusan perdagangan.

Sudah sejak zaman penjajahan masyarakat Sulawesi Selatan terkenal merupakan pelaut ulung, lebih tepatnya pebisnis tangguh. Karena semangat berbisnis dan berdagang yang luar biasa, ilmu kelautan dan pelayaran di pelajari secara serius dan menjadikan para pebisnis atau pedagang ini menjadi pelaut yang ulung. Itulah sekelumit tinta emas sejarah masyarakat Sulawesi Selatan di masa lalu.

Perjalanan kita lanjutkan, jalan-jalan produktif, jalan-jalan mencari hikmah, sebab setiap perjalanan akan memberikan kita hikmah, membuat kita belajar, bagi orang-orang yang terus berpikir dan berinovasi. Ada apa di tempat tujuan kita kali ini? Ada apa di Batu Siping Kabupaten Jeneponto? Ada keindahan alam yang luar biasa. Tak hanya kualitas garam terbaik yang menjadi ciri khas Jeneponto, tak hanya coto kuda yang menjadi ciri khas Jeneponto, ada tempat wisata yang keren dan indah juga menjadi ciri khas Jeneponto, yaitu Batu Sipping Jeneponto.



Batu Sipping Jeneponto terletak di Desa Garassikang, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto. Kurang lebih 7 Kilometer dari jalan poros Takalar - Jeneponto. Dari Makassar sekitar 2 Setengah Jam menuju Batu Sipping Kabupaten Jeneponto.


Perjalanannya memang sangat seru, sebab jalanan menuju Batu Sipping cukup menantang, dari Kota Jeneponto, seolah-olah kita sedang meninggalkan keramaian, tetapi panjangnya perjalanan terbayarkan dengan keindahan alam di Batu Sipping. Jadi, bagi kalian yang ingin mencoba bertualang, sedang jalan-jalan di Sulawesi Selatan, jangan lupa mampir ke Batu Sipping Jeneponto. Ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir


Thursday, August 29, 2019

Begini Indahnya Pantai Bintang Galesong Takalar!



Langit cerah, warnanya juga biru cerah, tampak sedikit awan putih menggantung, membuat biru dan putih mendominasi hari itu. Pengantin baru sedang mencari-cari tempat berbulan madu yang ideal, di hari yang cerah seperti ini, dimanakah tempat yang bagus? Di pegunungan? Di Hotel? Di Pantai? Saat sedang berbincang-bincang ringan, muncul ide berlibur ke Pantai Bintang Galesong Kabupaten Takalar. Kata teman-teman, tempatnya bagus dan tak terlalu jauh dari Makassar.

Maka hari itu juga di putuskan untuk berlibur ke Pantai Bintang Galesong Takalar. Pagi-pagi sekali kendaraan sudah di panaskan dan bersiap menuju Takalar. Kendaraan sudah melaju di jalan poros, Jalan Sultan Alauddin Makassar. Di jalan ini ada Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Gedung  Universitas Islam Negeri Alauddin Training Centre Makassar, ada Dinas Perpustakaan Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dan pusat-pusat perbelanjaan yang mendukung aktivitas sehari-hari masyarakat. Jalan poros inilah yang menghubungkan Kota Makassar dan Kota Gowa Sulawesi Selatan. Dari Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar, lurus saja dan kita akan memasuki Jalan Sultan Hasanuddin Kota Gowa. Fakta sejarah juga menjelaskan bahwa Sultan Hasanuddin adalah keturunan dari Sultan Alauddin.

Jalan Sultan Hassanuddin Kota Gowa adalah jalan poros yang penuh dengan toko-toko, kios-kios, dan beberapa instansi Pemerintah. Untuk menuju Takalar kita lurus saja mengikuti jalan poros, dan melewati 4 perempatan dengan lampu lalu lintas sebelum masuk ke Jembatan Kembar Gowa, jembatan ikonik atau ciri khas Kabupaten Gowa, jembatan kebanggaan masyarakat Gowa yang menghubungkan dan mempermudah berbagai macam urusan masyarakat. Sesudah jembatan kembar, kedua pengantin baru tadi tak ada yang tahu jalan sebenarnya menuju Pantai Bintang Galesong Takalar. Sekarang adalah eranya informasi, eranya komunikasi, eranya revolusi industri, jadi alangkah malangnya bila kita tak segera belajar menggunakan teknologi sebagai sarana. Maka, cukup ketik "Pantai Bintang Galesong" saja di google maps, maka kita akan ditunjukkan jalan menuju tempat tersebut.



Mobil putih melaju kencang melewati jalan poros Gowa, belok kanan sesudah melewati terminal lama, begitu petunjuk berdasarkan google maps. Setelah belok kanan kita akan melintasi jalan yang lumayan sempit, hanya cukup 2 Mobil berbadan besar saja yang bisa melintas, pas-pasan. Sebenarnya ada jalan alternatif lain yang cukup mudah, yaitu lewat Barombong, bisa belok dari arah Panciro Kabupaten Gowa, bisa pula dari arah Tanjung Bunga Kota Makassar. Hanya saja pada saat itu, kedua pengantin baru ini adalah orang baru dalam hal menjelajah, jadi hanya mengandalkan google maps saja. 



Sekitar 7 Kilometer di jalanan sempit, kita akan sampai di pertigaan, belok kiri di pertigaab tersebut dan kita akan langsung memasuki Galesong Kabupaten Takalar. Lurus saja sepanjang jalan poros, nanti kita akan menemukan papan nama yang cukup besar bertuliskan Pantai Bintang Galesong. Cukup mengikuti petunjuk jalan saja, boleh pula dengan bertanya kepada warga, seamatir apapun kamu di dunia travel pasti mudah dan gampang untuk menemukannya. Pantai ini sangat indah, dan membentuk sudut yanng keren, sehingga kita bisa menyaksikan angin laut yang bertemu di sudut pantai, akibatnya ombak lumayan keras dan kencang. Tersedia pula penginapan, bagi yang ingin berbulan madu tempat ini sangat cocok. Tersedia pula kafetaria, kolam renang anak-anak, kolam renang dewasa, penyewaan ATV, pondok kecil khas pantai, fasilitas banana boat, dan taman yang keren untul berfoto ria. Bagi kamu yang membaca tulisan ini, Tunggu apa lagi! Ayo ke Takalar! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, August 20, 2019

Begini Perjalanan Darat dari Makassar ke Takalar!

Jalan-jalan itu mesti produktif, benarkah? Bukankah tujuan jalan-jalan adalah Melepas penat, oh iya makan-makan dan foto-foto juga.  Semuanya bisa menjadi produktif ketika Ada sesuatu yang baru, ada pengalaman baru, ada hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran, bisa dijadikan cerita. Cerita yang menginspirasi, minimal menginspirasi diri anda. Makan-makan dan foto-foto pun bisa jadi menginspirasi ketika anda tahu caranya, cara untuk menjadi produktif, makan-makan, foto-foto, sambil mempromosikan keindahan alam desa atau pantai, asyik bukan?

Kali ini perjalanan menuju Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Tak terlalu jauh dari Kota Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Perjalanan darat hanya memakan waktu sekitar 2 jam, bahkan bisa kurang dari itu jika kondisi lalu lintas cukup lancar. Pagi yang cerah, rombongan keluarga tengah bersiap-siap menuju Takalar, ada tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi, piknik sejenak melepas kepenatan aktivitas perkantoran, berharap bisa mendapat energi baru untuk terus bekerja, memberikan kinerja terbaik untuk institusi, dan kebetulan saat itu penulis juga adalah salah seorang yang di ajak meskipun bukan dari institusi yang sama.

Dari Makassar, kita menelusuri Jalan Andi Pangeran Pettarani, meluncur ke arah selatan hingga mentok di pertigaan. Lalu belok ke Jalan Sultan Alauddin, ke arah Timur menuju ujung perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Dahulu kala, daerah ini dalam kekuasaan Kerajaan Gowa, tokoh terkenalnya adalah Sultan Alauddin dan Sultan Hasanuddin. Lanjut ke perjalanan ya, di Kabupaten Gowa, kita cukup mengikuti jalan poros Gowa hingga Jembatan Kembar Gowa. Dari jembatan kembar, cukup lurus saja mengikuti jalan poros untuk sampai ke perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar. Sepanjang jalan poros tersebut sangat ramai orang-orang berdagang dan padat perumahan warga, sehingga tidak perlu takut kesepian sepanjang perjalanan menuju Kabupaten Takalar. Bahkan ada fakta yang cukup unik, di jalan poros Gowa, ada bagian yang termasuk daerah Kabupaten Takalar, jadi kalau di runut Gowa - Takalar - Gowa - Takalar, unik bukan?

Setelah melewati jalan unik tersebut, kita akan benar-benar memasuki perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar, ada tugu dan gerbang berwarna Merah sebagai penandanya  bertuliskan Rewako. Begitu masuk di Kabupaten Takalar, tak berapa lama kita langsung masuk ke Kota Takalar. Rupanya tempat yang akan dituju adalah Pantai Tope Jawa Takalar. Penulis belum tahu persis mengapa dinamakan Pantai Tope Jawa, juga belum sempat bertanya dan membaca referensi mengenai penamaan tempat tersebut. Pantai Tope Jawa tak terlalu jauh dari Kota Takalar, melintasi Kota sekitar 30 menit, kita akan sampai percabangan jalan menuju Pantai Tope Jawa, ada penanda di percabangan jalan tersebut. Jalan masuknya adalah jalan beton. Pantai Tope Jawa adalah salah satu tempat wisata unggulan Kabupaten Takalar, pantai berpasir hitam, dengan saung-saung di Pantai, serta pemandangan birunya laut berpadu dengan birunya langit. Pasir-pasir di pantai menjadi indah dengan adanya pohon-pohon serta menjadi nikmat dengan hidangan ikan khas Takalar yang di masak dan racik oleh warga lokal. Ayo ke Takalar! Ayo ke Sulawesi Selatan!

Oleh : Mohamad Khaidir

TIM A