Friday, September 13, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (2)

Jalan-jalan produktif kali ini melintasi provinsi lagi, yaitu Provinsi Gorontalo, tempat dimana ide baik ini menjadi inspirasi untuk di eksekusi sesegera mungkin. Sang Pemuda 1000 Masjid sedang menjejakkan kakinya di Kota Gorontalo. Kemanapun langkah kaki pemuda ini melangkah, tak sah rasanya bila tak mengunjungi Masjid. Melewati jalanan poros Kota Gorontalo yang bersih dan rapi membuat sang pemuda mengangguk-angguk tanda telah paham mengapa kota ini menjadi langganan penghargaan Adipura hampir setiap tahun.

Tidak sepenuhnya kota, masih ada ruang hijau di tengah kota, yaitu sawah yang tampak mulai menguning tanda sebentar lagi akan panen raya. Sang pemuda tergerak untuk berjalan kaki saja menikmati Kota Gorontalo, seolah-olah sang pemuda sedang mengukur panjangnya jalan poros di dalam Kota Gorontalo. Kota Gorontalo ditempuh melalui perjalanan darat dari Kota Palu Sulawesi Tengah selama kurang lebih 23 jam. Rasa-rasanya perjalanan panjang dari Palu ke Gorontalo akan dibuatkan satu tulisan khusus untuk mengulasnya.

Sang pemuda yang sedang mengukur jalanan tersebut melintasi taman-taman kota, melewati pusat-pusat perbelanjaan yang tertata rapi, bahkan ada satu jalan yang di malam hari tampak berkilau, entah oleh cahaya lampu mobil atau bangunan, tetapi jalanan itu berkilau di malam hari. Kendaraan umum yang cukup banyak adalah Bentor, mungkin kepanjangannya adalah becak dan motor, karena memang kendaraan tersebut adalah motor yang sudah di modifikasi sedemikian rupa menjadi becak.

Menjejakkan kaki dengan berjalan kaki di Kota Gorontalo, tidak menaiki kendaraan umum atau semacamnya memiliki kenikmatan tersendiri bagi pemuda yang memang hobinya suka menjelajah. Terik matahari di siang hari tidak menyurutkan langkahnya untuk mengeksplotasi bagian-bagian dari kota yang konon di juluki sebagai Serambi Madinah nya Pulau Sulawesi. Lalu ditengah jalan-jalan pagi, jalan-jalan yang produktif, sang pemuda bertanya kepada warga sekitar tentang Masjid yang menjadi Ikon Kota Gorontalo, setelah mendapatkan informasi tersebut sang pemuda langsung bergegas menuju Masjid Agung Baiturrahim Gorontalo yang memang tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.

Kota Gorontalo punya kuliner yang khas dan sangat enak, di antaranya adalah Binte Biluhuta dan Pia Gorontalo. Bahan dasar Binte Biluhuta adalah jagung, sedangkan Pia Gorontalo memiliki ciri khas bila di bandingkan dengan kue pia dari daerah yang lain. Perjalanan kembali di lanjutkan, setelah berjalan melewati pusat perbelanjaan, dan melintasi tugu kota, akhirnya sang pemuda tiba di Masjid Agung Baiturrahim Gorontalo. Masjid dengan keunikan tersendiri, menaranya menjulang ke langit seolah-olah ingin memanggil semua orang untuk memanfaatkan Masjid ini sebagai pusat peradaban.



Masjid Agung Baiturrahim Gorontalo sangat luas, bentuknya memanjang sehingga saf laki-laki dan perempuan berdampingan dengan posisi saf laki-laki berada sedikit lebih didepan. Ada kepuasan tersendiri bagi sang pemuda setelah mengunjungi Masjid ini. Bagi anda yang sedang berada atau melintasi Kota Gorontalo sempatkanlah waktu untuk mengunjungi Masjid Agung Baiturrahim Gorontalo. Ayo ke Gorontalo!



Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, September 12, 2019

Petualangan di Air Terjun Tara Sigi!

Perjalanan kali ini, akan melintasi provinsi, Jalan-jalan Produktif kali ini, berada di Bumi Tadulako Provinsi Sulawesi Tengah. Tepatnya di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, sebuaj kabupaten yang secara geografis nyaris mengelilingi Kota Palu Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Bagaimana tidak, batas barat Kota Palu adalah Kabupaten Sigi, batas Selatan Kota Palu juga adalah Kabupaten Sigi. Perjalanan kali ini sangat seru, mari kita simak.

Pagi yang cerah di Desa Porame Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, ayam jantan bersahut-sahutan dengan bunyi khas nya masing-masing, petani sudah berada di sawah memulai aktivitasnya, para pegawai sudah bersiap-siap menuju ke kantornya, begitu pula siswa sekolah dan para mahasiswa, sedang bersiap-siap menuju Sekolah dan Kampusnya masing-masing. Pagi yang begitu segar, aktivitas sudah dilakukan oleh masyarakat, mencari rezeki untuk penghidupan yang layak, bergerak mencari Ridha Ilahi.

Sejumlah pemuda sedang bersiap-siap di Kantor Desa Porame Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Bersiap dengan sandal gunungnya, bersiap dengan topi birunya, ransel kecil, bahkan ada yang tidak mengenakan ransel, titik berkumpul adalah kantor desa. Maka perjalanan pun di mulai dengan kendaraan roda dua, beberapa kendaraan roda dua sudah melaju menuju arah barat Desa Porame, melintasi kantor Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi, melintasi Puskesmas Kecamatan, melintasi lapangan desa yang juga merupakan pusat kegiatan masyarakat desa, melintasi Masjid kedua yang berdiri di Desa Porame.

Tak berapa lama sejumlah pemuda ini tiba di Desa Uwemanje Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Memarkirkan kendaraannya di sebuah rumah panggung lalu perjalanan sebenarnya pun dimulai. Menurut pemuda desa, tempat ini masih sangat alami, jadi persiapkan diri dengan baik. Benar saja informasi tersebut, jalan yang dilalui bukan benar-benar jalan, harus memangkas semak-semak terlebih dahulu baru bisa lewat.


Air Terjun Tara Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah, itu tempat yang akan dituju. Menerabas semak-semak sepanjang sungai kecil agar bisa melewatinya adalah pengalaman yang mendebarkan bagi beberapa pemuda ini. Ketika jalan buntu, yang dilakukan adalah menyeberangi sungai dan menyusurinya, wooow! Ternyata bagian terbaik dari perjalanan ini adalah menyusuri anak sungai dan berbasah-basah!


Selanjutnya melintasi tebing yang harus berhati-hati ketika melewatinya karena di bawah ada anak sungai yang tak dangkal dan berarus, luar biasa! Seluruh tubuh nyaris menempel di tebing agar bisa lewat! Setelah menyusuri sungai, jalan kembali buntu karena ketinggian sungai. Beberapa pemuda desa mengambil beberapa kayu dan membuatnya menjadi tangga darurat agar bisa memanjat, luar biasa! Hampir di ujung perjalanan, sekujur tubuh telah basah, kita telah sampai di Air Terjun Tara Sigi, bunyi air deras yang mengalir, udara khas sugai begitu sejuk, ternyata masih ada lagi jalan menuju puncak air terjun ini di atas sana, mungkin di lain kesempatan kita akan menelusurinya lagi. Air Terjun Tara Kabupaten Sigi, kamu harus kesini menikmatinya, masih sangat alami dan sejuk. Ayo ke Sigi! Ayo ke Sulteng!


Oleh : Mohamad Khaidir

Selamat Jalan Bapak Bangsa yang Jenius

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'uun, telah meninggal dunia Putra Terbaik Bangsa Indonesia, Bapak Prof.DR.Ing.Baharuddin Jusuf Habibie. Pada hari Rabu 11 September 2019 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.



Bangsa ini sangat kehilangan, seorang yang pernah menjadi Menteri, pernah menjadi Wakil Presiden, lalu menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-3. Mengawal masa-masa krisis Bangsa ini, masa transisi Tahun 1998-1999.

Seorang yang menjadi panutan bagi kami putra bangsa, teladan bagi para pembelajar untuk terus belajar tanpa henti. Karena musuh bangsa ini juga adalah kebodohan.

Seorang yang mengikhlaskan dirinya untuk Bangsa ini, Selamat Jalan Pak Habibie, semoga Allah SWT melapangkan kuburnya, semoga Keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan ketegaran hati. Semoga Bangsa ini mampu mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya dari Pak Habibie, Selamat jalan Bapak Bangsa yang Jenius.

Wednesday, September 11, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (1)

Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan menjadi tempat awal ide sederhana ini, awal perjalanan ini, karena mengunjungi Masjid juga termasuk jalan-jalan produktif. Masjid Syekh Yusuf yang terletak di Kota Gowa Sulawesi Selatan menjadi pilihan untuk memulai perjalanan panjang ini. Perjalanan yang akan menjadi kisah kita, kisah yang akan kita tuliskan lalu semua kisah ini suatu saat akan menjadi persembahan kita pada saatnya.


Maka, sudah seharusnya kehidupan kita menjadi sebaik-baik kisah, tuliskan kisah kita dengan tinta suci nan murni, agar kisah itu menjadi kisah yang baik, kisah yang tak akan memberatkan kita suatu saat nanti. Masjid Syekh Yusuf begitu memesona dengan dominasi warna putihnya, berdiri dengan kokoh di bawah langit biru Gowa Sulawesi Selatan. Masjid yang juga menjadi ikon Gowa Sulawesi Selatan.


Tepat didepan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Gowa lokasi Masjid indah ini. Sebelumnya, sang pemuda baru-baru saja dari Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar untuk menghadiri undangan bahagia, undangan pernikahan dari salah seorang temannya. Setelah menikmati sejuknya udara Barombong beserta sawah luasnya. Kendaraan sang pemuda melaju melintasi Jembatan Kembar Gowa, lalu melesat menuju pusat Kota Gowa.




Syekh Yusuf adalah nama salah satu Ulama yang sangat berpengaruh di Kesultanan Gowa di masa lalu. Pemikiran-pemikirannya berpengaruh terhadap masyarakat untuk terus berjuang, ajaran Islam yang di bawa oleh Syekh membangkitkan semangat untuk merdeka, bebas dari imperialisme yang di masa lalu di jadikan alasan untuk menjajah suatu bangsa. Masjid Syekh Yusuf yang berwarna putih begitu indah tampilannya, menaranya begitu tinggi menjulang ke atas, berbentuk seperti sebuah kitab yang terbuka. Begitu pula di menara sebelah baratnya, juga menara-menara yang lebih kecil dari menara utama di bagian timur dan barat Masjid.


Tokoh-tokoh nasional, atau dai nasional yang sedang berkunjung ke Gowa, atau sekedar mampir di Gowa Sulawesi Selatan, biasanya di daulat menjadi khatib di Masjid Syekh Yusuf. Masjid ini juga menjadi semacam tempat wisata, mungkin karena desain masjid nya yang begitu artistik dan khas, dominasi warna putih berkombinasi dengan warna emas, abu-abu, dan hitam menjadikan masjid ini sangat indah. Tampak beberapa warga lokal berfoto di halaman depan masjid yang sangat luas.




Semoga dengan semakin banyak yang berfoto ria di depan Masjid Syekh Yusuf, semakin banyak pula yang berkunjung ke Masjid ini. Mungkin awalnya hanya berkunjung, selanjutnya ia akan tertarik untuk beribadah di dalam Masjid tersebut. Bagi yang berfoto di depan Masjid Syekh Yusuf, juga seolah-olah memberi kesan bahwa "Saya sedang berada di Gowa!" atau "Saya sedang berada di Sulsel!", apapun itu yang paling penting adalah kesan positif yang di dapatkan setelah mengunjungi Masjid Syekh Yusuf. Mari berkunjung ke Masjid ini, Ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, September 10, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid

Bagaimana awal mula ide ini berasal? Awalnya, penulis hanya melihat jargon atau slogan salah seorang calon legislatif di daerah Gorontalo. Lelaki 1000 Masjid, begitu slogannya. Bukannya skeptis tapi muncul pertanyaan, benarkah ia telah mengunjungi 1000 Masjid? Tak ada yang benar-benar tahu. 

Maka muncul sebuah ide sederhana agar gagasan 1000 Masjid tersebut mewujud nyata, lalu bagaimana cara memastikan bahwa Masjid yang dikunjungi benar-benar ribuan? Yaitu dengan mengulas Masjid tersebut. Fitur tersebut sebenarnya sudah disediakan oleh google maps, untuk mengulas suatu tempat, entah itu tempat wisata, toko, sekolah, kampus, kantor, termasuk Masjid. Hanya bedanya, gagasan ini akan sedikit mengulas dan menarasikannya.

Sebagaimana fungsi Masjid di zaman dulu sebagai pusat peradaban, semoga ikhtiar kecil ini membantu mewujudkan itu. Dengan menulis dan mengulasnya, semoga orang-orang akan semakin bersemangat, akan semakin tertarik untuk memakmurkan Masjid. Lalu, mengapa harus pemuda? Pemuda punya potensi untuk itu, pemuda punya semangat yang berapi-api, siapa mencoba gagasan yang meskipun gagasan tersebut masih eksperimental, meskipun gagasan tersebut terkesan futuristik.

Pemuda selalu punya sejarah di setiap zamannya, menjadi penggerak perubahan, menjadi pejuang karena semangat serta potensi yang ada di dalam dirinya. Pemuda yang mengunjungi 1000 Masjid, ini dia yang menjadi inti gagasan penulis. Kalau setiap pemuda di Indonesia mengunjungi 1000 Masjid saja, maka bisa kita bayangkan dampak positifnya. Tak perlu jauh-jauh membayangkan sang pemuda untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan di Masjid atau menjadi pengurus remaja Masjid. Cukup sederhana, mengunjungi Masjid saja.

Semoga perubahan yang bersifat positif itu bermula dari sang pemuda yang mengunjungi Masjid. Tantangan yang harus di terima kemudian adalah sang pemuda akan mengunjungi 1000 Masjid! Mari kita doakan, mari kita dukung bersama-sama ide sederhana ini, ide sederhana yang akan mengubah bangsa ini. Sebab segala perubahan besar yang terjadi bermula dari kebangkitan pemikiran, setiap kebangkitan pemikiran bermula dari opini yang mencoba menerawang realitas, setiap opini yang mencoba menerawang realitas bermula dari pembacaan terhadap situasi dan kondisi, setiap pembacaan terhadap situasi dan kondisi bermula dari membaca teori dan referensi. Membaca teori dan referensi bermula dari keingintahuan, setiap keingintahuan bermula dari rasa penasaran, setiap rasa penasaran bermula dari lintasan-lintasan pikiran.

Sang pemuda 1000 Masjid, seorang pemuda, dua orang pemuda, tiga orang pemuda, sepuluh orang pemuda, seratus orang pemuda. Semangat dan ide yang terus terduplikasi dan menjadi kebaikan-kebaikan yang akan terus bersemai. Agar bangsa ini semakin baik, agar pemuda bangsa ini memiliki karakter yang baik dan terus ingin berubah, gelisah membaca realitas zaman lalu ingin mengubahnya. Sang pemuda 1000 Masjid akan memulai itu, dimulai dari Sulawesi Selatan. Dari sini kebaikan itu bermula, yuk kita bantu!

Oleh : Mohamad Khaidir


Monday, September 9, 2019

Kamu Harus Jalan-jalan ke Sini, Air Terjun Pungbunga Maros!

Eksplorasi keindahan alam nusantara adalah cara kita untuk mencintai bangsa ini, betapa keindahan alam ini seharusnya kita jaga kebersihannya, dimulai dari diri kita sendiri. Lalu dengan melihat-lihat tempat yang indah tersebut menambah kesyukuran kita, juga menambah rasa cinta kita terhadap diri kita, cinta kepada tanah air kita, negeri subur nan ramah, Indonesia.

Tempat yang penulis ulas kali ini adalah Air Terjun Bontosomba Kabupaten Maros, ada pula yang mengenalnya Air Terjun Pungbunga Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Tak terlalu jauh dari Kota Makassar, kita cukup melewati jalan poros Kariango Maros saja agar bisa sampai kesana. Sekitar 90 menit dengan kondisi lalu lintas yang lancar, kita bisa sampai di Air Terjun Pungbunga Maros.

Perjalanan ini akan semakin seru bila kita sudah menyiapkan peralatan dokumentasi beserta pernak-pernik efeknya, kondisi tubuh yang bugar dan siap berenang, serta perlengkapan berenang seperti pakaian ganti dan kantong plastik untuk pakaian basah nantinya. Bila melihat Air Terjun Pungbunga Maros dari dekat, siapa tak tergoda untuk tak berenang di dalamnya, pemandangan yang eksotik, pencahayaan juga menjadi indah ketika tumbuh-tumbuhan hijau, tebing yang berwarna abu-abu dan gelap, berpadu dengan birunya langit, air jernih yang terlihat hijau, serta bunyi menyegarkan jatuhnya air dari atas.


Jalan menuju ke Air Terjun Pungbunga Maros cukup menantang, pastikan kendaraan kita dalam keadaan baik, tubuh kita dalam keadaan prima untuk berjalan menelusuri jenggala, hutan yang mengelilingi Air Terjun Pungbunga Maros. Karena perjalanan kita seolah-olah sedang membelah hutan dengan bermodalkan google maps dan peralatan traveling seadanya, mari kesini, menikmati panorama indah khas Air Terjun Pungbunga Kabupaten Maros, Ayo ke Maros! Ayo ke Sulsel!

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, September 8, 2019

Ada Apa di Batu Sipping Jeneponto ?

Perjalanan kali ini lumayan seru, kita menuju arah selatan, lalu ke arah timur, menyusuri pantai selatan Sulawesi Selatan. Kita akan menuju Kabupaten Jeneponto, jalan yang akan kita lewati adalah jalan poros Makassar - Jeneponto. Melintasi Makassar dan Gowa, jalannya masih di hiasi perumahan dan pusat-pusat perbelanjaan di sepanjang jalan, baik pasar modern maupun pasar tradisional, bukti bahwa masyarakat suku Bugis Makassar adalah pejuang tangguh dalam urusan perdagangan.

Sudah sejak zaman penjajahan masyarakat Sulawesi Selatan terkenal merupakan pelaut ulung, lebih tepatnya pebisnis tangguh. Karena semangat berbisnis dan berdagang yang luar biasa, ilmu kelautan dan pelayaran di pelajari secara serius dan menjadikan para pebisnis atau pedagang ini menjadi pelaut yang ulung. Itulah sekelumit tinta emas sejarah masyarakat Sulawesi Selatan di masa lalu.

Perjalanan kita lanjutkan, jalan-jalan produktif, jalan-jalan mencari hikmah, sebab setiap perjalanan akan memberikan kita hikmah, membuat kita belajar, bagi orang-orang yang terus berpikir dan berinovasi. Ada apa di tempat tujuan kita kali ini? Ada apa di Batu Siping Kabupaten Jeneponto? Ada keindahan alam yang luar biasa. Tak hanya kualitas garam terbaik yang menjadi ciri khas Jeneponto, tak hanya coto kuda yang menjadi ciri khas Jeneponto, ada tempat wisata yang keren dan indah juga menjadi ciri khas Jeneponto, yaitu Batu Sipping Jeneponto.



Batu Sipping Jeneponto terletak di Desa Garassikang, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto. Kurang lebih 7 Kilometer dari jalan poros Takalar - Jeneponto. Dari Makassar sekitar 2 Setengah Jam menuju Batu Sipping Kabupaten Jeneponto.


Perjalanannya memang sangat seru, sebab jalanan menuju Batu Sipping cukup menantang, dari Kota Jeneponto, seolah-olah kita sedang meninggalkan keramaian, tetapi panjangnya perjalanan terbayarkan dengan keindahan alam di Batu Sipping. Jadi, bagi kalian yang ingin mencoba bertualang, sedang jalan-jalan di Sulawesi Selatan, jangan lupa mampir ke Batu Sipping Jeneponto. Ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir


TENTANG CYBER WAR

Artificial intelegent dan kemajuan teknologi mengubah wajah dunia! Apalagi jika suatu negara sangat memperhitungkan bioteknologi yang mutakh...