Showing posts with label Perjalanan. Show all posts
Showing posts with label Perjalanan. Show all posts

Friday, December 18, 2020

Petualangan menuju Timur Indonesia

Mobil bus besar yang kami tumpangi melaju kencang di jalan yang semakin melebar, kami telah tiba di Sulawesi Barat. Ruas jalannya cukup luas, karena luas maka sopir bus memacu semakin kencang laju bus yang sebagian besar penumpangnya adalah mahasiswa-mahasiswi dari kota Palu Sulawesi Tengah. Tiba-tiba, sebuah mobil kecil tak terlihat oleh jangkauan jendela bus yang tinggi. “Brak!”, mobil kecil itu menyenggol badan bus bagian tengah yang tentu saja membuat lari bus menjadi tidak stabil beberapa detik. Beruntung sopir bus yang kami tumpangi dengan sigap membuat kendaraan kembali stabil lalu memutuskan untuk mengejar mobil kecil yang menyenggol tadi. Mobil kecil itu adalah mobil boks berwarna hitam, sekarang mobil itu menepi lalu bus kami ikut menepi tepat didepannya. Aku melihat sopir mobil boks kecil itu turun dan tampak emosi, ia saja emosi, lalu bagaimana kami yang merupakan korban? Sopir bus kami dan beberapa kernet nya juga bersiap-siap turun dan tampak emosi. Kami yang masih berstatus mahasiswa segera mengenakan almamater biru kebanggaan kami dan siap untuk turun sambil menahan sedikit gejolak emosi juga. Bagaimana kami para penghuni bus besar ini tidak emosi, baru saja tadi malam kami mengalami insiden juga. Semalam kaca jendela bus kami tembus dilempari batu besar, tak tanggung-tanggung, batu itu melesat menembus dua kaca jendela bus bagian belakang. Kaca jendela bus bagian belakang di sisi kiri dan kanan tentu saja menandakan bahwa batu yang dihempaskan ke bus memang ada unsur kesengajaan. Dan lebih parahnya lagi kejadian itu berlangsung di tengah malam, hampir saja batu tersebut mengenai salah seorang mahasiswi kami bernama Sundari. Sundari kebetulan duduk berdampingan dengan Cici. Sopir bus dan beberapa kernet bus yang terlanjur emosi segera mengambil parang besar lalu mencoba mengejar pelaku yang melempar bus kami semalam. Namun sang pelaku tidak ditemukan dan kami tetap melanjutkan perjalanan. Setelah semalam mengalami insiden, kini siang harinya bus kami disenggol oleh mobil boks kecil berwarna hitam.


            Kami para mahasiswa dari Universitas Pemuda di Sulawesi Tengah telah menggunakan almamater biru dan bersiap untuk turun, sengaja kami belum turun untuk melihat bagaimana sopir bus bertemu dengan sopir mobil boks kecil berwarna hitam. Melihat reaksi sopir mobil boks kecil yang tampaknya tidak terima disalahkan dan malah menyalahkan, kami segerombolan mahasiswa beralmamater biru pun turun dari bus diikuti oleh penumpang laki-laki yang lain lalu berjalan dengan langkah yang tegas sambal menahan emosi lalu mengerumuni mobil boks kecil berwarna hitam. Segera setelah melihat jumlah kami sopir mobil boks kecil berwarna hitam tampak melunak dan nada bicara yang tadinya tinggi kemudian menjadi tampak gemetar.

“Sabar Pak, semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Saya tidak berani melawan pak, dan saya mengaku salah.”

“Nah, begitu dong pak, Bapak yang menabrak maka bapak yang mengaku salah. Mari kita bicarakan ini baik-baik lalu kita laporkan ke pihak yang berwenang agar adil dalam penyelesaiannya.”

    Beruntung sopir bus kami mampu meredam amarahnya dan mau memberi kami kode untuk kembali ke dalam bus sambil tersenyum dan tampak mengerlingkan matanya kepada kami para mahasiswa. Kejadian tak terduga ini segera diselesaikan di pos polisi lalu lintas terdekat, tentu saja mobil boks kecil berwarna hitam itu harus ganti rugi kerusakkan bus yang kami tumpangi.  Dua insiden, yaitu insiden pelemparan batu semalam dan penabrakan tadi siang cukup membuat diriku terkejut karena ini pertama kalinya. Namaku Muflih, mahasiswa baru Universitas Pemuda di Sulawesi Tengah. Aku terpilih sebagai salah satu perwakilan dari lembaga kemahasiswaan untuk menghadiri sebuah pertemuan besar mahasiswa-mahasiswi muslim bertempat di salah satu kampus besar di Indonesia Timur. Aku satu-satunya mahasiswa baru yang terpilih di fakultas ekonomi Universitas Pemuda untuk bersama-sama para pengurus lembaga kemahasiswaan lainnya menghadiri pertemuan nasional tersebut. Seluruh perwakilan dari Universitas Pemuda Sulawesi Tengah disubsidi oleh pihak kampus untuk biaya transportasi dan registrasi acara sebesar 50%. Jadi para mahasiswa-mahasiswi perwakilan Universitas Pemuda Sulawesi Tengah ini harus menggunakan biaya pribadi 50% untuk hadir di pertemuan nasional tersebut. Bisa dibilang para mahasiswa-mahasiswi perwakilan ini harus berjuang untuk mencukupi biaya transportasi dan registrasinya nanti. Sehingga rute yang dipilih adalah rute yang paling hemat dan terjangkau kantong mahasiswa.

            Rute yang pertama ditempuh adalah perjalanan darat dari kota Palu menuju kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Perjalanan darat yang paling cepat adalah menyewa bus, total mahasiwa-mahasiswi yang berangkat dari Palu adalah 17 orang, maka bus yang berkapasitas 33 orang pun didominasi oleh para mahasiswa-mahasiswi. Aku yang berada di dalam rombongan ini merasa bahwa seolah-olah kami para mahasiswalah yang menyewa seluruh bus ini. Beruntung sopir dan kernet bus cukup korporatif dengan mahasiswa sehingga ketika tiba waktu salat bus berhenti sejenak. Perjalanan dari kota Palu menuju Makassar melewati Donggala, sengaja kami memilih bus dengan rute tersebut karena jalanannya cukup bagus dan tidak terlalu banyak tikungan tajam yang ditemui. Rute ini menyisir pantai bagian Barat Sulawesi Tengah lalu masuk ke Provinsi Sulawesi Barat. Sebelum masuk ke Provinsi Sulawesi Barat, perjalanan kami dihiasi dengan pemandangan laut yang begitu indah di sisi kanan bus dan pemandangan bukit-bukit hijau di sisi kiri bus. Saat memasuki Sulawesi Barat di malam hari kami dikejutkan oleh insiden pelemparan batu yang menembus beberapa jendela kaca bus, Sundari dan Cici yang paling dekat dengan jendela yang pecah juga menjadi dua orang yang paling trauma di antara kami. Syukurlah mereka berdua tidak terluka. Ada pemandangan menarik ketika bus melintasi Provinsi Sulawesi Barat, yaitu pemandangan bendera-bendera dari negara-negara asing. Aku sedikit heran namun baru kemudian menyadari bahwa di tahun yang sama pada saat pertemuan nasional yang hendak kami hadiri adalah tahun dimana piala dunia diselenggarakan. Aku melihat bendera Inggris, Argentina, Spanyol, Brazil, Jerman, Italia, Prancis, dan Uruguay berkibar di pagar rumah, berkibar di atap rumah, dan dipohon-pohon yang tumbuh di depan rumah. Sebenarnya ada sedikit rasa heran di dalam benakku, mengapa mereka dengan mudahnya mengibarkan bendera bangsa asing di rumah-rumah mereka? Bukankah dulu para pejuang bangsa kita berjuang agar merah putih saja yang berkibar? Tetapi pada akhirnya Aku mencoba memandangnya dari perspektif lain, bahwa memang sekarang adalah eranya kolaborasi. Bahkan sepakbola bisa menembus sekat-sekat geografis dan nasionalis, berkompetisi sekaligus menghibur para penikmat sepakbola di seluruh dunia. Aku menyimak pemandangan bendera-bendera asing ini sambal sesekali mencuri pandang kepada Sundari yang manis itu. Ya, Sundari adalah mahasiswi yang cukup manis bagiku. Dan Aku adalah lelaki normal yang juga tertarik pada lawan jenis. Semenjak kejadian insiden pelemparan batu semalam Aku jadi lebih memerhatikan dan mengkhawatirkan Sundari, sampai kemudian senyum manis terbit di wajahnya sehingga Aku tak perlu khawatir lagi.

            Sesampainya di Makassar kami melanjutkan perjalanan menuju bandara Sultan Hasanuddin, bandara bertaraf Internasional di Indonesia Timur. Aku sedikit mengalami culture shock karena kaget melihat gedung-gedung tinggi, pusat-pusat perbelanjaan, dan peradaban masyarakat di Makassar. Pantas saja banyak yang bilang Makassar adalah salah satu kota paling maju di kawasan Indonesia Timur, meski sebenarnya Makassar masuk dalam kawasan Indonesia Tengah. Sampai beberapa tahun kemudian Aku paham bahwa Makassar memang sedang dipersiapkan menjadi kota dunia, terbukti dari acara-acara resminya yang mengundang sekitar 40an walikota di negara-negara maju dan berkembang. Tujuan kami sebenarnya adalah kota Ambon, maka dari bandara Sultan Hasanuddin kami bertolak terbang ke kota Ambon di Indonesia Timur. Setibanya di kota Ambon, Aku menyaksikan pemandangan yang juga sama dengan yang kusaksikan di Sulawesi Barat. Bendera-bendera asing berkibar di pinggir pantai, tepatnya di rumah-rumah warga yang berada di sepanjang pantai. Sungguh piala dunia saat itu membuktikan bahwa olahraga sepakbola semakin mendunia. Tibalah kami di Universitas Pattimura Ambon, sebuah kampus peradaban di Indonesia Timur. Kampus yang akan mengadakan acara Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Nasional. Sebuah pertemuan nasional yang bergengsi, menghadirkan pemateri-pemateri nasional sampai internasional, sebuah pertemuan yang Aku bangga bisa hadir di dalamnya mewakili kampusku, mewakili daerahku. Sebuah pertemuan yang penuh perjuangan kami bisa hadir di dalamnya, untuk membicarakan masa depan bangsa Indonesia dan apa yang bisa kami kontribusikan selaku mahasiswa-mahasiswi yang katanya adalah agen perubahan. Sebuah pertemuan nasional yang mengajari kepadaku dan kepada kami semua bahwa hidup itu adalah perjuangan. Tak ada yang instan, tak ada yang mudah, untuk sampai ke Ambon saja kami masih harus berjuang mencukupi biaya transportasi dan biaya registrasi bahkan sampai harus memilih rute termurah. Tak sia-sia perjuangan kami hadir di tempat ini, di Universitas Pattimura Ambon. Mengikuti pelatihan-pelatihan pengembangan diri, mengikuti kelas-kelas kecil, serta menghadiri sebuah rapat besar untuk membicarakan hal-hal strategis terkait peran mahasiswa Indonesia dalam memajukan bangsa Indonesia. Sebuah pertemuan yang akan kukenang seumur hidupku, sebab dari sinilah Aku memulai berorganisasi, dari pertemuan inilah untuk pertama kalinya Aku mengetahui istilah aktivis dakwah kampus dan perannya dalam memajukan bangsa Indonesia. Setiap kisah mempunyai pelajaran, setiap kisah sekalipun kisah itu ada hal-hal yang buruk terjadi tetap akan membawa kebaikan dan pelajaran kepada kita. Inilah kisahku, Muhammad Muflih dari Palu Sulawesi Tengah, seorang pemuda yang tengah mencari jati diri dan memburu hidayah lalu menemukannya di dalam aktivitas-aktivitas lembaga kemahasiswaan.





Sunday, March 1, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (66)

Perjalanan pemuda 1000 masjid kembali dilanjutkan meski hujan, meski dingin. Siapa yang tak merasa tenang bila mengunjungi masjid lalu berkontemplasi di dalamnya? Masjid semacam menjadi tempat yang bersinar bagi para pencari petunjuk, bagi para pencari kebenaran, bagi orang-orang yang haus akan siraman rohani. Kali ini perjalanan pemuda 1000 masjid kembali ke Kota Makassar Sulawesi Selatan, sebuah masjid yang cukup unik sebab atapnya tidak berbentuk kubah.


Masjid Baitul Amaliyah PU, adalah sebuah masjid dengan desain unik dan minimalis, cukup luas, dan berada di posisi yang strategis. Terletak di Kantor PU, dekat Warung Kopi, jalan masuknya di Jalan Sungai Saddang Baru. Tempat Wuduhnya terletak diluar, di dekat taman masjid yang cukup menarik. Atapnya tak berbentuk kubah tetapi desainnya cukup unik, berwarna orange, bagian luar masjid di dominasi warna hijau. Bagian dalam terdapat tempat yang terpisah antara jama'ah laki-laki dan jama'ah perempuan, lokasi jama'ah perempuan terletak di depan taman masjid, ruangan yang tersendiri. Sementara ruangan jama'ah laki-laki cukup luas mengambil ruangan yang sangat luas. Menara masjid yang berwarna hijau dan orange tampak indah dan unik, pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, February 27, 2020

Kebun Karet Allu Bulukumba

Jalan-jalan produktif adalah jalan-jalan yang menghasilkan kisah inspiratif, yang semoga dapat menginspirasi kita. Kita mengeksplorasi keindahan alam, agar bisa mensyukurinya. Melakukan jalan-jalan produktif juga berarti mempromosikan keindahan alam sekaligus menjaga kebersihan alam dan lingkungan sekitar kita. Jalan-jalan produktif kali ini akan mengunjungi suatu kebun di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.

Kebun Karet Allu Bulukumba adalah tempat yang akan kita tuju. Sebuah kebun pohon karet yang amat sangat rapi, yang menjadi saksi sejarah bahwa Inggris pernah berada di daerah ini. Kebun karet Allu menyajikan pemandangan yang indah, pohon-pohon karet berjejer secara rapi, menjadikan hampir setiap sudut dan lokasinya sangat bagus untuk mengambil gambar. Udara yang sejuk dan segar juga menemani kita di kebun karet ini.


Jalanan kecil beraspal akan mengantar kita menuju Kebun Karet Allu Bulukumba, dari arah menuju Pantai Bira Bulukumba kita mengambil jalan belok kiri di tugu, setelah itu lurus saja sampai mendapatkan kebun karet tersebut. Bagi para petualang dan penjelajah tentunya jalan menuju Kebun Karet Allu sangat menyenangkan dan menantang. Dari Kota Bulukumba, perjalanannya menuju Kebun Karet Allu sekitar 40 menit, bila kamu adalah petualang sejati, kamu harus kesini, Kebun Karet Allu Bulukumba, Ayo ke Bulukumba! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, February 26, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (64)

Pemuda dan masjid selalu menyajikan cerita-cerita yang menginspirasi dan cerita-cerita kebaikan. Seperti cerita pemuda 1000 masjid yang senang bertualang berkeliling Indonesia serta mengunjungi masjid, dari masjid ke masjid, untuk menggali inspirasi menyebarkan kebaikan meski hanya lewat cerita dan tulisan. Pemuda 1000 masjid terus melanjutkan perjalanannya dan mengunjungi sebuah masjid berwarna jingga di Kota Makassar Sulawesi Selatan.


Masjid Nurul Muslimin adalah masjid yang sempat dikunjungi oleh sang pemuda 1000 masjid. Sebuah masjid di daerah yang cukup banyak penduduk, berada di pemukiman yang padat, sehingga jama'ahnya cukup banyak. Masjid Nurul Muslimin memiliki menara yang sangat tinggi yang akan menyebarkan suara-suara panggilan, memanggil orang-orang untuk mengunjungi masjid. Masjid Nurul Muslimin yang berwarna jingga tampak bercahaya dan berbeda dengan warna bangunan yang lain di sekitarnya. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan dilanjutkan, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, February 22, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (62)

Masjid itu tampak tegar berdiri dengan dua menaranya yang besar dan kokoh menjulang seolah ingin menerobos awan mendung yang menggelayuti langit Kota Makassar. Rintik-rintik hujan juga masih menerpa bersama udara dingin, namun pemuda 1000 masjid masih terus melanjutkan perjalanannya. Mengunjungi masjid untuk menggali inspirasi lalu menuliskan setiap perjalanan agar menjadi motivasi agar orang-orang semakin tertarik untuk berkunjung pula ke masjid.


Masjid Miftahul Khayr tampak begitu kokoh berdiri, di tepi jalan, menaranya menjulang ke atas melebihi ketinggian sebagian besar ruko sebagai penanda bahwa ada masjid di daerah ini. Menara Masjid Miftahul Khayr juga berfungsi agar suara-suara panggilan terdengar seluas-luasnya, tersebar sejauh-jauhnya jangkauan. Berada di pinggir jalan kecil, Masjid Miftahul Khayr tampil sebagai penyejuk hati, pikiran, dan pandangan. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan terus kita lanjutkan, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, February 15, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (59)

Sebuah perjalanan akan terasa sangat berkesan ketika menembus titik hujan, ketika menembus sebuah jalan yang sangat panjang, melintasi gunung-gunung serta padang rumput, lalu akhirnya kita tiba di tempat tujuan. Perjalanan pemuda 1000 masjid adalah sebuah perjalanan panjang yang semoga kita terinspirasi karenanya. Perjalanan dari masjid ke masjid yang menginspirasi, menembus hujan, tertatih-tatih. 



Perjalanan pemuda 1000 masjid kali ini akhirnya tiba di Kabupaten Bone, di Daerah Bajoe tepatnya. Sebuah masjid dengan menara yang tinggi menjulang kelangit, menaranya di payungi awan-awan mendung, menaranya di belai oleh tetesan rintik-rintik air hujan. Masjid Nurul Rahman Bajoe Bone namanya, sebuah masjid yang memiliki desain unik dan indah. Masjid Nurul Rahman Bajoe menyajikan ketenangan, ketenteraman, serta kebersamaan yang indah para pejuang kebaikan, pejuang kebaikan yang baru saja menghadiri sebuah undangan bahagia di Kota Bone. Perjalanan pemuda 1000 masjid tentu saja masih akan berlanjut, maukah engkau menikmatinya bersamaku? Ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, February 14, 2020

Ayo ke Pantai Oyama Balut Sulteng!

Berlari-lari di tepi pantai
Bermain ombak dan buih
(Gadis Kecil, Wayang)

Kita lanjutkan jalan-jalan produktif kita di Provinsi bagian tengah Pulau Sulawesi, sebuah Provinsi yang komposisi penduduknya  terdiri dari hampir semua suku di Pulau Sulawesi, ditambah suku dari luar Pulau Sulawesi, yaitu Provinsi Sulawesi Tengah. Keindahan alam yang akan kita jelajahi kali ini adalah sebuah pantai di Kabupaten paling Timur Provinsi Sulawesi Tengah, sebuah pantai di Kabupaten Banggai Laut, yaitu Pantai Oyama Banggai Laut Sulawesi Tengah.


Pantai Oyama menyajikan pasir putih yang sangat alami, birunya langit, birunya air laut, masih bersih dan jernih, penginapan yang dibangun masih sedikit. Bila ingin benar-benar menikmati pantai yang alami, Pantai Oyama Banggai Laut lah tempatnya. Ayo jalan-jalan ke sini, Pantai Oyama Banggai Laut. Ayo ke Balut! Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, February 13, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (58)

Sudah semakin baik kah kondisi dunia kita? Atau semakin buruk? Jawaban apa kira-kira yang akan menjadi jawaban dominan? Pertanyaan ini pernah ditanyakan kepada para jurnalis, kepada para akademisi, maka kurang dari 30% jawaban mereka tidak sesuai dengan data faktual kondisi dunia seutuhnya. Mungkin terlalu asyik dengan dramatisnya media memoles setiap berita, sehingga membuat persepsi kita tentang dunia ter-distorsi. Maka, mari membangun kembali optimisme tersebut, dengan melakukan melihat dunia seutuhnya, pengamatan langsung, mungkin dengan melakukan jalan-jalan produktif ke masjid engkau bisa membangun kembali rasa optimis itu.



Perjalanan dari masjid ke masjid masih akan kita lanjutkan, pemuda 1000 masjid berkesempatan melintasi Jalan Cendrawasih Kota Makassar, sebuah jalan poros yang cukup padat, padat pemukiman dan perumahan penduduk, padat pula tempat-tempat perbelanjaan, padat pula dengan kegiatan-kegiatan ekonomi. Sebuah masjid berdiri anggun di antara kepadatan penduduk serta aktivitasnya, tepat di tepi jalan, masjid tersebut adalah Masjid Darul Ikhlas Cendrawasih. Masjid berwarna hitam, berkombinasi dengan warna emas, berdiri anggun, unik, dan begitu indah, menggoda para pelintas jalan untuk singgah sejenak, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, February 11, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (57)

Masjid selalu menjadi inspirasi bagi orang-orang yang serius melakukan kontemplasi dan  merenung di dalamnya. Seolah menjadi tempat menguatkan jiwa, menguatkan hati. Maka salah satu tujuan pemuda 1000 masjid adalah agar orang-orang hatinya semakin terpanggil menuju masjid, mendapatkan bimbingan dan petunjuk untuk menjalani kehidupan dari kunjungan-kunjungan ke masjid. Pemuda 1000 masjid sedang melintas di Jalan poros Perintis Kemerdekaan dan melihat sebuah masjid yang berada di Perempatan Telkomas, Masjid Al-Isti'wan namanya.



Masjid Al-Isti'wan Yonif 7000/Raider, sebuah masjid indah yang di dominasi warna hijau. Pada bagian luarnya di dominasi oleh warna hijau muda, berkombinasi dengan garis-garis dan kisi-kisi berwarna putih. Bagian atapnya berwarna hijau yang lebih gelap, masjid ini begitu anggun berdiri di tepi jalan, seolah-olah mengajak para pelintas jalan untuk singgah sejenak di masjid ini. Perjalanan menggali inspirasi ini akan terus berlanjut, perjalanan sang pemuda 1000 masjid, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, February 9, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (56)


Musim hujan telah tiba, termasuk Kota Makassar, namun perjalanan harus terus dilanjutkan, perjalanan yang mengantar kita untuk hijrah. Hijrah dari baik menjadi lebih baik, hijrah dari tak sadar menjadi sadar, hijrah dari tak berdaya menuju berdaya, hijrah dari kemalasan menuju tekun dan ulet, hijrah dari tak tahu menuju paham, hijrah dari sekedar hafal menuju mampu mengimplementasikan, begitu pula perjalanan sang pemuda 1000 masjid.


Sebuah masjid di dekat Kawasan Industri Makassar (KIMA), masjid berwarna hijau yang begitu anggun, meski hujan, meski angin, masjid ini hadir sebagai penyejuk. Masjid Nurut Tauhid namanya, masjid yang terletak di pinggir jalan, tepatnya di tepi jalan poros menuju KIMA bila kita dari arah Barat menuju Timur. Layaknya sebuah bangunan yang harus terus berubah agar relevan dengan zaman, begitupun bangunan masjid, begitu pula seorang manusia. Manusia harus berpikiran terbuka dan siap untuk berubah, suka tidak suka, mau tidak mau, agar selalu relevan dengan zaman.

Perjalanan pemuda 1000 masjid adalah perjalanan hijrah, perjalanan untuk mengambil hikmah, perjalanan penuh inspirasi, membagi inspirasi bagi pelaku, membagi inspirasi bagi para pembaca dan penyimak kisah ini. Masjid Nurut Tauhid menjadi saksi perjalanan sang pemuda 1000 masjid ini. Siapapun kita, dimanapun kita, kemanapun kita, jangan lupa untuk terus mengingat jati diri kita, mungkin dengan mengunjungi masjid bisa menginspirasi kita, dengan mengunjungi masjid bisa membantu kita dalam proses hijrah, dengan mengunjungi masjid kita bertemu orang-orang dari berbagai latar belakang, dengan mengunjungi masjid kita akan bertemu orang-orang positif, tunggu apa lagi, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, February 7, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (55)

Dalam perjalanan yang sangat jauh, belasan kilometer bahkan sampai puluhan kilometer, tentu akan membuat badan kita sedikit merasakan letih. Bahkan memasuki musim hujan mata kita akan segera mencari tempat berteduh bila tak membawa mantel hujan. Langit mendung di Kota Makassar, sang pemuda 1000 masjid terus melanjutkan perjalanannya, perjalanan kali ini menyusuri jalan pinggir jalan tol Insinyur Sutami Makassar.

Sebuah masjid berada di pinggir jalan, jalanan pinggir jalan tol, masjid yang sangat strategis bagi para musafir untuk singgah sejenak. Sebuah masjid sederhana dengan menaranya yang cukup tinggi, ialah Masjid Fatimah Tamala'lang Makassar. Masjid Fatimah Tamala'lang Makassar adalah masjid sederhana yang bagian depannya di balut oleh tegel berwarna putih berukuran kecil namun menutupi hampir seluruh bagian depan masjid, persis seperti desain bangunan-bangunan mewah di sekitaran Tahun 80-90an.


Masjid Fatimah Tamala'lang Makassar, adalah masjid yang menjadi favorit bagi para pekerja-pekerja perusahaan di sekitaran Kawasan Industri Makassar (KIMA), juga menjadi tempat favorit para pelintas jalan untuk singgah beristirahat sejenak. Bagian depan pagar masjid tersedia parkiran sekitar 5-6 Mobil, tepat di pinggir jalan, tersedia pula tempat berwudhu bagian depan dan belakang masjid. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 31, 2020

Indahnya Jalan Trans Kebun Kopi Sulawesi Tengah!

Sulawesi Tengah adalah sebuah Provinsi di Indonesia, bagian tengah Pulau Sulawesi yang menyimpan keindahan alam tiada tara, yang masih harus kita jelajahi, yang masih harus kita eksplorasi, yang masih harus kita berpetualang untuk menyingkap pemandangan-pemandangan keindahan alam, untuk mengungkap tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat wisata, berpotensi membuatnya viral di media sosial, sebagai wujud kontribusi kita menjadikan Indonesia sebuah Negara yang aman dan nyaman, siap menyambut tamu-tamu dari berbagai daerah, dari berbagai negara sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.

Kebun Kopi, sebuah tempat yang tentu sangat akrab bagi orang-orang yang bermukim di Sulawesi Tengah, letaknya masuk daerah administratif Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. Sebuah jalan yang melintasi gunung tinggi nan dingin sejauh kurang lebih 60 Kilometer, jalan berkelok-kelok yang penulis pernah coba menghitungnya ada sekitar 260an tikungan dari mendaki gunung sampai menuruni gunung. Sebuah jalan trans yang membentang , membelah pegunungan, mengantarkan orang-orang untuk sampai ke tujuan.


Kebun Kopi, sebuah jalan trans yang terus menerus di poles, dibenahi, dan diperbaiki oleh Pemerintah, sebagai bukti betapa penting dan vitalnya jalan trans ini. Bagi para penikmat transportasi darat dari Poso, Parigi, Luwuk, Ampana, Morowali, Tentena, Kolonodale, Bungku, yang hendak menuju ke Kota Palu sangat akrab dengan jalan trans ini. Pemandangannya begitu indah, gunung-gunung yang di ukir dan dibentuk, keramahan para pedagang sayur, kebaikan para pemilik rumah makan dan warung, betapa jalan trans ini terus berbenah diri menjadi daerah yang ramah wisata. Bahkan penulis berpendapat kelak di masa depan proyeksi kebun kopi akan seperti Cisarua Megamendung Bogor Jawa Barat. Mari nikmati Indonesia, mari nikmati Sulawesi Tengah, mari melakukan jalan-jalan produktif, mari nikmati sejuknya udara pegunungan serta keramahan masyarakat di Kebun Kopi, Ayo ke Sulteng!

Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 22, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (49)

Jalanan begitu padat, kendaraan berturut-turut berbelok, harus bersabar satu demi satu melintas karena kondisi jalan yang padat. Jalanan menjadi padat karena ukuran jalan yang terlalu kecil atau jumlah kendaraan yang semakin banyak? Entahlah, semua bisa menjadi faktor penyebab. Pemuda 1000 masjid pun melanjutkan perjalanannya di sekitar jalanan yang padat ini, terlihat sebuah masjid berdiri anggun di pinggir jalan, berdiri dengan kokoh di antara pemukiman padat penduduk, Masjid Al-Quddus Mandala namanya.


Masjid Al-Quddus Mandala, terletak di Jalan Banta-bantaeng Makassar, masjid yang di dominasi oleh warna hijau, mempunyai area parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua. Sang pemuda 1000 masjid pernah sekali di undang di masjid ini, menyapa jama'ah, berinteraksi dengan pengurus masjid, merasakan keramahan para pengurus masjid. Seharusnya seperti ini modal dasar karakter bangsa kita, ramah kepada siapapun, kepada penduduk asli, kepada pendatang, kepada tamu, kepada siapapun yang berinteraksi dengan kita. Di masjid karakter ini terus di bangun, terus di biasakan, saling peduli, saling menolong, yang semoga budaya ini bisa mengakar pada masyarakat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ikuti terus ya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 14, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (47)

Perjalanan pemuda 1000 masjid kali ini adalah sebuah masjid di Kota Palu Sulawesi Tengah, sebuah masjid yang berada di tengah kota, masuk dalam kompleks sebuah sekolah negeri, merupakan masjid sekolah pada saat yang sama juga adalah masjid tempat beribadah masyarakat sekitar masjid. Masjid tersebut adalah Masjid MAN 2 Model Kota Palu, terletak di Jalan Muhammad Thamrin. Sebuah tempat yang juga memiliki kesan bagi sang pemuda 1000 masjid, saat masih aktif sebagai pengurus Organisasi Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Fakultas.


Masjid MAN 2 Model Kota Palu adalah masjid yang juga terbuka terhadap kegiatan-kegiatan islami, apapun organisasinya. Sungguh pengurus masjid ini adalah orang-orang yang sangat inklusif dan ramah kepada orang-orang atau organisasi-organisasi yang hendak memakmurkan masjid ini. Bahkan bila kegiatannya adalag kegiatan bermalam di masjid, pengurus masjid pun sangat terbuka dan menerima, sungguh masjid yang penulis rekomendasikan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan besar.


Masjid MAN 2 Model Kota Palu pun memiliki Taman Pengajian Al-Qur'an yang setiap sore di ramaikan oleh para santri-santri cilik. Dari aspek pengembangan SDM, pelatihan, pengembangan diri, keterbukaan, keramahan pengurus, strategisnya lokasi, Masjid MAN 2 Model Kota Palu adalah masjid yang unggul. Lantas, engkau masih enggan melangkahkan kakimu ke masjid ? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 3, 2020

Bertualang dan Berkemah di Puncak Matantimali!

Ketika engkau berada di sebuah tempat, atau sebuah daerah, jangan lupa dekati pemudanya. Sepertinya pesan itu sangat cocok buat para petualang, buat para penjelajah dan penyuka tantangan baru. Ya, bila engkau sudah akrab atau berteman dengan mereka, para pemuda tersebut akan mengajakmu jalan-jalan ke suatu tempat, jalan-jalan yang produktif, perjalanan yang berkesan dan tak terlupakan, menikmati keindahan alam, percayalah! Aku sudah pernah mencobanya!

Mengabdi di Desa Porame Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah selama 2 bulan, merupakan pengabdian yang sangat berkesan. Terutama ketika para pemuda setempat mengajak kami berkunjung ke suatu tempat untuk berkemah, sebuah puncak yang terkenal bahkan terkenal di Kota Palu Sulawesi Tengah, terkenal di kalangan pecinta alam, terkenal di kalangan para petualang, tersohor di kalangan wisatawan, populer di kalangan para atlit paralayang, tempat itu adalah Puncak Matantimali. Kira-,kira jaraknya 17 Kilometer dari Desa Porame, karena medannya lumayan berat maka perjalanan memakan waktu sekitar 45 Menit untuk sampai di puncak.

Jalan menuju Puncak Matantimali lumayan menantang dan terjal, pendakiannya nyaris 70an derajat kemiringan, maka keprimaan tubuh dan kondisi kendaraan harus dalam keadaan baik bahkan sangat baik. Jalannya berbelok-belok agar mudah mendaki ke atas, pemandangan yang kita nikmati adalah pepohonan, pegunungan, serta Kota Palu yang tampak indah dari ketinggian. Puncak Matantimali menyajikan pula kabut yang tebal pada waktu-waktu tertentu, ingin rasanya berdendang begitu kita berhasil tiba sampai disana. Buat kamu para petualang, kamu harus berkunjung dan berkemah disini, Puncak Matantimali, tunggu apa lagi, ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 1, 2020

Menjelajah Arus dimulai!

Serial Sang Penjelajah Arus (1)

Menjelajah adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh perantau dalam rangka mengenal medan, mengenal lingkungan dan alam sekitar. Agar kelak menemukan hikmah, agar kelak menemukan visi, agar kelak menemukan tujuan, lalu menyelaraskannya dengan road map kehidupan, tentang where we are dan where we are to go. Seorang anak muda ingusan tengah melakukan ini, menjelajah, mencoba keluar mencari tantangan, keluar dari comfort zone di kampung Halaman menuju belantara perantauan yang menyediakan ruang untuk berkembang dan tumbuh. Anak muda ini hanya membawa pakaian seperlunya, tetapi dalam segi jumlah layak untuk hidup di tanah rantau selama bertahun-tahun. Bermodalkan sandal sederhana, sandal yang harganya tak sampai seratus ribuan, berwarna cokelat, tampak kumal, tetapi sudah melalui berbagai perjalanan panjang nan indah. Anak muda yang merantau, anak muda yang menjelajah, keberanianlah yang menstimulus keinginannya, niat yang tuluslah yang seharusnya menjadi pijakannya, ini sepertinya akan menjadi kisah yang panjang, kisah yang penuh hikmah, kisah yang penuh dengan warna, mungkin akan ada cerita yang mendebarkan dan meningkatkan adrenalin, mungkin akan ada cerita yang menyejukkan dan menenteramkan hati, mungkin pula akan ada cerita yang jenaka, mari berhenti sejenak, menyimak kisah ini, kalau ingin mencari sesuatu yang ilmiah dan sistematis kau tak akan mendapatkannya disini, sebab ini hanya kisah, aku ingin menyampaikan hikmah serta nilai-nilai kehidupan melalui perantara kisah, ide-ide dan narasi kebaikan yang aku sampaikan juga melalui kisah, ada kisah fiktif dan ada pula kisah nyata, semoga kisah ini bisa menginspirasi kita semua, termasuk penulis secara pribadi, salam semangat dariku yang masih terus menerus belajar dan berproses, salam persahabatan dariku kepadamu yang telah meluangkan waktu untuk membaca, merendahkan egomu sejenak untuk mengurai kisah bersamaku, kuucapkan dengan semangat, selamat membaca!

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, December 29, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (43)

Kubahnya berwarna emas, sebuah masjid yang berada di jalan poros, jalan utama, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, menjadikan masjid ini masjid yang strategis, Masjid Babul Jannah Maccini.  Pemuda 1000 masjid melanjutkan perjalanannya menuju Masjid Babul Jannah Maccini, tak begitu jauh dari Kilometer 4, tidak begitu jauh dari jalan flyover, bila kita berdiri di depan masjid ini, beberapa gedung-gedung strategis di Makassar akan terlihat dari depan masjid ini.



Masjid Babul Jannah Maccini, suatu ketika pemuda 1000 masjid mengunjungi masjid ini di Bulan Puasa menjelang berbuka, tanpa berpanjang lebar para Jama'ah dan pengurus mempersilahkan sang pemuda untuk duduk bersiap untuk menyantap menu berbuka puasa, dilayani dengan begitu baik, disambut dengan ramah oleh para pengurus maupun jama'ah masjid padahal pemuda 1000 masjid bukan orang yang terkenal dan mungkin baru beberapa kali mengunjungi masjid ini. Masjid Babul Jannah Maccini memberikan pelajaran, memberikan inspirasi tentang persaudaraan, tentang bagaimana kita memuliakan para tetamu.


Masjid Babul Jannah Maccini, berkubah emas, berwarna kombinasi krem dan cokelat, menambah keindahan fisik bangunannya, ditambah keramahan jama'ah dan pengurus masjid yang ada didalamnya. Sebuah inspirasi bagi kita semua tentang menjaga persaudaraan, menjaga kebhinekaan, mengacuhkan perbedaan, karena kita berada di langit yang sama serta tanah air yang sama. Masjid selalu menjadi tempat yang nyaman bagi pemuda 1000 masjid, maka perjalanan ini akan terus dilanjutkan, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 27, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (42)

Masjid sebagai tempat favorit untuk dikunjungi oleh semua orang? Mungkinkah? Mungkin beberapa waktu yang lalu sempat viral masjid yang buka 24 Jam, mempersilahkan para musafir untuk beristirahat didalamnya, kali ini kita akan melihat langsung masjid tersebut, Masjid Jami'Islahuddin Makassar Jalan Abdullah Daeng Sirua. Pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini pada perjalanan kali ini.



Masjid Jami'Islahuddin Makassar merupakan masjid yang berada tepat di pinggir jalan Abdullah Daeng Sirua, jalan yang lumayan padat di Kota Makassar, padat dengan usaha-usaha pedagang kaki lima, padat dengan Rumah dan Toko, padat dengan aktivitas masyarakat di sekitarnya, di seberang masjid pun kita akan menyaksikan kanal. Masjid Jami'Islahuddin Makassar punya Badan Usaha Masjid guna untuk memutar kas masjid yang cenderung non-produktif karena tersimpan lama didalam virtual akun bank menjadi sebuah amal usaha.



Masjid Jami'Islahuddin Makassar yang mempunyai badan usaha ini memutar kas masjid menjadi usaha yang menguntungkan lalu di masukan ke dalam kas masjid untuk kemaslahatan ummat, lalu di putar lagi menjadi modal usaha, lalu apa yang terjadi dengan siklus perputaran uang yang produktif ini? Mengurangi dana yang mengendap terlalu lama lalu menjadikannya produktif, menghidupkan industri-industri kecil, menghidupkan perekonomian ummat, sunggu siklus yang bermanfaat dan membawa kebermanfaatan yang lebih luas lagi.

Pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi masjid ini, Masjid Jami'Islahuddin, menyaksikan usaha tambal ban di depan masjid, yang merupakan badan usaha dari masjid. Masjid Jami'Islahuddin Makassar juga buka 24 Jam, tersedia kopi, Teh, kamar mandi, dan tempat istirahat, bahkan bagi para musafir yang hendak menginap disediakan pula makanan! Sungguh masjid yang luar biasa! Inilah salah satu perjalanan pemuda masjid yang produktif, jalan-jalan yang benar-benar produktif, memberikan inspirasi bagi kita yang membaca kisah ini, memberikan inspirasi bagi kita yang mengunjungi masjid ini, Masjid Jami'Islahuddin Makassar, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, December 23, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (41)

Perjalanan spiritual merupakan perjalanan yang berkesan dan dapat mengubah kehidupan manusia secara keseluruhan. Mulanya ia adalah orang yang jauh dari kebaikan, lama kelamaan karena sering mengunjungi masjid maka ia menjadi orang yang juga melakukan kebaikan. Karena setiap hari mengunjungi masjid, lama kelamaan hatinya condong kepada kebaikan, kebaikan yang terus di pupuk dalam aktivitas sehari-harinya kemudia menjadikannya pejuang kebaikan, bukankah ini hal yang positif ?

Begitulah salah satu harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan jalan-jalan produktif menuju masjid, mengelilingi dan mengunjungi masjid, sekedar berkunjung saja awalnya, semoga kelak ia akan menjadi karakter positif. Pemuda 1000 masjid sekali lagi adalah gagasan sederhana yang sangat ingin penulis wujudkan. Kali ini pemuda 1000 masjid berkesempatan mengunjungi Masjid Nuril Anshari, sebuah masjid yang bila kita melewati pinggir jalan tol ke arah bandara, maka kita akan melihatnya.



Masjid Nuril Anshari terletak di dekat kompleks pergudangan yang mungkin masih merupakan Kawasan Industri Makassar (KIMA). Masjid ini berdiri dengan anggun di dekat gudang-gudang perusahaan yang semoga menjadi tempat pemicu kebaikan bagi karyawan-karyawan perusahaan sekitar serta masyarakat sekitar masjid. Tepat di depan masjid ada lapangan bola yang hampir setiap hari ramai digunakan untuk bermain sepak bola. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, mari kita ikuti terus kisahnya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, December 21, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (40)

Lingkungannya begitu sejuk, nyiur melambai di sekitarnya, hewan ternak juga ada di sekitarnya, pemandangan bukit dan gunung juga terlihat bila kita berdiri di salah satu rumah panggung. Seperti biasa, para petani sudah mengadu cangkulnya dengan tanah bahkan sebelum fajar menyingsing di langit, para pekerja sudah bersiap dengan aktivitasnya masing-masing, para petani kebun pun sudah berada di kebun dengan semangat menafkahi keluarga, di tengah-tengah desa yang asri tersebut menara masjid yang terbuat dari besi kokoh berdiri.

Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone berdiri tegar dengan dominasi warna putih pada bangunannya, dan hijau pada atapnya. Terletak di tengah-tengah rumah warga, hampir berhadapan dengan kantor desa, masjid ini juga menjadi favorit berkegiatan para mahasiswa-mahasiswi yang tengah menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Pemuda 1000 masjid pun berkesempatan singgah sejenak mengunjungi masjid ini.


Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone, merupakan masjid yang sangat merindukan orang-orang untuk memakmurkannya, bahkan para tetamu desa yang sedang menghadiri undangan atau sekedar berkunjung akan menyempatkan diri singgah sejenak di masjid ini. Masjid Nur Al-Arsy Desa Cingkang Bone adalag potret betapa masjid punya peran penting dalam membangun peradaban terutama pembangunan desa, dimulai dari anak-anak kecil yang mempelajari membaca Al-Qur'an di masjid ini, kelak anak-anak kecil ini di menjadi pelaku perubahan di lingkungan desa.


Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan terus di lanjutkan, langit masih biru, daun-daun pepohonan masih hijau, manusia-manusia produktif terus berkarya, maka ini adalah wujud karya yang akan menginspirasi dan menjadi bahan cerita kita kelak. Narasi pemuda 1000 masjid akan menjadi gagasan sederhana yang menggerakkan para pemuda untuk terus mengunjungi masjid, mengambil pelajaran di dalamnya, mengamati masjid dan keadaan masyarakatnya, dengan harapan perubahan itu bermula dari orang-orang yang rajin berkunjung ke masjid, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

BERTUTUR TENTANG JEPANG