Wednesday, January 22, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (49)

Jalanan begitu padat, kendaraan berturut-turut berbelok, harus bersabar satu demi satu melintas karena kondisi jalan yang padat. Jalanan menjadi padat karena ukuran jalan yang terlalu kecil atau jumlah kendaraan yang semakin banyak? Entahlah, semua bisa menjadi faktor penyebab. Pemuda 1000 masjid pun melanjutkan perjalanannya di sekitar jalanan yang padat ini, terlihat sebuah masjid berdiri anggun di pinggir jalan, berdiri dengan kokoh di antara pemukiman padat penduduk, Masjid Al-Quddus Mandala namanya.


Masjid Al-Quddus Mandala, terletak di Jalan Banta-bantaeng Makassar, masjid yang di dominasi oleh warna hijau, mempunyai area parkir yang cukup luas untuk kendaraan roda dua. Sang pemuda 1000 masjid pernah sekali di undang di masjid ini, menyapa jama'ah, berinteraksi dengan pengurus masjid, merasakan keramahan para pengurus masjid. Seharusnya seperti ini modal dasar karakter bangsa kita, ramah kepada siapapun, kepada penduduk asli, kepada pendatang, kepada tamu, kepada siapapun yang berinteraksi dengan kita. Di masjid karakter ini terus di bangun, terus di biasakan, saling peduli, saling menolong, yang semoga budaya ini bisa mengakar pada masyarakat. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ikuti terus ya, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 21, 2020

Manusia-manusia Berkualitas

Serial Sang Penjelajah Arus (11)

Angin berhembus membawa kabar-kabar, membawa suasana sejuk di tepi kulit. Bangunan-bangunan Perumahan serta pertokoan yang tak begitu tinggi kokoh berdiri siap menerima pergantian hari di iringi desiran daun-daun yang bergesekan karena hembusan Angin, tampak harmoni kondisinya, ada yang statis dan ada yang dinamis mengiringi perjalanan hidup kita. Orang-orang mulai bergerak mempersiapkan diri, burung-burung bercicitan seakan-akan sedang bercakap-cakap, mungkin saja cicitan burung-burung ini adalah Dzikir kepada Allah. Hidup harus terus berjalan, meski kendaraan berlalu lalang di simpang jalan dan jalan Poros, padi akan tetap tumbuh di sawah-sawah pinggir kota dan tampak sejumlah petani sedang bekerja dengan Tekun. Langit dibagian selatan Kota Pantai tampak berawan namun tetap cerah, masyarakat lalu lalang di lapangan pemuda yang merupakan icon kota Pantai, masyarakat yang sedang berolahraga, jalan-jalan, sedang berdagang, sedang jajan, dan Aktifitas lainnya. Kota Pantai berjarak 3 jam perjalanan darat dari Kota Rantau, cukup naik mobil saja, bila naik motor mungkin bisa lebih cepat lagi sekitar setengah jam. Di Kota Pantai ini ada sungai yang cukup besar dan panjang, cukup keruh, butuh perhatian serius dan kerja-kerja bertahap agar sungai itu jernih kembali. Mobil Suzuki Ertiga melaju kencang melintasi jalan Poros yang merupakan jalan nasional, peningkatan dan perbaikan jalan adalah tanggung jawab Pemerintah Pusat. Jalan yang biayai oleh APBN ini mulus dan halus, bagai jalan yang tak pernah putus dan tak pernah diketahui dimana ujungnya, mobil melaju kencang membawa 5 orang pemuda bersemangat daan bergairah untuk melakukan perubahan, menyiapkan diri untuk turun langsung ke lapangan memengaruhi opini Publik kota Pantai, bagaimana caranya? Mungkin dengan mengunjungi rumah warga satu persatu dari pintu ke pintu, bertemu dan bercakap dengan warga, menawarkan beberapa program kerakyatan agar mereka mendukung Gerakan perbaikan ini. Tapi, apakah itu semua cukup? Kelak anda akan bisa menebaknya sendiri, tentang mana yang lebih efektif, bayangkan itu terjadi pada diri anda, ketika masyarakat di Tawari program beserta perangkat pendukung program dibandingkan dengan anda memberi sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan pokoknya atau memodali ia dengan sejumlah uang lalu membimbing cara membangun bisnis serta membentuk mental kewiraausahaannya, sekarang perbandingan ini lebih realistis dan pasti anda bisa menjawabnya bukan? Mobil putih nan anggun itu terus meluncur dengan tujuan menuju Kota Pantai, melaju dengan kencang sambil membawa beberapa pemuda Cerdas serta punya banyak Ide serta banyak karya, Adir merasa sangat beruntung bisa bergabung bersama mereka, para pemuda-pemuda unggul. Kini mobil yang melaju seolah-olah memburu deru Angin itu telah tiba di batas kota, tak jauh dari gerbang selamat datang, rombongan ini singgah melepas lelah di Islamic center kota pantai, lalu melaksanakan Shalat di tempat indah nan sejuk ini. Bagaimana tak indah, di bagian utaranya sawah hijau terhampar bertingkat-tingkat seakan-akan tanpa batas membentang dan hanya di batasi oleh birunya gunung serta kaki-kaki Angin. Dibagian selatan Islamic center ini pelatarannya sangat indah dan penataannya sangat baik. Sebagian besar tamannya sudah dipenuhi dengan paving block sampai di pinggir jalan, berpadu dengan beberapa Taman kecil di tepi jalan masuk depan tangga menuju tempat shalat di lantai dua. Bunga-bunga di Taman Islamic center ini berwarna-warni layaknya Taman Bunga pada umumnya, terlihat begitu harmoni berpadu dengan warna bangunan islamic center yang di dominasi oleh warna biru, pada tepian tiangnya berwarna putih, berkolaborasi dengan garis-garis keemasan, serta warna biru tua melengkapi kolaborasi warna indah tersebut. Selesai melaksanakan kewajiban dan istirahat sejenak, para pemuda Tangguh ini kemudian melanjutkan perjalanan ke pusat kota Pantai, sebentar lagi akan tiba di lokasi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan yang akan di ikuti berupa kegiatan pelatihan dan pengembangan diri, di dalamnya di latih hal-hal yang terkait life skill, kepemimpinan, dinamika kelompok, manajemen organisasi, manajemen konflik, pemberdayaan, dan materi pengembangan diri lainnya. Tak lain dan tak bukan tujuannya adalah membentuk manusia-manusia berkualitas, berkapasitas, serta mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan mampu menjadi pemimpin di masa depan. Ketika krisis kepemimpinan sedang terjadi pada bangsa kita, pelatihan-pelatihan semacam ini sangat dibutuhkan. Manusia-manusia berkualitas bila tidak diupayakan dan diusahakan maka tidak akan terwujud, begitulah Rasulullah SAW membentuk para keluarga dan sahabat nya menjadi manusia-manusia berkualitas. Adir teringat sebuah kisah tentang salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang sangat berkualitas dan di akui Khalid Bin Walid Sang pedang Allah. Adalah Al-Qa'qa' Ibnu 'Amr At-Tamimi, seseorang yang datang sebagai jawaban atas surat Al-Mutsanna kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Siapakah Al-Mutsanna? Siapa pula Al-Qa'qa'? Mungkin yang sering kita dengar dan kita baca adalah kisah tentang Lelaki lembut yang merupakan sahabat utama Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Pedang Allah yang terhunus kepada musuh-musuh Allah, yakni Khalid Bin Walid. Agar runut, kita mulai dari siapa itu Al-Mutsanna, Al-Mutsanna adalah seorang Lelaki Arab yang sangat berpengaruh di antara kaumnya, Bani Bakr Bin Wa'il. Sewaktu Rasulullah SAW hidup, Rasulullah pernah meminta jaminan keamanan dari Al-Mutsanna dan Al-Mutsanna memberikannya. Sebuah peristiwa sejarah yang membuktikan kecerdasan Rasulullah SAW dalam hal geopolitik, kesadaran geopolitik yang luar biasa, Al-Mutsanna dan kaumnya bermukim di perbatasan Arab dan Negeri Persia, betapa Sang Nabi menjaga dan melindungi keamanan Kota Madinah dari Invasi yang kapan saja bisa terjadi dari arah Persia. Al-Mutsanna adalah Lelaki yang orasi nya di dengarkan oleh 8000 Kesatria Arab di perbatasan Persia, seorang Lelaki yang Islamnya sepadan dengan Islamnya 8000 Lelaki Bani Bakr Bin Wa'il. Sampai pada masa Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-Mutsanna mulai gelisah dengan nasib petani dan rakyat kecil di sekitaran Perbatasan Arab dan Persia, mereka harus membayar pajak yang tinggi kepada penguasa Persia, lalu hasil kerja keras mereka juga sebagian besar tak bisa mereka nikmati karena harus menyetornya kepada Gubernur perwakilan Kaisar Negeri Persia. Kezholiman dan kesewenang-wenangan ini membuat Al-Mutsanna, Lelaki berkualitas ini menuangkan kegelisahannya pada sebuah Surat yang ditujukan kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kira-kira isi suratnya adalah tentang kegelisahan akan ketidak adilan negeri Persia kepada Masyarakat di Perbatasan Arab dan Persia lalu meminta pasukan bantuan untuk melakukan ekspansi agar rakyat Persia bisa merasakan indahnya Islam dan betapa adilnya Pemimpin Kaum Muslimin. Sebelum Surat itu di respon oleh Khalifah Abu Bakar, Khalid Bin Walid Sang Pedang Allah sudah mendapatkan instruksi untuk mem-back-up pasukan Al-Mutsanna, para Sahabat Nabi SAW ini pun bertemu dan merancang beberapa strategi perang untuk membebaskan penindasan yang ada di depan mata mereka, di perbatasan Arab dan Negeri yang saat itu sedang carut marut memperebutkan tahta, Negeri Persia. Alangkah ngerinya negeri ini ketika Khosrou menerima Surat ajakan dari Baginda Nabi untuk masuk Islam namun surat tersebut dirobek-robek, terkoyak-koyak di hadapan para pembesar Persia, siapa yang sanggup merobek-robek sebuah surat ajakan kebaikan dari Manusia Terbaik di Muka Bumi ini? Pinta Nabi dalam doanya, semoga Allah merobek-robek Kekuasaannya, dan doa yang menyejarah ini pun mulai terwujud di masa ketika Khalid Bin Walid dan Al-Mutsanna bertemu. Al-Mutsanna keheranan ketika bersama Khalid Bin Walid, Di antara para Tentaranya, ada satu orang yang dijelaskan Khalid sebagai bantuan dari Khalifah Abu Bakar kepada Al-Mutsanna. Al-Mutsanna meminta sepasukan bantuan dari Madinah, namun yang dikirim Khalifah hanya satu orang, ia adalah Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Orang macam apakah Qa'qa' ini? Sekualitas apakah dia? Sampai-sampai sepasukan bantuan dari Madinah hanya di wakili oleh Qa'qa' seorang diri? Khalid dan Al-Mutsanna pun seakan-akan ingin bertanya-tanya dalam hati, tetapi mereka yakin tak akan mungkin Khalifah mengirimkan orang yang tak berkualitas, berkapasitas, dan berkompetensi. Bahkan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq memberi garansi dengan menitipkan pesan kepada mereka berdua, "Tak akan kalah Pasukan yang didalamnya ada orang seperti Qa'qa'. Singkat cerita Manusia-manusia berkualitas ini akhirnya berhadapan dengan bala Tentara Persia yang lengkap dengan persenjataan serta pasukan Gajahnya berada di seberang sungai dipimmpin oleh Pangeran Hurmuz. Di seberang dari sisi yang berlawanan, kaum Muslimin yang sedang menghadapi Tentara yang tidak biasa menggunakan taktik bertempur yang membuat Tentara Persia gentar. Tentara Kaum Muslimin datang dalam tiga gelombang pasukan dan dalam waktu yang berbeda-beda, gelombang pertama dipimpin oleh Al-Mutsanna. Gelombang pasukan kedua dipimpin oleh 'Adi Bin Hatim. Gelombang pasukan ketiga disertai Oleh Pemegang Komando pasukan kaum Muslimin secarah keseluruhan Khalid Bin Walid ditemani oleh Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Gemuruh Takbir yang menggetarkan tampak menggentarkan para Tentara Persia dan berpikir, Orang-orang Arab ini terus mendapatkan bantuan! Psywar sudah terlebih dahulu di menangkan oleh kaum Muslimin dengan Surat yang di layangkan oleh Panglimanya kepada Pangeran Hurmuz. Pangeran Hurmuz terkejut dengan Kalimat penutup Surat dari Khalid Bin Walid, "Aku membawa untukmu Pasukan yang mencintai kematian sebagaimana kalian mencintai kehidupan". Sosok dan prestasi perang Khalid sudah lebih dahulu sampai kepada para Tentara Persia dibandingkan wujud fisiknya, dan tiba saatnya mereka akan bertemu dengan sosok pedang Allah itu, pedang Allah yang terhunus bagi orang-orang kafir. Titik bertemu kedua pasukan adalah sungai, seperti tradisi peperangan pada umumnya, yang pertama dilakukan adalah mengadu Tentara terbaiknya dalam pertarungan one on one. Pangeran Hurmuz yang seolah tak ingin menunjukkan ketakutannya dihadapan tentaranya maju lebih dulu menantang Khalid Bin Walid, tentu saja ini adalah hal yang sangat disukai Oleh Khalid, Khalid pun maju tanpa ragu menyambut tantangan itu. Jalannya pertarungan tentu saja sangat mudah di tebak, Khalid Bin Walid yang dimasa mudanya pernah mengalahkan 'Umar Bin Khaththab dalam adu gulat menguasai pertarungan dengan cepat, Pangeran Hurmuz pun terdesak. Tak di sangka Pangeran Hurmuz melakukan sesuatu yang licik, ia sudah menyiapkan 3 algojo dari tentaranya untuk menghabisi Khalid dari arah belakang punggungnya. Sebelum sempat menyerbu Khalid, 3 algojo terbut ternyata tumbang lebih dulu tanpa nyawa di tangan Al-Qa'qa', Khalid menyaksikan langsung ketangguhan sosok Lelaki yang dipercayai Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, ialah Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi. Sehingga tentu anda bisa menebak jalannya peperangan bukan? Bagaimana psikologis pasukan yang pimpinannya sudah kalah terlebih dahulu dalam duel satu Lawan satu, kaum Muslimin menang dalam pertempuran melawan Tentara Persia yang dipimpin oleh Pangeran Hurmuz ini, meski sempat kesulitan dan mmemutar Otak untuk mencari strategi mengalahkan pasukan gajah. Sekelumit kisah singkat ini adalah kisa para Manusia Berkualitas, ada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat paling dekat Rasulullah SAW, seorang yang Imannya tidak diragukan lagi, menginfaq-kan seluruh hartanya pada perang Tabuk, memeluk Islam dan membela Rasulullah SAW saat awal-awal dakwah, menemani Baginda Nabi tercinta saat bersembunyi di gua dalam perjalanan hijrah, salah satu Sahabat yang terjaminkan masuk Surga. Ada Khalid Bin Walid, Lelaki Tangguh nan perkasa, Sang Pedang Allah yang terhunus bagi orang-orang kafir, yang strategi dan taktik perangnya lihai nan cerdik, Pejuang Islam yang Gagah Berani meluaskan ekspansi dan menumpas kesewenang-wenangan. Ada Al-Mutsanna, Lelaki yang sangat berpengaruh di kaumnya, Bani Bakr Bin Wa'il, Lelaki yang gelisah dengan penindasan dan ketidakadilan, menjadi Pahlawan dan idola nak-anak kaum Muslimin dalam kisahnya membantu menaklukkan Persia. Ada Al-Qa'qa' Ibnu Amir At-Tamimi, Lelaki kekar nan perkasa, juga berkontribusi dalam penaklukkan Persia dan menahan gempuran Tentara Romawi, lelaki dengan kemampuan bertempur yang luar biasa! Mereka adalah Manusia-manusia berkualitas, generasi-generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi ini, kira-kira seperti inilah tujuan dari pelatihan-pelatihan yang di ikuti Adir dan kawan-kawannya di Kota Pantai. Membentuk manusia-manusia berkualitas, dengan turun langsung berhadapan dengan masyarakat, menularkan kebiasaan-kebiasaan dan karakter yang baik, menawarkan Gagasan. Membangun bangsa lalu mengajaknya untuk bergabung minimal bersimpati, melakukan bakti sosial, kira-kira seperti itulah tujuan dari kisah perjalanan ini, mari nikmati terus arus dan kisahnya.

Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, January 20, 2020

5 Tips Melintasi dan Mendaki Air Terjun!

Hai para petualang, hai para penjelajah, bagi kamu yang ingin berpetualang atau menjelajah sebuah air terjun, berikut beberapa tips menarik untuk kita ketahui bersama.

Tips yang pertama adalah siapkan mentalmu sebaik mungkin sebelum mendaki atau melintasi sebuah air terjun, siapkan mentalmu akan dinginnya air, akan cadasnya bebatuan, akan derasnya aliran air, dan betapa kita akan terpukau tetapi harus tetap fokus ketika menikmati keindahan sebuah air terjun.



Tips yang kedua, siapkan perlengkapan terbaik yang bisa kita siapkan. Gunakan sandal gunung yang anti selip, dan stabil berpijak meski dalam keadaan basah, agar tubuh tetap seimbang saat melintasi air terjun, bahkan bila perlu segala perlengkapan sangat membantu kita ketika keadaan memaksa harus berenang melintasi air terjun.




Tips ketiga, pastikan air terjun yang dilintasi atau dijelajahi pernah juga dilintasi sebelumnya, sehingga akan ada orang yang ahli atau pernah melintas untuk membimbing kita, semacam instruktur yang memberi arahan ketika kita melintasi air terjun.





Tips keempat, pakaian yang kita gunakan adalah pakaian yang siap basah. Mau tidak mau, suka tidak suka, yang kita lintasi adalah air terjun, maka harus siap basah seluruh badan, jangan lupa antisipasi berbagai barang elektronik agar tidak masuk air.

Tips kelima, jangan lupa berdoa dan berniat terbaik dalam petualangan kita, dalam jalan-jalan produktif kita, niatkan untuk menikmati keindahan alam, memuja-muji Sang Pencipta, betapa kita adalah HambaNya yang hendak mencari RidhaNya.

Demikian 5 tips yang dapat membantu kita melakukan petualangan di air terjun, menjelajahi dan melintasi air terjun, menikmati keindahan alam Indonesia, semoga bermanfaat.

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 19, 2020

Generasi Peredam

Serial Sang Penjelajah Arus (10)

Sebuah kisah nyata yang terjadi di Kampung halaman, kisah tentang beberapa Siswa, yang menjadi Korban karena tidak sehatnya iklim belajar mengajar di sebuah institusi pendidikan. Dari beberapa Siswa ini, kira-kira ada dua orang Siswa yang kemudian menginspirasi penulis untuk menceritakan kembali kisah ini. Dua Siswa di kampung Halaman ini sudah terbiasa dengan kata-kata kotor, makian, dan cacian. Bagaimana tidak, teman-teman sebayanya tak segan-segan menghiasi percakapan sehari-hari dengan cacian, makian, dan kata-kata tak pantas, tampak menyedihkan bukan kisah ini? Ya, memang seperti itulah kisah kali ini, Adir pun mengetahui kisah ini. Setiap hari berinteraksi dengan orang-orang berwajah suram, tak pandang bulu mencaci maki sambil tertawa-tawa, bahkan terpingkal-pingkal. Seperti tanpa akhlak dan Etika, kedua Siswa tadi yang terceritakan di awal harus menghadapi hari-hari yang kelam dengan lingkungan orang-orang negatif. Aaah, apa yang ada dalam benak kedua Siswa tadi ya? Uniknya kedua Siswa di kampung Halaman ini memutuskan untuk tidak terpengaruh, berupaya sedapat mungkin tidak menjadikan cacian, makian, serta kata-kata tak pantas aktifitas sehari-hari. Sungguh amat berat komitmen ini, sungguh amat sangat berat, ibarat sedang menantang arus, bukan menjelajah arus. Tentu saja konsekuensi logis nya adalah, kedua Siswa dalam kisah nyata ini pasti akan menjadi Korban bully-an teman-teman sebayanya, ooh sungguh malang. Betapa menjadi asing itu sungguh tak enak rasanya, tetapi itulah jalan yang di pilih oleh kedua Siswa tadi. Kedua Siswa dalam kisah nyata ini tak disangka begitu Tangguh, Tangguh dalam hal mental, meskipun setiap hari menerima kata-kata yang tak pantas, mereka tetap paadaa prinsipnya untuk tak terpengaruh, berupaya sekuat tenaga agar tak mendapat pengaruh negatif. Kata-kata yang mereka keluarkan Tetaplah kata-kata yang santun, kata-kata yang baik, sangat menghargai Lawan bicara. Pernahkah mereka berdua menangis? Sering, sering kedua orang ini mendapat perlakuan tak pantas dari lingkungan yang boleh di bilang penuh dengan aura negatif. Generasi peredam, begitulah sebutan bagi mereka, meredam segala benturan-benturan serta bentakan-bentakan negatif lalu mengeluarkannya dalam bentuk positif, meredam segala caci maki lalu menjadikannya kata-kata santun nan indah, meredam segala bentuk perlakuan tak pantas serta bersabar atasnya lalu tetap berperilaku baik kepada sesama, inilah mereka generasi peredam! Kisah mereka ini cukup legendaris di kalangan teman-teman setingkatnya, seolah-olah mereka meredam segala keburukan yang terjadi lalu tetap berbuat baik dan berbuat yang terbaik, meski berat untuk menjalaninya, kisah generasi peredam juga Turut menghiasi kisah-kisah dalam buku ini sebagai wujud refleksi perenungan yang mendalam terhadap kondisi anak-anak sekolah zaman sekarang yang tak segan berbuat buruk dan tak menyesal. Inilah kisah generasi peredam, mereka yang terus bersabar dan terus bersabar sambil menyimpan keyakinan dalam hati bahwa suatu saat mereka akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki aura positif serta bersemangat untuk mengubah kelamnya setiap kisah, tentu tak mudah untuk mengubahnya, maka perlu orang-orang dalam jumlah yang banyak, generasi peredam yakin suatu saat mereka akan dipertemukan dalam bingkai perjuangan yang sama. Kelak harapan ini akan menjadi Kenyataan dan melejitkan potensi anak-anak generasi peredam. Kisah ini dituliskan kembali agar dunia tahu, agar orang-orang tahu, bisa mengambil pelajaran serta hikmah yang berlapis-lapis di dalamnya, agar kisah ini tak perlu terulang lagi, berikanlah salam kepada mereka jika kita bertemu dengannya, sampaikan rasa Salut dan jabat tangannya erat-erat lalu dengarkan ide-ide besar serta Gagasan tanpa batas mereka, penyerap informasi dan ilmu terbaik, bukan sekedar. Meresap tetapi juga ada proses penetrasi di dalamnya. Elaborasi ide-ide Brilian tentang membangun dan memberdayakan, nantinya bisa searah dengan semangat kolaboatif dan kontributif para Aktifis peradaban. Generasi Peredam, punya rekayasa-rekayasa menarik dalam rencana kehidupan, tetapi tetap yakin rencana Allah yang terbaik. Pikirannya melintasi zaman dan peradaban, menggali hikmah sebagai bahan renungan. Fisiknya pun demikian, melanglang-buana melintasi berbagai Provinsi dan Negeri, mengarumkan nama bangsa. Generasi peredam seolah-olah menyerap dentuman-dentuman, Mencerap benturn-benturan peradaban, bisakah ia? Tentu tak bisa sendirian, sebab ummat ini butuh sekelompok orang, miripkah generasi peredam dengan generasi pemikul beban? Ya, sangat mirip, mengubah tantangan menjadi peluang adalah titik tolaknya, merekalah anak-anak Generasi Peredam, yang suatu saat akan mengubah dunia, inilah mereka Generasi Peredam!

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 18, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (48)

Angin pantai berhembus dengan sempurna, menyelusup ke dalam sel-sel kulit para pekerja teknis di pelabuhan, yang berhadapan langsung dengan peti-peti kemas, yang berhadapan langsung dengan mesin-mesin kapal, yang berhadapan langsung dengan industri transportasi kelautan, angin tersebut menimbulkan kesejukan yang khas, membuat kondisi tubuh menjadi santai, dan terkadang kita dapat mengeluarkan potensi terbaik pada diri kita dalam keadaan santai. Angin pantai terus berhembus, membelai sebuah masjid di pinggir pantai, dekat Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Masjid Darussalam Makassar namanya.

Sang pemuda 1000 masjid berkesempatan melihat masjid ini, melihat kondisinya, melihat posisinya. Sangat strategis di dekat Pelabuhan kebanggaan Kota Makassar Sulawesi Selatan. Tentu para karyawan, wirausaha, pegawai, yang berada di sekitar Pelabuhan dan dekat dengan masjid ini akan mengunjungi masjid ini setiap hari. Masjid Darussalam Makassar, di dominasi oleh warna krem, atapnya berwarna merah terbuat dari genteng, kubah utamanya berbentuk limas mengikuti dengan bentuk atap dan satu kubah puncak berwarna silver. Kubah pendukung juga berwarna silver, dengan sedikit warna hijau dan kuning, terletak di bagian kanan dan kiri menyatu dengan bangunan masjid, lalu satu menara yang tinggi dan indah berdiri sebagai penanda.


Masjid Darussalam Makassar, bersama angin pantai, memberikan kesejukan lahir dan batin. Tempat yang nyaman untuk beristirahat sejenak, meski terdapat rambu dilarang parkir, orang-orang tetap memarkirkan kendaraan saking banyaknya orang-orang yang singgah sejenak di masjid ini, masjid yang berhasil menjadi tempat favorit masyarakat sekitar. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan berlanjut, mari kita ikuti bersama, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 17, 2020

Penemuan Lepas Landas dan 5 Kilometer

Serial Sang Penjelajah Arus (9)

Langit sepanjang pekan ini nampak cerah dan sangat biru. Langit sepanjang pekan ini juga menjadi bahan renungan terfavorit, Adir menengadah ke atas untuk melakukan renungan-renungan Inspiratif. Sampai terbersit pikiran dimanakah Adir akan pergi bila ia ingin menghidupkan tradisi membaca yang sudah sering dilakukan sewaktu di kampung Halaman? Ia harus segera mencari tempat-tempat agar bisa melanjutkan Hobi produktif tersebut. Terlintas didalam benak untuk mencari toko-toko Buku dan pusat perbelanjaan yang mempunyai toko buku lengkap. Jalanan seperti biasa sangat ramai, kendaraan lalu lalang di jalan Poros seperti tanpa henti dan tiada putus. Untuk menyeberang jalan memang dibutuhkan keberanian, karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang. Untuk menuju toko buku yang hendak dituju, cukup sekali naik mobil angkot berwarna merah atau berwarna biru. Toko buku yang dituju terlihat dari jalan Poros, dengan posisi yang masuk agak kedalam, setelah trotoar dan lahan parkir yang cukup luas. Sebagai penanda, di bagian kiri jalan terdapat training centre dan Fakultas Kedokteran salah satu Universitas Islam Negeri terkemuka di Kota rantau, begitu megah dan bergaya Arsitektur Khas Eropa. Bukan berarti Universitas Islam Negeri tersebut pro terhadap Eropa, tetapi memang tidak bisa kita pungkiri orang-orang Eropalah yang kemudian membuat berbagai penemuan dapat 'lepas landas'. Penemuan teknologi robot memang dari kalangan Kaum Muslimin, yaitu Ismail Al-Jazary. Tetapi Teknologi tersebut tidak berarti apa-apa bagi kaum Muslimin sebab di zaman itu prasyarat kondisi yang tek begitu mendukung teknologi. Kaum Muslimin di Masa Kekhalifahan Utsmani tengah menikmati puncak peradaban Islam sehingga cenderung konsumtif, sebagian besar masyarakat adalah Muslimm Kosmopolitan alias Muslim Kelas menengah ke atas, "lantas, untuk apa penemuan Al-Jazary? Apa pentingnya bagiku?", begitulah kira-kira yang akan di katakan para Muslim Kosmopolitan yang hidup di masa Dinasti Utsmani. Sementara penemuan Al-Jazary yang merupakan cikal bakal robot, cikal bakal mesin uap, begitu penting bagi orang-orang Eropa. Penemuan ini menjadi 'lepas landas' di Eropa karena prasyarat kondisi sosial di Eropa saat itu sangat mendukung perkembangan penemuan tersebut. Alhasil, kita bisa lihat perjalanan sejarah bahwa yang mengawali revolusi Industri adalah Prancis, dan dengan segera terduplikasi pada orang-orang Eropa yang lain. Ketika mesin uap mampu menggerakkan Kereta barang, mampu memproduksi sendok, mampu memproduksi sepatu, dan perkakas lainnya, Eropa memimpin dari aspek Industri dan teknologi. Mungkin dari sinilah kita sebagai Muslim pun tak ada salahnya mengambil hikmah-hikmah dari kemajuan teknologi yang di pelopori oleh bangsa-bangsa Barat. Mungkin ini juga yang mengilhami Universitas Islam Negeri di Kota rantau membangun gedungnya sedikit bergaya Khas Eropa, mungkin juga bisa meniru semangatnya untuk memimpin kemajuan teknologi, agar bisa di duplikasi dan di kembangkan untuk kemajuan serta kepentingan Ummat Islam. Di depan Gedung Kebanggaan Universitas Islam Negeri Kota rantau ini tampak jejeran ruko, dan di bagian tengahnya-sedikit kekanan lebih tepatnya, berdiri sebuah toko buku sederhana dengan koleksi buku yang cukup lengkap. Mulai dari buku-buku fiksi, non-fiksi, hukum, sejarah, politik, Motivasi, pernikahan, dan berbagai tema penting lainnya memenuhi rak-rak sederhana di toko buku itu. Adir memasukinya dan 'woooow', selamat datang di jendela ilmu pengetahuan, selamat melahap lembaran-lembaran Inspirasi, selamat membaca motivasi-motivasi, selamat menyerap pemikiran-pemikiran lalu menyaringnya, yang terpenting selamat mendekati sumber-sumber ilmu! Kampus Biru Kota Rantau begitu memukau dengan Gedung tingginya, yang konon merupakan hotel unit usaha kampus, terkonfirmasi kebenarannya saat Adir menjadi salah seorang panitia kegiatan pelatihan di kampus biru. Tak jauh dari Kampus biru ada pertigaan yang belokannya mengarah ke arah Utara, jalannya sempit dan tidak dilandasi dengan aspal, melainkan dengan beton berlapis. Bagi pengendara mobil harus berhati-hati bila ada pejalan kaki atau kendaraan bertemu dua arah, harus melewatinya secara perlahan dan sebaiknya mengalah agar lalu lintas tetap lancar. Tak jauh dari pertigaan, mungkin sekitar 500 meter ke arah Utara ada sebuah ruko yang digunakan oleh para Aktifis untuk menjalankan Aktifitas rutin, yaitu diskusi, bertemu, membincangkan persoalan ummat, dan isu-isu kekinian, serta persoalan kebangsaan. Satu pesan masuk di handphone sederhana milik Adir yang isinya adalah mengundangnya untuk Turut juga menghadiri pertemuan di tempat tersebut. Ini kesempatan yang sangat baik untuk bertemu orang-orang sevisi, orang-orang yang berpikiran positif, orang-orang optimis yang terus bergerak dan berjuang menuju tujuannya melampaui batas-batas Individualisme, ini adalah kesempatan emas! Segera saja Adir meluncur menuju lokasi dengan harapan semoga menemukan ruko tersebut dengan mudah. Berjalan kaki dari kampus biru menuju lokasi cukup melelahkan, mengingat jaraknya yang lumayan jauh, sekitar 5 Kilometer. Tapi langkah tak boleh berputus asa, langkah harus mulai diayun, kaki harus segera bergerak, memapah harapan, bergerak dengan optimis dan dengan seluruh tenaga yang ada. Berkeringat tak jadi masalah, panas pun tak jadi masalah, lingkungan akan membentuk seseorang, sebab lingkungan punya pengaruh besar dalam pembentukan karakter. Seperti apa engkau 5 tahun ke depan adalah dengan siapa engkau bergaul dan buku apa yang kau baca. Kira-kira itulah yang menjadi semacam rambu-rambu bagi seorang perantau seperti Adir. Berkumpul bersama orang-orang positif akan memberikan dampak positif baginya. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat tinggi akan menularkan sepercik semangat pula bagi dirinya. Berkumpul dengan orang-orang Visioner akan membuat diri kita menjadi orang yang Visioner. Benar saja, sesampainya di lokasi, orang-orang ini adalah Komunitas kecil yang memimpikan Komunitas Muslim Universal, visinya jauh menempuh batas-batas realitas, dan malam itu adalah agenda meretas kembali jejak-jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat itu memang sedang pemutaran film sejarah di bioskop-bioskop pusat perbelanjaan kota rantau. Dan pada saat itu sedang pemutaran film berjudul "H.O.S Tjokroaminoto", sebuah film yang di rekomendasikan oleh para penikmat sejarah. Malam itu menjadi malam yang begitu nikmat, menikmati Alur sejarah pergerakan Nasional pra-kemerdekaan Indonesia, dimana Tjokroaminoto menjadi tokoh utamanya. Dari sepak terjangnya mendirikan Sarikat Dagang Islam, kemudian menjadi Sarikat Islam, hingga peran sang guru bangsa ini meng-kader para calon pemimpin bangsa Indonesia masa depan di rumah sederhananya. "Setinggi-tinggi Ilmu, Semurni-murni Tauhid, sepintar-pintar siasat", satu quotes dari Beliau sebagai pengungkit semangat untuk terus mencari ilmu, tetap mengokohkan Aqidah, dan semangat untuk terus berjuang serta bersiasat demi kemaslahatan Ummat. Memang benar kata orang-orang, tak rugi bila berkumpul dengan orang-orang yang bersemangat belajar dan berjuang!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 16, 2020

Ayo ke Celebes Canyon Barru!

Berpetualang bersama teman-teman atau sahabat tentu memiliki keseruan tersendiri saat menjalaninya, setiap perjalanan akan betul-betul kita nikmati sambil mengobrol, bercanda, dan saling berbincang-bincang serta berfoto-foto. Jalan-jalan produktif kita kali ini adalah Celebes Canyon Barru Sulawesi Selatan! Sebuah tempat wisata yang sedang terus berbenah, baik pemerintah setempat maupun warga masyarakat sekitar terus mengondisikannya menjadi daerah siap wisata.

Celebes Canyon, sepintas seperti nama sebuah daerah di luar negeri, tepatnya di Benua Amerika, terdengar mirip dengan Grand Canyon. Celebes Canyon adalah tempat wisata yang menyajikan kesegaran udara, bunyi air deras yang mengalir, bunyi air deras ini konon bisa menjadi terapi. Menuju ke Celebes Canyon kita harus melewati sebuah jalan yang telah di benahi, melewati sawah, membelah hutan, menikmati keindahan alam. 




Setibanya di Celebes Canyon, engkau bisa menikmatinya dengan berenang sesuka hati, jangan lupa mengabadikan momen indahmu disini, sebab keindahan Celebes Canyon sangat khas, dan jangan lupa membawa pakaian renang atau pakaian ganti. Buat kamu para petualang, para penjelajah, ajak teman-temanmu, ajak sahabat dekatmu, untuk berpetualang menuju Celebes Canyon Barru Sulawesi Selatan, Ayo ke Barru! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

BANYAK PIHAK

   Keberhasilan seseorang menghasilkan sebuah karya, baik karya sederhana yang bermanfaat maupun karya yang monumental dan tercatat dalam se...