Monday, January 20, 2020

5 Tips Melintasi dan Mendaki Air Terjun!

Hai para petualang, hai para penjelajah, bagi kamu yang ingin berpetualang atau menjelajah sebuah air terjun, berikut beberapa tips menarik untuk kita ketahui bersama.

Tips yang pertama adalah siapkan mentalmu sebaik mungkin sebelum mendaki atau melintasi sebuah air terjun, siapkan mentalmu akan dinginnya air, akan cadasnya bebatuan, akan derasnya aliran air, dan betapa kita akan terpukau tetapi harus tetap fokus ketika menikmati keindahan sebuah air terjun.



Tips yang kedua, siapkan perlengkapan terbaik yang bisa kita siapkan. Gunakan sandal gunung yang anti selip, dan stabil berpijak meski dalam keadaan basah, agar tubuh tetap seimbang saat melintasi air terjun, bahkan bila perlu segala perlengkapan sangat membantu kita ketika keadaan memaksa harus berenang melintasi air terjun.




Tips ketiga, pastikan air terjun yang dilintasi atau dijelajahi pernah juga dilintasi sebelumnya, sehingga akan ada orang yang ahli atau pernah melintas untuk membimbing kita, semacam instruktur yang memberi arahan ketika kita melintasi air terjun.





Tips keempat, pakaian yang kita gunakan adalah pakaian yang siap basah. Mau tidak mau, suka tidak suka, yang kita lintasi adalah air terjun, maka harus siap basah seluruh badan, jangan lupa antisipasi berbagai barang elektronik agar tidak masuk air.

Tips kelima, jangan lupa berdoa dan berniat terbaik dalam petualangan kita, dalam jalan-jalan produktif kita, niatkan untuk menikmati keindahan alam, memuja-muji Sang Pencipta, betapa kita adalah HambaNya yang hendak mencari RidhaNya.

Demikian 5 tips yang dapat membantu kita melakukan petualangan di air terjun, menjelajahi dan melintasi air terjun, menikmati keindahan alam Indonesia, semoga bermanfaat.

Oleh : Mohamad Khaidir

Sunday, January 19, 2020

Generasi Peredam

Serial Sang Penjelajah Arus (10)

Sebuah kisah nyata yang terjadi di Kampung halaman, kisah tentang beberapa Siswa, yang menjadi Korban karena tidak sehatnya iklim belajar mengajar di sebuah institusi pendidikan. Dari beberapa Siswa ini, kira-kira ada dua orang Siswa yang kemudian menginspirasi penulis untuk menceritakan kembali kisah ini. Dua Siswa di kampung Halaman ini sudah terbiasa dengan kata-kata kotor, makian, dan cacian. Bagaimana tidak, teman-teman sebayanya tak segan-segan menghiasi percakapan sehari-hari dengan cacian, makian, dan kata-kata tak pantas, tampak menyedihkan bukan kisah ini? Ya, memang seperti itulah kisah kali ini, Adir pun mengetahui kisah ini. Setiap hari berinteraksi dengan orang-orang berwajah suram, tak pandang bulu mencaci maki sambil tertawa-tawa, bahkan terpingkal-pingkal. Seperti tanpa akhlak dan Etika, kedua Siswa tadi yang terceritakan di awal harus menghadapi hari-hari yang kelam dengan lingkungan orang-orang negatif. Aaah, apa yang ada dalam benak kedua Siswa tadi ya? Uniknya kedua Siswa di kampung Halaman ini memutuskan untuk tidak terpengaruh, berupaya sedapat mungkin tidak menjadikan cacian, makian, serta kata-kata tak pantas aktifitas sehari-hari. Sungguh amat berat komitmen ini, sungguh amat sangat berat, ibarat sedang menantang arus, bukan menjelajah arus. Tentu saja konsekuensi logis nya adalah, kedua Siswa dalam kisah nyata ini pasti akan menjadi Korban bully-an teman-teman sebayanya, ooh sungguh malang. Betapa menjadi asing itu sungguh tak enak rasanya, tetapi itulah jalan yang di pilih oleh kedua Siswa tadi. Kedua Siswa dalam kisah nyata ini tak disangka begitu Tangguh, Tangguh dalam hal mental, meskipun setiap hari menerima kata-kata yang tak pantas, mereka tetap paadaa prinsipnya untuk tak terpengaruh, berupaya sekuat tenaga agar tak mendapat pengaruh negatif. Kata-kata yang mereka keluarkan Tetaplah kata-kata yang santun, kata-kata yang baik, sangat menghargai Lawan bicara. Pernahkah mereka berdua menangis? Sering, sering kedua orang ini mendapat perlakuan tak pantas dari lingkungan yang boleh di bilang penuh dengan aura negatif. Generasi peredam, begitulah sebutan bagi mereka, meredam segala benturan-benturan serta bentakan-bentakan negatif lalu mengeluarkannya dalam bentuk positif, meredam segala caci maki lalu menjadikannya kata-kata santun nan indah, meredam segala bentuk perlakuan tak pantas serta bersabar atasnya lalu tetap berperilaku baik kepada sesama, inilah mereka generasi peredam! Kisah mereka ini cukup legendaris di kalangan teman-teman setingkatnya, seolah-olah mereka meredam segala keburukan yang terjadi lalu tetap berbuat baik dan berbuat yang terbaik, meski berat untuk menjalaninya, kisah generasi peredam juga Turut menghiasi kisah-kisah dalam buku ini sebagai wujud refleksi perenungan yang mendalam terhadap kondisi anak-anak sekolah zaman sekarang yang tak segan berbuat buruk dan tak menyesal. Inilah kisah generasi peredam, mereka yang terus bersabar dan terus bersabar sambil menyimpan keyakinan dalam hati bahwa suatu saat mereka akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki aura positif serta bersemangat untuk mengubah kelamnya setiap kisah, tentu tak mudah untuk mengubahnya, maka perlu orang-orang dalam jumlah yang banyak, generasi peredam yakin suatu saat mereka akan dipertemukan dalam bingkai perjuangan yang sama. Kelak harapan ini akan menjadi Kenyataan dan melejitkan potensi anak-anak generasi peredam. Kisah ini dituliskan kembali agar dunia tahu, agar orang-orang tahu, bisa mengambil pelajaran serta hikmah yang berlapis-lapis di dalamnya, agar kisah ini tak perlu terulang lagi, berikanlah salam kepada mereka jika kita bertemu dengannya, sampaikan rasa Salut dan jabat tangannya erat-erat lalu dengarkan ide-ide besar serta Gagasan tanpa batas mereka, penyerap informasi dan ilmu terbaik, bukan sekedar. Meresap tetapi juga ada proses penetrasi di dalamnya. Elaborasi ide-ide Brilian tentang membangun dan memberdayakan, nantinya bisa searah dengan semangat kolaboatif dan kontributif para Aktifis peradaban. Generasi Peredam, punya rekayasa-rekayasa menarik dalam rencana kehidupan, tetapi tetap yakin rencana Allah yang terbaik. Pikirannya melintasi zaman dan peradaban, menggali hikmah sebagai bahan renungan. Fisiknya pun demikian, melanglang-buana melintasi berbagai Provinsi dan Negeri, mengarumkan nama bangsa. Generasi peredam seolah-olah menyerap dentuman-dentuman, Mencerap benturn-benturan peradaban, bisakah ia? Tentu tak bisa sendirian, sebab ummat ini butuh sekelompok orang, miripkah generasi peredam dengan generasi pemikul beban? Ya, sangat mirip, mengubah tantangan menjadi peluang adalah titik tolaknya, merekalah anak-anak Generasi Peredam, yang suatu saat akan mengubah dunia, inilah mereka Generasi Peredam!

Oleh : Mohamad Khaidir

Saturday, January 18, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (48)

Angin pantai berhembus dengan sempurna, menyelusup ke dalam sel-sel kulit para pekerja teknis di pelabuhan, yang berhadapan langsung dengan peti-peti kemas, yang berhadapan langsung dengan mesin-mesin kapal, yang berhadapan langsung dengan industri transportasi kelautan, angin tersebut menimbulkan kesejukan yang khas, membuat kondisi tubuh menjadi santai, dan terkadang kita dapat mengeluarkan potensi terbaik pada diri kita dalam keadaan santai. Angin pantai terus berhembus, membelai sebuah masjid di pinggir pantai, dekat Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Masjid Darussalam Makassar namanya.

Sang pemuda 1000 masjid berkesempatan melihat masjid ini, melihat kondisinya, melihat posisinya. Sangat strategis di dekat Pelabuhan kebanggaan Kota Makassar Sulawesi Selatan. Tentu para karyawan, wirausaha, pegawai, yang berada di sekitar Pelabuhan dan dekat dengan masjid ini akan mengunjungi masjid ini setiap hari. Masjid Darussalam Makassar, di dominasi oleh warna krem, atapnya berwarna merah terbuat dari genteng, kubah utamanya berbentuk limas mengikuti dengan bentuk atap dan satu kubah puncak berwarna silver. Kubah pendukung juga berwarna silver, dengan sedikit warna hijau dan kuning, terletak di bagian kanan dan kiri menyatu dengan bangunan masjid, lalu satu menara yang tinggi dan indah berdiri sebagai penanda.


Masjid Darussalam Makassar, bersama angin pantai, memberikan kesejukan lahir dan batin. Tempat yang nyaman untuk beristirahat sejenak, meski terdapat rambu dilarang parkir, orang-orang tetap memarkirkan kendaraan saking banyaknya orang-orang yang singgah sejenak di masjid ini, masjid yang berhasil menjadi tempat favorit masyarakat sekitar. Perjalanan pemuda 1000 masjid masih akan berlanjut, mari kita ikuti bersama, ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

Friday, January 17, 2020

Penemuan Lepas Landas dan 5 Kilometer

Serial Sang Penjelajah Arus (9)

Langit sepanjang pekan ini nampak cerah dan sangat biru. Langit sepanjang pekan ini juga menjadi bahan renungan terfavorit, Adir menengadah ke atas untuk melakukan renungan-renungan Inspiratif. Sampai terbersit pikiran dimanakah Adir akan pergi bila ia ingin menghidupkan tradisi membaca yang sudah sering dilakukan sewaktu di kampung Halaman? Ia harus segera mencari tempat-tempat agar bisa melanjutkan Hobi produktif tersebut. Terlintas didalam benak untuk mencari toko-toko Buku dan pusat perbelanjaan yang mempunyai toko buku lengkap. Jalanan seperti biasa sangat ramai, kendaraan lalu lalang di jalan Poros seperti tanpa henti dan tiada putus. Untuk menyeberang jalan memang dibutuhkan keberanian, karena banyaknya kendaraan yang lalu lalang. Untuk menuju toko buku yang hendak dituju, cukup sekali naik mobil angkot berwarna merah atau berwarna biru. Toko buku yang dituju terlihat dari jalan Poros, dengan posisi yang masuk agak kedalam, setelah trotoar dan lahan parkir yang cukup luas. Sebagai penanda, di bagian kiri jalan terdapat training centre dan Fakultas Kedokteran salah satu Universitas Islam Negeri terkemuka di Kota rantau, begitu megah dan bergaya Arsitektur Khas Eropa. Bukan berarti Universitas Islam Negeri tersebut pro terhadap Eropa, tetapi memang tidak bisa kita pungkiri orang-orang Eropalah yang kemudian membuat berbagai penemuan dapat 'lepas landas'. Penemuan teknologi robot memang dari kalangan Kaum Muslimin, yaitu Ismail Al-Jazary. Tetapi Teknologi tersebut tidak berarti apa-apa bagi kaum Muslimin sebab di zaman itu prasyarat kondisi yang tek begitu mendukung teknologi. Kaum Muslimin di Masa Kekhalifahan Utsmani tengah menikmati puncak peradaban Islam sehingga cenderung konsumtif, sebagian besar masyarakat adalah Muslimm Kosmopolitan alias Muslim Kelas menengah ke atas, "lantas, untuk apa penemuan Al-Jazary? Apa pentingnya bagiku?", begitulah kira-kira yang akan di katakan para Muslim Kosmopolitan yang hidup di masa Dinasti Utsmani. Sementara penemuan Al-Jazary yang merupakan cikal bakal robot, cikal bakal mesin uap, begitu penting bagi orang-orang Eropa. Penemuan ini menjadi 'lepas landas' di Eropa karena prasyarat kondisi sosial di Eropa saat itu sangat mendukung perkembangan penemuan tersebut. Alhasil, kita bisa lihat perjalanan sejarah bahwa yang mengawali revolusi Industri adalah Prancis, dan dengan segera terduplikasi pada orang-orang Eropa yang lain. Ketika mesin uap mampu menggerakkan Kereta barang, mampu memproduksi sendok, mampu memproduksi sepatu, dan perkakas lainnya, Eropa memimpin dari aspek Industri dan teknologi. Mungkin dari sinilah kita sebagai Muslim pun tak ada salahnya mengambil hikmah-hikmah dari kemajuan teknologi yang di pelopori oleh bangsa-bangsa Barat. Mungkin ini juga yang mengilhami Universitas Islam Negeri di Kota rantau membangun gedungnya sedikit bergaya Khas Eropa, mungkin juga bisa meniru semangatnya untuk memimpin kemajuan teknologi, agar bisa di duplikasi dan di kembangkan untuk kemajuan serta kepentingan Ummat Islam. Di depan Gedung Kebanggaan Universitas Islam Negeri Kota rantau ini tampak jejeran ruko, dan di bagian tengahnya-sedikit kekanan lebih tepatnya, berdiri sebuah toko buku sederhana dengan koleksi buku yang cukup lengkap. Mulai dari buku-buku fiksi, non-fiksi, hukum, sejarah, politik, Motivasi, pernikahan, dan berbagai tema penting lainnya memenuhi rak-rak sederhana di toko buku itu. Adir memasukinya dan 'woooow', selamat datang di jendela ilmu pengetahuan, selamat melahap lembaran-lembaran Inspirasi, selamat membaca motivasi-motivasi, selamat menyerap pemikiran-pemikiran lalu menyaringnya, yang terpenting selamat mendekati sumber-sumber ilmu! Kampus Biru Kota Rantau begitu memukau dengan Gedung tingginya, yang konon merupakan hotel unit usaha kampus, terkonfirmasi kebenarannya saat Adir menjadi salah seorang panitia kegiatan pelatihan di kampus biru. Tak jauh dari Kampus biru ada pertigaan yang belokannya mengarah ke arah Utara, jalannya sempit dan tidak dilandasi dengan aspal, melainkan dengan beton berlapis. Bagi pengendara mobil harus berhati-hati bila ada pejalan kaki atau kendaraan bertemu dua arah, harus melewatinya secara perlahan dan sebaiknya mengalah agar lalu lintas tetap lancar. Tak jauh dari pertigaan, mungkin sekitar 500 meter ke arah Utara ada sebuah ruko yang digunakan oleh para Aktifis untuk menjalankan Aktifitas rutin, yaitu diskusi, bertemu, membincangkan persoalan ummat, dan isu-isu kekinian, serta persoalan kebangsaan. Satu pesan masuk di handphone sederhana milik Adir yang isinya adalah mengundangnya untuk Turut juga menghadiri pertemuan di tempat tersebut. Ini kesempatan yang sangat baik untuk bertemu orang-orang sevisi, orang-orang yang berpikiran positif, orang-orang optimis yang terus bergerak dan berjuang menuju tujuannya melampaui batas-batas Individualisme, ini adalah kesempatan emas! Segera saja Adir meluncur menuju lokasi dengan harapan semoga menemukan ruko tersebut dengan mudah. Berjalan kaki dari kampus biru menuju lokasi cukup melelahkan, mengingat jaraknya yang lumayan jauh, sekitar 5 Kilometer. Tapi langkah tak boleh berputus asa, langkah harus mulai diayun, kaki harus segera bergerak, memapah harapan, bergerak dengan optimis dan dengan seluruh tenaga yang ada. Berkeringat tak jadi masalah, panas pun tak jadi masalah, lingkungan akan membentuk seseorang, sebab lingkungan punya pengaruh besar dalam pembentukan karakter. Seperti apa engkau 5 tahun ke depan adalah dengan siapa engkau bergaul dan buku apa yang kau baca. Kira-kira itulah yang menjadi semacam rambu-rambu bagi seorang perantau seperti Adir. Berkumpul bersama orang-orang positif akan memberikan dampak positif baginya. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat tinggi akan menularkan sepercik semangat pula bagi dirinya. Berkumpul dengan orang-orang Visioner akan membuat diri kita menjadi orang yang Visioner. Benar saja, sesampainya di lokasi, orang-orang ini adalah Komunitas kecil yang memimpikan Komunitas Muslim Universal, visinya jauh menempuh batas-batas realitas, dan malam itu adalah agenda meretas kembali jejak-jejak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat itu memang sedang pemutaran film sejarah di bioskop-bioskop pusat perbelanjaan kota rantau. Dan pada saat itu sedang pemutaran film berjudul "H.O.S Tjokroaminoto", sebuah film yang di rekomendasikan oleh para penikmat sejarah. Malam itu menjadi malam yang begitu nikmat, menikmati Alur sejarah pergerakan Nasional pra-kemerdekaan Indonesia, dimana Tjokroaminoto menjadi tokoh utamanya. Dari sepak terjangnya mendirikan Sarikat Dagang Islam, kemudian menjadi Sarikat Islam, hingga peran sang guru bangsa ini meng-kader para calon pemimpin bangsa Indonesia masa depan di rumah sederhananya. "Setinggi-tinggi Ilmu, Semurni-murni Tauhid, sepintar-pintar siasat", satu quotes dari Beliau sebagai pengungkit semangat untuk terus mencari ilmu, tetap mengokohkan Aqidah, dan semangat untuk terus berjuang serta bersiasat demi kemaslahatan Ummat. Memang benar kata orang-orang, tak rugi bila berkumpul dengan orang-orang yang bersemangat belajar dan berjuang!

Oleh : Mohamad Khaidir

Thursday, January 16, 2020

Ayo ke Celebes Canyon Barru!

Berpetualang bersama teman-teman atau sahabat tentu memiliki keseruan tersendiri saat menjalaninya, setiap perjalanan akan betul-betul kita nikmati sambil mengobrol, bercanda, dan saling berbincang-bincang serta berfoto-foto. Jalan-jalan produktif kita kali ini adalah Celebes Canyon Barru Sulawesi Selatan! Sebuah tempat wisata yang sedang terus berbenah, baik pemerintah setempat maupun warga masyarakat sekitar terus mengondisikannya menjadi daerah siap wisata.

Celebes Canyon, sepintas seperti nama sebuah daerah di luar negeri, tepatnya di Benua Amerika, terdengar mirip dengan Grand Canyon. Celebes Canyon adalah tempat wisata yang menyajikan kesegaran udara, bunyi air deras yang mengalir, bunyi air deras ini konon bisa menjadi terapi. Menuju ke Celebes Canyon kita harus melewati sebuah jalan yang telah di benahi, melewati sawah, membelah hutan, menikmati keindahan alam. 




Setibanya di Celebes Canyon, engkau bisa menikmatinya dengan berenang sesuka hati, jangan lupa mengabadikan momen indahmu disini, sebab keindahan Celebes Canyon sangat khas, dan jangan lupa membawa pakaian renang atau pakaian ganti. Buat kamu para petualang, para penjelajah, ajak teman-temanmu, ajak sahabat dekatmu, untuk berpetualang menuju Celebes Canyon Barru Sulawesi Selatan, Ayo ke Barru! Ayo ke Sulsel!



Oleh : Mohamad Khaidir

Wednesday, January 15, 2020

Era Disruptif

Serial Sang Penjelajah Arus (8)

Hari berganti hari, memberikan pelajaran bagi orang-orang yang maau mengambil pelajaran, betapa pentingnya menjadi pribadi yang berpikiran terbuka (open minded). Berpikiran terbuka tidak mesti menghilangkan filter pada pikiran kita, tidak mesti juga menganggap bahwa akal adalah segalanya, apalagi bila menganggap akal adalah satu-satunya alat ukur suatu kebenaran. Bagi Adir pribadi, cukup dengan menjadi pribadi yang rendah hati dan terus mau untuk belajar maka diri kita bisa di kategorikan seebagai pribadi yang berpikiran terbuka. Dahulu Kekhilfahan Utsmani di Turki mengalami kemandegan generasi karena mulai merasa aman, tenteram, dan nyaman karena tengah di puncak peradabannya, mereka bisa di katakan adalah salah satu kekuatan adidaya di zaman itu. Istambul, Ibu Kota Kekhalifahan Utsmani adalah Kota yang sangat terbuka dari sisi perdagangan, sistem, maupun pemikiran. Tetapi sesungguhnya para Sultan penerus Muhammad Al-Fatih belum mempersiapkan situasi dan kondisi tersebut, bahkan belum begitu sempurna menyiapkan perangkat sistem serta sarana prasarana yang di butuhkan untuk menunjang Kekhalifahan ini benar-benar menjadi Rahmatan lil'alamin dalam Konteks yang sebenarnya. Mereka kedatangan tamu-tamu dari Eropa dengan Inovasi dan cita rasa seni yang luar biasa. Orang-orang ini datang dari Venesia, Florence, dan sekitarnya, memang saat itu orang-orang Italia tengah berada pada puncak peradaban seni yang tinggi. Orang-orang Italia ini datang membeli bahan baku, dan mencoba masuk ke dalam sistem ekonomi yang cukup ketat di dalam Kekhalifahan Utsmani. Apakah orang-orang Italia ini adalah penyebab kehancuran kekhalifahan Utsmani? Adir secara pribadi merasa bukan, mungkin Orang-orang Italia ini datang pada saat Orang-orang Turki Utsmani baru saja menikmati puncak kejayaannya lalu seperti gelombang sejarah pada umumnya, setelah puncak kejayaan peradaban kekhalifahan mengalami penuaan dan penurunan. Ini adalah konsekuensi dari zaman yang terus berubah, sebab perubahan akan terus terjadi. Juga merupakan konsekuensi dari Terbukanya pikiran orang-orang untuk menerima arus perubahan yang kaya akan inovasi dan kreatifitas. Apakah menjadi orang-orang yang open minded merupakan masalah? Boleh jadi ya, boleh jadi tidak, tinggal cara pandang kita saja memandangnya secara objektif. Rhenald Khasali yang terinspirasi oleh teori dari Christensen mengatakan bahwa kita tengah hidup di Era Disruptif. Segala sesuatu berubah begitu cepat, para incumbent yang enggan untuk berubah dan bertahan pada cara-cara lama akan menghadapi arus serta gelombang tak tertahankan. Era disruptif dengan keunggulan Konsep sharing economy membuat para pelaku usaha berpuluh-puluh tahun serta yang sudah mapan dalam hal branding terkejut dengan kemunculan pelaku usaha pendatang baru yang tak terdeteksi oleh survey dan statistik. Mereka adalah para pesaing tak terlihat yang menciptakan pasar sendiri merebut konsumen di pasar-pasar yang sudah ada dengan cara yang etis, sebab mereka menawarkan kemudahan, berorientasi pada pelayanan, serta memiliki harga yang lebih terjangkau di bawa harga pasar. Adir harus menyiapkan diri menghadapi Era ini, selamat datang di Era Disruptif!

Oleh : Mohamad Khaidir

Tuesday, January 14, 2020

Sang Pemuda 1000 Masjid (47)

Perjalanan pemuda 1000 masjid kali ini adalah sebuah masjid di Kota Palu Sulawesi Tengah, sebuah masjid yang berada di tengah kota, masuk dalam kompleks sebuah sekolah negeri, merupakan masjid sekolah pada saat yang sama juga adalah masjid tempat beribadah masyarakat sekitar masjid. Masjid tersebut adalah Masjid MAN 2 Model Kota Palu, terletak di Jalan Muhammad Thamrin. Sebuah tempat yang juga memiliki kesan bagi sang pemuda 1000 masjid, saat masih aktif sebagai pengurus Organisasi Kemahasiswaan, Unit Kegiatan Fakultas.


Masjid MAN 2 Model Kota Palu adalah masjid yang juga terbuka terhadap kegiatan-kegiatan islami, apapun organisasinya. Sungguh pengurus masjid ini adalah orang-orang yang sangat inklusif dan ramah kepada orang-orang atau organisasi-organisasi yang hendak memakmurkan masjid ini. Bahkan bila kegiatannya adalag kegiatan bermalam di masjid, pengurus masjid pun sangat terbuka dan menerima, sungguh masjid yang penulis rekomendasikan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan besar.


Masjid MAN 2 Model Kota Palu pun memiliki Taman Pengajian Al-Qur'an yang setiap sore di ramaikan oleh para santri-santri cilik. Dari aspek pengembangan SDM, pelatihan, pengembangan diri, keterbukaan, keramahan pengurus, strategisnya lokasi, Masjid MAN 2 Model Kota Palu adalah masjid yang unggul. Lantas, engkau masih enggan melangkahkan kakimu ke masjid ? Ayo ke masjid!

Oleh : Mohamad Khaidir

TENTANG CYBER WAR

Artificial intelegent dan kemajuan teknologi mengubah wajah dunia! Apalagi jika suatu negara sangat memperhitungkan bioteknologi yang mutakh...