Showing posts with label Perjalanan. Show all posts
Showing posts with label Perjalanan. Show all posts

Sunday, December 15, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (37)

Angin dingin menepati janji
Burung-burung tiada batas

Begitu sepenggalan puisi dari serial Crouching Tiger Hidden Dragon yang dulu pernah terkenal dan populer di layar kaca, saat internet sedang dalam pengembangan. Begitu puitisnya syair-syair yang dilantunkan dalam serial tersebut, berlatar kerajaan Cina di zaman dahulu kala, istana, kondisi alam, kondisi konflik, beserta dinamika yang terjadi di dalamnya, bahkan ada semacam romantis yang menyelusup ke dalam kisah dramatis tersebut.

Suasana yang dramatis terkadang membuat kita ingin bersajak indah, bersajak romantis, agar mudah mengambil hikmah, muda mengambil pelajaran. Sang pemuda 1000 masjid kebetulan saja sedang melintas sebuah tempat yang akan membuat para pujangga segera membuat bait-bait indahnya. Sebuah tempat di pinggiran Danau Bili-bili Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, menelusuri jalan di pinggir danau membuat hati terpukau dengan keindahan alamnya lalu mengucap syukur, benar-benar jalan-jalan yang produktif.


Pemuda 1000 masjid sampai di sebuah masjid, masjid yang berada tak jauh dari pinggir Danau Bili-bili Gowa,  Masjid Nurul Hamsin namanya. Sebuah masjid yang dibangun di atas ketinggian, didominasi oleh warna kuning, bagian atasnya berwarna hijau, dan kombinasi warna putih di badan masjidnya. Masjid Nurul Hamsin menyajikan pemandangan danau dan pepohonan yang indah, mengumandangkan panggilan sebelum fajar, membelah kesunyian di sekitar danau. Bila sedang berada di sekitar Danau Bili-bili, jangan lupa singgah sejenak ke masjid ini ya, Masjid Nurul Hamsin, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, December 14, 2019

Bergegaslah Menuju Air Terjun Bisappu!

Air, udara, tanah, dan api, adalah unsur-unsur yang ada di alam ini menurut orang-orang zaman dulu. Sampai kemudian ilmu kimia berkembang pesat, meneliti berbagai unsur, lalu hadirlah tabel periodik unsur di hadapan kurikulum pendidikan kimia. Lalu apa pentingnya bagi para petualang serta para penjelajah? Mungkin akan berguna ketika kita akan bertualang, ketika kita akan menjelajah, unsur-unsur apa saja yang baik bagi tubuh kita.

Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan! Kita akan menuju sebuah air terjun yang terkenal di Bantaeng, untuk menuju ke sana kita harus melintasi 3 Kabupaten. Nama air terjun tersebut adalah Air Terjun Bisappu Bantaeng, dari Makassar berjarak 114 Kilometer, melintasi Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, dan Kabupaten Jeneponto, waktu yang di tempuh adalah 3 Jam.

Sesampainya di Kota Bantaeng Ibu Kota Kabupaten Bantaeng, nikmatilah sejenak kesejukan dan keteraturan di jalan poros kota, tak jauh dari gerbang selamat datang di Kota Bantaeng, perhatikan papan penunjuk arah yang berada di bagian kiri jalan, tertulis dengan jelas Air Terjun Bisappu, belok kiri dan bergegaslah merasakan sensasi kesegaran, bergegaslah menuju Air Terjun Bisappu!




Air Terjun Bisappu Bantaeng menyajikan pemandangan air terjun yang indah dan menyejukkan, anda pun bisa untuk mencoba kesegaran airnya. Melihat dan menyaksikan air terjun dari ketinggian gunung ke bawah, mendengarkan suara air terjun yang mengalir deras meluncur dan menghempas ke bawah, mungkin bisa menjadi semacam terapi bagi kebosanan yang tengah melanda. Buat kamu para petualang, jangan ragu jangan takut, bergegaslah menuju Air Terjun Bisappu Bantaeng, ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 13, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (36)

Langit biru yang cerah di tengah hari, panasnya juga lumayan, baik panas matahari maupun panas kendaraan. Mari kita mencari kesejukan sejenak, kesejukan yang instan, dimana lagi kalau bukan di masjid? Kali ini pemuda 1000 masjid melanjutkan perjalanannya dan mengunjungi sebuah masjid di Makassar, Masjid Sultan Alauddin namanya. Sebuah masjid yang berada ditengah kota, letaknya di pinggir jalan, sangat memungkinkan bagi pelintas jalan untuk singgah di masjid ini.



Masjid Sultan Alauddin Makassar, dasar warnanya adalah warna silver, berkilau, bagian luarnya mirip tempat-tempat perbelanjaan atau kantor-kantor Pemerintahan yang bergaya minimalis. Bagian dalamnya di dominasi oleh warna putih, kaca-kaca jendela dan pintu berjejer sepanjang dinding Utara, Selatan, dan Timur. Dalamnya sangat sejuk, pemuda 1000 masjid pernah mengunjungi masjid ini dan mendengar ceramah oleh Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.


Masjid Sultan Alauddin hadir sebagai penyejuk bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan kesejukan, ibarat mata air di tengah zaman ketidakpercayaan ini, padahal seharusnya kita harus membangun optimisme dengan membaca data-data perbaikan dunia yang diterbitkan oleh pusat data PBB. Kita harus semakin optimis ketika mendengar berita-berita negatif di televisi atau media online kita, yakinlah ada perbaikan lainnya yang jumlahnya banyak dan tak penting untuk diberitakan. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, December 12, 2019

Santai Sejenak di Pantai Seruni Bantaeng


Angin pantai berhembus, menembus dedaunan dan batang-batang pohon, angin pantai membentuj gelombang-gelombang kecil bernama ombak, menghantarkan kesejukan dari laut lepas menuju ke daratan. Kafe-kafe berjejer rapi, bahkan ada masjid keren di lantai ini, beberapa orang pemuda tampak sedang mengolah tawa sambil berbincang dan mengobrol ringan seputar perjalanan yang tengah mereka jalani. Dimanakah pantai ini berada?

Dulunya ia adalah sebuah pantai sederhana, lalu disulap menjadi tempat keramaian, tempat yang kemudian menjadi ikon kebanggaan kota, tempat favorit untuk nongkrong. Lokasinya di Kota Bantaeng Ibu Kota Kabupaten Bantaeng, nama pantai tersebut adalah Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan. Anak-anak muda senang nongkrong di tempat ini, taman yang tersedia di pantai ini begitu indah, membuat siapapun yang melintasinya akan merasa rugi bila tak singgah sejenak di Pantai Seruni. Rumah sakit bertingkat bak gedung perusahaan berdiri kokoh di Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan.

Pantai Seruni Bantaeng berjarak dari Kota 114 Kilometer dari Kota Makassar, waktu tempuhnya 2 Jam 44 Menit. Buat kamu yang sedang berada di Bantaeng, sedang atau akan melintasi Kota Bantaeng, singgahlah sejenak di Pantai Seruni untuk nongkrong, istirahat sejenak, sambil menikmati sajian kopi dan pisang goreng, berbagai macam minuman dan makanan pun tersedia, siapkan saja dana untuk jajan. Istirahatlah sejenak para petualang, santailah sejenak di pantai ini, Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan, ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, December 11, 2019

Mantapkan Langkahmu di Bukit Bulujaya!


Tak perlu tertawa atau menangis
Pada gunung dan laut
Karena gunung dan laut tak punya rasa…
(Cerita Tentang Gunung dan Laut, Payung Teduh)

Begitu kata Payung Teduh dalam lagunya, Cerita Tentang Gunung dan Laut, tetapi bisa saja gunung dan laut punya rasa bukan? Gunung akan merasa sedih ketika kita terus menerus menebang pohon tanpa terkendali, laut pun akan merasa sedih ketika kita terus menerus mencemari airnya, membuang sampah serta limbah di laut. Jalan-jalan produktif yang akan kita lakukan adalah perjalanan yang juga akan memerhatikan alam, memerhatikan sampah, menjaga lingkungan, serta mengambil setiap pelajaran yang dapat dipetik.

Perjalanan kali ini kita akan menuju sebuah bukit di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Sebuah puncak hijau, puncak yang memiliki 1 pohon dan hamparan rumput hijau di Jeneponto, tempat itu bernama Bukit Bulujaya Jeneponto. Dari Jembatan Kembar Gowa jaraknya 51 Kilometer, di tempuh dalam waktu 1 Jam 24 Menit menggunakan kendaraan roda 2, 1 Jam 35 Menit menggunakan kendaraan roda 4.







Bukit Bulujaya Jeneponto menyajikan pemandangan padang rumput hijau, rumah-rumah warga, pohon tinggi maupun rerumputan, angin berhembus kencang dan menyegarkan di bukit ini, bahkan laut pun terlihat dari puncak ini. Mantapkan langkahmu, dalam menjelajah, jelajahi alam Indonesia yang indah ini, jaga lingkungan dan alam kita dengan sepenuh hati, jangan betah dirumah. Mantapkan langkahmu di Bukit Bulujaya Jeneponto, ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!







Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 6, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (34)

Daun-daun berguguran, jatuh satu per satu berwarna hijau dihembus oleh angin, birunya langit tertutup oleh sejuknya daun-daun serta batang pepohonan, begitu sejuk, begitu sederhana namun membahagiakan. Maka perjalanan yang begitu indah tak elok rasanya bila tak singgah sejenak ke masjid, rombongan yang sejak 3 jam yang lalu meninggalkan Kota Makassar akhirnya singgah sejenak di Desa Buareng Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.

Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone, adalah tempat yang di singgahi sejenak untuk merapikan pakaian, memakai parfum, bersolek seadanya, menyisir rambut, bersiap menuju sebuah acara di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone didominasi oleh warna krem, penanda nama masjid di bagian depan pagat masjid berbahan alumunium sehingga terbaca sangat jelas.


Pemuda 1000 masjid yang bersama rombongan menyempatkan diri pula untuk istirahat sejenak di masjid ini, Masjid Jami'Taqwa Desa Buareng Kajuara Bone, meluruskan badan sejenak, kebanyakan para petualang atau penjelajah yang berasal dari Bone menuju Sinjai singgah di masjid ini, masjid yang begitu ramah, sampai tengah malampun tak mengunci rapat pagarnya agar orang-orang yang melintas tak segan untuk berkunjung sekaligus istirahat. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan berlanjut, maukah kau ikut? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, December 5, 2019

Bertualang di Tebing Apparalang Bulukumba!


Jantan pejantan tangguh itu yang kuharap ada padaku
Agar agar diriku bisa melumpuhkan tingkah liarmu
(Pejantan Tangguh, Sheila On 7)

Engkau ingin bertualang? Tak harus menjadi pejantan tangguh untuk bertualang menjelajah keindahan alam Indonesia, tak harus menjadi pejantan tangguh untuk menjelajah keindahan alam di Sulawesi Selatan. Maka, mari kita melakukan jalan-jalan produktif di Bulukumba, salah satu tempat wisata unggulan di Sulawesi Selatan. Tempat yang akan kita kunjungi tak begitu jauh dari
Pantai Bira Bulukumba Sulawesi Selatan.

Bila telah tiba di Kota Bulukumba Ibu Kota Kabupaten Bulukumba, singgahlah sebentar di Lapangan Pemuda Bulukumba, lapangan ini terletak di depan Kantor Bupati. Tempat yang akan kita tuju adalah Tebing Apparalang Bulukumba, jaraknya dari Lapangan Pemuda Bulukumba adalah 36 Kilometer, ditempuh dalam waktu 53 Menit. Tebing Apparalang Bulukumba menyajikan pemandangan yang luar biasa, tebing-tebing berwarna hitam dan abu-abu.



Tebing Apparalang menyajikan pemandangan biru dan hijaunya laut, gelombang laut yang cukup deras dan kencang karena angin laut yang berhembus dan menghempas ombak. Terdapat pasar yang menjual berbagai macam buah tangan khas Bulukumba. Terdapat pula spot-spot foto yang menarik di dermaga, jembatan kayu, dan puncak tebing. Meski ombak kencang, para pengunjung masih bisa menikmati berendam di air laut, tempatnya di bawah jembatan kayu dan terlindung oleh batu-batu karang karena letaknya berada di bawah. Buat para petualang, kamu harus berfoto-foto dan bertualang di tempat ini, bertualang di Tebing Apparalang Bulukumba Sulawesi Selatan! Ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, December 3, 2019

Menjejakkan Kaki di Air Terjun Eremerasa Bantaeng!

Jalan-jalan produktif di Bantaeng pasti asyik, mari kita jelajahi suatu tempat wisata keren di Bantaeng pada perjalanan kali ini. Perjalanan menikmati Indonesia, menyesap segarnya udara serta keindahan alamnya, seorang petualang sejati harus mencobanya, sebab Indonesia itu indah! Sekelompok pemuda positif memulai perjalanan itu, dengan strategi tiba-tiba jadi! Ya, strategi "tiba-tiba jadi" lebih mendukung sebuah petualangan atau perjalanan di banding "tiba-tiba tak jadi".

Tempat yang dituju adalah Permandian Eremerasa Bantaeng Sulawesi Selatan, bila kita memulai perjalanan dari Jembatan Kembar Gowa, jaraknya adalah 122 Kilometer dalam waktu 2 Jam 46 Menit. Sayangnya Permandian Eremerasa bukan tujuan utama para pemuda positif yang suka menjelajah alam Indonesia ini, ada semacam Surga Dunia tersembunyi di dekat Permandian Eremerasa Bantaeng Sulawesi Selatan, dan para pemuda positif ini merasa tertantang untuk mengungkap tempat wisata tersembunyi ini.


Air Terjun Eremerasa adalah tujuan utama jalan-jalan produktif kita kali ini, sebuah air terjun yang masih sangat alami di dekat Permandian Eremerasa Bantaeng. Menjejakkan kaki di Air Terjun Eremerasa tentu memunculkan kepuasan tersendiri, sensasi bertualang yang tak terkira, berhasil menemukan tempat wisata tersembunyi di balik tempat wisata yang juga terkenal di Bantaeng Sulawesi Selatan.














Menjejakkan kaki di Air Terjun Eremerasa dapat menyejukkan kaki-kaki kita, sensadi udara dingin dan sejuk yang luar biasa. Air Terjun Eremerasa menyajikan pemandangan air terjun yang sangat alami, mengalir di antara bebatuan, airnya begitu jernih, air terjun muncul dari atas, dari balik hijaunya pepohonan, udaranya begitu segar dan bersih. Buat kamu para petualang, Air Terjun Eremerasa Bantaeng Sulawesi Selatan adalah tempat yang harus kamu kunjungi, tunggu apa lagi! Ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!










Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, December 1, 2019

Ayo ke Tanjung Palette Bone!

Selamat datang di Kota Beradat, Begitu yang tertulis di gerbang masuk Kota Bone Ibu Kota Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Jalan-jalan produktif kali ini akan mengantarkan kita menuju suatu tempat wisata unggulan di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Dari Kota Makassar menuju tempat yang dimaksud bila menggunakan sepeda motor, waktu tempuhnya adalah 4 Jam 23 Menit.


Tanjung Palette Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, adalah tempat wisata tujuan kita kali ini, sebuah tempat wisata yang menyajikan pemandangan pantai yang indah, tersedia kolam renang juga water boom yang menambah pesona tempat ini untuk dikunjungi oleh warga masyarakat. Pada hari-hari libur, pastikan anda harus lebih pagi lagi untuk berkunjung ke Tanjung Palette Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, agar tak bertemu dengan padatnya kendaraan.

Tanjung Palette Kabupaten Bone Sulawesi Selatan merupakan tempat wisata unggulan di Kabupaten Bone, sangat sayang bila engkau tak menyempatkan diri mengunjungi tempat ini. Tersedia pula balairung, tempat untuk istirahat dan bercengkerama bersama keluarga, bisa pula sebagai tempat rapat atau musyawarah. Dari tempat masuk menuju pantai ketinggiannya secara drastis berubah sehingga menjadi spot foto yang menarik dengan latar belakang pantai. Ayo ke tempat ini, lepaskan dirimu menikmati keindahan alam dan semangat untuk berenang, ayo ke Tanjung Palette Bone! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, November 30, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (31)

Bus melaju kencang menjelang petang meninggalkan kota yang terkenal dengan julukan kota pendidikan, bus melaju dengan membawa kenangan yang indah, kenangan sang pemuda 1000 masjid mengunjungi Kota Yogyakarta. Kali ini perjalanan terus berlanjut, jalan-jalan produktif sang pemuda 1000 masjid, kali ini perjalanan mengarah ke sebuah kota yang juga terkenal di Pulau Jawa. Bus melaju tanpa ragu, melewati stasiun kereta api, melewati rumah-rumah penduduk, melewati jalan poros, lalu jalan mulai mendaki.

Bus melintasi gunung, melintasi pohon-pohon pinus, agak mendebarkan sebenarnya, sebab ini kali pertama sang pemuda 1000 masjid menuju Kota Surakarta, atau lebih akrab di sebut Kota Solo Jawa Tengah. Tujuan kali ini menuju Kota Solo adalah menghadiri pelatihan relawan tanggap bencana, dihadiri oleh hampir seluruh perwakilan pemuda di Indonesia. Saat itu pemuda polos yang mencintai masjid belum menggunakan google maps, hanya bermodalkan pengetahuan tentang UNS, lalu melapor kepada karyawan bus bahwa tujuan sang pemuda adalah UNS. Bahkan saat itu sang pemuda tak tahu kepanjangan dari UNS, hanya menebak-nebak saja, mungkin Universitas Negeri Solo. Bahkan lebih parah lagi, sang pemuda tak tahu bahwa Solo adalah Surakarta, Surakarta adalah Solo!

Cukup menggelikan, modal keberanian dan dana seadanya, berencana untuk mengunjungi sebuah kota besar! Tapi selalu ada jalan bagi pejuang kebaikan, ketika tiba di Kota Solo, akhirnya sang pemuda 1000 masjid mengetahui bahwa Solo adalah Surakarta dan Surakarta adalah Solo! Dan akhirnya sang pemuda tahu bahwa UNS bukan singkatan dari Universitas Negeri Solo, tetapi Universitas Negeri Sebelas Maret! Masjid di Kampus UNS menjadi pilihan utama untuk menginap di Solo, lalu kemudian melanjutkan perjalanan.

Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo, masjid kampus yang besar dan unik, bagian luarnya bergaya minimalis, tepat di depan masjid ada huruf hijaiyah nun dan ha, merupakan inisial dari nama masjid ini, Nurul Huda. Masjid kampus yang luas, dan memiliki sekretariat yang juga tak kalah keren, sekretariat buat para mahasiswa mahasiswi yang merupakan pengurus masjid kampus. Memiliki lembaga zakat, sekretariat ini juga menjadi tempat istirahat para mahasiswa mahasiswi muslim UNS untuk beristirahat, pemuda 1000 masjid pun menginap semalam di masjid ini.


Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo, menyimpan kenangan yang sangat indah untuk dikenang. Para mahasiswa pengurus masjid kampus ini melayani sang pemuda 1000 masjid layaknya tamu spesial, keliling-keliling kampus UNS pun mereka menemani, menyaksikan daun-daun berguguran di sepanjang jalan kampus menorehkan kenangan manis ditempat ini. Masjid Nurul Huda Kampus UNS Solo juga menghidupkan kegiatan kajian-kajian dan berbagai program lainnya yang membuat mahasiswa mahasiswi UNS betah untuk berlama-lama di masjid, benar-benar menghidupkan dan memakmurkan masjid dalam artian yang sebenarnya. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, menggali inspirasi, mencari makna, di masjid-masjid yang ia kunjungi, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, November 24, 2019

Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna

Bangkitlah Negeriku Harapan itu masih ada
Berjuanglah Bangsaku Jalan itu masih terbentang

Sebuah senandung yang menggema di dalam hati, ingin terus menerus di senandungkan dalam perjalanan menuju puncak. Senandung ini bercerita tentang semangat dan optimisme, pemantik semangat bahwa harapan itu masih ada, pemantik semangat bahwa kita harus bangkit dan berjuang, pemantik semangat bahwa jalan itu masih terbentang. Jalan-jalan produktif kali ini adalah menuju sebuah puncak di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah perjalanan yang membangkitkan semangat berjuang untuk bangsa dan negeri tercinta, Indonesia.

Sekelompok pemuda bersepakat untuk menyewa angkutan kota, mobil angkutan umum yang mungil untuk membawa kami menuju jalan yang bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat. Sebab perjalanan menuju ke puncak harus ditempuh dengan berjalan kaki dan mendaki serta menembus belantara hutan dan semak-semak. Hari mulai menuju petang, tak lama lagi senja tiba, saat mobil yang mengangkut kami tengah mendaki, tiba-tiba mobil ini mogok!

Maka para pemuda segera melakukan upaya terbaiknya untuk mendorong mobil ini di jalan mendaki. Lelah dan berkeringat, tapi itu tak seberapa dibandingkan dengan kebersamaan, persaudaraan, dan persahabatan yang kokoh. Sesekali ada gelak tawa ketika sedang mendorong mobil, jingganya senja tak nampak di daerah ini, sebab kami berada di kaki gunung bagian barat Kota Palu Sulawesi Tengah, gunung menjulang tinggi dibagian barat sehingga jingganya senja tak terlihat dengan mata.

Perjalanan terus dilanjutkan, kali ini dengan berjalan kaki, sambil membawa tenda serta perlengkapan berkemah lainnya seperti kompor, penerangan, bahan mentah, ember tempat penampungan air, saat itu penulis masih sangat polos, melakukan pendakian dan petualangan dengan menggunakan celana kain, celana yang biasanya digunakan karyawan atau pegawai di kantor! Sempat pula menjadi bahan tertawaan, namun penulis sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik, orang-orang yang memiliki semangat untuk bangkit dan berjuang untuk bangsa dan negeri, menyingkirkan ego, melampaui individualisme.

Menelusuri aliran air di kaki gunung untuk menuju Puncak Kanuna Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, bahkan sempat berhenti beberapa kali karena pemimpin rombongan sempat ragu dengan jalur yang dilalui. Bertanya kepada penduduk lokal, lalu kembali melanjutkan perjalanan mendaki Puncak Kanuna. Hari semakin petang, langit semakin gelap, dan jalan semakin penuh dengan semak-semak, bahkan jalanan semakin mendaki, nyaris 90 derajat! Harus berpegangan pada pohon kecil atau semak-semak yang dirasa memiliki akar yang kuat.


Petang sudah menjelang, tibalah rombongan pemuda pejuang ini di Puncak Kanuna, lumayan gelap, sewaktu membangun tenda hanya menggunakan penerangan seadanya. Dari Puncak Kanuna terlihat gemerlapan lampu-lampu dari Kota Palu Sulawesi Tengah, sangat indah! Malam itu menjadi malam yang lumayan hangat meskipun hawanya terasa dingin, hangat karena perbincangan, hangat karena api unggun, hangat karena persaudaraan. Malam akhir tahun yang luar biasa! Ditengah malam kembang api meluncur dari gemerlapan lampu Kota Palu, terlihat indah bergantian naik kelangit, terlihat indah dari Puncak Kanuna. Refleksi Akhir Tahun di Puncak Kanuna sangat mengesankan, perjalanan ini masih akan berlanjut.

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, November 22, 2019

Kuat Kita Bersinar di Taman Nasional Lore Lindu! (2)

Pagi sudah menyapa, para relawan kemanusiaan akan melanjutkan perjalanan menuju lokasi terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Sigi, tempat yang terpencil, tak ada sinyal bagi pengguna handphone saat itu. Kami para relawan sudah begitu percaya diri bahwa kamilah mungkin salah satu rombongan yang akan pertama kali melakukan asesmen di Desa Tomado dekat Danau Lindu.

Maka berjalan kaki 4 jam semalam harus dilanjutkan setelah menikmati teh hangat dari warga lokal. Kira-kira para relawan dengan rasa percaya diri tinggi ini sangat yakin bahwa kamilah pahlawan yang secara dramatis membawa bantuan yang benar-benar dibutuhkan. Perjalanan dilanjutkan  dengan berjalan kaki lagi, sampai di sebuah tempat yang merupakan tujuan utama orang-orang berwisata ke Taman Nasional Lore Lindu Sigi Sulawesi Tengah, Danau Lindu.

Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah adalah salah satu wisata unggulan di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuah danau luas dan berada di ketinggian yang akan membuatmu terpesona ketika menatapnya langsung. Perjalanan dengan berjalan kaki para relawan kemanusiaan dilanjutkan, melintasi padang rumput hijau yang luas, gunung yang biru, beberapa pandangan mengharukan juga kami saksikan. Rumah-rumah yang rubuh akibat gempa yang keras, bangunan-bangunan, rumah ibadah, fasilitas-fasilitas umum, sekitar 60% rubuh.



Akhirnya para relawan tiba di Desa Tomado, desa yang berada di tepi Danau Lindu Sigi Sulawesi Tengah. Dan ternyata, Voila! Ekspektasi kedatangan kami bak pahlawan sirna, sebab ditempat ini sudah sangat banyak relawan berkemah dan bermukim, bahkan membangun rumah ibadah darurat. Ada relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan, tim bantuan medis mahasiswa dari Makassar, luar biasa! Kepedulian dan semangat kemanusiaanlah yang membuat mereka datang dari jauh-jauh menuju tempat terpencil ini. Ada pula relawan dari aparat, bahkan relawan dari partai politik berwarna biru sudah berada di lokasi ini, jadi tak relevan lagi bila ada sebuah partai politik yang mengaku paling duluan turun ke lokasi bencana, karena ketika bencana terjadi yang kita butuhkan adalah kolaborasi.



Kolaborasi, kerja sama, dari berbagai pihak, pemerintah, swasta, aparat, mahasiswa, relawan, partai politik, LSM, penting semua perbedaan yang ada kita lebur menjadi satu tujuan, yaitu membangun kembali lokasi yang terdampak bencana alam, selain membangun sarana prasarananya, juga membangun kembali mental masyarakat yang mungkin mengalami trauma. Segala perbedaan akan menjadi indah ketika kita berkolaborasi, berkerjasama, bangsa ini akan kuat dan bersinar, kuat kita bersinar! Indahnya Danau Lindu menjadi saksi setiap aksi, danau yang terletak di ketinggian, di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Buat petualang sejati, kamu harus jalan-jalan kesini ya, ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!



Oleh : Mohamad Khaidir

TENTANG CYBER WAR

Artificial intelegent dan kemajuan teknologi mengubah wajah dunia! Apalagi jika suatu negara sangat memperhitungkan bioteknologi yang mutakh...