Tuesday, December 17, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (38)

Suatu ketika pada Tahun 1944, satu tahun sebelum Indonesia merdeka, diadakan sebuah pertemuan besar di Chicago Amerika Serikat. Konvensi Chicago tersebut menghimpun para praktisi, stakeholder, serta seluruh yang berkepentingan dalam dunia penerbangan. Mereka berkumpul dengan satu ketakutan yang sama, yaitu ketakutan akan kecelakaan pada penerbangan. Lalu dihasilkanlah regulasi dan standar-standar yang sama dalam dunia penerbangan, kolaborasi kemanusiaan yang luar biasa! Pada zama sekarang dimanakah tempat yang sangat mungkin untuk berkolaborasi? Saya mengusulkannya di masjid.



Mengapa masjid? Kira-kira masjid menjadi tempat berkumpulnya simpul masyarakat yang pertama, komunitas masyarakat sekitar masjid. Masjid mampu menghimpun berbagai lapisan masyarakat, masjid digunakan untuk berbagai kepentingan seperti rapat, kerja bakti, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Menghimpun para tetangga yang merupakan keluarga terdekat kita di manapun kita berada.




Pemuda 1000 masjid melanjutkan perjalanannya di sekitaran Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, menelusuri sebuah daerah yang dipersiapkan menjadi daerah wisata di masa depan. Masjid Nurul Iman Pattalasang Gowa adalah tempat yang sangat cocok untuk kita singgahi, terletak di jalan poros Pattalasang - Bili-bili Gowa Sulawesi Selatan. Masjid yang didominasi oleh warna hijau, berpadu dengan langit biru.





Masjid Nurul Iman Pattalasang Gowa, adalah tempat berkolaborasi masyarakat sekitar, untuk bersilaturrahim, berkomunikasi, berbincang-bincang, bukan sekedar tempat beribadah semata. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan kita lanjutkan, kali ini engkaupun bisa ikut dalam perjalanan pemuda 1000 masjid. Bawa semangat berkolaborasi ketika berkunjung ke masjid, ayo ke masjid!



Oleh : Mohamad Khaidir

Monday, December 16, 2019

Semburat Fajar di Danau Bili-bili Gowa!

Kapal kecil tampak berlayar dari pinggir danau, mungkin sedang menjaring ikan atau mungkin sekedar menyeberang. Sebuah danau yang berada di ketinggian tengah terhampar luas, di tengah-tengah gunung-gunung yang menjulang dan mengelilingi nya. Hati berdebar-debar menyaksikan keindahan sembari melintas di jalan yang cukup ekstrim, kemiringannya nyaris 90 Derajat! Ya, untuk memandang Danau Bili-bili Gowa Sulawesi Selatan, engkau harus naik ke tempat yang lumayan tinggi, Tempat yang penulis rekomendasikan adalah Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan.

Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan adalah tempat wisata yang cocok beristirahat bagi para petualang dan penjelajah, tempat wisata yang cocok untuk bulan madu bagi pasangan pengantin baru, tempat wisata yang seru bagi yang ingin mengadakan perkemahan, tempat wisata yang cocok bagi lembaga atau institusi yang ingin mengadakan pelatihan berkonsep alam terbuka, bahkan tersedia beberapa fasilitas outbond, lapangan untuk memanah, beberapa spot yang bagus untuk mengambil foto, dan tersedia pula kolam renang.

Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan juga menyediakan tanah kavling untuk membangun rumah di tanah yang luas dan masih merupakan area tempat wisata. Untuk penyewaan kamar, siapkan Rp.350.000,-/Malam/Kamar, kamarnya berkonsep minimalis desainnya dan cukup luas, begitu kita keluar dari pintu kamar, pemandangan pepohonan dan ketinggian untuk menatap Danau Bili-bili Gowa sudah tersaji di hadapan kita.

Senja sudah menjelang, malam tiba, kita masih bisa menyaksikan lampu-lampu kecil yang menerangi kampung di seberang danau, bahkan dari ketinggian Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan kita bisa menyaksikan semburat fajar yang menampakkan dirinya di sepanjang gunung seberang Danau Bili-bili. Bagi engkau yang ingin menikmati sensasi keindahan alam ini, lakukanlah jalan-jalan produktif di Eko Wisata Butta Gowa Sulawesi Selatan, ayo ke Gowa! Ayo ke Sulsel!








Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, December 15, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (37)

Angin dingin menepati janji
Burung-burung tiada batas

Begitu sepenggalan puisi dari serial Crouching Tiger Hidden Dragon yang dulu pernah terkenal dan populer di layar kaca, saat internet sedang dalam pengembangan. Begitu puitisnya syair-syair yang dilantunkan dalam serial tersebut, berlatar kerajaan Cina di zaman dahulu kala, istana, kondisi alam, kondisi konflik, beserta dinamika yang terjadi di dalamnya, bahkan ada semacam romantis yang menyelusup ke dalam kisah dramatis tersebut.

Suasana yang dramatis terkadang membuat kita ingin bersajak indah, bersajak romantis, agar mudah mengambil hikmah, muda mengambil pelajaran. Sang pemuda 1000 masjid kebetulan saja sedang melintas sebuah tempat yang akan membuat para pujangga segera membuat bait-bait indahnya. Sebuah tempat di pinggiran Danau Bili-bili Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, menelusuri jalan di pinggir danau membuat hati terpukau dengan keindahan alamnya lalu mengucap syukur, benar-benar jalan-jalan yang produktif.


Pemuda 1000 masjid sampai di sebuah masjid, masjid yang berada tak jauh dari pinggir Danau Bili-bili Gowa,  Masjid Nurul Hamsin namanya. Sebuah masjid yang dibangun di atas ketinggian, didominasi oleh warna kuning, bagian atasnya berwarna hijau, dan kombinasi warna putih di badan masjidnya. Masjid Nurul Hamsin menyajikan pemandangan danau dan pepohonan yang indah, mengumandangkan panggilan sebelum fajar, membelah kesunyian di sekitar danau. Bila sedang berada di sekitar Danau Bili-bili, jangan lupa singgah sejenak ke masjid ini ya, Masjid Nurul Hamsin, ayo ke masjid!


Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, December 14, 2019

Bergegaslah Menuju Air Terjun Bisappu!

Air, udara, tanah, dan api, adalah unsur-unsur yang ada di alam ini menurut orang-orang zaman dulu. Sampai kemudian ilmu kimia berkembang pesat, meneliti berbagai unsur, lalu hadirlah tabel periodik unsur di hadapan kurikulum pendidikan kimia. Lalu apa pentingnya bagi para petualang serta para penjelajah? Mungkin akan berguna ketika kita akan bertualang, ketika kita akan menjelajah, unsur-unsur apa saja yang baik bagi tubuh kita.

Jalan-jalan produktif kali ini kita akan menuju Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan! Kita akan menuju sebuah air terjun yang terkenal di Bantaeng, untuk menuju ke sana kita harus melintasi 3 Kabupaten. Nama air terjun tersebut adalah Air Terjun Bisappu Bantaeng, dari Makassar berjarak 114 Kilometer, melintasi Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, dan Kabupaten Jeneponto, waktu yang di tempuh adalah 3 Jam.

Sesampainya di Kota Bantaeng Ibu Kota Kabupaten Bantaeng, nikmatilah sejenak kesejukan dan keteraturan di jalan poros kota, tak jauh dari gerbang selamat datang di Kota Bantaeng, perhatikan papan penunjuk arah yang berada di bagian kiri jalan, tertulis dengan jelas Air Terjun Bisappu, belok kiri dan bergegaslah merasakan sensasi kesegaran, bergegaslah menuju Air Terjun Bisappu!




Air Terjun Bisappu Bantaeng menyajikan pemandangan air terjun yang indah dan menyejukkan, anda pun bisa untuk mencoba kesegaran airnya. Melihat dan menyaksikan air terjun dari ketinggian gunung ke bawah, mendengarkan suara air terjun yang mengalir deras meluncur dan menghempas ke bawah, mungkin bisa menjadi semacam terapi bagi kebosanan yang tengah melanda. Buat kamu para petualang, jangan ragu jangan takut, bergegaslah menuju Air Terjun Bisappu Bantaeng, ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!




Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, December 13, 2019

Sang Pemuda 1000 Masjid (36)

Langit biru yang cerah di tengah hari, panasnya juga lumayan, baik panas matahari maupun panas kendaraan. Mari kita mencari kesejukan sejenak, kesejukan yang instan, dimana lagi kalau bukan di masjid? Kali ini pemuda 1000 masjid melanjutkan perjalanannya dan mengunjungi sebuah masjid di Makassar, Masjid Sultan Alauddin namanya. Sebuah masjid yang berada ditengah kota, letaknya di pinggir jalan, sangat memungkinkan bagi pelintas jalan untuk singgah di masjid ini.



Masjid Sultan Alauddin Makassar, dasar warnanya adalah warna silver, berkilau, bagian luarnya mirip tempat-tempat perbelanjaan atau kantor-kantor Pemerintahan yang bergaya minimalis. Bagian dalamnya di dominasi oleh warna putih, kaca-kaca jendela dan pintu berjejer sepanjang dinding Utara, Selatan, dan Timur. Dalamnya sangat sejuk, pemuda 1000 masjid pernah mengunjungi masjid ini dan mendengar ceramah oleh Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.


Masjid Sultan Alauddin hadir sebagai penyejuk bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan kesejukan, ibarat mata air di tengah zaman ketidakpercayaan ini, padahal seharusnya kita harus membangun optimisme dengan membaca data-data perbaikan dunia yang diterbitkan oleh pusat data PBB. Kita harus semakin optimis ketika mendengar berita-berita negatif di televisi atau media online kita, yakinlah ada perbaikan lainnya yang jumlahnya banyak dan tak penting untuk diberitakan. Pemuda 1000 masjid masih akan melanjutkan perjalanannya, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, December 12, 2019

Santai Sejenak di Pantai Seruni Bantaeng


Angin pantai berhembus, menembus dedaunan dan batang-batang pohon, angin pantai membentuj gelombang-gelombang kecil bernama ombak, menghantarkan kesejukan dari laut lepas menuju ke daratan. Kafe-kafe berjejer rapi, bahkan ada masjid keren di lantai ini, beberapa orang pemuda tampak sedang mengolah tawa sambil berbincang dan mengobrol ringan seputar perjalanan yang tengah mereka jalani. Dimanakah pantai ini berada?

Dulunya ia adalah sebuah pantai sederhana, lalu disulap menjadi tempat keramaian, tempat yang kemudian menjadi ikon kebanggaan kota, tempat favorit untuk nongkrong. Lokasinya di Kota Bantaeng Ibu Kota Kabupaten Bantaeng, nama pantai tersebut adalah Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan. Anak-anak muda senang nongkrong di tempat ini, taman yang tersedia di pantai ini begitu indah, membuat siapapun yang melintasinya akan merasa rugi bila tak singgah sejenak di Pantai Seruni. Rumah sakit bertingkat bak gedung perusahaan berdiri kokoh di Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan.

Pantai Seruni Bantaeng berjarak dari Kota 114 Kilometer dari Kota Makassar, waktu tempuhnya 2 Jam 44 Menit. Buat kamu yang sedang berada di Bantaeng, sedang atau akan melintasi Kota Bantaeng, singgahlah sejenak di Pantai Seruni untuk nongkrong, istirahat sejenak, sambil menikmati sajian kopi dan pisang goreng, berbagai macam minuman dan makanan pun tersedia, siapkan saja dana untuk jajan. Istirahatlah sejenak para petualang, santailah sejenak di pantai ini, Pantai Seruni Bantaeng Sulawesi Selatan, ayo ke Bantaeng! Ayo ke Sulsel!


Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, December 11, 2019

Mantapkan Langkahmu di Bukit Bulujaya!


Tak perlu tertawa atau menangis
Pada gunung dan laut
Karena gunung dan laut tak punya rasa…
(Cerita Tentang Gunung dan Laut, Payung Teduh)

Begitu kata Payung Teduh dalam lagunya, Cerita Tentang Gunung dan Laut, tetapi bisa saja gunung dan laut punya rasa bukan? Gunung akan merasa sedih ketika kita terus menerus menebang pohon tanpa terkendali, laut pun akan merasa sedih ketika kita terus menerus mencemari airnya, membuang sampah serta limbah di laut. Jalan-jalan produktif yang akan kita lakukan adalah perjalanan yang juga akan memerhatikan alam, memerhatikan sampah, menjaga lingkungan, serta mengambil setiap pelajaran yang dapat dipetik.

Perjalanan kali ini kita akan menuju sebuah bukit di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Sebuah puncak hijau, puncak yang memiliki 1 pohon dan hamparan rumput hijau di Jeneponto, tempat itu bernama Bukit Bulujaya Jeneponto. Dari Jembatan Kembar Gowa jaraknya 51 Kilometer, di tempuh dalam waktu 1 Jam 24 Menit menggunakan kendaraan roda 2, 1 Jam 35 Menit menggunakan kendaraan roda 4.







Bukit Bulujaya Jeneponto menyajikan pemandangan padang rumput hijau, rumah-rumah warga, pohon tinggi maupun rerumputan, angin berhembus kencang dan menyegarkan di bukit ini, bahkan laut pun terlihat dari puncak ini. Mantapkan langkahmu, dalam menjelajah, jelajahi alam Indonesia yang indah ini, jaga lingkungan dan alam kita dengan sepenuh hati, jangan betah dirumah. Mantapkan langkahmu di Bukit Bulujaya Jeneponto, ayo ke Jeneponto! Ayo ke Sulsel!







Oleh : Mohamad Khaidir

TIM A